A R R I VA L R A H M A N
A N I N D YA R E Z Q U Y TA A
N A J WA S U FA H I LWA
MUTHIA TRISA N
M A D I T YA R A C H M A N
R U T H A S T R Y E VA N G E L I A
M A R S YA N U R S Y I FA N I
D I A N P U S P I TA S
KARINA SEKAR A
M ILHAM EFFENDI
SEKARNINGRUM D
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
1. Keadaan kesan sakit : apakah tidak tampak sakit,sakit ringan,sakit sedang
atau sakit berat
2. Kesadaran : Dapat dinilai jika pasien tidak tidur, dinyatakan sebagai compos
mentis,apatik,somnolen,sopor,koma dan delirium
3. Status Gizi : secara klinis dilakukan terutama dengan inspeksi dan palpasi.
Penilaian status gizi yang berdasarkan anamnesis (riwayat makan), pemeriksaan
fisis,data antropometris, dan hasil pemeriksaan laboratorium akan memberikan
hasil yang akurat.
Tanda Vital
Nadi
Pemeriksaan nadi harus dilakukan pada
keempat ekstremitas dan harus
mencakup
1. Frekuensi atau laju nadi : takikardi
atau bradikardi
2. Irama : teratur atau disritmia (aritmia)
3. Isi atau kualitas : cukup atau kurang
4. Ekualitas nadi : pada keadaan normal
isi nadi teraba sama pada keempat
ekstremitas
Tanda Vital
Tekanan darah
Idealnya pada tiap pasien harus diukur
tekanan darah pada keempat
ekstremitas. Pemeriksaan tekanan
darah pada satu ekstremitas dapat
dibenarkan bila pada palpasi teraba
nadi yang normal pada keempat
ekstremitas ( nadi kedua a. brakialis
atau radialis dan kedua a. femoralis atau
dorsalir pedis)
Tanda vital
Pernapasan Suhu tubuh
Pemeriksaan harus mencakup: Diukur dengan menggunakan
1. Laju napas thermometer badan. Pada umumnya yang
2. Irama atau keteraturan diukur adalah suhu aksila.
3. Kedalaman Pada bayi dibawah usia 2 tahun dapat pula
4. Tipe atau pola pernapasan diukur direktum, pada anak usia diatas 6
Dalam keadaan normal tipe pernapasan
thn, suhu dapat diukur di mulut (suhu
bayi adalah abdominal. Makin besar oral).
anak,makin jelas komponen torakal pada Suhu rectum menggambarkan suhu tubuh
pernapasan, dan pada usia 7-8 thn pasien (core temperature), yang lebih
komponen torakal menjadi predominan tinggi dari pada suhu yang diukur di
(torako-abdominal) tempat lain
Antropometri
Berat badan
Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan
bayi, sedangkan pada anak dengan timbangan
berdiri.
Hasil pengukuran bb dipetakan pada kurva standar
bb menurut usia (BB/U). Untuk anak usia 0-5 thn
digunakan kurva weight for age WHO 2006.
Interprestasi
Terletak di <-3 sd : bb sangat kurang
Terletak diantara <-2 sd sampai -3 sd : bb cukup
Terletak di antara -2sd sampai +2sd : bb cukup
Terletak di >+ 2 sd : mungkin ada masalah
pertumbuhan, lakukan penilaian bb menurut
tinggi
Antopometri
Konjungtiva
(nilai anemis/ hiperemis/sekret)
Sklera
Normal : berwarna putih, sedikit kebiruan (bayi)
Sklera jelas biru : osteogenesis imperfekta, glaukoma, atau sindrom Marfan
Kuning : Ikterus
Eksoftalmos dan enoftalmos
Posisi bola mata (Normal : iris terletak di antara kedua palpebra saar mata memandang kedepan)
Gigi susu
Gigi susu mulai tumbuh pada umur 5 bulan
Pada umur 3 tahun, ke 20 gigi susu harus sudah tumbuh
Keterlambatan pertumbuhan gigi susu : hipertiroidisme, hipopituitarisme
Kelainan pada gigi :
Karies dentis
Faring : Laring :
Perhatikan dinding posterior Apakah terdapat stridor
faring : hiperemia, edema, Pemeriksaan laringoskopi
membran ekusdat, abses, (dilakukan bila terdapat stridor)
post nasal drips Epiglotitis : ditandai dengan
Tonsil : ukuran, kripti, demam akut, nyeri tenggorok,
detritus, hiperemia, ulserasi, disfagia, hipersalivasi, suara serak
membran atau bercak
perdarahan
LEHER
Massa di leher :
Kelenjar getah bening dengan diameter >1cm = abnormal
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien telentang, & kelenjar tiroid diraba dari kedua
sisinya dengan jari telunjuk dan tengah, perhatikan bahwa tiroid bergerak ke atas bila
pasien menelan ludah
Perhatikan : ukuran, bentuk, posisi, konsistensi, permukaan, mobilitas tiroid, nyeri
Pemeriksaan Fisik Dada
Garis-garis referensi
Macam bentuk dada
Pektus ekskavatum(funnel chest) sternum bagian bawah serta rawan iga
masuk ke dalam, terutama pada saat inspirasi.
