M.REZA RESTU FAUZI MARGOLANG (140100002) REINA TARIHORAN ( 140100015) 1. Fase hematoma Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar dan di dalam fraktur. Tulang pada permukaan fraktur, yang tidak mendapat persediaan darah, akan mati sepanjang 1 atau 2 mm. 2. Fase inflamasi dan proliferasi seluler. Dalam 8 jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi sel di bawah periosteum dan di dalam saluran medula yang tertembus. Ujung fragmen dikelilingi oleh jaringan sel, yang menghubungkan tempat fraktur. Hematoma yang membeku perlahan- lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke dalam daerah itu. 3. Fase pembentukan kalus. Sel yang berkembangbiak memiliki potensi kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan dalam beberapa keadaan juga akan membentuk kartilago. Sementara tulang fibrosa yang imatur (atau anyaman tulang) menjadi lebih padat, gerakan pada tempat fraktur semakin berkurang dan pada 4 minggu setelah cedera fraktur menyatu. 4. Fase konsolidasi. Bila aktivitas osteoklastik dan osteoblastik berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi tulang lamelar. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk membawa beban yang normal. 5. Fase remodeling Pada tahap akhir penyembuhan tulang akan terbentuk "lamellar bone" dari "woven bone" yang sudah terbentuk pada fase sebelumnya, disertai dengan resorpsi kallus yang tidak diperlukan. Proses remodelling ini berlangsung bertahun-tahun, lama setelah pasien memperoleh kembali fungsi yang normal dan secara radiologis sudah tampak "union" yang lengkap dan terjadi pada periosteum, endosteum, tulang kortikal dan trabeculae. PROGNOSIS Pada umumnya fraktur femur lebih besar / sering di derita oleh laki-laki dewasa dan laki-laki muda / pada pria dari apada kaum wanita karena faktor aktivitas yang lebih cenderung. Dan biasanya untuk laki-laki dewasa di akibatkan oleh adanya kecelakan / trauma lansung seperti kecelakan pada kendaraan bermotor / karena adanya benturan yang keras / jatuh dari ketinggian. Kemudian fraktur ( femur ) biasanya juga di alami oleh kaum gerontik karena faktor patologik.