Anda di halaman 1dari 27

PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

YANG MENYENANGKAN MELALUI


BERMAIN
Materi Diklat Pendidik Paud
Kabupaten Minahasa Selatan

EVERT RAHMAT SARUAN, S.Pd


(PENILIK AMURANG DAN AMURANG TIMUR)
RENCANA PENYAJIAN MATERI
• Konsep Dasar Bermain
• Pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia Dini
• Pembelajaran dengan Sentra (Learning Centre)
• Tiga Jenis Main
• Pengelolaan Kegiatan Main
• Merancang berbagai jenis permainan dan APE
• APE sesuai kebutuhan perkembangan anak
• Evaluasi Bermain Anak Usia Dini
Definisi Bermain

• Sesuatu aktivitas/kegiatan yang dilakukan


yang bertujuan untuk kesenangan. Bermain
bagi anak membantu mereka untuk
memahami dan menguasai perasaannya,
serta untuk mempraktekkan dan menguasai
keterampilan intelektual, keterampilan sosial
dan keterampilan fisik yang baru.
Aku Anak Indonesia
Anak yang merdeka,
Satu Nusa ku, Satu Bangsa Ku,
Satu Bahasa Ku.
Indonesia.. 2x
Aku bangga menjadi ,,,,,
Anak Indonesia ….
Merdeka .. 3x.
Pekerjaan versus Bermain
• Jika seorang guru mengarahkan partisipasi
anak dalam suatu aktivitas, aktivitas tersebut
disebut pekerjaan. Bagi anak-anak usia dini
tidak menyebut pemberian tugas bermain
betapapun anak tersebut menikmati
keterlibatannya dalam permainan tersebut.
Aktivitas disebut bermain hanya jika anak
meyakini bahwa keikutsertaannya bersifat
suka rela dan terbebas dari supervisi guru
secara langsung
Fungsi Bermain dari Berbagai Teori
• Teori energi surplus (Mitchel dan Mason (1948, p.64) ,
kelebihan energi, mengecas energi ototnya sehingga ia
merasa tenang.
• Teori Rekreasi Lazarus (1883) relaksasi setelah melakukan
aktivitas fisik atau aktivitas mental.
• Teori Praktek Instink: Berlatih keterampilan yang
diperlukan anak setelah dewasa, persiapan nilai dalam
perkembangan kapasitas fisik maupun kapasitas mental.
• Teori Rekapitulasi: Wujud keberadaan instink dan minat
dalam evolusi spesies manusia spt memanjat dan bermain
ayunan merupakan tipikal tahapan binatang dan bermain
kasar dan bergulingan merupakan tahapan kehidupan
liar/ganas.
• Teori Katarsis: mengekspresikan emosi. sarana yang tepat
dalam melampiaskan instink dengan aman secara secara
sosial.
Belajar
Secara Alami/Unik & Berbeda

Linguistik Interpersonal

Logis
Matematis Intrapersonal

7
KECERDASAN
Kinestis / Musikal
Bodily
kinestetic

Visual spatial Naturalis

Spiritual
Existensional
Prinsip pembelajaran AUD
• Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan
anak.
• Belajar melalui bermain
• Kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat
untuk membangun sistimatika kerja/aktivitas..
• Pembelajaran dilaksanakan secara bertahap dan
berulang-ulang dengan mengacu pada prinsip-
prinsip perkembangan anak.
• Anak akan memperoleh lebih banyak
pengetahuan bila mendapat pijakan/dukungan
dari guru pada saat main.
Pending di Khatulistiwa
Anak yang merdeka
Ribu Pulaunya
Ragam Sukunya
Satu Jiwa Raga ku
Indonesia..2x
Aku bangga menjadi anak
Indonesia
MERDEKA….3X
Jenis Kegiatan Bermain
BERMAIN AKTIF BERMAIN PASIF
• Tactile Play • Hanya melibatkan
• Functional Play sebagian indera saja
• Constructive Play terutama
pendengaran dan
• Creative Play penglihatan. Contoh
• Symbolic /Dramatic receptive play.
Play
• Play Games
Bruner Concept and Cone of
Experience
Verbal
symbol

Visual Symbolic
symbol
Recording Radio
Still picture

Motion Picture Iconic


Television

exibits

Field Trip
Enactive
Demonstration

Dramatize Experience

Contrieved Experiecce

Direct Puposfull Experience


3 Jenis Main

• Main Sensorimotor
• Main Peran
• Main Pembangunan
Kapasitas Perkembangan Bermain AUD
Usia
3 Sensorimotor Simbolik (paralel) Konstruksi

4
Sensorimotor Simbolik (Sosiodrama)
Konstruksi
5
Sensorimotor Simbolik (Sosiodrama) Konstruksi

6 Simbolik (sosiodrama)
Sensorimotor Konstruksi

7 Sensorimotor Simbolik (Drama)


Games dg Simbol dlm Bermain Konstruksi
Peraturan
untuk membaca (Gerakan untuk “Bekerja”

25 % 50 % 75 % 100 %
Ha…ha…ha…ha…ha…
Hi…hi…hi…hi…hi…
Mari kita belajar

Ha…ha…ha…ha…ha…
Hi…hi….hi…hi…hi…
Mari kita bermain

Ayolah kawan semua


Mari kita bergembira
Belajar bersama-sama
Melalui bermain

Satu…..dua…..satu…dua…….2x
Satu…..dua……HOREEEEEEEEE…..
Main Sensorimotor
• anak melakukan sesuatu
berulangkali untuk menikmati
sesuatu yang baru dikuasai dan
menegaskan/memperkuat
kepada dirinya sendiri atas
kemampuan yang baru
diperoleh
Gerakan bebas otot besar dan kecil
serta menggunakan seluruh inderanya
untuk melatih tubuh dan fungsi-fungsi
sensorimotornya

Menangkap rangsangan
melalui penginderaan dan
menghasilkan gerakan sebagai
Anak main dengan benda reaksinya
untuk membangun persepsi.
KEBUTUHAN MAIN
SENSORIMOTOR TERPENUHI:
• Anak disediakan kesempatan untuk berhubungan dengan
bermacam-macam bahan dan alat permainan yang dapat
merangsang semua indera dan disediakan baik di dalam
maupun di luar ruangan.
• Anak diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, untuk
bereksplorasi dengan alat dan bahan main dengan semua
inderanya.
• Lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan
menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak
tekstur dan berbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang
mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak
Main Peran
• Seringkali disebut dengan main pura-
pura atau main simbolik dimana anak
biasanya mengambil sebuah peran
berpura-pura menjadi orang lain, dan
menggunakan objek sesungguhnya
atau pura-pura untuk memainkan
peran tersebut
Anak bermain dengan benda untuk
menghadirkan konsep yang dimiliki

Main peran juga disebut


i.
main simbolik, role play,
pura-pura, make-
believe, fantasi,
imajinasi, atau main
Jenis Main Peran
Ada dua jenis main peran: mikro
dan makro.
Main peran mikro anak
memainkan peran melalui tokoh
yang diwakili oleh benda- benda
berukuran kecil, contoh kandang
dengan binatang-binatangan
dan orang-orangan kecil.
Main peran makro anak bermain
menjadi tokoh menggunakan
alat berukuran besar yang
digunakan anak untuk
menciptakan dan memainkan
peran-peran.
Perkembangan Simbolik

0-------1--------2--------3--------4------5-----6------7 Tahun
Tahap 1 Object/
Benda Asli

Tahap 2 Objek/Benda
Tiruan

Tahap 3 Objek Pengganti Tahap 5 Bermain Sosiodrama


Tahap 4 Tanpa objek
Pengganti
Main Pembangunan
• Anak menggunakan objek atau
bahan-bahan main untuk
menciptakan wakil/simbol dari
sesuatu, misalnya menggunakan
deretan balok besar mewakili
jalan atau balok kecil mewakili
mobil.
Anak bermain dengan benda untuk
mewujudkan ide/gagasan yang dibangun dalam
pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata.

Saat anak menghadirkan dunia mereka melalui main


pembangunan, mereka berada di posisi tengah
antara main dan kecerdasan menampilkan kembali
(merefleksikan)
Anak mengeluarkan ide
dengan aneka bahan untuk
menghasilkan karya,
misalnya :
•Membuat kerajinan
•Membangun balok
•Menggambar, melukis, dll
Kontinum Materi Bermain

Cair Terstruktur

Pasir
Air
Basah Form
untuk
Bermain Modelling Board
Air Lotto
Finger Menggambar
Games
Painting
Pasir Kering Bertukang Material
Montessori
Easel Paint Balok Unit
Puzzles
Interlocking
Block
Perkembangan Bermain Sosial
0-------1--------2-------3-------4--------5------6------7 Tahun

Isolated Games
Play Bermain dengan
Bermain Peraturan
Paralel Sosiodrama
Bermain
Kerjasama
Perencanaan Bermain

Kontrol Anak Kontrol Guru

Bermain sebagai
Pendekatan
alat pembelajaran Bekerja
proyek
Bermain kemudian
Bermain
digunakan sebagai bermain
digunakan untuk
bagian yang tidak Bermain
mendukung hasil
terpisahkan dari terjadi ketika
belajar. Anak
program tugas belajar
mengontrol
pembelajaran-alat telah selesai
konten bermain
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai