Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIIK INDONESIA

DIREKTUR JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA

PENGEMBANGAN BUMDES

OLEH :
Ir. MEI WULANDARI MM

BINA PEMERINTAHAN DESA


PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BUMDES
POKOK BAHASAN 3. :

SUB POKOK BAHASAN : PENGEMBANGAN BUMDES


3.2

TUJUAN : Setelah selesai penyajian PB ini peserta dapat:


1. Menjelaskan Pengertian Pengembangan BUMDes
2. Menjelaskan Syarat-syarat Pengembangan Bumdes
3. Menjelaskan Prinsip-prinsip dan Pola Pengembangan
BUMDes
4. Menjelaskan Strategi Pengembangan BUMDes
5. Menjelaskan Langkah-langkaPengembangan BUMDes;

WAKTU : 2 jam pelajaran @ 45 menit = 90 menit


1. PENGERTIAN PENGEMBANGAN
BUMDes
a. Maksud Pengembangan BUMDes

1. meningkatkan , memperluas dan


menumbuhkembangkan perekonomian desa;
2. Meningkatkan, memperluas dan penganekaragamkan
sumber Sumber Pendapatan Asli Desa.
3. Meningkatkan, memperluas dan penganekaragaman
pelayanan umum berupa
4. penyediaan jasa bagi peruntukan hajat hidup masyarakat
desa;
5. Memantapkan rintisan menjadi usaha professional bagi
kegiatan usaha di desa untuk menangkap peluang
pasar domestik maupun pasar global.
b. Tujuan dari Pengembangan BUMDes:
1. Meningkatkan,
4. Meningkatkan dan
memperluas dan
memperluas kreatifitas
mengoptimalkan peranan
berwirausaha masyarakat
masyarakat desa dalam
desa yang berpenghasilan
mengelola sumber-sumber
rendah.
pendapatan lain yang sah;

2. Menumbuhkembangkan 3. Menumbuhkembangkan
dan memantapkan kegiatan dan memantapkan usaha
ekonomi masyarakat desa, sektor informal untuk dapat
dalam unit-unit usaha menyerap tenaga kerja
desa; masyarakat di desa;
2. PENGEMBANGAN BUMDes
2.1 Syarat-Syarat Pengembangan
BUMDes
1. Adanya program – program pengembangan BUMDes seharusnya atas inisiatif PEMDES dan
atau usulan mayoritas penduduk Desa/Kelurahan yang dirembug dalam musyawarah
diupayakan secara mufakat.
2. Adanya Potensi Usaha ekonomi Desa yang ada siap dikelola untuk percepatan pengentasan
kemiskinan menuju kemandirian dan kesejahteraan masyarakat .
3. Adanya Unit-Unit usaha BUMDes/Pelaku Ekonomi Desa lainnya minimal dikembangkan
berdasarkan pemenuhan kebutuhan masyarakat desa, yang selanjutnya dapat mendukung
pemenuhan kebutuhan sekitar desa, daerah dan nasional.
4. Tersedianya Sumber Daya Desa yang belum optimal dimanfaatkan oleh pelaku ekonomi desa
(BUMDes awal didirikan, pelaku ekonomi desa,dan ekonomi produktif desa lainnya).
5. Adanya SDM BUMDes /kontrak kerja sewa SDM Profesional yang mampu secara professional
untuk mengelola dan mengembangkan BUMDes sebagai asset pemberdayaan prekonomian
desa.
6. Adanya unit-unit usaha BUMDes /ekonomi masyarakat yang masih belum optimal
dikembangkan/embrio usaha ekonomi pedesaan (POKMAS, GAKPOTAN,LKM,BMT,dll) yang
pengelolaan jejaring produksi, distribusi dan pemasaran secara bersama-sama HOLDING
BUMDes.
7. Adanya visi dan misi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan MAsyarakat dan PADes
a. Sasaran dan identifikasi Potensi,Peluang,
tantangan dan Hambatan Usaha

Sasaran pengembangan usaha BUMDes meliputi segenap


pelaku usaha perdesaan (petani,umkm,instansi
lokal/perusahaan/organisasi ekonomi desa), pemerhati
pemberdayaan desa (LSM,ORMAS,Perguruan
Tinggi/BALITBANG/ BADIKLAT pendukung), mitra usaha
nasional/regional yang menjadi mitra kerja/calon mitra kerja
BUMDes).
b. Prinsip-Prinsip Pengembangan
BUMDes
• PRINSIP Dasar BUMDes meliputi :
2.2 Pola Pengembangan BUMDes
a) Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama;
b) Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui
penyertaan modal (saham atau andil) atau modalnya berasal dari seluruh
pemerintah desa;
c) Dijalankan dengan berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan
serta berakar dari tata nilai yang berkembang dan hidup dimasyarakat (local
wisdom);
d) Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada pengembangan potensi desa secara
umum dan hasil informasi pasar yang menopang kehidupan ekonomi masyarakat
e) Tenaga kerja yang diberdayakan dalam BUMDes merupakan tenaga kerja potensial
yang ada didesa
f) Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan atau penyerta modal
g) Pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah dilakukan melalui musyawarah
desa
h) Peraturan-peraturan BUMDes dijalankan sebagai kebijakan desa (village policy)
i) Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes;
j) Pelaksanaan kegiatan BUMDes diawasi secara bersama (Pemdes, BPD, anggota).
a. Pola Pengembangan Melalui Pendekatan
Desentralisasi Usaha khususnya permodalan

• BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya


dibangun atas inisiatif pemerintah desa dan masyarakat. Ini
berarti pemenuhan modal usaha BUMDes harus bersumber
dari sebagian atau seluruhnya berasal dari pemerintah desa
dan masyarakat.
Persyaratan Pendirian. Permodalan Modal BUMDes dapat
berasal dari : (PP Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa):

1. Pemerintah Desa minimal 51%.


2. Tabungan Masyarakat.
3. Bantuan yang berasal dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten
b. Pola Pengembangan BUMDes melalui pendekatan
keterpaduan

Lembaga ini juga dituntut mampu memberikan


pelayanan kepada non anggota (di luar desa)
dengan menempatkan harga dan pelayanan
yang berlaku standar pasar. Artinya terdapat
mekanisme kelembagaan/tata aturan yang
disepakati bersama, sehingga menimbulkan
keseragaman dari usaha-usaha yang dijalankan
oleh BUMDes.
Dinyatakan di dalam undang-undang bahwa BUMDes dapat
didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Apa yang
dimaksud dengan ”kebutuhan dan potensi desa” adalah:

1. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan


kebutuhan pokok;
2. Tersedia sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan
secara optimal terutama kekayaan desa dan terdapat
permintaan dipasar;
3. Tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola
badan usaha sebagai aset penggerak perekonomian
masyarakat;
4. Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan
ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial
dan kurang terakomodasi;
c. Pola Pengembangan BUMDes melalui pendekatan
Kemitraan

Kerjasama usaha/kongsi/joint venture baik


dengan pelaku usaha secara pribadi maupun
dengan Perusahaan dalam maupun luar
negeri. Kepentingan kemitraan tersebut
adalah untuk saling mengisi dan memberi
peluang baik untuk kepentingan Masyarakat
/Pemerintah Desa maupun mitra kongsi kita.
karena dalam kemitraan tersebut yang
diwujudkannya adalah bagaimana
menempatkan peluang pembukaan unit-unit
usaha baru untuk membangun
masyarakat/pemerintah desa.
2.3 Strategi Pengembangan BUMDes
• Melaksanakan penyusunan perencanaan pengembangan yang tepat
waktu, efisien, efektif, dan partisipatif sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No
6 tahun 2014 tentang desa.

1. Mengoptimalkan Embrio kegiatan ekonomi produktif


2. Pengembangan kualitas sumber daya manusia.
3. Peningkatan dan Pengembangan kapasitas kelembagaan BUMDes
4. Pengembangan sistem pengawasan/audit,monitoring dan evaluasi secara professional,
transparan dan bertanggungjawab.
5. Membangun jejaringan produksi, distribusi dan pemasaran dan sistem koordinasi yang
efektif dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas Pengembangan BUMDes.
6. Membangun kemitraan dan bina lingkungan berbasis manajemen system
7. Mengelola dan Memiliki segenap potensi sumber daya alam
Mengapa diperlukan Upaya Pengembangan
suatu unit usaha BUMDes setelah
dibentuk/didirikan?

Pembangunan ekonomi desa/kelurahan merupakan


subsistem dari pembangunan ekonomi kabupaten/kota
dan merupakan subsistem dari pembangunan ekonomi
propinsi yang berlanjut pada penopang perkembangan
ekonomi secara nasional. Kurang lebih 60 % penduduk
berada di pedesaan, maka pembangunan ekonomi harus
melibatkan langsung atau tidak langsung penduduk
pedesaan. Potensi sumber daya alam sebagian besar
terdapat di daerah pedesaan berupa lahan pertanian,
sumber air, hutan dan pertambangan serta sumber daya
manusia atau tenaga kerja.
Usaha yang dikembangkan memenuhi kualifikasi
kelayakan;

Kelayakan usaha yang akan dilaksanakan menjadi tolok


ukur yang harus menjadi pertimbangan bagi BUMDes
dalam memilih jenis usaha yang akan dikembangkan.
Kelayakan ini terkait dengan peluang pasar dari usaha
yang akan dikembangkan, adanya kebutuhan pasar yang
besar merupakan indicator seberapa menjanjikannya
usaha yang akan dikembangkan oleh BUMDes.
Usaha ekonomi yang mememenuhi kepentingan hajat
hidup orang banyak;

BUMDes bukan merupakan kapitalisasi


usaha yang ada di desa, oleh sebab itu
peran BUMDes adalah mencegah hal
tersebut terjadi. Dengan penguasaan
sektor ekonomi yang menguasai hajat
hidup orang banyak menjadi upaya
perlindungan dan keterjaminan social
masyarakat desa itu sendiri. Oleh Lebih
bagus, adalah mengembangkan usaha
ekonomi yang telah ada yang dikelola oleh
pemerintah desa atau masyarakat berasal
dari program pemerintah
2.4 Langkah –Langkah Pengembangan
BUMDes
• Upaya untuk mengembangkan BUMDes
hendaknya juga harus mampu mengatasi
permasalahan SDM, manajemen, teknologi
dan pemasaran, langkah-langkah
pengembangan BUMDes yaitu antara lain
dilakukan melalui
a. Aspek SDM
1. Peningkatan kemampuan SDM secara kontinyu melalu
program pelatihan, pembimbingan, konsultansi dan
pemagangan agar SDM memiliki pemahaman dan ketrampilan
dalam mengelola usaha.
2. Melaksanakan pendampingan penguatan kapasitas lembaga
maupun manajemen usaha meliputi sistem operasi, kemauan
dan ketrampilan SDM, inovasi produk dan jasa, akses pasar,
pelayanan dan jaringan usaha.
3. Kualitas terdiri dari beberapa faktor antara lain:
a) Ketrampilan individu (individual skill) untuk menopang produktivitas
kerja atau daya saing di bidang pekerjaan yang ditekuninya.
b) Kematangan emosional (emotional intellegence) sehingga mudah
menggalang kerjasama dengan pihak lain.
c) Kemampuan bekerja secara tim (team work) dalam pencapain
tujuan organisasi.
d) Kemampuan menghargai tata nilai dan kebutuhan masyarakat
maupun peka terhadap perubahan dan kecenderungan yang terjadi
(empaty).
b. Aspek Sumber Daya Alam
• Mengindetifikasi potensi,peluang,hambatan dan
tantangan pengelolaan SDA dimulai dari:
• Menemukan gagasan, yakni menemukan gagasan peluang usaha
baik melalui diri sendiri, pelanggan, pasar atau produk yang gagal.
• Mengidentifikasi peluang bisnis melalui analisis persoalan,
mengapa gagasan produk itu akan berhasil atau membawa
keuntungan.
• Melakukan analisis situasi, yakni pengumpulan informasi untu
memantapkan peluang usaha berdasarkan kenyataan-kenyataan
lapangan.
• Merumuskan faktor yang ’tidak diketahui’ sebagai bentuk
antisipasi terhadap kegagalan usaha.
• Melakukan survei uji pelanggan untuk memastikan bisa
tidaknya usulan bisnis dilakukan
c. Aspek Teknologi , Manajemen dan
Informasi

1. Melakukan identifikasi,klasifikasi dan adopsi


teknologi,aplikasi manajemen usaha dan
informasi sesuai kebutuhan dan kemampuan.
2. Melakukan Pengembangan inovasi lokal baik
secara mandiri maupun modifikasi.
3. Pengembangan SDM pelaku usaha/BUMDes
sehingga mampu mengelola BUMDes secara
professional baik ditingkat manajer maupun
teknik operasional lapangan.
4. Pendampingan Teknis, Manajemen,dan
Informasi oleh Konsultan.
5. Memfasilitasi penyediaan sarana aplikasi
teknologi sesuai kemampuan dan kebutuhan.
4. Aspek Permodalan dan Investasin
1. Identifikasi dan Pengelompokkan fasilitas permodalan dan investasi
pengembangan BUMDes.
2. Pendampingan proses perbankan/penggallian investasi dan modal
usaha.
3. Promosi permodalan/investasi kepada investor.
4. Pengelolaan dan Pendampingan penggunaan dana dan optimalisasi
investasi dan modal kerja untuk pengembangan BUMDes.
5. Penguatan sarana penjaminan atas investasi /kredit untuk
meningkatkan trust perusahaan.
6. Transparasi tata kelola keuangan
7. Mengoptimalkan Embrio kegiatan ekonomi produktif yang telah
dikembangkan oleh UPK
8. optimalisasi dan legalisasi Permodalan BUMDes UPK
9. Pengembangan UPK sebagai BUMDes maka perlu dilakukan kesepakatan
terlebih dahulu terhadap modal yang dimiliki UPK sebagai aset desa
5. Aspek Pemasaran
1. Menajamkan proses intelligent market,survey/observasi pasar
dan pemetaan karakteristik daerah,perilaku pasar, aspek
pendukung dalam rangka memperkuat system informasi dan
penyusunan perencanaan ,tahap operasional,monitoring dan
evaluasi dan tindaklanjut rekomendasi berdasar hasil kajian dan
evaluasi pasar.
2. Menyusun strategi pemasaran secara integral dan
komprehensif.
3. Meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan daya saing proses
pemasaran.
4. Meningkatkan segala aspek dan fasilitasi operasional
pemasaran dengan konsep, “win win solution”, Pelanggan
adalah Raja.
5. Memantapkan fungsi baku dan manejemen inti dalam rangka
memperkuat system manajemen pemasaran
agribisnis/agroindustri berbasis lokal berdaya saing global.

Anda mungkin juga menyukai