Anda di halaman 1dari 13

JOURNAL READING

“Comparison of acid fast bacilli (AFB) smear for Mycobacterium tuberculosis on adult
pulmonary tuberculosis (TB) patients with type 2 diabetes mellitus (DM) and without
type 2 DM”

Disusun Oleh:
Lulu Nuraini Rahmat (2015730080)

Pembimbing:
dr. Susanto, Sp.PD
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Islam Jakarta Sukapura
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2019
JOURNAL’S IDENTITY
• Comparison of acid fast bacilli (AFB) smear for
Mycobacterium tuberculosis on adult pulmonary
Title tuberculosis (TB) patients with type 2 diabetes mellitus
(DM) and without type 2 DM

• Muhammad Fachri, Mochammad Hatta,∗, Sahlan Abadia,


Author Slamet Sudi Santoso,Tri Ariguntar Wikanningtyas, Amir
Syarifuddin, Ressy Dwiyanti, Rizki Amelia Noviyanthi

Publisher • ElSEVIER

Publish Date 23 Februari 2018

2
pendahuluan
 Infeksi Mycobacterium tuberculosis (TB paru) adalah penyakit yang masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia saat ini.
 Berdasarkan data dari Global Tuberculosis Report 2014, Indonesia memasuki
negara keenam teratas di dunia dengan jumlah kasus tuberkulosis paru.
 Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu faktor risiko terpenting dalam
perburukan TB.
 Penderita diabetes mellitus memiliki kelainan pada respons imun tubuh
sehingga memudahkan infeksi M. TBC dan menyebabkan penyakit TBC
sehingga penderita diabetes memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi untuk penyakit
TBC paru daripada pasien tanpa DM
3
metode
tujuan Waktu & Tempat Desain penelitian
Tujuan penelitian ini ‐ di Rumah Sakit
adalah membandingkan Cross sectional design study
Umum kelas C
hasil pemeriksaan apusan Jakarta pada
pasien Mycobacterium
tuberculosis pada
penderita TB paru dewasa
November 2016.
responden
dengan diabetes tipe 2 Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan hasil pemeriksaan dengan teknik total sampling
apus Mycobacterium berjumlah 225 pasien yang telah
tuberculosis pada pasien memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
TB paru dewasa yang eksklusi
tidak disertai dengan
penyakit diabetes tipe 2.
4
 Diagnosis TB paru pada orang dewasa dalam penelitian ini ditetapkan pertama kali dengan
pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis adalah pemeriksaan mikroskopis
langsung dari sputum (BTA) dengan interpretasi hasil sesuai dengan International Union
Agains Tuberculosis dan Penyakit Paru-paru (IUALTD). Jika hasil pemeriksaan bakteriologis
negatif, maka diagnosis TB paru mungkin dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan klinis
dan investigasi (minimal pemeriksaan radiografi dada yang sesuai dan dilakukan oleh dokter
terlatih yang menafsirkan lesi TB).

 Kriteria untuk diagnosis DM tipe 2 dalam penelitian ini adalah kadar glukosa darah puasa
(GDP) ≥126 mg / dl, kadar glukosa darah sewaktu (GDS) ≥200 mg / dl dengan keluhan DM
klasik, kadar glukosa plasma ≥200 mg / dl 2 jam setelah uji toleransi glukosa oral TTGO), atau
pemeriksaan HbA1c ≥6,5% menggunakan metode standar oleh Program Standar Nasional
Glycohemoglobin (NGSP)
5
 Kriteria inklusinya adalah pasien dewasa dengan TB paru usia> 18 tahun, pasien TB paru
dengan DM tipe 2, dan TB paru yang tidak disertai dengan penyakit diabetes tipe 2. Pasien ini
memiliki data lengkap dalam rekam medis.

 Kriteria eksklusi adalah pasien dengan TB ekstra paru, pasien TB disertai dengan penyakit DM
tipe 1 dan pasien TB paru yang tidak memiliki hasil kadar kadar GDS, GDP dan HbA1c.

 Data yang dikumpulkan meliputi: karakteristik pasien TB paru dewasa (usia, jenis kelamin, jenis
pasien, kategori ATA, hasil pengobatan, sputum bta, gejala klinis); Hasil pemeriksaan dahak
tuberkulosis pada pasien TB paru dewasa disertai penyakit DM tipe 2 dan hasil pemeriksaan
sputum M. tuberkulosis pada pasien TB paru dewasa yang tidak disertai penyakit DM tipe 2.

6
H
a
s
i
l
hasil
9
Diskusi
• Dalam penelitian ini ditemukan kasus TB paru lebih umum pada pasien dengan jenis
kelamin laki-laki dibandingkan dengan pasien yang berjenis kelamin perempuan
• Kasus TB paru pada penelitian ini lebih umum pada kelompok usia 45-54 tahun. Ini
terjadi karena pasien TB paru dewasa yang menjadi subjek penelitian termasuk dalam
kategori DM tipe 2 (GDS≥200 mg / dl, GDP≥126 mg / dl atau HbA1c≥6.5%) berusia>
45 tahun.
• Untuk hasil pengobatan, penelitian ini menemukan bahwa mayoritas pasien menerima
perawatan penuh pada akhir fase pengobatan.

10
Diskusi
• Untuk kategori pengobatan, dalam penelitian ini, mayoritas pasien menggunakan kategori pertama
dibandingkan dengan kategori II. Ini karena mayoritas tipe pasien yang ditemukan dalam
penelitian ini adalah pasien baru sehingga banyak kategori ATA yang diberikan adalah ATA
kategori I.
• Dalam penelitian ini, gejala klinis yang paling umum dialami adalah batuk ≥ 2 minggu.
• Dalam penelitian ini ditemukan pasien dengan orang dewasa TB paru dengan DM tipe 2 memiliki
hasil BTA dengan nilai positif (3 + / 2 + / 1 +) lebih tinggi daripada hasil BTA dengan nilai positif
pada pasien dengan TB paru orang dewasa yang tidak disertai DM tipe 2.
• Nilai positif yang ditemukan lebih tinggi pada pasien dengan tuberkulosis DM paru kemungkinan
karena penurunan sistem pertahanan tubuh atau immunocompromised pada pasien diabetes
karena penurunan fungsi makrofag alveolar sehingga fagositosis terganggu.
11
Kesimpulan
1. Pasien yang memiliki hasil tes BTA positif lebih umum pada pasien TB paru
dewasa dengan kadar GDS, GDP atau GD2PP yang meningkat.
2. Pasien TB paru dewasa dengan hasil tes BTA-positif lebih umum pada
pasien TB paru dewasa disertai penyakit diabetes tipe 2 dibandingkan
pasien TB paru dewasa yang tidak disertai penyakit diabetes tipe 2.
3. Ada hubungan yang signifikan secara statistik antara diabetes tipe 2
dengan hasil pemeriksaan apus pada pasien TB paru dewasa.

12
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai