CANDRA IRIANTO ERRY ARISMA GUNAWAN SUDARMONO LAILY NURHANITA RESTU PUTRI WINAHYU VIVI ALVIONITA WIDY SEBRI PRADINA Cedera otak adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala Cedera otak berat adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai perdarahan interstitial dalam substansi diikuti terputusnya kontinuitas otak (Hudak & Gallo, 2010). Cedera kepala terbuka Luka kepala terbuka akibat cedera kepala dengan pecahnya tengkorak atau luka penetrasi, besarnya cedera kepala pada tipe ini ditentukan oleh velositas, masa dan bentuk dari benturan
Cidera kepala tertutup
Benturan cranium pada jaringan otak didalam tengkorak ialah goncangan yang mendadak. Cedar kepala tertutup meliputi: komusio (gegar otak), kontusio (memar) dan laserasi. cidera kepala tumpul Cedera kepala tumpul, biasanya disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh ataupun terkena pukulan benda tumpul.
Cidera kepala tembus
Cedera kepala tembus, biasanya disebabkan oleh luka tusukan, atau luka tembak Cidera kepala ringan (13-15)
Cidera kepala sedang (9-12)
Cidera kepala berat(3-8)
Kecelakaan lalulintas
Kecelkaan olahraga Akibat kekerasan
Terbentur benda tumpul
Benda tajam disorientasi kehilangan kesadaran Tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang nyeri kepala dan pusing laserasi dan hematoma kulit kepala Kebingungan Pusing menetap dan sakit kepala, gangguan tidur, perasaan cemas. Kesulitan berkonsentrasi, pelupa, gangguan bicara, masalah tingkah laku CT SCAN ANGIOGRAFI EEG(Electro Nistagmogram) Foto x-ray Analisa gas darah dan elektrolit darah Jalan nafas (airway) Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun ke belakang dengan posisi kepala ekstensi,kalau perlu dipasang pipa orofaring atau pipa endotrakheal Pernapasan(breathing) Tindakan dengan pemberian oksigen kemudian cari dan atasi faktor penyebab dan kalau perlu memakai ventilator Sirkulasi (circulation) Tindakannya adalah menghentikan sumber perdarahan, perbaikan fungsi jantung dan mengganti darah yang hilang dengan plasma, hydroxyethyl starch atau darah. Pemeriksaan fisik Setelah ABC, dilakukan pemeriksaan fisik singkat meliputi kesadaran, pupil, defisit fokal serebral dan cedera ekstra kranial Tekanan tinggi intrakranial Untuk mengukur turun naiknya TIK sebaiknya dipasang monitor TIK. TIK yang normal adalah berkisar 0-15 mmHg, diatas 20 mmHg sudah harus diturunkan Terapi diuretik 1) Diuretik osmotik (manitol 20%). 2) Loop diuretik (Furosemid) Posisi tidur posisi tidurnya ditinggikan bagian kepala sekitar 20-30 derajat, dengan kepala dan dada pada satu bidang,supaya pembuluh vena daerah leher tidak terjepit sehingga drainase vena otak menjadi lancar. Keseimbangan elektrolit pemasukan cairan dikurangi untuk mencegah bertambahnya edema serebri dengan jumlah cairan 1500-2000 ml/hari diberikan perenteral Nutrisi Setelah 3-4 hari dengan cairan perenteral pemberian cairan nutrisi peroral melalui pipa nasograstrik bisa dimulai, sebanyak 2000-3000 kalori/hari. Jika mengalami epilepsi atau kejang 1. Kejang pertama: Fenitoin 200 mg, dilanjutkan 3-4 x 100 mg/hari 2. Status epilepsi: diazepam 10 mg/iv dapat diulang dalam 15 menit. 1) Koma 2) Kejang/Seizure 3) Infeksi Fraktur tulang tengkorak atau luka terbuka dapat merobekkan membran (meningen) sehingga kuman dapat masuk infeksi meningen ini biasanya berbahaya karena keadaan ini memiliki potensial untuk menyebar ke system saraf yang lain. 4) Hilangnya kemampuan kognitif Berfikir 5) Penyakit Alzheimer dan Parkinson