Nasopharyng :
- Saluran nafas
- Ventilasi telinga tengah
- Saluran drainase
- Resonasi suara
Faringitis kronis
Radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma
terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.
Klasifikasi dan etiologi faringitis akut
• Virus :
• Bakteri :
1. Influenza virus
2. Parainfluenza virus 1. Group A Beta Hemolytic
3. Coronavirus Streptococcus (GABHS)
4. Coxsackie viruses A dan B 2. Group C Beta Hemolytic
5. Cytomegalovirus Streptococcus
6. Adenovirus 3. Neisseria gonorrhoeae
7. Epstein Barr Virus (EBV) 4. Corynebacterium diphtheria
8. Infeksi Human Immunodeficiency 5. Arcanobacterium haemolyticum.
virus (HIV).
Streptococcus merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk coccus dan tersusun seperti rantai. Bakteri ini
memfermentasi karbohidrat, nonmotil, tidak membentuk spora, dan bersifat katalase-negatif. Pada umumnya
Streptococcus merupakan bakteri anaerob yang membutuhkan medium agar darah untuk berkembang biak.
• SBHGA merupakan bakteri komensal pada tenggorokan manusia. Selain itu terdapat Streptococcus alpha-hemolyticus,
Staphylococcus aureus, dan Neisseria sp. Sebanyak kurang dari 10 % manusia memiliki bakteri ini sebagai bakteri
komensal saluran nafas atas.
• Prevalensi SBHGA di saluran nafas atas pada anak-anak sekolah yang sehat adalah sebesar 10-35% dan paling tinggi
pada anak usia 3-15 tahun.
Faringitis fungal
Dapat terjadi pada semua umur, sering pada anak usia 5-15 tahun dan jarang pada anak usia di bawah 3
tahun, insiden meningkat seiring bertambahnya usia, mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun dan berlanjut
hingga dewasa.
Diperkirakan sebanyak 15 juta kasus faringitis didiagnosis setiap tahunnya di Amerika Serikat, 15-30% pada
anak usia sekolah dan 10% diderita oleh dewasa serta 20-30% kasus disebabkan oleh SBHGA.
Faringitis tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Masa infeksi SBHGA terjadi di musim dingin dan awal musim
semi di daerah beriklim sedang, di daerah beriklim tropis seperti Indonesia insiden tertinggi terjadi pada
musim hujan.
Sign dan symptom
Kuman akan menginfiltrasi lapisan epitel lalu mengikis epitel sehingga jaringan limfoid
superfisial bereaksi
Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring
akibat sekresi nasal.
Diagnosis klinis
1. Anamnesis
mengeluhkan lemas, anorexia, demam, suara serak, kaku dan sakit pada otot leher.
b. Faringitis bakterial, biasanya pasien mengeluhkan nyeri kepala hebat, muntah, kadang disertai demam dengan suhu
yang tinggi dan jarang disertai batuk.
Untuk mencapai hasil yang akurat, pangambilan apus tenggorok dilakukan pada daerah tonsil dan dinding faring
posterior. Spesimen diinokulasi pada agar darah dan ditanami disk antibiotik.
Kultur tenggorok sangat penting bagi penderita yang lebih dari sepuluh hari.
2. Uji cepat untuk mendeteksi antigen streptokokus grup A atau rapid antigen detection test (RADT)
yang telah tersedia saat ini mempunyai spesifisitas tinggi (>95%) dengan sensitivitas dilaporkan
bervariasi (70-90%).
Pemeriksaan RADT mempunyai keuntungan yaitu hasilnya dapat diketahui dalam waktu cepat, praktis
dan murah. Beberapa rekomendasi menyatakan RADT dapat dipakai untuk menggantikan biakan usap
tenggorok.
3. Sistem skoring yang dapat memprediksi kemungkinan infeksi streptokokus pada anak dan dewasa dengan
keluhan nyeri tenggorok. Sistem skoring dengan menggunakan gejala atau tanda yang akan meningkatkan
atau menurunkan kemungkinan pasien memiliki infeksi SBHGA.
Skoring Centor modifikasi ini telah direkomendasikan oleh beberapa guideline internasional dari Amerika
Serikat (ACP-ASIM), Inggris dan Skotlandia.
Pada penderita faringitis bertujuan agar terlaksana management cost effective, menghindari paparan
terhadap antibiotika yang berlebihan serta mencegah komplikasi baik akibat penyakit maupun akibat
pengobatan yang tidak perlu.
