KEJANG DEMAM
Resiko Tinggi
Metabolisme Basal
Gangguan Kebutuhan
Meningkat
Nutrisi
O² ke Otak
Menurun
Kejang TIK
Demam Meningkat
Resiko Tinggi
Resiko Injuri Resiko Tinggi
Berulang
Gangguan Tumbuh
Kembang
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
Kejang Demam Kejang Demam Komplikata
Sederhana (Simple Febrile (Complex Febrile Seizure),
Seizure), dengan ciri-ciri dengan ciri-ciri gejala klinis
gejala klinis sebagai sebagai berikut:
berikut: -Kejang lama, > 15 menit
-Kejang berlangsung -Kejang fokal atau parsial satu
singkat, < 15 menit sisi, atau kejang umum
-Kejang umum tonik dan didahului kejang parsial
atau klonik -Berulang atau lebih dari 1 kali
-Umumnya berhenti sendiri dalam 24 jam
-Tanpa gerakan fokal atau
berulang dalam 24 jam
PENATALAKSANAAN
Anti Piretik
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali
Anti Konvulsan
* Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
* Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg
RUMATAN
RUMATAN
RAWAT ICU Fenobarbital 3 – 4 mg/kgBB/hari
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hr
PROGNOSIS
Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor resiko.
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Tingginya suhu badan sebelum kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
Anemia defisiensi
Perdarahan akut besi
Anemia
Penyakit kronik megaloblastik akibat Talasemia
Anemia hemolitik defisiensi vitamin B12
atau asam folat
Anemia aplastik
ETIOLOGI
Hiproliferatif Penurunan
Gangguan
pematangan
waktu hidup
SDM
1.Kerusakan sumsum
tulang
- Inti
2. Defisiensi besi
- sitoplasma
3. Produksi EPO inadekuat
Kebutuhan zat besi
Faktor kebutuhan
- Umur,
- jenis kelamin
- volume darah dalam tubuh (Hb)
0,8 gram besi harus diabsorbsi tiap hari selama 15 tahun pertama
kehidupan
PROSES ABSORPSI BESI
I) bentuk non heme
HCl lambung,
Makanan ferro(Fe2+ )
asam amino dan
(ferri/Fe3+) diabsorbsi
vitamin C
Absorbsi
akan
diperbesar
oleh protein Asam
lambung
Faktor akan
mempengaruhi membantu
penyerapan
dihambat
Ferro lebih
kompleks
mudah
phytate dan
diserap
fosfat
Penyebab peningkatan kebutuhan zat
besi
Kebutuhan yang Kurangnya besi yang
meningkat fisiologis diserap
Kehamilan
- Pertumbuhan -makanan tidak adekuat
- menstruasi - Malabsorpsi
Idiopathic pulmonary
Perdarahan Transfusi feto-maternal
hemosiderosis
Terjadi
- penurunan serum feritin
- peningkatan absorpsi besi dari usus
- pengecatan besi pada apus sumsum tulang berkurang
2. Iron deficient erythropoietin/iron limited
erythropoiesis
Laboratorium
- kadar Fe serum
- saturasi transferin menurun
- TIBC dan FEP meningkat.
3. Iron deficiency anemia
Bila besi terus berkurang eritropoiesis akan semakin terganggu,
sehingga kadar hemoglobin menurun diikuti penurunan jumlah
eritrosit.
Ditandai :
- cadangan besi yang menurun atau tidak ada
- kadar Fe serum rendah
- saturasi transferin rendah
- kadar Hb atau Ht yang rendah
Manifestasi klinis yang paling
menonjol
pucat
glossitis koilonikia
Gejala Plummer-
stomatitis dan
Vinson yaitu sukar
keilitis angular
menelan (disfagia)
Laboratorium
Apus darah tepi
Leukosit : granulositopenia ringan
Trombosit : meningkat
Apus sumsum tulang : hiperplasia sistem eritropoietik dan
berkurangnya hemosiderin.
MCV, MCH, MCHC menurun
TIBC meningkat ( > 410 ug/dl)
Free Erythrocyte Protoporphyrin (FEP) > 100 ug/dl eritrosit
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan secara umum :
Pemberian Preparat Fe :
Riboflavin Piridoksin
Kobal Tembaga
PENCEGAHAN DAN
PENDIDIKAN
• Pendidikan Kebersihan
Lingkungan
Pemberian
Pendidikan Gizi Suplemen/fortifikasi
Besi
Tonsilitis
Definisi:
Tonsilitis Bakterial
• Penyebab tersering group A Streptokokus B
hemolitikus atau strept throat. Infiltrasi bakteri
pada lapisan epitel jaringan tonsil akan
menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya
leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk
detritus.
