Anda di halaman 1dari 36

Perawatan Periodontal Suportif

DRG.IRNAMANDA D.H
Pemeliharaan kesehatan periodontal dari pasien
yang telah dirawat  program positif

Setelah terapi fase 1 , jadwalkan kunjungan periodik


untuk perawatan pemeliharaan
 Mencegah rekurensi penyakit
Pasien tidak melakukan kunjungan pemeliharaan
 menunjukkan gejala periodontitis rekuren  ex : peningkatan
kedalaman poket, kerusakan tulang, kehilangan gigi
Semakin sering pasien melakukan perawatan
periodontal suportif  semakin rendah
kemungkinan pasien mengalami kehilangan gigi
tanpa SPT yg adekuat  5.6x lbh besar resiko hilang
gigi/50 kali lipat meningkatnya resiko probing loss
attachment)
Pentingnya Perawatan Periodontal Suportif

Pembersihan plak Bakteria pada kasus Penyembuhan jaringan Perubahan mikroflora


subgingiva yang tidak periodontitis kronis dan periodontal pasca dalam poket setelah
sempurna agresif perawatan skaling subgingiva

Perawatan periodontal
Plak tumbuh tidak menghilangkan
Pembentukan long Bakteri batang motil berkurang
Bakteri coccus meningkat
dalam poket bakteri pd bbrp tempat junctional epitleium Spiroseta berkurang

Kehilangan perlekatan Rekolonisasi dalam poket Lebih rentan terhadap Kembalinya patogen dalam
berlanjut tanpa gejala dan menyebabkan pembentukan kembali poket setelah 9-11 minggu
peradangan rekurensi penyakit poket setelah perawatan

Terinfeksi kembali akibat


tertular dari
pasangan/anggota keluarga Rekurensi penyakit
periodontal

Perlu Fase
Pemeliharaan
Program Pemeliharaan

Prosedur Kunjungan Pemeliharaan

Bagian 1: Pemeriksaan & Evaluasi


(Perkiraan waktu: 14 menit)

Sapa pasien
Perubahan riwayat medis PEMERIKSAAN
Pemeriksaan patologi oral & EVALUASI
Status OH KONDISI
Perubahan gingiva KESEHATAN
RM SAAT INI
Perubahan kedalaman poket
Perubahan mobilitas
Perubahan olusal
Karies gigi
Status restorasi, prostetik dan implant
Pemeriksaan Radiografi

Dilakukan berdasarkan
 Keparahan kasus
 Kasus yang ditemukan ketika kunjungan berkala
Hasil pemeriksaan ini dibandingkan dengan
radiografi sebelumnya, mengecek:
• Tinggi tulang
• Perbaikan defek osseus
• Tanda trauma from occlusion
• Perubahan patologis periapikal
• Karies
Macam Pemeriksaan Radiografi
Kondisi Pasien Macam Pemeriksaan
Karies klinis atau faktor resiko tinggi terhadap Pemeriksaan bitewing posterior dengan interval 12
karies hingga 18 bulan

Karies klinis dan tanpa faktor resiko tinggi Pemeriksaan bitewing posterior dengan interval 24
terhadap karies hingga 36 bulan

Penyakit periodontal tanpa kontrol yang baik Radiografi periapikal dan atau bitewing vertikal
pada area yang bermasalah setiap 12 hingga 24
bulan; full-mouth series tiap 3 hingga 5 tahun

Riwayat perawatan periodontal dengan penyakit Pemeriksaan bitewing tiap 24 hingga 36 bulan;
yang terkontrol baik full-mouth series tiap 5 tahun

Bentuk akar implant gigi Radiografi periapikal atau bitewing vertikal pada 6,
12, dan 36 bulan setelah penempatan prostetik,
kemudian setiap 36 bulan kecuali terdapat masalah

Pemeliharaan transfer periodontal atau pasien Full-mouth series jika set belum ada
implant Jika full-mouth sudah dilakukan dalam 24 bulan,
radiografi implant dan area periodontal yang
bermasalah sebaiknya difoto
Full-mouth series 5 tahun setelah perawatan (D)
Full-mouth series 10 tahun setelah perawatan (E)
Perbaikan tulang setelah perawatan pembedahan.
Pengecekan pada fase pemeliharaan.
Bagian II: Perawatan
(Perkiraan waktu: 36 menit)

Penguatan OH Pemeriksaan Kontrol Plak


Scaling
Polishing • Untuk menilai keefektifan kontrol
Irigasi kimia atau penempatan plak
Pasien harus menunjukkan cara
antimikroba pada daerah spesifik
membersihkan mulut disetiap
kunjungan
• Harus direview dan dikoreksi
• Dilakukan bila dibutuhkan hingga pasien menunjukkan hasil
diikuti dgn oral profilaksis yang baik
• Tdk boleh dilakukan Hanya pd • Instruksi tambahan jika
poket yg diperlukan
instrumentasi pd sulkus
menetap Pasien yang diberi instruksi
dangkal (1-3 mm) memiliki indeks plak yang lebih
rendah daripada yang tidak
 Bagian III: Laporan, Pembersihan dan Penjadwalan
 (Perkiraan waktu: 10 menit)

 Tulis laporan di status


 Diskusikan laporan dengan pasien
 Tindakan pembersihan & desinfek
 Jadwalkan kunjungan berikutnya
 Jadwalkan perawatan periodontal lebih lanjut
 Jadwalkan atau rujuk untuk perawatan restoratif dan
prostetik
Rekurensi Penyakit Periodontal

Rekurensi lesi dapat terjadi


 Karena kontrol plak yang inadekuat
 Gagal melakukan jadwal perawatan periodontal suportif
Perlu diketahui hal tersebut merupakan tanggung
jawab dokter gigi
 Mengajari Teknik kontrol OH
 Memotivasi pasien
 Mengontrol
Pembedahan tidak dilakukan kecuali
 Pasien menunjukkan peningkatan kecakapan
 Keinginan untuk bekerjasama dalam terapi
Penyebab-penyebab Lain Terjadinya Rekurensi

1. Perawatan inadekuat yang gagal


menghilangkan semua akumulasi plak
2. Restorasi inadekuat yang ditempatkan
setelah perawatan periodontal dilakukan
3. Pasien tidak datang ketika check up
periodik
4. Adanya beberapa penyakit sistemik,
mempengaruhi ketahanan host terhadap
level plak yang rendah
Tanda-tanda Kegagalan Kasus

Inflamasi yang rekuren ditandai dengan


perubahan gingiva dan bleeding pada
sulkus saat probing
Peningkatan kedalaman sulkus,
menyebabkan rekurensi formasi poket
Peningkatan kehilangan tulang, dilihat
pada radiograf
Peningkatan mobilitas gigi, ditentukan
pada pemeriksaan klinis
Gejala dan Penyebab Rekurensi Penyakit

Gejala Penyebab yang Mungkin


Peningkatan mobilitas Peningkatan inflamasi
OH buruk
Kalkulus subgingiva
Restorasi inadekuat
Protesa dengan desain buruk
Penyakit sistemik yang memodifikasi
respon host terhadap plak

Resesi Abrasi sikat gigi


Gingiva keratinisasi inadekuat
Frenulum tertarik
Terapi ortodontik
Gejala Penyebab yang Mungkin
Peningkatan mobilitas tanpa perubahan Trauma oklusal disebabkan gangguan
kedalaman poket dan perubahan oklusi lateral, bruxism dan restorasi
radiografi tinggi
Desain protesa yang buruk
Rasio mahkota-akar buruk

Peningkatan kedalaman poket tanpa OH buruk


perubahan radiografi Jarang kunjungan recall
Kalkulus subgingiva
GT tidak pas
Inklinasi mesial ke ruang edentulous
Gagalnya bedah untuk perlekatan baru
Gigi retak
Groove pada gigi
Penyakit periodontal baru
Overgrowth gingiva karena medikasi
Gejala Penyebab yang Mungkin
Peningkatan kedalaman poket dengan OH buruk
peningkatan kerusakan tulang secara Jarang kunjungan recall
radiografi Kalkulus subgingiva
Restorasi berubah atau inadekuat
Desain protesa buruk
Pembedahan inadekuat
Penyakit sistemik memodifikasi respon
host terhadap plak
Gigi retak
Groove dalam gigi
Penyakit periodontal baru
Klasifikasi Pasien Pasca Perawatan

Tahun pertama stlh terapi periodontal adalah masa


penting
 Indoktrinasi kunjungan kembali
 Penguatan teknik pembersihan rongga mulut yang benar
Perlunya perawatan kembali pada beberapa regio
Penelusuran kembali faktor etiologi yang mungkin
terlewati

Interval recall pd tahun pertama tidak


boleh lebih dari 3 bulan
Interval Kunjungan Recall

Klasifikasi Merin Karakteristik Interval Recall


Tahun pertama Pasien tahun pertama: terapi rutin 3 bulan
dan penyembuhan tidak tentu

Pasien tahun pertama: kasus sulit


dengan protesa yg kompleks, 1-2 bulan
keterlibatan furkasi, rasio
mahkota-akar buruk atau
kekooperatifan pasien
dipertanyakan
Kelas A Hasil bagus dan terawat dengan 6 bulan hingga 1 tahun
baik selama 1 tahun atau lebih
Pasien menunjukkan OH baik,
kalkulus minimum, tidak ada
masalah oklusal, tidak ada protesa
yg kompleks, tidak ada poket
tersisa, tidak ada gigi dengan
tulang tersisa kurang dari 50%
Klasifikasi Merin Karakteristik Interval Recall

Kelas B Hasil secara umum baik dan 3-4 bulan (tentukan interval
terawat selama 1 tahun atau lebih, recall berdasarkan jumlah
tetapi pasien menunjukkan faktor dan keparahan faktor
berikut: negatif)
1. OH inkonsisten atau buruk
2. Banyak terbentuk kalkulus
3. Penyakit sistemik sebagai
predisposisi kerusakan
periodontal
4. Poket tersisa
5. Masalah oklusi
6. Protesa kompleks
7. Terapi ortodontik yang sedang
dilakukan
8. Rekurensi karies gigi
9. Beberapa gigi dengan tulang
penyangga kurang dari 50%
10. Merokok
11. Riwayat keluarga atau uji
genetik positif
12. Lebih dari 20% BOP
Klasifikasi Merin Karakteristik Interval Recall

Kelas C Umumnya hasil yang buruk setelah 1-3 bulan (tentukan interval
terapi periodontal dan atau disertai recall berdasarkan jumlah dan
beberapa faktor negatif seperti: keparahan faktor negatif;
1. OH inkonsisten atau buruk pertimbangkan perawatan
2. Formasi kalkulus banyak kembali bbrp area atau ekstraksi
3. Penyakit sistemik sebagai gigi terlibat yg sangat parah
predisposisi kerusakan periodontal kerusakannya)
4. Banyak poket tersisa
5. Masalah oklusi
6. Protesa yg kompleks
7. Rekurensi karies gigi
8. Indikasi bedah periodontal tetapi
tidak dilakukan karena alasan
medis, psikologis atau finansial
9. Banyak gigi dengan dukungan
tulang kurang dari 50% tulang
alveolar
10. Kondisi terlalu jauh untuk
ditingkatkan dengan bedah
periodontal
11. Merokok
12. Riwayat keluarga atau uji genetik
positif
13. Lebih dari 20% BOP
Rujukan Pasien ke Periodontis

Dokter gigi umum harus tahu kapan bekerjasama


dengan spesialis periodonsia
Spesialis periodonsia menangani
 Kasus periodontal yang sulit
 Pasien dengan masalah penyakit sistemik
 Pasien implant gigi
 Pasien dengan konstruksi prostetik komplek yang memerlukan
hasil yang reliable
Penentuan perawatan dengan dokter gigi umum
atau dokter gigi spesialis ditentukan berdasarkan:
 Pertimbangan derajat resiko pasien kehilangan gigi
 Resiko penyakit periodontal berkontribusi terhadap kesehatan
umum
American Academy of Periodontology
Jika kerusakan periodontal membutuhkan
tindakan bedah di permukaan distal molar dua,
bedah tulang yg luas, prosedur regenerative yg
rumit
Localized gingivectomy atau flap curettage
umumnya dpt ditangani oleh GP
Faktor paling penting untuk penentuan perawatan
didasarkan oleh luas dan lokasi kerusakan
periodontal
Kasus berikut sebaiknya dirawat oleh spesialis
periodonsia:
 Kedalaman poket 5 mm atau lebih dari CEJ
 Gigi dengan lesi furkasi memiliki resiko kehilangan gigi
Penentuan recall dilakukan oleh GP atau Sp
berdasarkan penyakit pasien
Fase pemeliharaan dilakukan oleh:
 Pasien recall kelas A = dokter gigi umum
 Pasien recall kelas C = dokter gigi spesialis periodonsia
 Pasien recall kelas B = dokter gigi umum atau spesial
periodonsia
Uji Aktivitas Penyakit

Saat ini belum ada metode akurat untuk


memprediksi aktivitas penyakit

Klinisi bergantung pada informasi:


 probing
 BOP KOMBINASI
 Pengukuran perlekatan scr sekuensial
Pasien dengan penyakit yang refraktori merupakan

kandidat:
 Kultur bakteri
 Terapi antibiotik
 Terapi mekanis tambahan
Metode baru pasti akan dikembangkan untuk

memprediksi aktivitas penyakit


Klinisi hrs dpt menginterpretasi apakah tes tersebut

dapat menentukan aktivitas penyakit dan kehilangan


perlekatan selanjutnya
Pemeliharaan untuk Pasien Implant

Pasien implan rentan mengalami kehilangan tulang

 periimplantitis
Periimplantitis sulit ditangani
 Perlu perawatan penyakit periodontal sebelum penempatan
implant
 Perlu terapi suportif yg baik
Prosedur pemeliharaan implant sama dengan pasien

dengan gigi alami, dengan tiga perbedaan


 Instrumentasi spesial yang tidak menggores implant saat
pembersihan kalkulus pada implant
 Menghindari agen profilaksis asam fluoride
 Penggunaan pasta profilaksis nonabrasi
Setelah fase uncovering implant, pasien harus
menjaga kebersihan implant dan gigi dengan:
 Sikat ultrasoft
 Obat kumur kemoterapeutik
 Pasta pengontrol tartar
 Alat irigasi
 Bahan spt benang
Instrumentasi spesial digunakan pada implant pada
kunjungan recall
 Hindari instrumen logam dan ujung ultrasonik dan sonik
 Gunakan hanya instrumen plastik
 Gold plated curretes yang didesain secara spesial
 Rubber cup digunakan pada permukaan abutment dengan
tekanan ringan & intermittent:
 Pumis fluor
 Timah oksida
 Pasta poles implant spesial
Hindari penggunaan bahan fluorida asam karena
dapat merusak permukaan abutment titanium
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai