KASUS
• Ny. R • Kawin
Umur: Alamat:
2
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
4
PEMERIKSAAN FISIK
N: 84 x/menit; reguler;
Compos kuat angkat
Lemah
Mentis S: 38,5oC (aksilla)
RR: 24 x/menit
5
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala dan leher
6
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
7
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
8
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas
Superior: Inferior:
9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap 1 Mei 2019 Nilai rujukan
Glukosa Darah
WBC 11.000 /uL 4.800 – 10.800 /uL GDA 484 mg/dL <200 mg/dL
10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urine Lengkap 1 Mei 2019 Nilai rujukan Urinalisis Sedimen
Eritrosit + Negatif
11
DIAGNOSIS
Diagnosis primer:
DM Hiperglikemia
Diagnosis sekunder:
Diagnosis komplikasi:
12
PLANNING
13
FOLLOW UP
S O A P
Pasien Vital Sign DM Hiperglikemia - IVFD PZ 20 tpm
mengatakan T : 140/90 mmHg + Susp. ISK + - Inj. Novorapid 3x8
nyeri perut N : 80 x/menit Hipertensi Gr. II + unit SC a.c.
sudah S : 36,5 °C Electrolyte - Inj. Antrain 3x1 gram
berkurang RR : 20 x/menit Imbalance IV
14
FOLLOW UP
S O A P
Pasien tidak Vital Sign DM Hiperglikemia + - IVFD PZ 20 tpm
bisa tidur T : 150/90 mmHg Susp. ISK + - Inj. Novorapid 3x8 unit
semalaman N : 75 x/menit Hipertensi Gr. II + SC a.c.
S : 37 °C Hipokalemia - Inj. Antrain 3x1 gram IV
RR : 20 x/menit - Drip KCL 3x25 meq
K/L - KSR 3x1 tab PO
a/i/c/d : -/-/-/- - Valsartan 1x160 mg PO
ABDOMEN
3 Mei 2019 Nyeri tekan (-) - Diet DM 30 kal/kgBB
BUN: 12 mg/dL
Creat: 2,16 mg/dL
Albumin: 2,5 g/dL
15
FOLLOW UP S O A P
Pasien sudah Vital Sign DM Hiperglikemia + + - IVFD PZ 20 tpm
tidak ada Hipertensi Gr. II +
T : 150/90 mmHg - Inj. Novorapid 3x8 unit SC
keluhan nyeri Hipokalemia
a.c.
perut. N : 75 x/menit
- Inj. Antrain 3x1 gram IV
BAB terakhir 2 S : 37 °C
hari yang lalu - Drip KCL 3x25 meq
RR : 20 x/menit
dan keras. BAK
- KSR 3x1 tab PO
lancar dan K/L
bening, tidak - Valsartan 1x160 mg PO
a/i/c/d : -/-/-/-
4 Mei 2019 nyeri saat BAK.
ABDOMEN
- Inj. Levemir 0-0-12 unit SC
16
FOLLOW UP
S O A P
Pasien sudah tidak Vital Sign DM Hiperglikemia + - IVFD PZ 20 tpm
ada keluhan. BAK Hipertensi Gr. II +
T : 150/90 mmHg - Inj. Novorapid 3x8 unit SC
dan BAB dalam Hipokalemia
a.c.
batas normal dan N : 75 x/menit
sudah tidak nyeri - Inj. Antrain 3x1 gram IV
S : 37 °C
perut.
- Drip KCL 3x25 meq
RR : 20 x/menit
- KSR 3x1 tab PO
K/L
- Valsartan 1x160 mg PO
a/i/c/d : -/-/-/-
5 Mei 2019 ABDOMEN
- Inj. Levemir 0-0-12 unit SC
Lab
GDA: 371 mg/dL
Na: 137,3 mmol/L
K: 2,7 mmol/L
Cl: 103,9 mmol/L
17
FOLLOW UP
S O A P
Pasien sudah Vital Sign DM Hiperglikemia - Acc KRS
tidak ada T : 150/90 mmHg + Hipertensi Gr. II
keluhan + Hipokalemia
N : 75 x/menit
S : 37 °C
6 Mei 2019
RR : 20 x/menit
K/L
a/i/c/d : -/-/-/-
ABDOMEN
18
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
DEFINISI
Menurut
American
Diabetes
Diabetes Melitus (DM) merupakan
Association suatu kelompok penyakit metabolik
(ADA) tahun
2010 dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-
duanya.
20
DEFINISI
21
PEMBAHASAN
22
EPIDEMIOLOGI
Sedangkan
International • adanya kenaikan jumlah penyandang DM di
Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014
Diabetes Federation menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.
(IDF) memprediksi
23
EPIDEMIOLOGI
Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih
tinggi daripada laki-laki, karena secara
fisik wanita memiliki peluang
peningkatan indeks masa tubuh yang
lebih besar.
24
PATOGENESIS
Patofisiologi
Resistensi insulin Kegagalan sel beta
kerusakan sentral Organ lain seperti:
pada otot dan liver pancreas
dari DM tipe-2
Jaringan lemak
Ginjal (peningkatan Sel alpha pancreas Gastrointestinal
(meningkatnya
absorpsi glukosa) (hiperglukagonemia) (defisiensi incretin)
lipolisis)
Gangguan toleransi
Otak (resistensi
glukosa pada DM
insulin)
tipe-2
25
PATOGENESIS
DM tipe-2 (disebut juga NIDDM), hingga saat ini
merupakan jenis diabetes yang paling sering
terjadi.
26
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko yang dapat diubah Faktor risiko yang tidak dapat diubah
27
PEMBAHASAN
• Polidipsia
• Polifagia
• Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Keluhan lain
• Lemah badan
• Kesemutan
• Gatal
• Mata kabur
• Disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita
29
PEMBAHASAN
30
DIAGNOSIS
31
PEMBAHASAN
32
PENATALAKSANAAN
Diet Excercise Edukasi
33
PENATALAKSANAAN
Obat
Antihiperglikemia Oral
34
PENATALAKSANAAN
Indikasi Insulin
Kehamilan dengan
Stres berat (infeksi
Gagal dengan DM/Diabetes melitus
sistemik, operasi besar, Gangguan fungsi ginjal
kombinasi OHO dosis gestasional yang tidak
infark miokard akut, atau hati yang berat
optimal terkendali dengan
stroke)
perencanaan makan
35
PENATALAKSANAAN
Tipe Insulin berdasarkan onset
36
PENATALAKSANAAN
37
PEMBAHASAN
Pasien diberikan terapi berupa Regulasi Cepat Intravena (RCI) dengan insulin
3x4 unit.
Dari segi asupan nutrisi, pasien diberikan diet DM selama perawatan di RS.
Pasien juga telah diberikan edukasi mengenai kondisi yang sedang dialami,
kemungkinan komplikasi yang akan terjadi, serta disarankan untuk mengubah
pola makan dan aktivitas.
38
KOMPLIKASI
Komplikasi Kronis
Komplikasi akut
•Hipoglikemia •Komplikasi
•Hiperglikemia makrovaskuler
•Komplikasi
mikrovaskuler
39
PEMBAHASAN
40
HIPERTENSI
Hipertensi
41
PEMBAHASAN
42
IMBALANCE ELECTROLYTE
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
43
PEMBAHASAN
Pada pasien ini, didapatkan penurunan kadar elektrolit dalam tubuh yaitu hiponatremia, hipokloridemia &
hipokalemia.
Telah dilakukan pemeriksaan kadar serum elektrolit, didapatkan hasil Na 131,6 mmol/L; K 2,29 mmol/L; Cl 93,3
mmol/L.
Penyebab terjadinya imbalance electrolyte pada pasien ini adalah kurangnya asupan elektrolit ditambah
dengan adanya dehidrasi
Kondisi hiponatremia & hipokloridemia diatasi dengan pemberian IVFD PZ yang diawali tetesan rehidrasi.
Sedangkan untuk mengatasi hipokalemia telah diberikan drip KCl serta KSR tablet pada pasien
44
HIPOALBUMINEMIA
Albumin adalah protein plasma yang paling banyak beredar di tubuh manusia.
Albumin memiliki beberapa fungsi penting yaitu menjaga tekanan onkotik plasma,
membawa berbagai substansi termasuk bilirubin, asam lemak, logam, ion, hormon
dan obat, serta perubahan kadar albumin akan mempengaruhi fungsi platelet.
Hipoalbuminemia terjadi akibat gangguan pada proses sintesis, jumlah yang
disekresikan oleh sel hati, distribusi pada cairan tubuh dan derajat degradasi.
46
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Ny. R mengalami gejala klinis berupa badan terasa lemas, dimana hal tersebut dapat
diakibatkan oleh kondisi DM, karena ketidakmampuan darah menyuplai energi akibat
terjadinya resistensi insulin.
Ny. R mengalami hipokalemia akibat penurunan nafsu makan, sehingga intake kalium di
dalam tubuh menjadi berkurang. Keadaan ini awalnya juga disertai penurunan elektrolit
yang lain (hiponatremia & hipochloridemia). Keadaan imbalance electrolyte tersebut
sudah terkoreksi dengan terapi infus NaCl serta pemberian KCl 25 mEq & KSR tablet.
48
KESIMPULAN
Ny. R mengalami demam & nyeri perut bawah, sehingga dicurigai adanya ISK.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan penunjang (urine lengkap & USG
abdomen) tidak didapatkan adanya kelainan dari saluran kemih. Patut diduga
kondisi demam & nyeri perut bawah pada pasien diakibatkan komplikasi dari
keadaaan DM hiperglikemia & imbalance electrolyte.
49
TERIMA SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSU DR WAHIDIN SUDIRO HUSODO
MOJOKERTO
KASIH
2019