Patofisiologi
Bakteri menginfiltrasi
lapisan epitel jaringan Reaksi radang
tonsil
Detritus merupakan
kumpulan leukosit, Detritus
bakteri yang mati dan mengisi kripta
epitel yang terlepas
Gejala dan Tanda
Nyeri tenggorok Pada pemeriksaan
ditemukan:
Nyeri menelan Pembengkakan tonsil
Demam dengan Tonsil terlihat
suhu tubuh tinggi hiperemis dan adanya
detritus berbentuk
Rasa lesu folikel/lakuna/tertutu
Tidak nafsu makan p membran semu
Nyeri tekan dan
Nyeri telinga bengkak pada kelenjar
(otalgia) submandibula
Tatalaksana
Tirah baring
Pemberian cairan adekuat
Diet ringan
Antipiretik analgesik
Antibiotika spektrum lebar penisilin, eritromisin
Antivirus (jika diperlukan)
Obat kumur
Tonsilitis Kronik
Merupakan peradangan kronis Tonsila
Palatina setelah serangan akut yang
berulang atau infeksi subklinis. Tonsilitis
berulang banyak terdapat pada anak-
anak, yang diantara serangan infeksi
tonsil dapat terlihat sehat atau dapat juga
terlihat membesar.
Tonsilitis Kronik
Etiologi
• 25% disebabkan oleh streptokokus B
hemolitikus grup A
Faktor Predisposisi
• Rangsangan menahun dari rokok
• Beberapa jenis makanan yang dapat
menyebabkan serangan berulang
• Pengaruh cuaca
• Kelelahan fisik
• Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
Patologi
Epitel mukosa
Proses radang
tonsil dan jaringan
berulang
limfoid terkikis
Perlekatan dengan
jaringan sekitar fosa
tonsilaris
Gejala dan Tanda
Rasa mengganjal Pada pemeriksaan
di tenggorok didapatkan:
Rasa kering di Tonsil membesar
tenggorokan dengan
Nafas berbau permukaan yang
Tidur mengorok
tidak rata, kriptus
melebar dan
beberapa kripti
terisi oleh detritus
Penatalaksanaan
Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronik
adalah dengan pengangkatan tonsil
(tonsilektomi diseksi), dengan atau
tanpa pengangkatan adenoid.
Dilakukan apabila terapi konservatif
dengan antibiotika spektrum luas tidak
berhasil.
Tonsilektomi
Berdasarkan AAO-HNS tahun 1995,
indikasi tonsilektomi dibagi menjadi dua:
O Indikasi Absolut = Tonsil yang besar hingga
mengakibatkan gangguan pernafasan, nyeri telan
yang berat, gangguan tidur atau komplikasi
penyakit-penyakit kardiopulmonal.
O Abses peritonsiler (Peritonsillar abscess) yang tidak
menunjukkan perbaikan dengan pengobatan
O Tonsillitis yang mengakibatkan kejang demam.
O Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi
jaringan untuk menentukan gambaran patologis
jaringan.
Kontraindikasi
Radang akut tonsil.
Demam, albuminuria.
Penyakit paru-paru
Penyakit darah.
Hipertensi.
Poliomielitis epidemic
Komplikasi
Komplikasi sekitar tonsil Komplikasi organ jauh
Masa prodormal Demam tinggi 3-4 hari Demam ringan 1-4 hari Timbul pada 12 jam Demam tinggi 3-4 hari
disertai konjungtivitis, pertama setelah demam turun sampai Normal
batuk pilek batuk/muntah muncul ruam
Karakteristik kulit Warna coklat merah, Merah muda, timbul Merah , makulopapular,
timbul awal dileher, dileher, muka menyebar awal didada ke muka,
belakang telinga, cepat ke seluruh tubuh ekstremitas, 2 hr hilang
kemudian ekstremitas kemerahan jarang ruam, (-) koplik
memenuhi seluruh bergabung, hari ke-3
badan dalam 3 hari, 5-6 memudar bersamaan
hari hilang, deskuamasi tanpa deskuamasi
Letak ruam Dari belakang telinga, wajah Dari leher, badan, ekstremitas
Konjungtivitis +++ -
Limfonodi servikal - ++
Nyeri Tenggorokan ++ +
Batuk ++ ++
Mual/muntah + +
Anoreksia +++ +
Diare + +
Nyeri perut ++ +
Trombositopenia - -
Terdapat hubungan
- ++
vertical/horizontal
PENATALAKSANAAN
Terapi pada bayi dan anak yang mengalami roseola infantum hanya berupa terapi
suportif, yaitu:
Antipiretik
Nutrisi: Bila pasien bisa minum, anjurkan minum yang cukup, terutama cairan yang
mengandung elektrolit.
