Anda di halaman 1dari 18

INFEKSI POSTPARTUM

Fathurrahman
Hana Ayu Afifah
Ulinnuha Faryn Khalisa S
Via Indriawati
Pengertian Infeksi
Postpartum

Infeksi pospartum (sepsis puerperal atau


demam setelah melahirkan) adalah infeksi
klinis pada saluran genetalia yang terjadi
selama 25 hari setelah abortus atau
persalinan. Infeksi bisa timbul akibat
bakteri yang sering kali ditemuakan didalam
vagina (endogenus) atau akibat pemaparan
agen patogen dari luar vagina (eksogenus)
Etiologi Infeksi
Postpartum
Penyebab dari infeksi postpartum
ini melibatkan mikroorganisme anaerob
dan aerob patogen yang merupakan flora
normal serviks dan jalan lahir atau
mungkin juga dari luar. Penyebab yang
terbanyak dan lebih dari 50 % adalah
streptococcus dan anaerob yang
sebenarnya tidak patogen sebagai
penghuni normal jalan lahir. Kuman-
kuman yang sering menyebabkan infeksi
postpartum antara lain :
• Streptococcus haematilicus aerobic
• Staphylococcus aurelis
• Escherichia coli
• Clostridium welchii
Klasifikasi Infeksi
Postpartum

1. Infeksi uterus
a. Endometritis
b. Miometritis
c. Parametritis
2. Syok bakterimia
3. Peritonis
4. Infeksi saluran kemih
5. Septicemia dan piemia
Faktor resiko
infeksi postpartum

1. Semua keadaan yang


menurunkan daya tahan
penderita, seperti perdarahan
banyak, pre eklampsia, juga
infeksi lain, seperti pneumonia,
penyakit jantung, dan
sebagainya.
2. Partus lama, terutama dengan
ketuban pecah lama
3. Tindakan lama, terutama dengan
ketuban pecah lama
4. Tertinggalnya sisa plasenta,
selaput ketuban, dan bekuan
darah
Patofisiologi Infeksi
Postpartum
Manifestasi klinik
Infeksi Postpartum

1. Rubor (kemerahan)
2. Kalor ( demam setempat) akibat
3. Vasodilatasi tumor (bengkak) akibat
eksudai
Manifestasi klinis lainnya
1. Peningkatan suhu
2. Takikardie
3. Nyeri pada pelvis
4. Demam tinggi
5. Nyeri tekan pada uterus
6. Lokhea berbau busuk/ menyengat
7. Penurunan uterus yang lambat
8. Nyeri dan bengkak pada luka
episiotomy
Penatalaksanaan
medis infeksi
postpartum
1. masa persalinan
a. hindari pemeriksaan dalam berulang, lakukan bila
ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apabila
ketuban telah pecah.
b. hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah
lama
c. jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah
masker
2. masa kehamilan
a. anemia diperbaiki selama kehamilan. Berikan diet
yang baik. Koitus pada kehamilan tua sebaiknya
dilarang
b. membatasi masuknya kuman dijalan lahir selama
persalinan. Dengan trauma sedikit mungkin. Alat –
alat bersalin harus steril dan lakukan pemeriksaan
hanya bila perlu dan atas indikasi yang tepat
Pemeriksaan
penunjang Infeksi
Postpartum
a. Laboraturium : darah
b. Klien dengan dower kateter diperlukan
culture urine
c. Pemeriksaan nikroskopis urine
d. Pemeriksaan protein urine
e. Pemeriksaan glukosa urin
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1.Pengumpulan data
merupakan awal dari pengkajian untuk mengumpulkan informasi
tentang klien yang akan dilakukan secara sistematis untuk
menentukan masalah-masalah serta kebutuhan kesehatan klien
sehari-hari meliputi :
a. Identitas ( nama,tanggal lahir, alamat, no RM, kelamin)
b. Status kesehatan
1) keluhan utama
2) riwayat kesehatan sekarang
3)Riwayat kesehatan dahulu
4)Riwayat kesehatan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. pemeriksaan ibu
b. pemeriksaan sistem respirsi
c. pemeriksaan sistem kardiovaskular
d. Sistem Saraf Kaji fungsi persarafan
e. Sistem Pencernaan Kaji keadaan mulut
f. Sistem Urinaria Bagaimana pola berkemih
www.website.com
Lanjutan....
g. Sistem Reproduksi
h. Sistem Integumen Kebersihan rambut
i. Sistem Muskuloskletal
j. Sistem Endokrin
3. Pola Aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas yang perlu dikaji adalah : sebelum hamil,
selama hamil, selama dirawat di rumah sakit.
a)Nutrisi
b)Eliminasi
c)Pola tidur dan istirahat
d)Personal hygiene
e)Ketergantungan fisik
4. Aspek psikososial
a) Pola pikir dan persepsi
b) Konsep diri
c) Hubungan komunikasi www.website.com
Diagnosa
• Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan
luka insisi, distensi abdomen, after pains, distensi
kandung kemih.
• Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan,
jalan lahir, dan infeksi nasokomial.
• Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan
terpasangnya kateter, retensi urine.

www.website.com
Intervensi
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka insisi, distensi
abdomen, after pains, distensi kandung kemih.
a. Kriteria hasil:
1. Tanda-tanda vital normal (nadi 60-80 x/menit, respirasi 18- 24
x/menit)
2. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri mampu
menggunakan tekhnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri)
3. Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
b. Intervensi keperawatan
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Observasi skala nyeri dan intensitas nyeri, pantua tekanan darah,
nadi dan pernafasan setiap 4 jam.
3. Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi dan nafas
dalam serta teknik distraksi (untuk nyeri ringan dan sedang).
4. Anjurkan posisi tidur miring.
5. Berikan obat analgetik sesuai order
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemebrian obat analgetik

www.website.com
Intervensi
Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi nasokomial.
a. Kriteria hasil :
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal (nadi 60-80 x/menit, suhu tidak lebih dari
38 0C)
3. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4. Menunjukkan perilaku hidup sehat
5. Lochea tidak berbau busuk
6. Uterus tidak lembek
b. Intervensi keperawatan
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
2. Monitor kerentangan terhadap infeksi
3. Monitor adanya tanda-tanda infeksi pada daerah luka : dolor, kalor, rubor dan
function laesa.
4. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic dan anti septic
5. Berikan antibiotic sesuai order dan kolaborasi untuk pemeriksaan leukosit.
6. Anjurkan untuk makan makanan tinggi protein, vitamin C dan zat besi.
7. Ajarkan klien dan keluarga klien tanda dan gejala infeksi
8. Ajarkan cara menghindari infeksi
9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotik
www.website.com
Intervensi
Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan terpasang kateter,
retensi urine.
a. Kriteria hasil:
1. Klien dapat Buang air kecil setelah diangkat kateter
2. Terhindar dari infeksi system urine.
b. Intervensi keperawatan
1. Monitor dari efek obat-obatan yang diresepkan, seperti kalsium
chennel bloclersh dan anti kolinergik
2. Memantau asupan dan keluaran
3. Memantau tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi dan perkusi
4. Rawat perineum dan kateter secara rutin dan teratur.
5. Tempatkan kantung kencing bila dipasang kateter lebih rendah dari
pasien.
6. Ajarkan teknik merangsang kencing setelah diangkat kateter seperti
siram daerah kandung kemih dengan air dan anjurkal klien duduk
7. Anjurkan pasien dan keluarga untuk merekam output urine yang
sesuai
8. Angkat kateter sesuai ketentuan biasanya 6-12 jam post operasi
9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat www.website.com
Implementasi
Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksaan dari rencana yang
telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya perawat menerapkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan berdasarkan Ilmu-ilmu
keperawatan dan ilmu yang terkait secara terintegrasi.

www.website.com
Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan untuk mengukur keberhasilan dari tujuan
yang ingin dicapai selanjutnya dilakukan penilaian tiap hari
melalui catatan perkembangan

www.website.com
TERIMAKASIH

www.website.com

Anda mungkin juga menyukai