“KEJANG DEMAM”
Diva Iole Humaira
Maharani Sekar Ningrum
Veronica Debora
Wita Aulia
PRECEPTOR:
dr. Ferdiansyah, Sp.A
dr. Elvi Suryati, Sp.A
Identitas
Nama : An. GRR
Nama Ayah : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 48 tahun
Usia : 2 tahun 2 bulan
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku : Jawa
Alamat : Pasir Gintung
Nama Ibu : Ny. R
Umur : 37 tahun
Berat Badan : 9 kg
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Masuk RSAM :
Sabtu, 18 agustus
2018
Pemeriksaan :
Anamnesis :
Senin, 20
Alloanamnesis
agustus 2018
Keluhan •Kejang
Utama
Keluhan •Demam
Tambahan •Diare
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan kejang 5 jam SMRS, kejang terjadi
1 kali dengan interval kejang kurang lebih 5 menit dan os tidak sadar saat
kejang. Kejang terjadi kekakuan pada bagian kaki pasien dan mata pasien
menatap ke arah atas. Tidak ada disorientasi setelah kejang, muntah (-),
sesak (-), penurunan kesadaran (-). Setelah kejang tidak ditemukan
kelemahan pada pergerakan pasien. Os kemudian dibawa ke RSAM dan
kejang kembali sebanyak 6x dengan interval 5 menit dan durasi lebih
kurang 5 menit. Antara kejang tidak terdapat penurunan kesadaran. Saat
di UGD os langsung dipasang infus dan diberikan IVFD KaEN 3A 9 tpm.
Os tidak kejang saat di UGD. Saat tiba di bangsal, tak lama kemudian os
kejang dan diberi diazepam iv, setelah itu kejang berhenti sebentar. 3
menit kemudian os kejang lagi lalu diberi diazepam iv ulang. Os kembali
kejang lalu diberikan fenitoin iv. Os baru berhenti kejang setelah diberikan
fenitoin iv.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Orang tua pasien mengatakan bahwa seminggu sebelum
kejang pasien diare. Diare terjadi selama 7 hari, banyaknya 3x
dalam sehari, lebih kurang seperempat gelas belimbing,
berbau busuk, disertai lendir dan ampas namun tidak ada
darah. Ibu kemudian membawa pasien ke bidan dan oleh
bidan diberikan obat diare berupa antibiotik dan zink. Os sudah
tidak BAB cair lagi saat di rumah sakit. Pada 1 hari sebelum
kejang os mual muntah disertai demam. Muntah terjadi >5x,
bercampur makanan, kemudian sore harinya os demam. Ibu os
kemudian membawa os ke bidan dan sudah mendapatkan
obat penurun panas dan turun saat malam harinya. Pagi
menjelang subuh pasien kembali demam dan terjadi kejang
pertama. Riwayat batuk pilek, nyeri saat berkemih, atau nyeri
pada telinga disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak pernah mengalami kejang sebelumnya.
• Riwayat jatuh dari tempat tidur dan kepala terbentur 1 minggu
yang lalu, riwayat kejang sebelumnya (-), muntah (-), benjol (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat kejang sebelumnya,
epilepsy (-)
Riwayat Kehamilan
• (P3A0). Ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan.
Sebelumnya ibu pasien sudah melakukan imunisasi TT sebanyak 2
kali. Tidak ada penyulit selama kehamilan, ibu pasien tidak meminum
obat obatan rutin selama kehamilan, konsumsi tablet besi (+).
Riwayat Persalinan
• Pervaginam, dibantu oleh bidan, UG : 39 minggu, tidak ada
penyulit selama persalinan, KPD (-), perdarahan (-), lahir segera
menangis, BBL 3500 gram, PB 48 cm, tidak ada kebiruan dan
kelainan saat kelahiran, gerak aktif. Cacat (-), kuning (-)
Riwayat Makanan Riwayat Imunisasi
Status Present
Keadaan Umum : Tampak Sakit Status Generalis
Sedang
Pucat : (-)
Kesadaran : Compos Mentis
Sianosis : (-)
Suhu : 36,9°C
Ikterus : (-)
Nadi :129x/menit
Edema : (-)
RR : 33x/menit
BB : 9 kg Turgor : (-)
Status Neurologis
Motorik 5 5
5 5 Tanda Rangsang Meningeal
Refleks Fisiologis (+) Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-)
Refleks Patologis (-)
Brudzinsky II : (-)
Lasseque sign : (-)
Sensorik Kernig sign : (-)
Anestesi (-), hipoestesi (-)
Pemeriksaan Penunjang
• Tanggal 18 Agustus 2018
Hematokrit 35 % 34-39
MCV 72 fL 75-87
MCH 25 pg 24-30
Basofil 0% 0-1
Eosinofil 3% 0-3
Batang 0% 5-11
Segmen 39 % 23-45
Limfosit 43 % 35-65
Monosit 15 % 3-6
Oksigen 2 liter/menit
Zink 1x20 mg
Demam
Sederhana Kompleks
Kejang Demam Sederhana
• <15 menit
• Bentuk kejang umum (tonik dan atau
klonik)
• Tidak berulang dalam 24 jam
Kejang Demam Kompleks
• Kejang lama >15 menit
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau
kejang umum yang didahului kejang parsial
• Berulang atau >1x dalam waktu 24 jam
• Kejang lama kejang yang berlangsung >15 menit atau kejang berulang >2x
dan diantara bangkitan kejang anak tidak sadar
• Kejang fokal kejang parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului
kejang parsial
• Kejang berulang kejang ≥2x dalam 1 hari dan diantara 2 bangkitan kejang
anak sadar
PATOGENESIS
KEJANG
DEMAM
Kemungkinan Berulangnya Kejang
Demam
Faktor Risiko :
• Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
• usia <12 bulan
• Suhu tubuh >39°C
• Interval waktu yang singkat antara awitan demam dan
kejang
• Apabila kejang demam pertama merupakan kejang
demam kompleks
Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi
Faktor Risiko :
• Terdapat kelainan neurologis atau perkembangan yang
jelas sebelum kejang demam pertama
• Kejang demam kompleks
• Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung
• Kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau
lebih dalam satu tahun
ANAMNESIS
PENEGAKAN
Pungsi Lumbal
Elektroensefalografi (EEG)
Pencitraan
Pemeriksaan Lab
• Tidak dikerjakan secara rutin tetapi dapat
dilakukan untuk evaluasi sumber infeksi
PEMERIKSAAN
Anamnesis
• Kejang yang didahului demam
• Kejang 6x
• Interval antar kejang <5 menit
• Kejang selama 5 menit
• Antar bangkitan tidak terdapat penurunan
kesadaran
• Bentuk kejang awalnya kedua kaki kaku lalu mata
pasien terbelalak ke arah atas belakang
• Riwayat kejang sebelumnya disangkal
• Berdasarkan anamnesis didapatkan diagnosa
banding berupa ETOF
Dasar Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran compos mentis
• Nilai kekuatan otot 5 motorik baik
• Refleks fisiologis (+) dan refleks patologis
(-)
• Rangsang meningeal (-)
• Tanda trauma (-)
• Disorientasi pasca kejang (-)
• Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
tidak terdapat kelainan neurologis yang
nyata setelah kejang
Dasar Diagnosis
Terapi Phenitoin
• Ditujukan sebagai tatalaksana kejang akut
• Dapat diberikan apabila diazepam rektal dan IV tidak dapat
menghentikan atau memutus kejang
DAFTAR PUSTAKA
• Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S, Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam, Unit Kerja Koordinasi
Neurologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2006. Staf Pengajar IKA FKUI.
• Buku Ajar Kesehatan Anak. 1995. Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Dadiyanto, dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang : FK UNDIP.
• Deliana, Melda. 2002. Tatalaksana Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri Vol. 4, No. 02. 59-62
• Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. 2011. Semarang: BadanPenerbit
Universitas Diponegoro
• Fuadi F. .2010. Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam pada Anak (Tesis), Universitas Diponegoro, Semarang,
Jawa Tengah
• Lumbantobing, S.M., 2004. Kejang Demam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas.
• Hassan & Alatas, dkk, 2002, Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak, cetakan kesepuluh, Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Universitas Indonesia Jakarta
• Hirz D.G., 1997. Febrile Seizures. Ped in Rev;18:5-9.
• Mansjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid2, Media Aesculapius, Jakarta
• Ngastiyah, 1997, Perawatan anak sakit, cetakan I, EGC, Jakarta
• ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia. 1993;34;592 B Ismael S. KPPIK-XI, 1983
• Shah SS, Alpern ER, Zwerling L, Reid JR, McGowan KL, Bell LM., 2002. Low risk of bacteremia in children with
febrile seizures. Arch Pediatr Adolesc Med;156:469-72.
• SoetomenggoloTS. 1998. Kejang Demam dalam Buku Ajar Neurologi.Jakarta: IDAI.
• Chiu SS, Tse CY, Lau YL, Peiris M., 2001. Influenza A infection is an important cause of febrile seizures.
Pediatrics;108:1-7.
• Baumann, R.J, Kao,A., 2012. Febrile Seizures. (http://emedicine.medscape.com/article/1176205-
overview#a0199
• Macnair T, Febrile Convulsions, website http://www.bbc.co.uk/health/conditions/febrileconvulsions2.shtml-
38k.
• Febrile Seizure,.website http://www.mayoclinic.com/health/febrile_seizures/DS00346/DSECTION=10
TERIMAKASIH