IDENTITAS
Nama : An. A
Umur : 1,4 tahun
Alamat : Perawang
ANAMNESIS
Keluhan utama
Kejang
Riwayat alergi
disangkal
Riwayat Imunisasi :
Imunisasi BCG : belum
VITAL SIGN
Nadi : 108 kali/menit
Pernapasan : 22 kali/ menit
Tekanan darah : anak sulit diperiksa
Suhu : 37oC
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 11,1 g/dl
Leukosit : 4,1 103/mm3
Trombosit : 170 103/mm3
Hematokrit : 36,6 %
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil : 1 %
Monosit : 15 %
Elektrolit :
Natrium : 138.00 mmol/L
Kalium : 4.10 mEq/L
Klorida : 100.00 mmol/L
Kimia Darah
Kalsium : 10,00 mg/dl
CRP Kuantitatif : 0,58 mg/L
Kepala
Thorax
Abdomen
Inspeksi :gerakan dinding dada simetris
Inspeksi :Perut tampak datar
Palpasi : Vokal fremitus kanan : kiri
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor kanan : kiri
Perkusi : Tympani
Auskultasi : saluran nafas: bronkial
Auskultasi : Bising usus DBN (+)
meningkat.
lapang paru : ronki basah
halus +/+ Ekstremitas : Edema (-), baggy pants (-),
Diagnosa kerja
Kejang demam sederhana, Tonsilitis
Penatalaksanaan
1. Asering 5 18 tpm selanjutnya kaen
2. Kn3b 18tpm
3. Inj sanmol 6x 100mg iv selama 24 jam pertama
4. Bila suhu diatas 39c
5. Inj stesolid 2mg iv (1mg/mnt bila kejang)
6. Inj rantin 3x10mg iv
7. Nafrek syr 2,5ml/4 jam bila suhu diatas 37,5c
8. Rhinos junior 3,5ml po
9. Stesolid syr 3x 6,5ml po
10. Isprinosin syr 3x 3ml po
Hari I Hari II Hari III Hari IV
keluhan Demam (+) • Demam (+) • Demam berkurang • Demam berkurang
Batuk pilek • Intake makanan kurang • Intake makanan • Pagi ditemukan ruam ruam
Sulit menelan • Batuk pilek mulai berkurang kurang merah dimuka lalu kebadan,
Intake makanan • Bab cair (+) ruam tidak gatal
kurang • Batuk (+)
Bab cair 1 x
diagnosis Kejang demam, Kejang demam sederhana, tonsilitis Kejang demam sederhana, Kejang demam sederhana,
tonsilitis tonsilitis, Anemia tonsilitis, Anemia Defisiensi besi
Defisiensi besi Roseola infantum
Terapi Infus asering 5 18tpm lanjut -Rhinos junior 3 x 3 ml PO- pilek,
Inj sanmol 6x100mg iv bila suhu diatas radang
39’c -Naprex syr 2,5 ml per 4 jam bila
Inj. Stesolid 2mg iv (1mg/menitt bila suhu > 37,5
kejang) -Valisanbe 2,5 ml PULV 3 x1 max 2
Inj rantin 3x10mg iv hari
Naprex syr 2,5mg/4jam bila suhu diatar -Isprinosin syr 3 x3 ml
37,5’c -- Zamel 1 x 2 ml
Rinos junior 3x3 mg po - Maltofer drop 1 x 16 tts
Valisan b 2,5mg(pulf) 3x1 pulf ( max 2
hari)
Insprinosine syr 3x3 mg PO
Zamel 1x2,5 mg
TERIMA KASIH