Anda di halaman 1dari 27

TUBERKULOSIS (TB)

OLEH
WA ODE SITI RAHAYU FATHANAH, S.Ked
PEMBIMBING : dr. DWIANA PERTIWI TRESNOWATI, M.Sc, Sp.PD

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU
OLEO
DEFENISI
• TB Paru adalah suatu penyakit
infeksi menular yg disebabkan
bakteri Mycobacterium
tuberculosis, yg dpt menyerang
berbagai organ, terutama paru-
paru.
EPIDEMIOLOGI
• WHO  1/3 penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB.
• sekitar 4 juta/Tahun di dunia penderita baru TB menular.
• Data Depkes (2001) INA  50.443 openderita TB Paru BTA
(+) yg diobati (23 % dari perkiraan penderita TB BTA (+)).
¾ dari kasus berusia 15-49 th
• Baru 20 % yang tercakup dalam program pemberantasan
TB yang dilaksanakan pemerintah.
ETIOLOGI
• TB Paru merupakan infeksi
yang disebabkan oleh
bakteri Micobacterium
Tuberculosis (dan kadang-
kadang oleh Micobacterium
Bovis dan M. Africanum)
M. TUBERCULOSIS
• Bentuk (basil), aerob, dinding sgt
kompleks (lapisan lipid > 60 %)
• Tahan pewarnaan Asam (BTA)
• Tidak tahan terhadap sinar UV
langsung
• Bertahan pada tempat yang gelap
dan lembab
• Dapat hidup lama dalam jaringan
tubuh (Dorman)
CARA PENULARAN

• Sumber penularan : penderita TB BTA positif


• Saat batuk atau bersin menyebarkan kuman ke udara
( droplet)
• Dapat terinfeksi bila kuman terhirup dalam saluran
pernafasan
PATOMEKANISME Sembuh  kuman dieleminasi

M.Tuberculosis masuk melalui


saluran napas  parenkim Merangsang makrofag
Berlanjut  teberntuk Ghon
paru fokus/ fokus infeksi primer
Salran limfe 
Kopleks prime (ghon +
limfangitis
limfangitis + limfadenitis Menyebar ke
Kelenja limfe 
limfadenitis

Pertumbuhan dihambat
(dorman) Reaktivasi  terbentuk Merangsang iunitas
di fokus apeks paru seluler (tipe IV/ Lambat)
(fokus dimon)
Hematioen  menigitis
Menyebar secara TERBENTUK CAVITAS 
TB, tulang, GINJAL, TB
nekrosis pada bagian
MILIER
tengahnya
Bronkogen  ke paru
sebelahnya dan usus (TB Sembuh  sikatrik &
usus) garis fibrosis
GEJALA
A.GEJALA RESPIRATPRIK
- Batuk  3 Minggu
- Batuk Darah
- Sesak Napas
- Nyeri Dada
B. GEJALA SISTEMIK
- Demam - Anoreksia
- Malaise - BB Menurun
- Keringat Malam
PEMERIKSAAN FISIS
• Tergantung Luas & Kelainan Struktural Paru
• Lokalisasi Umumnya Apex Lob Superior Segmen
Posterior; Apex Lobus Inferior
• Suara Napas Melemah : Pada auskultasi terdengar suara napas
bronkhial/amforik/ronki basah/suara napas melemah di apex
paru, Tanda-tanda Penarikan Paru, Diafragma & Mediastinum.
• Bila terdapat limfadenitis tuberkulosa didapatkan pembesaran
kelenjar limfe, sering didaerah leher, kadang disertai adanya
skrofuloderma.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan mikroskopis kuman TB (Bakteri Tahan


Asam/BTA) atau kultur kuman dari spesimen sputum/dahak
sewaktu pagi sewaktu
• Untuk TB non paru : spesimen dapat diambil dari bilas
lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura ataupun
biopsi jaringan.
• Radiologi dengan foto thoraks PA-Lateral/top lordotik.
LABORATORIUM
Cara Pengambilan & Pengiriman :
 Dahak, 3 kali setiap pagi / SPS

 Pengiriman dalam pot (cair), pada gelas objek (difiksasi)


atau dahak dengan kertas saring
 Tulis identitas penderita sesuai formulir permintaan
LABORATORIUM
Pemeriksaan dahak & bahan lain :
Pemeriksaan bakteriologik
 Mikroskopik
 biasa
 fluoresens
 Biakan & uji resistensi
 konvensional
 biakan radiometrik
INTERPRETASI HASIL
• Mikroskopik positif
- 3 x pos
- 2 x pos, 1 x neg.
- 1 x pos, 2 x neg --- ulang BTA 3 x
bila hasil 1 x pos, 2 x neg.
• Mikroskopik negatif
- 3 x neg.
- 1 x pos, 2 x neg --- ulang BTA 3 x
bila hasil 3 x neg.
RADIOLOGI
•Tb Paru aktif
Bercal berawan pada segmen
apeks lobus atas dan bawah
•Kavitas  dinding reguler 
tidakada air fluid level pada kavitas
•Bercak milier
•Efusi pleura unilateral (umumnya)
atau bilateral (jarang)

•Tb Paru Lama/ Inaktif


Terdapat garis fibrotik dan
kalsifikasi
Schwarte atau penebalan pleura
ALUR DIAGNOSIS
PRINSIP PENGOBATAN TB
Paduan OAT yang tepat mngandung
minimal 4 macam obat untuk mencegah resistensi

PRINSIP
PENGOBATAN TB
CONTENT
Ditelan secara teratur dan
diawasi secara langsung oleh
PMO sampai pengobatan selesai
Dosis Yang Tepat

Jangka waktu PEMGOBATAN yang cukup trbagi dalam


tahap awal serta lanjutan untuk mencegah kekambuhan
PANDUAN OAT INDONESIA
(REKOMENDASI WHO dan ISTC)

Kategori 1 : 2 (HRZE)/ 4 Kategori 2 : 2 (HRZE) S/


(HR)3 (HRZE) 5 (HR) 3E3
Diberikan pada pasienBTA positif
Diberikan untuk pasien baru : yang pernah diobati sebelumnya
Pasien baru TB paru (pengobatan berulang):
terkonfirmasi bakteriologis Pasien kambuh
Pasien gagal pada pengobatan
Pasien TB paru terdiagnosa OAT kategori 1 sebelumnya
klinis Pasien yang diobati kembali
Pasien TB Ekstra Paru setelah putu obat (lost to FU)
OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

Obat Utama Obat Lini Kedua


 
• Rifampisin (R) • Quinolon
• Isoniazid (H) • Kanamisin
• Pirazinamid (Z) • Makrolide
• Etambutol (E) • Amok.+ As. klav.
• Streptomisin (S) • Der. –Rif. /INH
EFEK SAMPING (OAT)
OAT KATEGORI 1
OAT KATEGORI 2
Kombinasi dosis tetap
(Fixed Dose Combination)

WHO 1999  FDC terdiri dari :

• Rifampisin 150 mg
• INH 75 mg
• Pirazinamid 400 mg
• Etambutol 275 mg

• Problema  efek samping obat


HASIL PENGOBATAN
• Sembuh :
Bila hasil hasil pem ulang dahak (follow up) paling sedikit 2 kali
berturut-turut negatif, salah satu diantaranya haruslah pemeriksaan
pada akhir pengobatan.

• Pengobatan Lengkap :
Penderita telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap, tapi
tidak ada pemeriksaan ulang dahak, khususnya pada akhir pengobatan.
HASIL PENGOBATAN
• Gagal:
• Px dahak (+) yg tetap (+) atau kembali (+) pd akhir bl
ke-5 atau lbh.
• Px dahak (-) Rö (+) menjadi dahak (+) pada akhir bl
ke-2 pengobatan
• Defaulted atau drop-out :
Penderita yang tidak mengambil/meminum obat 2 bulan
berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai
PENCEGAHAN

• Vaksinasi BCG pada bayi / anak


• Terapi pencegahan
• Pengobatan TB paru BTA positif untuk mencegah penularan

• Terapi pencegahan
Kemoprofilaksis pada Penderita HIV/AIDS  INH dosis 5 mg/
kg BB ( tdk lebih 300 mg) sehari selama minimal 6 bulan

Anda mungkin juga menyukai