Penyakit kanker adalah penyakit yang sering diibaratkan
sebagai penyakit yang sulit disembuhkan dan mematikan. Penderita kanker dihadapkan penyembuhan dalam ketidak pastian, juga dhadapkan pada tindakan pengobatan yang rumit, perjalanan penyakit dari stadium 0 sampai dengan stadium selanjutkanya yang membutuhkan wkt 4 thn hrs menunggu lama utk mengetahui apakah perkembangan keganasan bisa relatif terkontrol. Sehingga berbagai reaksi psikologi yang timbul menyebabkan penderita terlambat menjalani terapi atau tidak bertahan hidup selama lebih 5 thn (survival rate). Setengah dari penderita kanker menderita gangguan jiwa : - Gangguan penyesuaian 68 % - Gangguan depresi mayor 13 % - Delirium 8 % Reaksi individu terhadap penyakit iII Respon klinik 1. Individu dengan bayangan Anxiety diri rendah, ada rasa Deniel kehilangan, rasa kesedihan Depression dan duka (grief) Bargaining dan blaming 2. Indiv terganggu (menyalahkan) keseimbangan Regression (homeostasis) dan timbul Isolation ketakutan Dependency 3. Indiv gagal dengan Anger perawatan diri, timbul Acceptance perasaan putus asa dan tidak berdaya 4. Indiv dgn perasaan hilang kontrol, timbul rasa malu dan bersalah Perasaan takut kematian Takut adanya pengrusakan, kecacatan, kehilangan bgn tubuh Takut ditinggalkan dan menjadi tidak mandiri Takut terganggu dalam hubungan dan dalam menjalankan fungsi pekerjaan, peran serta keuangan Rasa cemas, deniel, marah ,bersalah, malu , tidak percaya diri Terjadi perubahan konsep diri, dhi bayangan diri, kepercayaan diri, sulit pertahankan kontrol fisik dan fungsi sosial, terjadi perubahan kondisi fisik, BB menurun, kerontokan rambut akibat chemotherapy, cacat tubuh pasca operasi Masalah interaksi sosial dan kesulitan komunikasi karena keterbatasan diri dan tidk ingin membicarakan penyakit Stage 1 : Shock and deniel (menolak diagnosa dan tidak yakin, berobat kebeberapa dokter) Stage 2 : Anger ( fustrasi, iritabel dan marah, menyalahkan tuhan, keluarga, dokter dan teman) Stage 3 : Bargaining ( negosiasi dengan dokter dalam terapi, mereka berupaya berbuat baik seperti beribadah atau derma uang) Stage 4 : Depresion (menarik diri, retardasi psikomotor, putus asa dan tidal berdaya, tidur terganggu dan mungkin ada ide bunuh diri ) Stage 5 : Acceptance (menerima kematian tidak dapat ditolak, menerima sebagai pengalaman universal Stage I: Shock atau kaget Individu kaget dan kebingungan setelah mengetahui penyakit kanker yang diderita dan menjadi tidak bisa konsentrasi. Beberapa diantaranya ingin menyendiri dan ingi menata masa depan Stage II: Anger Pada tahap penolakan individu dan keluarga menyangkal penyakit yang diderita. Individu marah, iritabel, menyalahkan diri, kelurga, tim dokter tentang kesehatan dirinya. Individu hipersensitif, emosi meledak-ledak menimulkan ketidak nyamanan dalam hubungan. Stage III : Bargaining Tahap individu tawar menawar dengan tuhan keluarga dan dokter, berupaya baik seperti beribadah, delma dan bersikap baik, agar dokter dapat melakukan terbaik untuk mereka. Awatan Mereka didorong berpatisipasi dalam perawatan dengan keyakinan dan keterbukaan Stage IV: depresi Ditemukam gejala klinis withdrawel, retardasi psikomotoridur, putus asa dan mungki ide bunuh diri. Depresi merupakan reaksi penyaki atau masalah klehidupan (putus kerja, masala ekonomi, isolasi dari teman) Stage acceptance: penerimaan Tahap pasrah dimana individu berupaya perbaikan kualitas hidup dan mela yng bermanfaatkukan aktifitas Depresi dan putus asa Pengendalian nyeri kurang Delirium ringan (disinhibition) Exhaustion Anxiety Ada gangguan psikiatrik sebelumnya Problem keluarga Histori percobaan bunuh diri pasien atau keluarga Phase 1 : Shock Numbness, throat tightness, nangis, mengeluh, perut kosong, deniel disbelief Phase 2 : Preokupasi dengan kehilangan Marah, sedih, insomnia, lemah, lesu beralah, mimpi, pikir kematian, anhedonia Phase 3 : Resolution dpt mengingat hal yang menyenangkan, menemukan kembali aktifitas yang menyenangkan, membangun hubungan baru Tahap 1: Terkejut dan menyangkal kehilangan Tahap 2: Emosi meledak-ledak menangis dan beteriak Tahap 3: Panik, mimpi buruk, keluhan fisik dan emasi tdk stabil, slt konsentrasi Tahap 4: perasaan bersalah menyebakan harus kehilangan dan tidak dapat berbuat utk mencegah Tahap 5: Depresi dan kesendirian sedih dan ingin sendiri shg mulai menarik diri dan merasa org lain tdk memahaminya Tahap 6: kesulitan menata kehidupan Individu kesulitan melepaskan kenangan kehidupan dulu Tahap 7: menerima kenyataan Sudah dapat menata kehidupan melalui semangat baru Delayed, inhibited, denied grief dan individu menghindari kenyataan kehilangan Menghindar dari hubungan dengan org atau keluarga utk menyembunyikan grief Over identifikasi kepada yang meninggal atau bagian tubuh yang sangat berperan dlm menjalankan fungsi atau grief yang psikotik, terdapat halusinasi dan meyakini bahwa tidak ada terjadi kehilangan Kondisi distres menyebakan timbulnya Gangguan penyesuaian Grief dan tahapan impending death tidak tersolusi sehingga individu mengalami gangguan depresi gangguan panik gangguan cemas atau gangguan psikotik Perasaan nyeri yang sulit diterapi dan akhirnya menderita Gangguan ketergantungan narkotika untuk mengatasi penderitaan serta Keinginan malakukan bunuh diri untuk mengakhiri penderitaan Gangguan penyesuaian: gejala berupa Mood depresi (menangis, putus asa, tidak ada semangat), Dengan anxietas (disertai palpitasi, agitasi, gemetar) Gangguan tingkah laku (melanggar hak orang atau mengabaikan norma etik dan peraturan sosial) Gangguan depresi: Mood depresi, sedih, murung Anhedonia, kehilangan minat Kehilangan semangat dan energi Ikatan emosi kurang, rasa bersalah Menarik diri dari hubungan interpersonal Preokupasi dengan kematian atau bunuh diri Gangguan Panik: adalah suatu gangguan cemas yang ditandai oleh kecemasan yang spontan, episodik, dan hebat, biasanya berlangsung singkat (kurang 30 menit). Serangan ini sedikitnya terdapat 1 serangan satu bulan setelah serangan. Sedikitnya diikuti 4 gejala berikut: Sesak nafas (dyspnoe) atau rasa tersumbat rasa tercekik Pusing, rasa tidak mantap atau rasa mau pingsan Palpitasi atau takikardi Gemetar sebagian atau sekujur tubuh Berkeringat Mual muntah Dersonalisasi atau derealisasi Rasa baal atau kesemutan (parastesia) Rasa panas atau dingin dikulit Nyeri dada atau rasa tertindih Rasa takut mati Takut menjadi gila Gangguan cemas menyeluruh: ansietas dan kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau lebih) dari keenam gejala berikut (dengan beberapa gejala setidaknya muncul hampir setiap hari selama 6 bulan). gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok. mudah merasa lelah sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong mudah marah otot tegang gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur yang gelisah dan tidak dan tidak pua) Penurunan tingkat kesadaran Terganggu atensi (menfokuskan, mengalihkan atau mempertahankan) Hendaya fungsi kognitif, gangguan memori disorientasi Awitan cpt (biasanya beberapa jam atau hari) Durasi cpt (beberapa hari atau minggu) Ggn persepsi: ilusi dan halusinasi Mood iritabel Penderita dengan kanker sebaiknya dilakukan pemeriksaan psikologi dan psikiatrik secara menyeluruh.n Mereka dengan masalah psikologi perlu dilakukan konseling pendampingan dan mampu melakukan penyesuaian diri dengan penyakit serta penerimaan penyalit lebih baik Penderita perlu mendapatkan dukungan psikologis dari keluarga, tim petugas kesehatan secara total Jalin komunikasi dan hubungan interpersonal yang lebih intens sehingga keraguan penderita menerima tindakan medis berkurang Penderita mendapatkan pelayanan psikologi dan psikiatrik secara terintegrasi dengan terapi kanser lebih dini dan memperoleh kualitas hidup lebiha baik Terapi psikofarmaka diberikan sesuai dengan gangguan jiwa. Anti cemas seperti alprazolam dan SSRI seperti Fluoxetin dan sertralin diberikan kepada mereka dengan gangguan panik, gangguan cemas atau anti depresi seperti jenis SSRI, anti psikotik diberikan bila mengalami psikosis Penderita dengan delirium beri dukungan fisik dan sensorik dan kebingungan akut dapat diberikan haloperidol Definisi WHO :Adalah perawatan aktif dan menyeluruh terhadap pasien yang penyakitnya tidak lagi memberikan respon kepada pengobatan yang menyembuhkan. Kontrol dari rasa sakit, gejala-gejala, masalah psikologis, sosial dan spiritual merupakan yang terpenting dalam perawatan. Tujuan paliatif adl mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien dan keluarganya. Perawatan paliatif menghargai keinginan pasien dalam pengambilan keputusan. Memberi dukungan psikologis kepada pasien dan keluarga melalui konseling pedampingan Moos mengemukakan bahwa orang sakit Setiap penderita kanker perlu mengembangan 2 tugas penyesuaian dalam mekanisme coping kanker 1. Tugas berkaitan dengan penyakit atau pengobatan meliputi : Belajar menghadapi gejala atau ketidakmampuan yang disebabkan penyakit Menyesuaikan diri dengan lingkungan RS dan prosedur medis untuk mengatasi masalah penyakit Mengembangkan hubungan baik dengan petugas kesehatan 2. Tugas berkaitan fungsi psiko-sosial Mengendalikan perasaan negatif dan memelihara pandangan positif mengenai masa depan Mempertahankan kepuasan diri sendiri dan kemampuan diri Memelihara hubungan baik dengan keluarga dan teman-teman Mempersiapkan diri menghadapi kenyataan yang akan terjadi Keputusan peralihan pengobatan aktif ke perawatan paliatif sering sulit diambil. Permintaan tindakan medis seperti resursitasi atau intubasi dibuat oleh pasien kompeten Dilakukan pengendalian nyeri sesuai jenis nyeri setelah assesmen nyeri sesuai pedoman peatalaksanaan nyeri