Skoring streptokokus berguna untuk menentukan pasien mana yang perlu diberikan antibiotika maupun
memerlukan pemeriksaan penunjang.
Satu poin diberikan untuk setiap kriteria ini:
- Tidak ada batuk
- Kelenjar getah bening membengkak atau kelenjar getah bening yang
nyeri bila disentuh
- Suhu tubuh lebih dari 38 °C (100,4 °F)
- Pus (nanah) atau pembengkakan tonsil (amandel)
- Usia kurang dari 15 tahun (dikurangi satu poin apabila orang tersebut
berusia lebih dari 44 tahun)
4. Dari pemeriksaan darah
Dijumpai jumlah sel darah putih meningkat dengan dominan neutrofil.
b. Oral sistemik
Anti virus metisoprinol (isoprenosine) dengan dosis 60−100 mg/kgBB dibagi dalam 4−6 kali pemberian/hari pada
orang dewasa dan pada anak kurang dari lima tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam 4−6 kali pemberian/hari.
Faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya SBHGA diberikan antibiotik yaitu penicillin G benzatin
50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama sepuluh hari dan pada
dewasa 3x500 mg selama 6−10 hari atau eritromisin 4x500 mg/hari.
Juga diberikan kortikosteroid deksametason 3x0,5 mg pada dewasa selama tiga hari dan pada anak-anak 0,01
mg/kgBB/hari dibagi tiga kali pemberian selama tiga hari.
Untuk pasien yang merasakan nyeri dapat diberikan asetaminofen, dosisnya kurang dari 1 tahun 60mg, 1-3tahun
60-120mg, 6-12 tahun 150-300mg, lebih dari 12 tahun 325mg- 650mg.
Konseling dan Edukasi :
1. Istirahat cukup
2. Minum air putih yang cukup
3. Berkumur dengan air yang hanga
4. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga teratur.
5. Berhenti merokok.
6. Menghindari makan-makanan yang dapat mengiritasi tenggorok.
7. Selalu menjaga kebersihan mulut.
8. Memberitahu keluarga untuk mencuci tangan secara teratur
Komplikasi
Keluhan utama :
Nyeri menelan
Riwayat Kehamilan
- selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit, tidak mengkonsumsi obat-obatan / jamu, kontrol kehamilan teratur
kebidan. Hamil cukup bulan.
Riwayat Kelahiran
- Anak pertama dari 2 bersaudara. Lahir spontan, ditolong bidan, saat lahir menangis kuat dengan berat badan 3200gr dan
panjang badan lahir 50cm.
Riwayat Makanan dan Minuman
- ASI : 0-1 tahun 8 bulan
- Buah : 1 tahun 8 bulan – sekarang
- Bubur susu : 1 tahun 8 bulan – sekarang
- Nasi Tim : 1 tahun 8 bulan – sekarang
- Nasi biasa : 1 tahun 8 bulan – sekarang, 3x sehari, sediki-sedikit.
- Anak diakui ibu memang malas makan nasi. Anak sering jajan minuman es/sirup yang dijual disekolah.
Riwayat Imunisasi
- BCG : 1 kali, 1 bulan
- DPT : 3 kali, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
- Polio : 3 kali, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
- Hepatitis B : 3 kali, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
- Campak : 9 bulan
- Kesan : Imunisasi dasar lengkap dan sesuai waktu
Riwayat tumbuh kembang
Perkembangan fisik
- Ketawa : 4bulan
- Miring : 4 bulan
- Berdiri : 9 bulan
- Berjalan : 1 tahun
Perkembangan Mental
- Isap jempol (-), gigit kuku (-), membangkang (-), aktif sekali (-)
Kesan : perkembangan fisik dan mental baik.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Sadar
TD : 100/70
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
T : 38,2 0c
BB : 34KG
TB : 144 cm
Status gizi : BB/TB2 = 34/1,442 = 16,5
Kesan : Gizi kurang
Pemeriksaan Sistemik
- Mata : kojungtiva tidak anemis, sclera tampak merah di kedua mata, pupil isokor, reflek cahaya +/+
- Mulut : Bibir dan mukosa kering, faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis tampak lesi putih, tampak perdarahan di
bawah lidah +/-, tampak stomatitis di apex lingue dan dorsum lingue +/+. Gigi terdapat banyak caries.
- Telinga : Membran timpani intake, hiperemis tidak ada, deformitas tidak ada.
- Hidung : Rhinore tidak ada, deformitas tidak ada.
Leher : Nyeri tekan disekitar KGB dextra
Paru : Simetris, retraksi tidak ada, sonor, vesikular pada kedua lapangan paru, ronkhi dan wheezing tidak ada.
Jantung : Batas jantung dalam batas normal, murmur tidak terdengar, gallop tidak terdengar.
Ektremitas : Akral hangat, CRT baik, edema tidak ada, ROM normal, tidak ada hiperemis.
Abdomen : Datar, BU normal, hepar/ lien tidak teraba. Nyeri epigastrium tidak ada.
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
DIAGNOSA BANDING
- Streptococal pharyngitis
- Low intake
Rawatan hari – 1 (24 Desember 2018)
Renacana terapi :
Ivfd kaen 3a 60cc/H
Iv taxegram 500mg tid
Iv dexamethason 10mg bid
Iv ranitidine 40mg bid
Iv paracetamol 350mg tid
Oral fg troches 1 tab hisap qid
Gargle tantum verde 4x/day (garg)
Cendo xytrol eye drop 2ttes ODS 4x/day
Diet : ML /MB sesuai keinginan
Oral hygiene
Rencana pemeriksaan :
Cek hematologi lengkap
Hasil :
HB : 13,10 g/dl LED : 40.00 mm/jam
HT : 39,30 % Leukosit : 14.00 10Ʌ3 µl
Trombosit : 363.00 10Ʌ3 µl Neutrofil : 72.00 %
eritrosit : 5.00 10Ʌ6 µl
Rawatan hari -2 (25 Desember 2018)
S : nyeri menelan, demam naik turun
O:
Mata : sclera tampak merah di kedua mata
Mulut : faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis tampak lesi putih, tampak perdarahan di bawah lidah +/-, tampak
stomatitis di apex lingue dan dorsum lingue +/+. Gigi terdapat banyak caries.
TD : 100/60
HR : 82x/menit
RR : 18x/menit
T : 37,6 0c
A: Sterptococal pharyngitis + low intake
P:
Ivfd kaen 3a 60cc/H
Iv taxegram 500mg tid
Iv dexamethason 10mg bid
Iv ranitidine 40mg bid
Iv paracetamol 350mg tid
Oral fg troches 1 tab hisap qid
Gargle tantum verde 4x/day (garg)
Cendo xytrol eye drop 2ttes ODS 4x/day
Diet : ML /MB sesuai keinginan
Oral hygiene
Apply ketricin oral base 4x/day
Rawatan hari-3 (26 Desember 2018)
S : nyeri tenggorokan, demam naik turun
O:
Mata : sclera tampak sedikit merah di kedua mata
Mulut : faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis tampak sedikit lesi putih, tampak perdarahan di bawah lidah +/-,
tampak stomatitis di apex lingue dan dorsum lingue +/+. Gigi terdapat banyak caries.
TD : 100/70
HR : 80x/menit
RR : 18x/menit
T : 37,0 0c
A: Sterptococal pharyngitis + low intake
P:
Ivfd kaen 3a 60cc/H
Iv taxegram 500mg tid
Iv dexamethason 10mg bid
Iv ranitidine 40mg bid
Iv paracetamol 350mg tid (PRN)
Oral fg troches 1 tab hisap qid
Gargle tantum verde 4x/day (garg)
Cendo xytrol eye drop 2ttes ODS 4x/day
Diet : ML /MB sesuai keinginan
Oral hygiene
Apply ketricin oral base 4x/day
Rawatan hari -4 (27 Desember 2018)
S : nyeri tenggorokan berkurang
Mata : sclera tampak sedikit merah di kedua mata
Mulut : faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis, tampak sedikit stomatitis di apex lingue dan dorsum lingue
+/+. Gigi terdapat banyak caries.
TD : 100/60
HR : 80x/menit
RR : 18x/menit
T : 36,0 0c
A: Sterptococal pharyngitis + low intake
P:
Ivfd kaen 3a 60cc/H
Iv taxegram 500mg tid
Iv dexamethason 10mg bid (STOP)
Iv ranitidine 40mg bid
Iv paracetamol 350mg tid (PRN)
Oral fg troches 1 tab hisap qid
Gargle tantum verde 4x/day (garg)
Cendo xytrol eye drop 2ttes ODS 4x/day
Diet : ML /MB sesuai keinginan
Oral hygiene
Apply ketricin oral base 4x/day
Rawatan hari -5 (28 Desember 2018)