Anda di halaman 1dari 28

Tugas Ujian

Prostat
Muhammad Sayyid Ridha

Supervisor : dr. Arief Husain,Sp.B


Anatomi
Tebal 2cm

Panjang 3cm

Lebar 4cm

Berat 20gr

Bentuk piramid
terbalik

Uretra pars
prostatika
McNeal
Anatomi
Zona
Zo
fibromuskular
• Stroma Fibromuskuler
Vent
anterior • 1/3 prostat

• 70% massa prostat


Zona
ZonaPerifer • Rentan inflamasi & asal CA
prostat

• Antara duktus ejakulatorius


Zona • 25% massa prostat
Sentralis

Zona • Bagian terkecil 5%


Transisional • Letak dari BPH
Anatomi Vaskularisasi
Pleksus prostatikus
Parasimpatis (S2-S4) 
sekresi
Simpatis (T10-L2) 
pengeluaran cairan prostat
Fisiologi
 Pertumbuhan
 Hormon testosteron > Dihidrotestoteron dengan bantuan enzim 5 alfa –
reduktase
 Berkembang pada masa puberitas
 Produksi cairan alkalis > menetralkan suasana dalam
vagina
 Komposisi Asam nitrat dan asam fosfat
Patologi
 Benign prostat Hyperplasia
Patologi
 Carcinoma prostat
TEORI DIHIDROTESTOSTERON
TEORI ESTROGEN-TESTOSTERON
TEORI INTERAKSI STROMA-EPITEL
TEORI BERKURANGNYA APOPTOSIS
TEORI STEM CELL
patofisiologi
Penegakan Diagnosis

 Anamnesis
 Gejala Prostatismus (Lower urinary tractus syndrome)
 Obstruktif : Hesitansi, Poor stream, Intermittency, felling of
incomplete of bladder empyting, Terminal dribbling, urinary
retention.
 Iritatif : Frekuensi, Nokturia, Urgency, Disuria
 Skor ipss
 Pemeriksaan Fisik
 Rectal Toucher
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan tambahan
 Residu Urin
 uriflowmetri
Skoring
0-7 = ringan
8-19 = sedang
>19-35 = berat
Pemeriksaan fisik
 Digital Rectal Examination (DRE) atau pemeriksaan colok
dubur dapat memberikan gambaran tentang keadaan
tonus spingter ani, reflek bulbo cavernosus, mukosa
rektum, dan prostat.
 Pada prostat harus diperhatikan:
 Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya
kenyal)
 Simetris/ asimetris
 Adakah nodul pada prostat
 Apakah batas atas dapat diraba
 Sulcus medianus prostat
 krepitasi
Pemeriksaan Tambahan
 Menghitung Residual urin dapat digunakan untuk
menentukan derajat ostruksi. Pengukuran dilakukan
setelah miksi spontan dengan cara kateterisasi tanpa
mengembangkan balon pada kateter.
 Derajat 1 Sisa Volume <50 ml
 Derajat 1I Sisa Volume 50-100 ml
 Derajat III Sisa Volume > 100 ml
 Derajat IV : Retensi total
Pemeriksaan tambahan

 Uroflowmetri dapat mengetahui derajat berat obstruksi


dengan mengukur pancaran urin pada waktu miksi.
 Angka normal 10-12ml/detik dan maksimal sampai
20ml/detik.
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
 · Darah
Ureum, kreatinin, elektrolit, Prostate Specific Antigen
(PSA), Gula darah
 · Urine
Kultur urin dan test sensitifitas, urinalisis dan pemeriksaan
mikroskopis, sedimen
Pemeriksaan pencitraan
 a. Foto polos abdomen (BNO)
Dari sini dapat diperoleh keterangan mengenai penyakit ikutan misalnya batu saluran
kemih, hidronefrosis, atau divertikel kandung kemih juga dapat untuk menghetahui
adanya metastasis ke tulang dari carsinoma prostat
 b. Pielografi Intravena (IVP)
Pembesaran prostat dapat dilihat sebagai filling defect/indentasi prostat pada dasar
kandung kemih atau ujung distal ureter membelok keatas berbentuk seperti mata
kail (hooked fish). Dapat pula mengetahui adanya kelainan pada ginjal maupun ureter
berupa hidroureter ataupun hidronefrosis serta penyulit (trabekulasi, divertikel atau
sakulasi buli – buli). Foto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin.
 c. Sistogram retrograde
Memberikan gambaran indentasi pada pasien yang telah dipasang kateter karena
retensi urin.
 d.Transrektal Ultrasonografi (TRUS)
Deteksi pembesaran prostat dengan mengukur residu urin
 e. MRI atau CT scan
Jarang dilakukan. Digunakan untuk melihat pembesaran prostat dan dengan
bermacam – macam potongan
Terapi
 Tujuan terapi :
 Memperbaiki keluhan miksi
 Meningkatkan kualitas hidup
 Mengurangi obstruksi infravesika
 Mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal
 Mengurangi volume residu urine setelah miksi
 Mencegah progresifitas penyakit
Terapi
 Watchful Waiting
Watchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan
ringan (skor IPSS <7).
 1. Pasien diberi nasihat agar mengurangi minum setelah makan
malam agar mengurangi nokturia.
 2. Menghindari obat-obat parasimpatolitik (mis: dekongestan).
 3. Mengurangi kopi.
 4. Melarang minum minuman alkohol agar tidak terlalu sering
buang air kecil. Penderita dianjurkan untuk kontrol setiap tiga
bulan untuk diperiksa: skoring, uroflowmetri, dan TRUS.
 5. Bila terjadi kemunduran, segera diambil tindakan
Terapi Medikamentosa
 Penghambat adrenergik a-1
 Penghambat enzim 5a reduktase
 Kombinasi penghambat adrenergik a- 1 dan penghambat
enzim 5a reduktase
Terapi Bedah Konvensional
Prostatektomi digolongkan dalam 2 golongan:
 1. Prostatektomi terbuka :
 Prostatektomi suprapubik transvesikalis (Freyer)
 Prostatektomi retropubik (Terence Millin)
 Prostatektomi perinealis (Young)
 2. Prostatektomi tertutup :
 Reseksi transuretral.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai