Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU REFERAT

KEDOKTERAN KOMUNITAS APRIL 2019

Upaya Pencegahan Gangguan Pendengaran Oleh


Pajanan Bising Pada Pekerja Industri

Oleh:
Rahmawati (K1A1 15 145)

Pembimbing:
dr. Indria Hafizah, M. Biomed
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
Latar Belakang
Kedokteran okupasi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pengaruh
pekerjaan terhadap kesehatan pekerja dan pengaruhnya terhadap pekerjaan

Dokter okupasi bertugas melakukan upaya pencegahan


terjadinya penyakit dan cedera akibat kerja serta diagnosis PAK

PAK yang dimaksud meliputi jenis penyakit yang


disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas
pekerjaan, berdasarkan sistem organ, kanker akibat
kerja dan spesifik lainnya

Kebisingan yang melebih NAB dapat menimbulkan PAK berupa gangguan


pendengaran atau kerusakan telinga baik bersifat sementara atau permanen
oleh efek pemakaian alat berkekuatan tinggi. Kasus hearing loss terjadi 16%
pada orang dewasa disebabkan lingkungan kerja yang bising
Tujuan
Mengetahui upaya pencegahan gangguan
Tujuan Umum pendengaran oleh pajanan bising pada pekerja
industri.

1. Menentukan diagnosis PAK melalui tujuh langkah


diagnosis PAK
2. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas
Tujuan Khusus masalah Penyakit Akibat Kerja (PAK) khususnya
gangguan pendengaran oleh pajanan bising pada
pekerja industri di PT. Krakatau Steel Banten
3. Mengetahui upaya pencegahan gangguan
pendengaran yang dapat dilakukan pada pekerja
industri di PT. Krakatau Steel Banten
Tinjauan Pustaka
A. Anatomi telinga

1. Telinga bagian luar

2. Telingabagian tengah

3. Telinga bagian dalam

Gambar 1. Jalur Pendengaran


Gangguan Pendengaran oleh Bising

Tuli sementara (Temporary Treshold Shift, TTS)


Tuli yang diakibatkan oleh pemaparan terhadap bising dengan
intensitas tinggi Seseorang akan mengalami penurunan daya
dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan
terlalu singkat.

Tuli menetap (Permanent Treshold Shift, PTS)


Tuli menetap diakibatkan oleh waktu paparan yang lama (kronis),

Trauma akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yang merusak sebagian
atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh
pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan
intensitas yang sangat tinggi
Hasil Kegiatan dan Pengumpulan data
Tabel 1. Data Jumlah Pekerja
Distribusi Usia Pekerja (dalam tahun)
No Masa Kerja 26- 31- 36- 41- Total
20-25 46- 50 >50
30 35 40 45
1 <5 tahun 19 2 3 2 0 0 0 26
2 6-10 tahun 0 0 0 0 0 0 0 0
3 11- 15 tahun 0 0 2 6 4 0 0 12
4 16- 20 tahun 0 0 0 1 7 2 0 10
5 21- 25 tahun 0 0 0 0 24 84 5 113
6 26- 30 tahun 0 0 0 0 0 3 5 8
7 >30 tahun 0 0 0 0 0 1 6 7
Total 19 2 5 9 15 90 16 176

Tabel 2. Data Intetnsitas Bising


No Area Kerja Intensitas Bising (dB)
1 Bioler 87,3
2 Area WTP 88
3 Furnace 86,9
4 Sizing 88,6
5 Roughing 91,7
6 Finishing 90,6
S7 Coiller 85,3
8 Pengikat coil 76,8
9 Shearing line 86,7
10 HSPM 86,4
Diagnosis PAK

Gambar 2. Tujuh langkah diagnosis PAK (Keputusan menteri tenaga kerja RI no. KEP-51/MEN/1999).
Masalah Kesehatan
Tabel 3. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Gangguan Pendengaran oleh Pajanan Bising Pada Pekerja Industri
KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB
Input Man 1. Kurangnya pengetahuan pekerja industri mengenai upaya pencegahan gangguan
pendengaran oleh pajanan bising
2. Kurangnya kesadaran dan kemauan pekerja industri dalam menerapkan upaya
pencegahan gangguan pendengaran oleh pajanan bising

Money Kurangnya dana yang dianggarkan untuk penyediaan dan perbaikan sarana prasarana
untuk mendukung upaya pencegahan gangguan pendengaran oleh pajanan bising pada
pekerja industri
Material 1. Kurang tersedianya media informasi mengenai bahaya bising dan upaya pencegahan
gangguan pendengaran oleh pajanan bising terhadap pekerja dalam bentuk pamflet, flip
chart dan leaflet.
2. Kurang tersedianya sarana prasarana penunjang upaya pencegahan gangguan
pendengaran berupa APD

Metode Kurangnya sistem manajemen upaya pencegahan PAK khususnya gangguan pendengaran
oleh pajanan bising
Marketing Kurangnya ketersediaan media promosi dan informasi yang menarik pada pekerja.

Lingkungan Adanya kecenderungan mementingkan upaya kuratif dibanding upaya preventif

Proses P1 (Perencanaan) Tidak ada masalah

P2 (Pelaksanaan) Tidak ada masalah


P3 (Pengawasan) Tidak ada masalah
Tabel 4. Paired Comparison

A B C D E F G H Total
A B A D E F G H 1
B B B E F B H 3
C C E F C H 2
D E F D H 1
E F E E 2
F F F 2
G H 0
H 0
Total Vertikal 0 1 0 1 4 5 1 5
Total Horizontal 1 3 2 1 2 2 0 0
Total 1 4 2 2 6 7 1 5 28

Tabel 5. Tabel Kumulatif


N KODE TOTAL PRESENTASE KUMULATIF
O
1 F 7 7/28 x 100% 25% 25%
2 E 6 6/28 x 100% 21,4% 46,4%

3 H 5 5/28 x 100% 17,9% 64,3%

4 B 4 4/28 x 100% 14,3% 78,6%

5 C 2 2/28 x 100% 7,1% 85,7%


6 D 2 2/28 x 100% 7,1% 92,8%
7 A 1 1/28 x 100% 3,6% 96,4%
8 G 1 1/28 x 100% 3,6% 100%
Penyebab Masalah Dominan

Kurangnya sistem manajemen Kurangnya kesadaran dan


upaya pencegahan PAK khususnya kemauan pekerja industri
gangguan pendengaran oleh dalam menerapkan upaya
pajanan bising pencegahan gangguan
pendengaran oleh pajanan
Kurang tersedianya sarana bising
prasarana penunjang upaya
pencegahan gangguan
pendengaran berupa APD Kurangnya dana yang
dianggarkan untuk penyediaan
dan perbaikan sarana prasarana
untuk mendukung upaya
Adanya kecenderungan pekerja pencegahan gangguan
mementingkan upaya kuratif pendengaran oleh pajanan
dibanding upaya preventif bising pada pekerja industri
Plan of Actions

Tujuan Kegiatan Sasaran Lokasi Waktu Personil Biaya


Perbaikan sistem Evaluasi dan penerapan Seluruh pekerja di PT. Krakatau 1 kali Pimpinan,  Pembuatan
manajemen upaya pengendalian PAK: PT. Krakatau Steel Steel Banten staff, dan tanda
dalam
pencegahan faktor Banten khususnya tenaga peringatan
penyebab PAK Eliminasi : melakukan pekerja yang sebula kesehatan pada daerah
khususnya gangguan pemantauan dan rentan terkena n pengelola dengan
pendengaran oleh menghilangkan sumber pajanan bising program intensitas
pajanan bising bahaya (bising) Keselamatan bising tinggi:
dan Kesehatan Poster: 10 x Rp.
Subtitusi: mengganti alat-
Kerja (K3) di 12.000= Rp.
alat yang berisiko
PT. Krakatau 120.000
meningkatkan risiko
Steel Banten  Noise control
management:
Administrasi: pengaturan
Penyediaan alat
rotasi kerja (setiap 90 menit
pengukur
sekali dilakukan rotasi
intensitas bising
pekerja), penggunaan tanda
berupa sound
peringatan pada daerah
level meter dan
dengan intensitas bising
calibrator
tinggi, pemakaian APD,
1 buah x Rp.
pemeriksaan kesehatan
5.000.000 = Rp.
pekerja, dan noise control
5.000.000
management
 Total: Rp.
5.120.000
Plan of Actions
Penyediaan sarana Penyediaan ear plug dan ear Seluruh pekerja di PT. Krakatau 1 kali Pimpinan,  Penyediaan ear
prasarana pendukung muff dalam jumlah yang PT. Krakatau Steel Steel Banten staff, dan plug dan ear
dalam
upaya pencegahan memadai dengan Banten khususnya tenaga muff bagi
berupa penyediaan kontinuitas pengadaan yang pekerja yang triwul kesehatan pekerja yang
APD serta pedoman terjamin pada seluruh rentan terkena an pengelola memiliki risiko
penggunaan dan pekerja di lingkungan bising pajanan bising program terpajan bising:
penyimpanan APD Keselamatan Rp 100.000X 52
yang benar dan Kesehatan orang = Rp.
Kerja (K3) di 5.200.000
PT. Krakatau  Percetakan
Steel Banten media
sosialisasi
pedoman
penggunaan
dan
penyimpanan
APD:
Banner Rp.
60.000x 2 = Rp.
120.000
Poster: Rp. 12.000
x4 = Rp.48.000
Brosur: Rp. 3000 x
52 = 156.000
 Total : Rp.
5.524.000
Plan of Actions

Mewajibkan seluruh Melaksanakan Seluruh pekerja di PT. Pemeriksa Staff dan  Pemeriksaan
pekerja pemeriksaan kesehatan PT. Krakatau Steel Krakatau an tenaga kesehatan
melaksanakan sebelum kerja, Banten, Steel kesehatan kesehatan pekerja:
upaya pencegahan pemeriksaan secara khususnya Banten sebelum pengelola  Pemeriksaan
dan deteksi dini berkala dan pemeriksaan pekerja yang bekerja: program kesehatan
gangguan kesehatan kesehatan khusus pada rentan terkena Setiap Keselamatan sebelum kerja
melalui pekerja pajanan bising awal dan : Rp.
pemeriksaan penerimaa Kesehatan 10.000.000
kesehatan guna n dan Kerja (K3) di  Pemeriksaan
membentuk pola penempat PT. Krakatau kesehatan
pikir pekerja yang an pekerja Steel Banten berkala : Rp.
mengutamakan Pemeriksa 45.000/
upaya preventif. an pekerja x 176
kesehatan pekerja x 2 kali
berkala: 2 pemeriksaan
kali dalam per tahun =
1 tahun Rp. 15.840.000
Pemeriksa  Pemeriksaan
an kesehatan
kesehatan khusus: Rp.
khusus: 1 10.000.000
kali dalam  Total : Rp.
1 tahun 35.840.000
Plan of Actions

Meningkatkan Sosialisasi program Seluruh PT. Krakatau 1 kali Pimpinan  Pemateri


kemauan dan konservasi pekerja di PT. Steel Banten , staff, Rp. 150.000
dalam
kesadaran pendengaran (HCP) Krakatau Steel dan  Snack
pekerja untuk pada pekerja Banten, 1 tenaga 60 orang x Rp.
melaksanakan mengenai bahaya khususnya tahun kesehata 15.000 =
upaya pajanan bising pekerja yang n 900.000
pencegahan terhadap gangguan rentan terkena pengelola  Total = Rp.
melalui kesehatan serta pajanan bising program 1.050.000
penyuluhan pembinaan pekerja Keselama
pentingnya secara berkala tan dan
melakukan Kesehata
upaya n Kerja
pencegahan dan (K3) di PT.
pemberlakuan Krakatau
aturan tegas Steel
berupa sanksi Banten
bagi pekerja
Plan of Actions

Perbaikan sistem Pertemuan antar Pimpinan dan PT. Krakatau Pimpinan,  Transportasi
pengelolaan pemegang kebijakan staff pengelola Steel Banten staff, dan 25 orang x
keuangan dan secara berkala guna kebijakan yang tenaga 10.000=
pemberlakuan evaluasi dan terkait kesehatan 250.000
peraturan khusus perbaikan kebijakan pengelola
yang mengatur mengenai peraturan program
jumlah dana pengelolaan dana Keselamata
yang dianggarkan kesehatan pekerja n dan
untuk Kesehatan
menyediakan Kerja (K3)
dan di PT.
memperbaiki Krakatau
sarana prasarana Steel
dalam Banten
mendukung
upaya
pencegahan

Total : Rp. 47.784.000


Simpulan

Upaya pencegahan PAK


khususnya upaya pencegahan
gangguan pendengaran oleh
Diagnosis PAK dapat ditentukan
pajanan bising di PT.Krakatau
melalui 7 langkah diagnosis Steel Bantel dapat
dilaksanakan melalui
pengelolaan sistem
manajemen perusahaan yang
baik dan terarah, dukungan
pimpinan melalui pembuatan
Berbagai faktor dapat menjadi
kebijakan, serta peningkatan
penyebab terjadinya PAK pengetahuan dan kesadaran
pekerja dalam mendukung
upaya pencegahan PAK
Saran

Perlu adanya pengelolaan dan evaluasi secara berkesinambungan terhadap

pelaksanaan upaya pencegahan gangguan pendengaran oleh pajanan bising pada

pekerja industri
Daftar Pustaka

Agus, R., Seaton. 2005. Practical Occupational Medicine. Arnold Publishers. United Kingdom.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Penyakit Akibat Kerja. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 1999. Kepmenaker No Kep. 51/MEN/1999. Tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di Tempat Kerja. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Jakarta.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 1980. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per
02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja. Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI. Jakarta.
Jatiningrum, T, Astuti. 2010. Penilaian Risiko Kebisingan Berdasarkan Analisa Noise Mapping dan Noise Dose di Unit
Produksi Hot Strip Mill P.T. Krakatau Steel Cilegon-Banten. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Nasri, S. M. 1997. Tehnik Pengukuran dan Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
Nandi, S. S., Dhatrak, S. V. 2008. Occupational Noise Induced Hearing Loss in India. India Journal of Occupational and
Environment Medicine 12 (2): 53-56.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja. Peraturan Presiden RI.
Salawati, L. 2013. Noise Induced Hearing Loss. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 13 (1): 45-49.
Segal, L. 1999. Issues in the Economic Evaluation of Health Promotion in the Workplace. Center of Health Program
Evaluation and Health Economic Unit. Monash University.
Sugeng, A.M., Jusuf, R. M. S, Pusparini, J. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang.
Suma’mur, P. K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Sagung Seto. Jakarta.
Tarwaka. 2012. Dasar- Dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan di Tempat Kerja. Harapan Press. Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai