Anda di halaman 1dari 35

Definisi :

 Distosia bahu adalah kegawatan obstetri di mana satu atau


kedua bahu bayi terjebak di atas pinggir panggul.
 Hal ini bisa menjadi distosia sepihak di mana bahu anterior
menjadi terjebak di atas simfisis pubis atau distosia bilateral
dimana kedua bahu terjebak di atas pinggir panggul
(Henderson & Macdonald, 1997; Coates, 2004).
 Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kelahiran
dimana traksi gentle tidak efektif dan diperlukan manuver
lain untuk mempercepat kelahiran (Hanretty, 2003).
 Kesimpulan : Distosia bahu adalah peristiwa dimana
tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah
kepala janin dilahirkan.
Insidensi
American College of Obstetrician and Gynecologist
(2002) menyatakan bahwa angka kejadian
distosia bahu bervariasi antara 0.6 – 1.4% dari
persalinan normal.
Menurut The Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists tahun 2005 : Insiden keseluruhan
adalah 2-3% dari kelahiran dengan; 48% kasus
terjadi pada bayi berat badan normal, 0,3% pada
bayi dengan berat 2500-4000gram, 5-7% pada
bayi dengan berat 4000-4500gram
Etiologi :

Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas


panggul, kegagalan bahu untuk “melipat” ke dalam
panggul (misal : pada makrosomia) disebabkan oleh
fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada
multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat
menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui
jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah
panggul setelah mengalami pemanjangan kala II
sebelah bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.
Diagnosa :
Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tetap
berada didekat vulva
Tidak terjadi gerakan/ restitusi spontan
Dagu tertarik dan menekan perineum
Turtle sign yaitu penarikan kembali kepala
terhadap perineum sehingga tampak masuk
kembali ke dalam vagina.
Tarikan pada kepala gagal melahirkan bahu
yang terperangkap dibelakang simfisis pubis.
Hindari 4P :

• Panic
• Pulling : menarik kepala bayi
• Pusshing : dorongan fundus
• Pivoting : angulasi kepala
HELPERR
Mnemonic HELPERR ditemukan oleh Life Support in
Obstetrics (ALSO 2004 dan American Academy for Family
Physicians (AAFP 2004) untuk menyediakan pendekatan
sistematis untuk mengelola keadaan darurat ini
• H = call for Help
• E = Evaluate for episiotomy
• L = Legs into McRoberts position
• P = Pressure (suprapubic)
• E = Enter the vagina
• R = Remove the posterior arm
• R = Roll the patient unto hands and knees
H = call for Help
Menginformasikan ibu dari situasi dan meminta bantuan untuk
memberitahu:
• Tambahan staf termasuk bidan yang bertugas dan bidan lain untuk
membantu manuver
• Tim obstetrik untuk bantuan manuver yang lebih rumit
• Neonatologist untuk resusitasi bayi
• Anaesthetist

E = Evaluate for episiotomy


Pertimbangkan jika episiotomi akan menyediakan ruang tambahan
untuk manuver. ini jarang sekali dilakukan pada prakteknya di
lapangan.
L = Legs into Mc Roberts position
• Asisten diperlukan untuk membantu melenturkan
pinggul ibu sehingga lutut dan paha fleksi
terhadap dada dan perutnya
• Efek dari posisi McRoberts :
 Melebarkan diameter anterior posterior panggul
 Fleksi tulang belakang janin
 Posisi ini efektif dalam lebih dari 40% kasus
distosia bahu
E = Enter the vagina
Manuver rubin
 Mengguncang bahu anak dari satu sisi ke sisi lain
dengan melakukan tekanan pada abdomen ibu
 Satu tangan kita yang sesuai dengan punggung anak
dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan pada
scapula depan anak.
 Seorang asisten membantu menekan bahu dari luar kea
rah bawah.
 Kadang – kadang jari telunjuk dapat dikaitkan pada
ketiak anak untuk membantu menarik.
Woodscrew manoeuvre
 Posisikan jari seperti rubin manuver, kemudain tangan
lainya memegang bahu posterior.
 Pelan-pelan putar kedua bahu dari simfis
 Kedua tangan di belakang bahu posterior dan dua jari di
depan bahu posterior dan gerakan bersama-sama.
 Dengan manuver ini, bahu akan fleksi ketika bahu
posterior berpindah
 Jika bahu anterior berpindah dari diameter AP, amaka
bidan atau dokter harus bisa melahirkan bayi saat itu.
ALARM
Tindakan yang dianjurkan oleh ALARM International
Program Sylabus
 Ask for help : Mintalah pertolongan
 Lift the legs & buttocks : Kedua kaki hiperfleksi (mcroberts
manuver )
 Anterior shoulder disimpaction : Bahu depan dibebaskan
– Eksternal : Mazzanti manuver
– Internal : Manuver Rubbin (dengan episiotomi)
 Rotasi bahu belakang
– Manuver Wood
 Manual removal of posterior arm : Lengan belakang
dikeluarkan secara manual (Shwartz)
ACOG (1991) ACOG (1991) merekomendasikan langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam menangani kasus distosia bahu
 Cari bantuan. Coba lakukan traksi secara gentle, jika vesika urinaria
terlihat penuh lakukan kateterisasi.
 Lakukan episiotomi lebar
 Lakukan tekanan pada suprapubis bersamaan degan traksi ke bawah
 Lakukan McRoberts manuver
 Umumnya ini akan dapat mengatasi sebagian besar kasus distosia
bahu, jika gagal lakukan langkah selanjutnya
 Lakukan Woods Screw manuver
 Lahirkan bahu posterior
 Lakukan teknik yang lain
Untuk bayi yang sudah mati
• Menggunakan pengait
• Cleidotomi
• Simfisiotomi

Anda mungkin juga menyukai