Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013.

1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DOKUMEN KURIKULUM 2013


FEBRUARI 24, 2013

PEDOMAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DESEMBER 2012
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 2
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI. i
BAGIAN KESATUPEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.. 1
I. PENDAHULUAN.. 1
A. Landasan. 4
B. Tujuan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 5
C. Pengertian. 6
D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 7
E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 11
II. KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 17
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan. 17
B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 17
C. Kalender Pendidikan. 27
III. PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 28
A. Pengertian. 28
B. Prinsip Pengembangan RPP. 29
C. Pengembang RPP. 31
D. Langkah-langkah Pengembangan RPP. 32
IV. PELAKSANAAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 40
A. Analisis Konteks. 40
B. Mekanisme Penyusunan. 41

BAGIAN KEDUA.. 44
PEDOMAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH.. 44
PENDAHULUAN.. 44
A. Landasan. 46
B. Tujuan Pedoman Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 47
C. Pengertian. 47
II. KERANGKA KERJA PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 49
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PADA PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN.. 51
BAGIAN KETIGA.. 54
PEDOMAN PEMBELAJARAN PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 54
PENDAHULUAN.. 54
A. Landasan. 55
B. Tujuan Panduan Pembelajaran. 57
II. PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 59
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 3
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Pandangan tentang Pembelajaran. 59
B. Langkah-langkah Pembelajaran. 63
III. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN.. 70
III. PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 72
A. Pengertian. 72
B. Prinsip Pengembangan RPP. 72
BAGIAN KEEMPAT. 80
PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM 2013. 80
A. LATAR BELAKANG.. 80
B. PENGERTIAN EVALUASI KURIKULUM… 85
C. FOKUS EVALUASI. 85
D. ASPEK EVALUASI IMPLEMENTASI. 87
E. JADWAL EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM… 89
F. PELAKSANA EVALUASI IMPLEMENTASI. 90
G. DESAIN DAN INSTRUMEN.. 90

BAGIAN KESATU

PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PENDAHULUAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan,kompetensi lulusan pada satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan sesuai Kurikulum Nasional (Kurnas) dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah sesuai dengan Kurikulum Daerah (Kurda).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada kurikulum yang dikembangkan pada tingkat
nasional (Kurnas) dan daerah (Kurda). Pengembangan kurikulum tersebut berdasarkan standar nasional pendidikan untuk
menjamin pencapaiantujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.Empat dari kedelapan
standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses (SP), dan
Standar Penilaian (SPen) merupakan acuan utama dalam mengembangkan kurikulum.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 4
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005)tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor … tahun 2013 mengamanatkankurikulum jenjang pendidikan dasar dan menengah
disusun oleh satuan pendidikanberdasarkan kurikulum yang dikembangkan pusat dan daerah dengan mengacu kepada SI dan
SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud.Selain dari itu,
penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Pengembangan Kurnasuntuk menjamin bahwa walaupun ada berbagai keragaman pada tingkat satuan pendidikan, namun ada
kesamaan dalam hal perencanaan dasar dalam bentuk silabus serta kesamaan dalam hal buku utama yang digunakan oleh siswa
dan yang digunakan guru. Pengembangan kurikulum oleh daerah (Kurda) untuk menampung karakteristik utama daerah yang
perlu dipelajari peserta didik ke dalam kurikulum termasuk bahasa daerah.

Pedoman ini terdiri atas dua bagian. Pertama, Panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang
dapat diterapkan pada satuan pendidikan berdasarkan kurikulum yang dikembangkan pusat (Kurnas) dan daerah (Kurda)
dengan mengacu pada SKL, SI, SP, dan SPen. Termasuk dalam ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU
20/2003, ketentuan PP 19/2005.Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir pengembangan KTSP dengan
mengacu pada SI dan SKL dengan berpedoman pada Panduan Umum.

Panduan pengembangan kurikulum ini disusun antara lain agar dapat memberi arah bagi satuan pendidikan untuk
mengembangkan KTSP berdasarkan kurikulum yang dikembangkan pusat dan daerah. Sebagai muaranya, panduan
pengembangan kurikulum ini diharapkan dapat membantu dan memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara
optimal, sehingga mampu mencapai SKL pada satuan pendidikan tertentu.

A. LANDASAN
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalahPasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1),
(2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6
ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1),
(2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1),
(2);Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

3. Kurikulum Nasional (Kurnas)

Adalah kurikulum yang dikembangkan pusat dan berlaku secara nasional, yang di dalamnya memuat Rasional, Struktur
Kurikulum dan Beban Belajar, Kerangka Implementasi, Silabus, dan Buku Babon untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.

4. Kurikulum Daerah (Kurda)

Adalah kurikulum yang dikembangkan Daerah Tingkat I dan daerah Tingkat II dan berlaku pada wilayah tersebut. Kurda
merupakan bagian dari KTSP.

B. TUJUANPANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT


SATUANPENDIDIKAN
Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat
satuan pendidikan yang bersangkutan.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 5
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
C. PENGERTIAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP paling
tidak terdiri dari Kurnas, Kurda, kalender pendidikan, dan RPP.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu atau beberapa materi pokok atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

D. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KTSPdikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas
pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SKL, SI, SP, Spen, Kurnas, dan Kurda serta panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh BSNP.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dankepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkanberdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan pendidikan, keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermaKurnasa dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 6
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum memperhatikan keseimbangan hard skills dan soft skills pada setiap jenjang, dan
memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills pada antar jenjang.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Kepentingan nasional diwujudkan
melalui Kurnas, sedangkan kepenringan daerah diwujudkan melalui Kurda.

E. ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM


TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum
disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai generasi yang hidup di masa depan tidak lagi menitikberatkan pada penguasaan
materi dan berpikir rutin, karena kedua kemampuan itu telah dilakukan oleh komputer. Kemampuan-kemampuan yang perlu
dikuasai generasi masa depan meliputi kemampuan berkomunikasi, kreatif, berpikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi
moral suatu permasalahan, menjadi warga negara yang bertanggungjawab, toleran, hidup dalam masyarakat yang mengglobal,
serta memiliki minat luas dalam kehidupan, kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan rasa
tanggungjawab terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini

3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengantingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi
diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan
potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional


PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 7
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan
keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus
ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

6. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan
mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat
berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara
toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung
peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

9. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan
oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi
upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong
berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah
NKRI.

11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

12. Kesetaraan Jender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

13. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 8
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

II. KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN

A. TUJUAN PENDIDIKAN TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN
Pendidikan dasar dan menengah, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang:

1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;
2. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;

3. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan

4. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

B. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT


SATUAN PENDIDIKAN
Dokumen KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi:

1. Kurnas yang terdiri dari Rasional, Kerangka Dasar Kurikulum, Struktur Kurikulum, Deskripsi Matapelajaran, KI dan KD,
dan Silabus untuk satuan pendidikan terkait.

2. Kurda yang terdiri dari KD dan Silabus yang dikembangkan oleh daerah yang bersangkutan, dengan acuan KI yang
dikembangkan pada Kurnas.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4. Kegiatan Kurikuler (intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler)

5. Kalender Pendidikan.

Struktur dan Muatan Kurnasmeliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi
peserta didik pada satuan pendidikan, yang mengikat sejumlah KD yang memiliki karakteristik tertentu pada aspek materi
pelajaran.

1. Mata pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur Kurnas.

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya menjadi bagian dari matapelajaran senibudaya, prakarya, dan pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan, atau matapelajaran pilihan pada jenjang pendidikan menengah. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh daerah, diwujudkan dalam kurikulum daerah.Oleh karena itu, daerah harus mengembangkan Kompetensi
Dasar kurikulum daerah yang distrukrisasi dalam KTSP.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 9
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.Sedangkan untuk
kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan Pramuka yang menjadi ekstrakulikuler wajib.

Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas, bimbingan
karier, dan/atau wirausaha.

Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai
dengan kebutuhan khusus peserta didik.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak
kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

4. Pengaturan Beban Belajar

1. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB
baik kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.

Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.

Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur
kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.

c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB
0% – 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% – 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% – 60% dari waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi.

d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di
luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem satuan kredit semester (sks) mengikuti aturan sebagai berikut.

 Satu sks pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur.
 Satu sks pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan 25 menit
kegiatan mandiri tidak terstruktur.

5. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteriaideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 10
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat
teKurnasis terkait.

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan
dasar dan menengah setelah:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

d. lulus Ujian Nasional.

7. Peminatan

Peminatan dilakukan pada kelas X SMA/SMK. Kriteria peminatan diatur di dalam Kurnas dan lebih lanjut diatur oleh
direktorat teKurnasis terkait.

8. Pendidikan Karakter, Kecakapan Hidup, Wirausaha, Anti Korupsi, dan Lingkungan

1. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi pada kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/ SMALB, SMK/MAK yang dicerminkan oleh aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada SKL
dan KI. Yang dimaksud terintegrasi adalah bahwa pendidikan karakter tidak diajarkan sebagai matapelajaran
terpisah, akan tetapi dilatihkan dan diteladankan pada setiap matapelajaran.
2. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK memasukkan pendidikan
kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan/atau kecakapan
vokasional serta menjadi merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran. Dengan demikian,
akan terjadi keseimbangan hard skills dan soft skills pada setiap jenjang pendidikan.

3. Prinsup-prinsip dan implementasi jiwa wirausaha merupakan bagian integral dari pendidikan semua matapelajaran
pada Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB, SMK/MAK.

4. Karakter jujur merupakan pondasi dari pendidikan antikorupsi. Penanaman karakter jujur dilakukan terintegrasi
pada semua matapelajaran pada Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,
SMK/MAK. Pengetahuan antikorupsi menjadi muatan matapelajaran yang relevan pada jenjang pendidikan
menengah.

5. Kesadaran pentingnya menjaga lingkungan untuk generasi mendatang ditanamkan secara terintegrasi pada semua
matapelajaran pada kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB, SMK/MAK..

9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan
daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang
semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi
mata pelajaran muatan lokal.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 11
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal
yang sudah memperoleh akreditasi.

C. KALENDER PENDIDIKAN
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan Kurnas dan Kurda.

III.PENGEMBANGAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan peserta didik
dalam upaya mencapai KD, sesuai dengan standar proses pembelajaran. Setiap guru dalam satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP pada matapelajaran yang diampunya, di bawah supervisi guru senior yang ditunjuk, kepala sekolah, pengawas,
atau dari LPTK yang relevan. RPP disusun sebelum awal tahun pelajaran, dan menjadi bagian KTSP.

B. PRINSIP PENGEMBANGAN RPP


1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam RPP harus benar, bersesuaian dengan silabus, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen RPP saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KI, KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian. Kegiatan pembelajaran konsisten dengan silabus dan SP, kegiatan penilaian juga
konsisten dengan silabus dan Spen, sumber belajar konsisten dengan Buku Babon.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pembelajarankegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 12
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen RPP dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi
di sekolah dan kebutuhan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen RPP mencakup pengembangan keseluruhan ranah (kognitif, afektif, psikomotor).

C. PENGEMBANG RPP
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa
sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.

1. Disusun secara mandiri di bawah supervisi guru senior dan/atau kepala sekolah, apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya, serta menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang baik
sesuai SP dan prinsip penilaian sesuai SPen.

2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan RPP secara mandiri, maka pihak
sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan RPP yang akan
digunakan oleh sekolah tersebut.

3. Untuk sekolah yang belum mampu mengembangkan RPP secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain
melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan RPP yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam
lingkup MGMP/PKG setempat.

5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan RPP dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru
berpengalaman di bidangnya masing-masing.

