Anda di halaman 1dari 13

PENELITIAN

BABY BLUES
PEMBIMBING
dr. Yoseph Aman Budi, Sp. OG
OLEH
Naufal Rahman Tejokusumo
2015730101
PENDAHULUAN

Baby blues dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efek ringan yang
tampak dalam minggu pertama persalinan. Baby blues dapat terjadi sejak hari
pertama pasca persalinan atau fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari
ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu
pasca persalinan.

Gejala baby blues yang paling wajar adalah perasaan sedih, mudah lelah dan
amat peka secara emosional
Baby blues dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Faktor internal dapat disebabkan antara lain faktor
fluktuasi hormonal. Parry mengatakan bahwa: 1) hormon estrogen, meningkat
selama kehamilan, dan menurun saat melahirkan, menyebabkan depresi; 2)
hormon endorfrin yaitu hormon yang dapat memicu perasaan senang dan
bahagia pada saat melahirkan menurun, berkontribusi terhadap kejadian
depresi,3) hormon tiroid, mengalami ketidak stabilan setelah melahirkan
membuat ibu kurang bergairah.
Angka kejadian baby blues di Asia cukup tinggi dan bervariasi antara
26-85%. Di Indonesia menurut Hidayat angka baby blues yaitu 50-70%.
Penelitian terkait baby blues penting dilakukan karena gangguan baby blues
masih dianggap wajar sehingga seringkali terabaikan dan tidak tertangani
dengan baik.
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif


dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di RSUD Sekarwangi
Kabupaten Sukabumi pada 27 Mei – 16 Juni 2019. Populasi sampel penelitian
berjumlah 50 responden.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan,
status pekerjaan, proses persalinan, dan paritas responden. Distribusi
karakteristik responden penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Karakteristik Responden n Persen (%)


Umur
15-20 5 10
21-25 16 32
26-30 12 24
31-35 10 20
>35 7 14
Tingkat Pendidikan
Tidak tamat SD 6 12
SD/sederajat 15 30
SMP/sederajat 18 36
SMA/sederajat 7 14
Perguruan tinggi 4 8
Status Pekerjaan
Bekerja 15 30
Tidak Bekerja 35 70
Proses Persalinan
Normal 32 64
Sectio Caesarea 18 36
Paritas
Primipara 22 44
Multipara 28 56
Kejadian Baby Blues

Baby blues merupakan gangguan emosional pasca melahirkan, paling lama berlangsung
hingga dua minggu setelah kelahiran dan biasanya memburuk pada hari ketiga hingga
kelima. Berikut ini distribusi frekuensi kejadian baby blues responden yaitu:

Kejadian Baby Blues N Persen (%)

Tidak baby blues 19 38

Baby blues 31 62

Jumlah 50 100
Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Baby Blues

Analisis hubungan antara paritas dengan kejadian baby blues


Diperoleh hasil:

Jumlah p-value

Paritas Tidak Baby Baby OR (95%CI)


Blues Blues

n % n %

Primipara 5 22,7 17 77,3 22 0,045 0,294 (0,085-


1,019)

Multipara 14 50 14 50 28
Hubungan Antara Proses Persalinan dengan Kejadian Baby Blues

Analisis hubungan antara proses persalinan dengan kejadian baby blues. Hasil
dari analisis tersebut yakni:

Proses Tidak Baby Blues Baby Blues Jumlah p-value OR


Persalinan (95%Cl)

n % n %

Normal 14 51,9 13 48,1 27

Sectio caesarea 5 21,7 18 78,3 23 0,028 3,877 (1,116-

13,473)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwamayoritas responden berumur


21- 25 tahun. Usia aman untuk kehamilan dan persalinan dalam kurun
reproduksi sehat adalah rentang 20 hingga 35 tahun, sehingga dapat
disimpulkan mayoritas responden berdasarkan umur berada pada kategori
aman untuk hamil dan persalinan.
Analisis hubungan antara proses persalinan dengan kejadian baby blues didapatkan
hasil bahwa mayoritas responden yang mengalami baby blues adalah responden dengan
proses persalinan secara Sectio caesarea. Analisis hubungan antara paritas dengan
kejadian baby blues didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden yang mengalami
baby blues adalah responden dengan paritas primipara atau responden yang baru
pertama kali melahirkan.
SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat


disimpulkan bahwa responden penelitian mayoritas berumur 21-25 tahun, tingkat
pendidikan terakhir SMP sederajat, tidak bekerja, proses persalinan secara Sectio
caesarea dan status paritas primipara, responden mayoritas mengalami baby blues.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara proses persalinan dengan
kejadian baby blues pada ibu pasca melahirkan di RSUD Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan
kejadian baby blues pada ibu pasca melahirkan di RSUD Sekarwangi
Kabupaten Sukabumi, dan ibu primipara berisiko lebih besar untuk mengalami
baby blues dari pada ibu multipara. Ibu primipara lebih rentan mengalami
baby blues berkaitan dengan kurangnya pengalaman dalam menjalankan
peran barunya sebagai ibu.

Anda mungkin juga menyukai