Pectus karinatum(pigeon chest, dada burung) sternum membonjol ke
luar, biasanya disertai dengan depresi vertikal daerah kostokondral.
Barrel chest, toraks emfisematikus dada berbentuk bulat seperti tong.
Paru
Inspeksi : berbagai keadaan fisiologis dan patologis pernapasan
Palpasi :
1. Simetris atau asimerti toraks: pada rakitis, benjolan abnormal, kelenjar
limfe pada aksila
2. Fremitus suara : anak diminta menyebutkan tujuh puluh tujuh, normal
teraba getaran yang sama.
3. Krepitasi subkutis yang menunukkan terdapatnya udara di bawah jaringan
kulit.
Perkusi
1. Perkusi langsung mengetukkan ujung jari tengah atau telunjuk
langsung ke dinding dada.
2. Perkusi tidak langsung dilakukan dengan meletakkan satu jari pada
dinding dada dan mengetukkan jari tangan yang lain.
Auskultasi untuk mendeteksi suara napas dasar dan suara napas tambahan.
Suara napas dasar
1. Suara napas vesikuler : suara napas normal terjadi karena udara masuk dan keluar melalui
jalan napas
2. Suara napas bronkial : terdengar inspirasi keras yang disusul ekspirasi yang lebih keras.
3. Suara napas amforik : suara napas ini sangat menyerupai bunyi tiupan diatas mulut botol
kosong, dapat terdengar pada kaverne
4. Cog-wheel breath sound : istilah ini dipakai untuk menyatakan adanya suara napas yang
terputus-putus , tidak kontinu, pada fase inspirasi maupun ekspirasi.
5. Metamorphosing breath sound : suara napas ini dimulai dengan suara yang halus kemudian
mengeras, atau dimulai dengan suara vesikuler kemudian berubah menjadi bronkial.
Suara napas tambahan
1. Ronki basah : suara napas tambahan berupa vibrasi terputus-putus (tidak kontunu) akibat
getaran yang terjadi karena cairan dalam jalan napas dilalui oleh udara
2. Ronki basah nyaring : oleh karena suara yang disalurkan melalui benda padat ke stetoskop .
Sedamgkan ronki basah tidak nyaring melalui media normal
3. Ronki kering : suara kontinu yang terjadi oleh karena udara melalui jalan napas yang
menyempit.
4. Wheezing (mengi) : jenis ronki kering yang terdengar lebih musikal atau sonor. Mengi fase
inspirasi biasanya menunjukkan obstruksi saluran napas bagian atas, edema laring atau benda
asing
5. Krepitasi : suara membukanya alveoli, terdengar belakang bawah dan samping pada saat
inspirasi yang dalam sesudah istirahat telentang beberapa waktu lamanya.
6. Pleural friction rub : suara gesekan kasar seolah dekat dengan tlinga, baik pada fase inspirasi
atau ekspirasi
7. Bronkofoni atau vokal resonance : resonans yang bertambah akibat adanya pengantaran suara
yang lebih baik daripada normal
Jantung
1. Inspeksi dan palpasi
Denyut apeks dan aktivitas ventrikel : disebut iktus kordis sulit terlihat pada
bayi dan anak kecil
Detak pulmonal : pada keadaan normal bunyi jantung II tidak teraba.
Getaran bising (thrill) : getaran pada dinding dada yang terjadi akibat bising
jantung yang keras
2. Perkusi
Pada anak yang besar dilakukan perkusi dari lateral ke medial dan dapat
memberikan kesan besarnya jantung
3. Auskultasi
Menguunakan stetoskop bianural, melakukan auskultasi dengan tekhnik tertentu.
Bunyi jantung :
Bunyi jantung I bersamaan dengan iktus kordis, bersamaan dengan denyut
karotis, terdengar paling jelas diapeks
Akibat penutupan katub atrioventrikular.
Bunyi jantung II normal terpecah pada inspirasi dan tunggal pada ekspirasi
Penutupan katub semilunar
Bunyi jantung III : dapat terdengar atau tidak pada anak normal, nada rendah.
Bunyi jantung IV : nada rendah, terjadi akibat delerasi darah pada saat
pengisian ventrikel oleh atrium
Irama derap : terdengar apabila bunyi jantung III dan IV terdengar keras
disertai dengan takikardia, terdengar seperti derapan kuda.
Opening snap : bunyi pembukaan katub mitral
Klik : bunyi detakan pendek bernada tinggi.
Bising jantung (murmur)
A. Bising inosen : tidak berhubungan dengan kelainan struktural jantung
B. Bising patologis : berhubungan dengan kelainan struktural baik pada katub atau sekat jantung.
Bentuk bising
1. Bising sistolik
Bising halosistolik(pansistolik)
Bising sistolik dini
Bising ejeksi sistolik
Bising sistolik akhir
2. Bising diastolik
Bising diastolik dini
Bising mid-diastolik
Bising diastolik akhir
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Inspeksi
Ukuran dan Bentuk Perut
Simetris
Asimetris
SKAFOID
POT BELLY
SKAFOID
Dinding Perut
Hernia umbilicalis :
• Pada anak usia sd 2 tahun
Keriput :
• Hipotiriodea, Sindrom Down,
Pasca Asites
Dan malnutrisis Kondrodistrofi, Sindrom Hurler
• Terlihat saat menagis atau batuk
Asites :
Kulit akan meregang dan tipis
Purne Belly :
Disertai kelainan traktus urinarius,
Gambaran Vena Abdomen : kriptokismus, hidroureter
• Gizi kurang atau buruk, gagal jantung,
peritonitis, obstruksi vena.
Hepatomegali :
Penyakit Jantung kongestif, perikarditis,
Leukemia, Kista hati, SLE, Hemosiderosis
dan malnutrisi
Palpasi Hati
Limpa
Splenomegali :
• Infeksi ( sepsis, demam tifoid,
malaria, atau toksoplasmosis
• Talasemia, anemia sel sabit, sirosis
hati, hipertensi porta atau gagal
jantung kongestif.
Kantung kencing penuh sampai kepusat pada meningitis, GBS, Koma, Pasca
bedah.
Masa intra abdominal
Tumor sakrokoksigeus
Meningokele serta pilonidal dimple
Abses perianal : kolitis ulseratif kronik, diare berat atau kronik.
Anus
- Tanda dini jari tubuh : naiknya dasar kuku, yang pada stadium
selanjutnya seluruh bagian distal jari & kuku mengembang &
membundar.
V.
Anggota Gerak
Perhatikan nyeri tekan pada anggota gerak panjang serta bentuk anggota
gerak(disebabkan oleh taruma / infeksi )
- Tanda awal: anggota gerak yang dingin, pucat dan kekuatan ototnya hilang, serta
nyeri. naiknya dasar kuku, yang pada stadium selanjutnya seluruh bagian distal jari
& kuku mengembang & membundar.
- Rakitis : pembengkakan epifisis di dekat lutut/ sendi pergelangan yang keras sperti tulang.
- Hand foot syndrome pada anemia sel sabit : pembengkakan simetris pada kedua tangan & kaki bayi.
- Usia lebih kurang 1 tahun setelah anak dapat berjalan bentuk tibia melengkung ke luar (genu varum).
Bila anak berdiri kedua genu berhadapan dengan jarak kedua bg. Medial lutut lebih dari 2,5 cm.
- Pada genu valgum (knock-knees) tungkai berbentuk X , pada anak berdiri dan lutut dirapatkan , kedua
maleolus medialis berjarak lebih dari 2,5 cm.
Anggota Gerak
IX. Perhatikan terdapatnya kelainan posisi kaki (club foot)
- Telapak kaki tampak datar : anak kecil – 2 tahun stelah bisa berjalan
- Pes kavus : lengkung telapak kaki sangat tinggi , hal ini dapat normal / pada pasien
poliomeilitis.
- Keadaan normal pada anak baru belajar berjalan : berjalan dengan kedua kaki terbuka.
- usia 3-4 tahun : kedua kaki merapat dan jari – jari lurus kedepan.
Anggota Gerak
XI. Pada pemeriksaan otot dapat dinilai perkembangan, tonus, adanya rasa nyeri, spasme, dan paralisis.
- tonus otot dinilai : melihat gerakan otot, dan bila perlu pada anak besar diminta untuk melakukan gerakan –
gerakan normal dengan tahanan dari pemeriksa.
- perhatikan apakah terdapat kemerahan, bengkak, panas pada perabaan, nyeri tekan dan nyeri pada gerakan,
serta terbatasnya gerakan sendi.
- dilakukan dengan posisi anak tidur terlentang dan fleksi pada sendi lutut,
- kemudian dirotasi interna dan rotasi eksterna kedua tungkai atas. Dalam keadaan normal rotasi dapat dilakukan
dengan simetris dan pada eksterna biasanya lutut sampai menyentuh tempat tidur. Bila terdapat dislokasi , maka
- Massa atau benjolan di garis median ditulang belakang mungkin tanda terdapatnya
sinus dermoid
- Massa kecil di garis median dengan kelompok rambut menunjukan adanya spina
bifida