6. LPMP, P4TK, LPTK dapat berperan serta dengan melatih dan/atau mendampingi guru menyusun RPP.

D. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RPP


1. Mengkaji Silabus pada Kurnas

Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan,
sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus
dirumuskan kegiatan siswa secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan siswa ini merupakan
rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yaKurnasi: mengamati (observing), menanya (questioning), pelakukan
percobaan (experimenting) atau pengamatan lanjutan, mengolah (producting) atau menganalisis (analizing) dan menyajikan.
Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, termasuk mengkaji KD untuk maksud:

1) menentukan urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi;

2). Menentukan keterkaitan (benang merah) antar KD dalam mata pelajaran untuk keperluan apersepsi;

1. b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran


PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 13
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

1) potensi peserta didik;

2) relevansi dengan karakteristik daerah,

3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

4) kebermanfaatan bagi peserta didik;

5) struktur keilmuan;

6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

8) alokasi waktu.

1. 2. Menentukan Tujuan

Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada
indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan). Akan tetapi, untuk
keperluan kemudahan dalam pembuatan alat penilaian, disarankan tujuan mengandung 4 aspek: Audience (peserta didik),
Behavior (aspek kemampuan), Condition (dalam kondisi apa kemampuan itu muncul/ditampilkan), dan Degree (derajat
pencapaian kemampuan yang diinginkan).

1. 3. MengembangkanKegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui
interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik.Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan
kegiatan seperti di silabus.

c. Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan
ini dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yaKurnasi: mengamati (observing),
menanya (questioning), pelakukan percobaan (experimenting) atau pengamatan lanjutan, mengolah (producting) atau
menganalisis (analyzing) dan menyajikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk melakukan sesuatu,
kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan
pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan.

4. PenjabaranJenis Penilaian

Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio,
dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran siswa didorong untuk menyajikan karya, maka portofolio merupakan
cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 14
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermaKurnasa
dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoKurnasya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan siswa.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya,
program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya
teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

6. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata
pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan
tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata
untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci
dan disesuaikan lagi di RPP.

7. Menentukan SumberBelajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,yang berupa media cetak
dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Sumber belajar cetak utama adalah Buku Babon
(Kurnas) dan Buku Suplemen (Kurda). Oleh karena peserta didik didorong untuk mencari informasi, maka internet juga
menjadi sumber belajar yang dapat dimanfaatkan.

IV.PELAKSANAAN PENYUSUNAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
A. ANALISIS KONTEKS
1. Menganalisis kondisiyang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana, biaya, dan program-program.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 15
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar misalnya komite sekolah, dewan
pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.

3. Analisis keunggulan dan kebutuhan daerah, tercermin di dalam Kurda.

4. Analisis kebutuhan nasional, tercermin di dalam Kurnas.

B. MEKANISME PENYUSUNAN
1. Tim Penyusun

Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap
anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait.
Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat kabupaten/kotauntuk SD
dan SMP dan tingkat provinsiuntuk SMA dan SMK.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah
sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak
lain yang terkait. Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus (SDLB,SMPLB, dan SMALB) terdiri atas guru, konselor, kepala
sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait.Supervisi dilakukan oleh dinasprovinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

2. Kegiatan

Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja
dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu
sebelum tahun pelajaran baru.

Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf,reviu dan revisi, serta
finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh
tim penyusun.

3. Pemberlakuan

Dokumen KTSP padaSD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolahsetelah mendapat pertimbangan dari
komite sekolahdan diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan
SMP, dan tingkat propinsi untuk SMA dan SMK

Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah setelah mendapat pertimbangan dari
komite madrasah dan diketahui oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah
sertamendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 16
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAGIAN KEDUA
PEDOMAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
PENDAHULUAN
Mengacupadaprioritaskebijakanpembangunanpendidikannasionalyangdimuatbaik dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 maupunRencanaStrategis KementerianPendidikanNasional(RenstraKemendiknas)
2010-2014, dan berbagai kajian lainnya, akhirnya bermuara pada penataan ulang KTSP dalam bentuk Kurikulum 2013. Pada
Kurikulum 2013, kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan mengadopsi kebutuhan nasional dan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada kurikulum yang dikembangkan pada tingkat
nasional, yakni Kurikulum Nasional (Kurnas) dan Kurikulum Daerah (Kurda), yakni kurikulum yang dikembangkan pada
tingkat daerah. Pengembangan kurikulum tersebut berdasarkan standar nasional pendidikan dan pemanfaatan potensi daerah
untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar kompetensi lulusan,
standar isi, proses, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Empat dari
kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses
(SP), dan Standar Penilaian (Spen) merupakan acuan utama dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan, pelaksaanaan,
dan evaluasi KTSP yang mengacu Kurnas dan Kurda ini memerlukan pengelolaan yang cermat.

Untuk melakukan pengelolaan KTSP, diperlukan pedoman yang mendudukkan setiap lembaga atau unit sesuai dengan tugas
dan fungsi masing-masing. Panduan pengelolaan KTSP disusun antara lain agar dapat memberi arah bagi tiap lembaga hingga
satuan pendidikan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi KTSP berdasarkan kurikulum yang
dikembangkan pusat dan daerah. Sebagai muaranya, pedoman pengelolaan KTSP diharapkan dapat membantu dan
memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara optimal, sehingga mampu mencapai SKL pada satuan pendidikan
tertentu.

A. LANDASAN
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1),
(2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6
ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1),
(2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2);
Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

3. Kurikulum Daerah (Kurda)

Adalah kurikulum yang dikembangkan Daerah Tingkat I dan daerah Tingkat II dan berlaku pada wilayah tersebut. Kurda
merupakan bagian dari Kurikulum 2013. Kurda berupa mata pelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah daerah.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 17
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
B. TUJUAN PEDOMAN PENGELOLAAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Tujuan Panduan pengelolaan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi lembaga pada jajaran kementerian pendidikan dan
kebudayaan hingga satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam
pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang
bersangkutan.

C. PENGERTIAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP paling
tidak terdiri dari Kurnas, Kurda, Kegiatan Kurikuler, Kalender Pendidikan, dan RPP.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu atau beberapa materi pokok atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

II. KERANGKA KERJA PENGELOLAAN


KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
Secara makro pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi Kurikulum 2013 (termasuk di dalamnya Kurnas dan Kurda)
melibatkan 3 entitas besar: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (pusat), Daerah Tingkat I dan II (daerah), serta satuan
pendidikan ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Kerja Pengelolaan Kurikulum 2013

Berdasarkan Gambar 1, Kemdikbud (pusat) mengembangkan dan menetapkan SKL, SI, Kurnas yang berisi Rasional,
Kerangka Dasar Kurikulum, dan Silabus. Untuk keperluan implementasi kurikulum, kemdikbud juga mengembangkan Buku
Babon dan Buku Petunjuk Guru. Pemerintah Daerah menetapkan Kurda dalam bentuk Silabus untuk KD yang ditetapkan
daerah pada matapelajaran Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan, Prakarya, serta matapelajaran
pilihan untuk jenjang pendidikan menengah. Selain itu, pemerintah daerah berkewajiban melaksanakan koordinasi dan
supervisi untuk pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Satuan pendidikan menetapkan KTSP yang didalamnya paling tidak
mengandung Kurnas, Kurda, Kalender Akademik/Pendidikan, Kegiatan Kurikuler, dan RPP. Kerangka kerja tersebut perlu
dijabarkan dalam rumusan tugas fungsi pada setiap lembaga/unit kerja terkait.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 18
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


PADA PENGELOLAAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Kerangka kerja pada Gambar 1 tersebut perlu dijabarkan dalam rumusan Tugas dan Fungsi (Tusi) pada setiap lembaga/unit
kerja terkait, sebagai berikut:

1. Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan pada :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 sampai dengan
Pasal 38;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 5 sampai
dengan Pasal 18, dan Pasal 25 sampai dengan Pasal 27;

3. Peraturan Kepala Pemerintah Daerah tentang Kurikulum Daerah.

4.

5. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih
tinggi dari SI, SKL, dan Kurnas. Pengembangan dan penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar
dan menengah memperhatikan pedoman penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan
menengah yang disusun Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemdikbud. Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan
dasar dan menengah setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah.

6. Gubernur menetapkan Kurda dan Buku Suplemen, serta menetapkan cara-cara koordinasi dan
supervisi pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi KTSP sesuai dengan kondisi di provinsi masing-
masing.

7. Bupati/walikota menetapkan Kurda dan Buku Suplemen yang relevan dengan daerahnya dan
menetapkan cara-cara koordinasi dan supervisi pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi KTSP sesuai
dengan kondisi di kabupaten/kota masing-masing.

8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:

1. mengembangkan model-model kurikulum sebagai masukan bagi BSNP;

2. mengembangkan dan mengujicobakan model-model kurikulum inovatif;

3. mengembangkan dan mengujicobakan model kurikulum untuk pendidikan layanan khusus;

4. bekerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau LPMP melakukan pendampingan satuan


pendidikan dasar dan menengah dalam pengembangan kurikulum satuan pendidikan dasar dan
menengah;
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 19
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAGIAN KETIGA
PEDOMAN PEMBELAJARAN PADA JENJANG
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PENDAHULUAN
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pembelajaran pada
tingkat dasar dan menengah mengikuti Standar Proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria
minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada
sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.

Panduan pembelajaran dalam pendidikan dasar dan menengah ini disusun antara lain agar dapat memberi arah bagi satuan
pendidikan untuk mengembangkan KTSP berdasarkan kurikulum yang dikembangkan pusat dan daerah, khususnya dalam
mengembangkan dan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebagai muaranya, panduan pembelajaran ini
diharapkan dapat membantu dan memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara optimal, sehingga mampu
mencapai SKL pada satuan pendidikan tertentu.

A. LANDASAN
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1),
(2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6
ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1),
(2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2);
Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

3. Kurikulum Nasional (Kurnas)


PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 20
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Adalah kurikulum yang dikembangkan pusat dan berlaku secara nasional, yang di dalamnya memuat Rasional, Struktur
Kurikulum dan Beban Belajar, Kerangka Implementasi, Silabus, dan Buku Babon untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.

4. Kurikulum Daerah (Kurda)

Adalah kurikulum yang dikembangkan Daerah Tingkat I dan daerah Tingkat II dan berlaku pada wilayah tersebut.

B. TUJUAN PANDUAN PEMBELAJARAN


Tujuan Panduan Pembelajaran ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum, khususnya dalam menyusun RPP dan
mengimplementasikannya dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

C. Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP paling
tidak terdiri dari Kurnas, Kurda, kalender pendidikan, dan RPP.

Standar Proses adalah standar nasional pendidikan tentang perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.

Standar Penilaian adalah standar nasional pendidikan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penilaian hasil pem-
belajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu atau beberapa materi pokok atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.

II. PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DASAR


DAN MENENGAH

A. PANDANGAN TENTANG PEMBELAJARAN


Kegiatan pembelajaran diselenggarakan untuk membentuk watak, membangun pengetahuan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan
untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Kegiatan pembelajaran memberdayakan semua potensi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku
khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Kegiatan
pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan,
dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada
peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4)
bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual,
efektif, efisien, dan bermakna. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi,
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 21
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna
membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam benaknya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi
sesuai. Pandangan dasar tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke
peserta didik. Peserta didik harus didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan di dalam benaknya. Agar benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya, bersusah payah dengan ide-idenya.

Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi peserta didik anak tangga yang membawa peserta didik ke pemahaman yang lebih
tinggi, dengan catatan peserta didik sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut. Bagi peserta didik, pembelajaran harus
bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.

Di dalam pembelajaran, peserta didik membangun pengetahuan bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang ada di
benaknya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju
ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang,
peserta didik telah, sedang, dan akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni sensori motor, pra-operasional,
operasional konkrit, dan operasional formal.

Fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi
mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Jadi, pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau
belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya.
Peran guru dalam pembelajaran adalah memberikan tugas menantang berupa permasalahan yang harus dipecahkan peserta
didik. Pada saat tugas itu diberikan, peserta didik belum menguasai cara pemecahannya, namun dengan berdiskusi dengan
temannya dan bantuan guru, tugas tersebut dapat diselesaikan. Dengan menyelesaikan tugas tersebut, kemampuan-kemampuan
dasar untuk menyelesaikan tugas itu akan dikuasai peserta didik.

Guru menyediakan kesempatan peserta didik untuk berdiskusi dan berbagai bentuk kerjasama lainnya untuk menyelesaikan
tugas itu. Selain itu, guru memberikan sejumlah besar bantuan kepada peserta didik selama tahap-tahap awal pembelajaran.
Selanjutnya peserta didik mengambil alih tanggung-jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan
yang diberikan guru tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah
pemecahan, memberikan contoh, atau apapun yang lain yang memungkinkan peserta didik tumbuh mandiri. Sekali lagi,
bantuan tersebut tidak bersifat “memberitahu secara langsung” tetapi “mendorong peserta didik untuk mencari tahu”.

Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dengan keterampilan-ketearmpilan,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip. Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan
kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan kata lain,
pembelajaranterjadi apabila peserta didik terlibat secara aktif dalam menggunakan proses mentalnya agar mereka memperoleh
pengalaman, sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip tersebut. Proses-proses mental
itu misalnya: mengamati, menanya dan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, melaksanakan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, serta menyajikan.

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Prinsip-prinsip pembelajaran menurut standar proses perlu diwujudkan dalam perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran, dan penilaian. Untuk memberikan bantuan kepada guru, prinsip-prinsip pembelajaran tersebut dijabarkan dalam
urutan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:


PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 22
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari;

3. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu
materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

4. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik
untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.

5. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat
meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru mendorong peserta didik untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
masalah/tugas/topik yang akan diselesaikan/dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari
aneka sumber. Pencarian informasi ini terutama dilakukan dengan mengamati (observing), menghubung-hubungkan fenomena
(associating), menanya atau merumuskan masalah (questioning), dan melakukan percobaan (experimenting) atau pengamatan
lanjutan.

Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat
melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru
melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.

Dalam kegiatan eksplorasi, guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Ruang pembelajaran tidak hanya kelas, namun dalam kegiatan eksplorasi guru memfasilitasi peserta didik melakukan
ekplorasi pada tempat yang sedapat mungkin relevan yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, atau lapangan.
Media dan sumber belajar lainnya digunakan guru untuk memberi bantuan peserta didik melakukan eksplorasi dalam bentuk
mengamati (observing), menghubung-hubungkan fenomena (associating), menanya atau merumuskan masalah (questioning),
dan melakukan percobaan (experimenting) atau pengamatan lanjutan.

Pada fase ekplorasi (dan juga elaborasi), guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif atau kolaboratif
sehingga peserta didik mampu bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas atau memecahkan masalah tanpa takut salah.

1. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan analisis, berpikir, dan menyimpulkan
atau menyelesaikan masalah. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menelusuri informasi lanjutan yang berkenaan dengan
topik atau tugas, sekaligus membiasakan peserta didik membaca dan menulis. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
memperluas dan/atau memperdalam gagasan yang ditemukan atau untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain.

Guru memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok. Selanjutnya, guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
dalam bentuk presentasi lisan atau tertulis, pameran, turnamen, festival, atau ragam penyajian lainnya yang dapat
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 23
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

Pada kegiatan konfirmasi, guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar. Walaupun demikian, jawaban tersebut tetap
memberikan ruang bagi peserta didik untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencari tahu yang lebih dalam
pada diri peserta didik. Jika ada masalah yang belum terpecahkan dengan tepat, guru membantu peserta didik menyelesaikan
masalah dengan tetap memberi penguatan atas upaya pemecahan masalah yang dilakukan peserta didik.

Guru memberi acuan agar peserta didik agar dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi, memberi informasi dan dorongan
untuk bereksplorasi lebih jauh, dan memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

1. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran,
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

III. PENILAIAN HASIL


PEMBELAJARAN
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan peserta didik.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya,
program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya
teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 24
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran
peserta didik didorong untuk menyajikan karya, maka portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah.

III. PENGEMBANGAN RENCANA


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran detil pada suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan peserta didik
dalam upaya mencapai KD, sesuai dengan standar proses pembelajaran. Setiap guru dalam satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP pada matapelajaran yang diampunya, di bawah supervisi guru senior yang ditunjuk, kepala sekolah, pengawas,
atau dari LPTK yang relevan. RPP disusun sebelum awal tahun pelajaran, dan menjadi bagian KTSP.

B. PRINSIP PENGEMBANGAN RPP


RPP dikembangkan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam RPP harus benar, bersesuaian dengan silabus, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen RPP saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KI, KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian. Kegiatan pembelajaran konsisten dengan silabus dan SP, kegiatan penilaian juga
konsisten dengan silabus dan Spen, sumber belajar konsisten dengan Buku Babon.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual


PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 25
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen RPP dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi
di sekolah dan kebutuhan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen RPP mencakup pengembangan keseluruhan ranah (kognitif, afektif, psikomotor).

D. Komponen RPP

RPP disusun untuk setiap materi pokok atau tema yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, dengan
mengacu kepada silabus. Materi pokok atau tema tersebut mengikat KD-KD yang bersesuaian pada empat dimensi KI. Guru
dapat juga merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah sebagau berikut:

1. 1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran dan materi
pokok atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

1. 2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam materi pokok atau tema tertentu.
Secara umum untuk materi pokok atau tema tertentu, RPP mengorganisasikan upaya pencapaian KD-KD pada 4 dimensi
kompetensi inti: sikap kepada Tuhan YME, sikap kepada diri sendiri dan lingkungan sekitar, pengetahuan, dan keterampilan.

1. 3. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur.

1. 4. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan tentang hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar. Di dalam sebuah RPP, tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan mengikuti
penggalan-penggalan tertentu (misalnya untuk setiap pertemuan). Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung
dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan). Akan tetapi, untuk keperluan kemudahan dalam
pembuatan alat penilaian, disarankan tujuan mengandung 4 aspek: Audience (peserta didik), Behavior (aspek kemampuan),
Condition (dalam kondisi apa kemampuan itu muncul/ditampilkan), dan Degree (derajat pencapaian kemampuan yang
diinginkan).

1. 5. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi. Secara umum, materi ajar paling tidak mencakup materi ajar pada Buku Babon.
Materi ajar lain yang relevan dapat dimasukkan sebagai materi ajar yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan
mempertimbangkan:

9) potensi peserta didik;


PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 26
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
10) relevansi dengan karakteristik daerah,

11) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

12) kebermanfaatan bagi peserta didik;

13) struktur keilmuan;

14) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

15) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

16) alokasi waktu.

1. 6. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

1. 7. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran. Pemilihan metode pembelajaran juga seiring dengan langkah-langkah eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi dalam pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengamati, menanya atau merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, melakukan pengamatan lanjutan atau eksperimen, menganalisis, menyimpulkan, dan menyajikan. Pendekatan
pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 6 SD/MI.

1. 8. Kegiatan pembelajaran

Pembelajaran diorganisasikan sesuai 3 kegiatan utama: pendahuluan, inti, dan penutup seperti diuraikan dalam langkah
pembelajaran di atas.

1. 9. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
kepada Standar Penilaian.

1. 10. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada kegiatan pembelajaran yang dirumuskan untuk mencapai KD. Sumber belajar
adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Sumber belajar cetak utama adalah Buku Babon (Kurnas) dan
Buku Suplemen (Kurda). Oleh karena peserta didik didorong untuk mencari informasi, maka internet juga menjadi sumber
belajar yang dapat dimanfaatkan.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 27
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAGIAN KEEMPAT
PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM
2013
A. LATAR BELAKANG
Pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah suatu kegiatan sistematis, terencana terdiri atas kegiatan
pengembangan ide kurikulum (curriculum idea), dokumen kurikulum (curriculum construction), implementasi kurikulum
(curriculum implementation), dan evaluasi kurikulum (curriculum evaluation). Keempat dimensi pengembangan kurikulum ini
saling terkait dan merupakan suatu kesatuan keseluruhan proses pengembangan.

Sebagai bagian dari pengembangan kurikulum, evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang dilakukan sejak awal
perngembangan ide kurikulum (deliberation process), pengembangan dokumen, implementasi, dan sampai kepada saat dimana
hasil suatu kurikulum sudah memiliki dampak di masyarakat. Evaluasi dalam proses pengembangan ide dan dokumen
kurikulum dilakukan untuk mendapatkan masukan mengenai kesesuaian ide dan desain kurikulum untuk mengembangkan
kualitas yang dirumuskan dalam SKL. Evaluasi terhadap implementasi dilakukan untuk memberikan masukan terhadap proses
pelaksanaan kurikulum agar sesuai dengan apa yang telah dirancang dalam dokumen. Evaluasi terhadap hasil memberikan
keputusan mengenai dampak kurikulum terhadap individu warganegara, masyarakat, dan bangsa. Secara singkat, evaluasi
kurikulum dilakukan untuk menegakkan akuntabilitas kurikulum terhadap masyarakat dan bangsa.

Evaluasi terhadap ide dan dokumen kurikulum dilakukan terhadap upaya mencari informasi dan memberikan pertimbangan
berkenaan dengan keajegan ide kurikulum untuk mengembangan kualitas yang diharapkan, dan keajegan desain kurikulum
dengan model dan prinsip pengembangan kurikulum. Evaluasi terhadap ide kurikulum menentukan apakah filosofi, teori,
model yang akan dikembangkan telah mampu memenuhi fungsi kurikulum dalam mempersiapkan generasi muda bangsa bagi
kehidupan warganegara sebagai seorang individu dan bangsa di masa yang akan datang sebagaimana ditetapkan dalam Standar
Kompetensi Lulusan (SKL).

Untuk Kurikulum 2013 evaluasi terhadap ide dilakukan dalam suatu proses deliberasi dalam kelompok pengembang yang
terdiri atas tim inti, tim internal dan tim nara sumber secara internal. Evaluasi internal tersebut dilaksanakan melalui diskusi
dimana pemikiran yang dikemukakan tim pengembang dikaji oleh tim nara sumber, mendapat masukan dan kemudian
diformulasikan sebagai landasan filosofi, teoritik, model yang digunakan dalam pengembangan kurikulum. Filosofis yang
eklektik berakar dari pandangan filosofi esensialisme, perenialisme, rekonstruksi sosial dan humanisme dinyatakan sebagai
landasan filosofi yang dapat mengembangkan kurikulum. Dengan pandangan filosofis yang eklektik tersebut kurikulum tetap
berakar pada budaya bangsa, mewariskan keunggulan bangsa untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan tuntutan
kehidupan masa kini, berorientasi pada kehidupan masa kini dan mampu mengembangkan karakter warganegara dan bangsa
untuk kehidupan masa depan di abad ke 21 sebagaimana dirumuskan dalam SKL Pendidikan dan Satuan Pendidikan.

Evaluasi terhadap model memperlihatkan bahwa model kurikulum berbasis kompetensi sebagaimana yang ditetapkan dalam
UU nomor 20 tahun 2003 tentan Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan turunannya masih dapat digunakan tetapi berbagai
konsep terkait dengan istilah kompetensi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar mengalami revisi. Desain kurikulum
mengalami perubahan dan perubahan tersebut dianggap lebih memperkuat konsep kurikulum berbasis kompetensi, dan
memperkuat organisasi vertikal dan horizontal kurikulum. keterkaitan konten kurikulum secara horizontal dan vertikal
dilakukan melalui kompetensi inti. Review dan revisi terhadap KD yang menjadi konten/kompetensi kurikulum dilakukan
segera setelah KD selesai dikembangkan dan umpan balik untuk revisi segera diberikan.

Evaluasi terhadap kesesuaian konten dengan tahap perkembangan psikologi anak dilakukan oleh para akhli psikologi anak dan
psikologi pendidikan terutama untuk konten kurikulum SD. Perumusan ulang dan penyederhanaan KD-SD yang telah
dikembangkan tim dilakukan untuk memberikan kepastian mengenai kesuaian anatar materi kurikulum dengan kemampuan
kognitif, sosial, dan afektif peserta didik SD.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 28
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di SMP dan SMA/SMK dimana peserta didik telah memasuki tahap kemampuan berpikir formal maka evaluasi terhadap
konten kurikulum dilakukan oleh para akhli di bidang materi pelajaran. Evaluasi menghasilkan berbagai penyesuaian KD
terhadap Kompetensi Inti dan keterkaitan antara satu KD dengan KD lainnya. Hasil dari evaluasi ini memberikan keyakinan
akan organisasi horizontal dan tata urut (sequence) konten kurikulum.

Evaluasi terhadap kesinambungan konten antara satu kelas (tahun) dengan kelas lainnya dilakukan secara terbuka. Hasil
evaluasi menjadi dasar untuk perubahan berberapa KD yang dianggap terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan
kelas sebelumnya. Pelaksanaan evaluasi sangat intensif dan dilakukan secara internal dalam pertemuan antar tim pengembang
(tim teknis, tim inti, dan tim pengarah).

Evaluasi keterkaitan antara KD SD dengan SMP dan KD SMP dengan SMA dilakukan dengan menempatkan KD SD sebagai
dasar untuk mengembangkan KD SMP dan KD SMP sebagai dasar untuk mengembangkan KD SMA. Evaluasi kesesuaian
dilakukan secara terbuka antara tim pengarah, tim inti dan tim teknis pengembang kurikulum.

Evaluasi oleh tim eksternal dilakukan dengan mengundang para pakar dari 12 perguruan tinggi yang memiliki Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Temuan dari tim eksternal langsung dikomunikasikan kepada tim teknis
pengembang. Masukan dari tim eksternal merevisi berbagai KD yang telah dirumuskan dan hasil rumusan tersebut dianggap
final.

Uji Publik adalah evaluasi eksternal dalam skala nasional dan menyangkut berbagai komponen Kerangka Dasar Kurikulum
dan struktur kurikulum. Dilakukan di 5 kota ibukota propinsi untuk tingkat nasional dan di 33 ibukota propinsi untuk tingkat
kabupaten dan kota memberikan berbagai masukan yang berarti bagi pemantapan landasan filosofis, teoritis, dan prinsip yang
digunakan dalam mengembangkan kurikulum.

B. PENGERTIAN EVALUASI KURIKULUM


Evaluasi kurikulum adalah serangkaian tindakan sistematis dalam mengumpulkan informasi, pemberian pertimbangan dan
keputusan mengenai nilai (worth) dan arti (merit) suatu kurikulum. Pertimbangan dan keputusan mengenai nilai berkenaan
dengan keajegan ide, desain, implementasi kurikulum, dan hasil kurikulum. Pertimbangan dan keputusan mengenai arti
berkenaan dengan dampak kurikulum terhadap masyarakat. Dampak dimaknai sebagai sesuatu yang positif.

C. FOKUS EVALUASI
Evaluasi Kurikulum berfokus pada empat dimensi kurikulum yaitu ide, dokumen, implementasi dan hasil. Evaluasi terhadap
dua dimensi kurikulum yaitu terhadap ide dan desain telah dilakukan selama proses pengembangan keduanya.

Fokus dari pedoman ini adalah pada implmentasi kurikulum.

Implementasi diartikan sebagai kegiatan merealisasikan ide dan rancangan kurikulum dalam proses pendidikan dan
pembelajaran. Implementasi terdiri atas dua fase yaitu implementasi awal (initial implementation stage) dan implementasi
penuh (fully implementation stage).

Atas dasar pengertian implementasi tersebut maka fokus dari pedoman adalah evaluasi terhadap:

1. Pengadaan dokumen kurikulum dan distribusi ke pengguna


2. Kegiatan persiapan lapangan untuk melaksanakan kurikulum

3. Proses implementasi

4. Pelaksanaan implementasi kurikulum secara menyeluruh

Fokus pada pengadaan dokumen kurikulum meliputi ketersediaan dokumen untuk digunakan oleh sekolah dan guru yang akan
mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada tahun 2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016. Evaluasi terhadap ketersediaan
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 29
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
diarahkan pada adanya dokumen kurikulum, buku babon guru dan peserta didik, serta pedoman lain sebelum tahun pendidikan
baru dimulai.

Evaluasi terhadap persiapan lapangan berkenaan dengan pelatihan para pengguna kurikulum terutama guru, kepala sekolah
dan pengawas. Evaluasi persiapan lapangan berkenaan pula dengan kesiapan administrasi sekolah untuk melaksanakan
kurikulum.

Evaluasi terhadap proses implementasi ditujukan kepada rancangan sekolah, RPP dan kegiatan pembelajaran yang terjadi di
satuan pendidikan (kelas, luar sekolah, dan masyarakat) dalam mengimplementasikan ide dan dokumen kurikulum sebagai
expected curriculum menjadi RPP, taught curriculum dan learned curriculum.

Evaluasi untuk fokus 1 sampai 3 bersifat formatif sedangkan evaluasi untuk fokus 4 bersifat sumatif. Direncanakan pada akhir
tahun pembelajaran 2015-2016, pada waktu itu ditetapkan apakah implementasi kurikulum secara keseluruhan sudah dapat
dilaksanakan pada tahun itu ataukah berbagai penyempurnaan dalam implementasi masih diperlukan.

D. ASPEK EVALUASI IMPLEMENTASI


Aspek yang dievaluasi implementasi adalah:

1. Ketersediaan dokumen kurikulum dan buku babon


2. Pelaksanaan pelatihan pengguna kurikulum (guru, kepala sekolah, dan pengawas)

3. Persiapan satuan pendidikan dalam administrasi, fasilitas, dan manajemen

4. Pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan pendidikan

Ketersediaan dokumen kurikulum dan buku babon adalah adanya dokumen kurikulum untuk masing-masing guru dan sekolah.
Dokumen kurikulum untuk sekolah adalah dokumen tentang Kurikulum (Buku III) dan Dokumen Kurikulum untuk satuan
pendidikan yang bersangkutan (III A untuk SD, III b untuk SMP, III C untuk SMA, III D untuk SMK). Dokumen kurikulum
untuk guru adalah Kompetensi Inti, KD, dan silabus kelas untuk guru kelas (SD); Kompetensi Inti, KD, dan silabus mata
pelajaran untuk guru SMP, SMA, SMK.

Pelaksanaan pelatihan pengguna kurikulum adalah jumlah uru yang ditatar dibandingkan dengan jumlah guru yang mengajar
untuk kelas yng bersangkutan. Guru SD adalah guru kelas jadi di bacht pertama pelatihan mencakup guru kelas I dan IV SD
sedangkan pada bach berikutnya guru kelas II dan V, kemudian guru kelas VI. Guru agama, seni-budaya dan penjasorkes
adalah guru mata pelajaran dan oleh karenanya mereka sudah harus terlatih pada bacth pertama. Untuk SMP dan SMA guru
mata pelajaran dan dengan demikian mereka yang mengajar di kelas VII adalah juga mereka yang mengajar di kelas VIII dan
IX. Guru SMA dan SMK yang mengajar di kelas X mungkin juga mereka yang mengajar di kelas XI dan XII sehingga batch
untuk mereka mungkin berbeda dari batch pelatihan untuk SD.

Selain jumlah, evaluasi terhadap pelatihan berkenaan dengan ketersediaan bahan pelatihan, kualitas proses pelatihan,
perubahan mind-set, pengetahuan dan ketrampilan pelaksana kurikulum.

Kesiapan satuan pendidikan dalam administrasi, fasilitas dan manajemen terutama terkait dengan pengembangan KTSP
beserta komponen KTSP.

Pelaksanaan implementasi berkenaan dengan RPP yang dikembangkan guru, penerapan proses pembelajaran (mengamati,
menanya, mengasosiasikan, menkomunikasikan), penilaian hasil belajar , dan manajemen kelas.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 30
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

E. JADWAL EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM


Jadwal evaluasi kurikulum terhadap implementasi dirancang sebagai berikut:

TAHUN

2013 2014 2015 2016

FORMATIF FORMATIF FORMATIF SUMATIF

- Februari 2013 sampai Juli 2013: berfokus pada ketersediaan dokumen kurikulum, pelatihan guru kelas I, IV, VII, X dan
kepala sekolah dan pengawas SD, SMP, SMA, SMK.

- Juli 2013 – Juni 2014: berfokus pada kegiatan implementasi awal kelas I, IV, VII, dan X

- Juli 2013 – Juni 2014: berfokus pada ketersediaan dokumen kurikulum dan pelatihan guru kelas II, V, VI, VIII, IX, XI, dan
XII

- Juni 2014 – 2015: berfokus pada implementasi tahun II masih dalam fase awal implementasi

- Juni 2015 – 2016: berfokus pada implementasi tahun III dan penentuan apakah implementasi penuh (fully implementation
stage) sudah dapat dimulai pada tahun 2016-2017 dan seterusnya.

F. PELAKSANA EVALUASI IMPLEMENTASI


Evaluasi Implementasi dilaksanakan oleh satuan tugas yang diangkat khusus untuk melaksanakan tugas tersebut terdiri atas
satuan tugas untuk:

- Evaluasi ketersediaan dokumen kurikulum dan buku babon

- Evaluasi kesiapan satuan pendidikan dan pelaksanaan pelatihan pengguna kurikulum (guru, kepala sekolah, dan pengawas)

G. DESAIN DAN INSTRUMEN


Evaluasi untuk ketersediaan dokumen kurikulum dan buku babon dilaksanakan dengan menggunakan daftar check yang
dikirim ke satuan pendidikan atau diadministrasikan melalui kerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten atau kecamatan.
Instrumen ini diadministrasikan keseluruh kelas dan satuan pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 31
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Instrumen untuk kesiapan satuan pendidikan dalam administrasi dan manajemen berupa kuesioner, oberveasi dan wawancara.
Diadminitrasikan ke seluruh kelas dan sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013. Dilaksanakan dengan kerjasama dinas
pendidikan kabupaten atau kecamatan.

Desain evaluasi untuk implementasi adalah kombinasi antara desain evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif. Desain
kuantitatif dirancang untuk evaluasi di seluruh kelas dan satuan pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013 sedangkan
desain kualitatif digunakan terhadap kelas atau satuan pendidikan yang berdasarkan hasil evaluasi kuantitatif menempati
urutan atas, menengah, dan bawah. Desain kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pendalaman mengenai keberhasilan,
keterlaksanaan, dan kekurangmampuan kelas atau satuan pendidikan mengimplementasikan kurikulum.

Dengan desain kombinasi kuantitatif dan kualitaif maka digunakan instrumen untuk evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif.

Rincian desain dan instrumen dikembangkan oleh tim yang ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. 32
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai