‘Buta Mendadak’
Oleh :
Lulu Nuraini Rahmat
NIM :
2015730080
STASE MATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
1
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan laporan ini, tentu saja masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran
yang bersifat membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
laporan referat ini.
Semoga bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan dengan balasan yang terbaik, Aamiin Ya Robbal Alamin.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Epidemiologi..................................................................................................5
2.2 Patofisiologi...................................................................................................6
2.3 Etiologi...........................................................................................................8
2.5 Diagnosis......................................................................................................25
2.6 Prognosis......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
3
BAB I PENDAHULUAN
4
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Epidemiologi1
Frekuensi
Kematian / Morbiditas
Kebutaan monokular transien pada seseorang yang lebih muda dari 45 tahun
mungkin jinak; banyak serangan mungkin vasospastik atau karena migrain.
Kebutaan bilateral transien hampir selalu dikaitkan dengan penyakit oklusif parah
dari arteri karotis interna (ICA), lengkung aorta, atau sirkulasi vertebral dengan
iskemia lobus oksipital.
6
Pasien dengan penyakit arteri karotid internal sering memiliki bukti sistemik
aterosklerosis lainnya, seperti penyakit pembuluh darah koroner dan perifer.
Faktor risiko lain termasuk merokok, hiperkolesterolemia, dan hipertensi.
Ras
Kulit putih, terutama pria, memiliki insiden aterosklerosis yang berasal dari arteri
karotis internal yang tinggi.
Orang kulit hitam dan orang Cina dan Jepang memiliki insiden penyakit oklusif
intrakranial yang lebih tinggi.
Seks
Dominasi pria yang kuat (2: 1) ada di antara pasien dengan penyakit arteri karotid
internal yang parah.
2.2 Patofisiologi1
Iskemia mengganggu metabolisme sel dengan mengurangi pengiriman
oksigen dan nutrisi penting lainnya ke jaringan. Defisit fungsional yang dihasilkan
mungkin bersifat sementara atau permanen, tergantung pada tingkat
kerusakannya. Nomenklatur iskemia mata seperti yang diberikan oleh Hedges
meliputi:1
- Amaurosis fugax - Serangan singkat dan singkat dari kebutaan sebagian atau
total monokuler yang berlangsung selama beberapa detik hingga menit
7
- Infark okular - Kerusakan iskemik persisten pada mata, mengakibatkan
kehilangan penglihatan permanen
8
Sinar cahaya tidak fokus pada retina dengan jelas.
2.3 Etiologi2
Hilangnya penglihatan tiba-tiba memiliki tiga penyebab umum:
9
- Kelainan saraf yang membawa sinyal visual dari mata ke otak (saraf optik
dan jalur visual) 2
Sinyal saraf berjalan di sepanjang saraf optik dari setiap mata. Dua saraf
optik bertemu di chiasm optik. Di sana, saraf optik dari masing-masing mata
membelah, dan setengah dari serabut saraf dari setiap sisi menyeberang ke sisi
lain. Karena pengaturan ini, otak menerima informasi melalui kedua saraf optik
untuk bidang visual kiri dan untuk bidang visual kanan. Kerusakan mata atau jalur
visual menyebabkan berbagai jenis kehilangan penglihatan tergantung di mana
kerusakan terjadi.2
10
Penyebab umum
Penyumbatan arteri retina yang tiba-tiba dapat terjadi karena bekuan darah
atau sepotong kecil bahan aterosklerotik yang putus dan bergerak ke dalam arteri.
Arteri ke saraf optik dapat diblokir dengan cara yang sama dan juga dapat diblokir
oleh peradangan (seperti yang mungkin terjadi dengan arteritis [temporal] sel
raksasa). Gumpalan darah dapat terbentuk di vena retina dan menyumbatnya,
terutama pada orang tua dengan tekanan darah tinggi atau diabetes. Penderita
diabetes juga berisiko mengalami perdarahan ke dalam cairan vitreous.2
11
Penyebab yang jarang terjadi
1. Neuritis optik
Neuritis optik idiopatik lebih sering terjadi pada perempuan berusia 20-40
tahun, bersifat unilateral. Pada golongan ini penyembuhan disertai perbaikan
tajam penglihatan berjalan sangat sempurna walaupun terdapat edem papil saraf
optik yang berat. Penglihatan warna akan terganggu. Perjalanan penyakit biasanya
menjadi normal setelah beberapa minggu dengan penglihatan merasa sedikit
redup, dan papil akan terlihat pucat. 5
12
Pengobatan neuritis, papilitis atau neuritis retrobulbar, adalah sama yaitu
kortikosteroid atau ACTH. Bersama-sama dengan kortikosteroid diberikan juga
antibiotik untuk menahan infeksi sebagai penyebab. Selain daripada itu diberikan
juga vasodiltasia dan vitamin. Pengobatan neuritis tergantung pada etiologi.
Untuk membantu mencari penyebab neuritis optik biasanya dilakukan
pemeriksaan foto sinar X kanal optik, sela tursika, atau dilakukan pemeriksaan CT
orbita dan kepala. Pada neuritis unilateral yang disebabkan sklerose muliipel
pengobatan belum diketahui. Steroid diberikan karena diduga akan menekan
peradangan dan memperpendek periode akut penyakit. Neuritis optik unilateral
biasanya sembuh spontan sesudah 4-6 minggu5
Pada keadaan yang akut akan terlihat papil saraf optik yang sembab pada
seluruh tepinya. Kadang-kadang terlihat perdarahan peripapil tanpa adanya
eksudat pada retina. Pada keadaan lanjut papil menjadi pucat dan edema
berkurang. 1
13
Pengobatan ditujukan pada penyebabnya seperti hipertensi dan diabetes
melitus. Bila disebabkan oleh alergi, maka pengobatan yang diberikan adalah
steroid. Perbaikan terjadi sesuai dengan berkurangnya edema papil. 1
3. Ablasi Retina
Ablasi retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang
retina dari sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih
melekat erat dengan membran Bruch. Sesungguhnya antara sel kerucut dan sel
batang retina tidak terdapat suatu perlekatan struktural dengan koroid atau pigmen
epitel, sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara
embriologis.1,5
Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel pigmen
epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid
yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap.
1,5
14
adanya pijaran api (fotopsia) pada lapangan penglihatan. Ablasi retina yang
berlokalisasi di daerah superotemporal sangat berbahaya karena dapat
mengangkat makula. Penglihatan akan turun secara mendadak pada ablasi retina
bila lepasnya retina mengenai makula lutea 1,5
Pengobatan ditujukan untuk melekatkan kembali bagian retina yang lepas dengan
krioterapi atau laser. Krioterapi ini dapat berupa :
15
Ablasi retina tarikan atau traksi
Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut
pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan turun
tanpa rasa sakit. Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan
diabetes melitus proliferatif, trauma, dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau
infeksi. 1,5
Biasanya penyumbatan terletak di mana saja pada retina, akan tetapi lebih
sering terletak di depan lamina kribrosa. Penyumbatan vena retina dapat terjadi
pada suatu cabang kecil ataupun pembuluh vena utama (vena retina sentral),
sehingga daerah yang terlibat memberi gejala sesuai dengan daerah yang
dipengaruhi. Suatu penyumbatan cabang vena retina lebih sering terdapat di
daerah temporal atas atau temporal bawah. 1
1. Akibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat pada
proses arteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribrosa
2. Akibat penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis atau
endoflebitis
16
3. Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang
terdapat pada kelainan viskositas darah, diksrasia darah atau spasme arteri retina
yang berhubungan. 1
17
5. Oklusi arteri retina sentral
Oklusi arteri retina sentral terdapat pada usia tua atau usia pertengahan,
dengan keluhan penglihatan kabur yang hilang timbul (amaurosis fugaks) tidak
disertai rasa sakit dan gelap menetap.5
18
Pengobatan dini dapat dengan menurunkan tekanan bola mata dengan
mengurut bola mata, dan asetazolamid atau parasentesis bilik mata depan.
Vasodilator pemberian bersama antikoagulan dan diberikan steroid bila diduga
terdapatnya peradangan maka akan diberikan steroid. Pasien dengan oklusi arteri
retina sentral harus secepatnya diberikan 02. 5
6. Ambliopia toksik
Pada pasien ditanya mata mana yang tidak melihat. Pada mata tersebut
diletakkan lensa enteng -l+ 0.25, sedang mata yang baik ditaruh lensa 10 dioptri.
Penderita disuruh membaca kartu Snellen pada jarak 6 meter. Bila ia dapat
membaca berarti ia melihat dengan mata yang diberi koreksi terendah atau apa
yang dinyatakannya tidak melihat. 1,5
19
Uji Posisi Schmidt-Rimpler, (untuk malingering buta total atau parsial
kedua mata). Tangan seseorang subjek ditempatkan pada posisi tertentu dan ia
diminta melihatnya. Rasa posisi merupakan fungsi ketajaman penglihatan
sehingga biasanya pasie malingering akan melihat ke arah lain. 1,5
Uji Prisma, (Prism test), (untuk malingering buta total satu mata). Pada
mata normal bila ditaruh prisma'10 D di depan salah satu mata maka mata ini akan
menggulir ke dalam untuk dapat mempertahankan fusi. 1,5
Ambliopia histeria terjadi akibat adanya histeria yang dapat terjadi pada
satu mata, akan tetapi lebih sering mengenai kedua mata. Pada pemeriksaan
didapatkan lapang pandangan yang menciut konsentris pada pemeriksaan
lapangan pandangan berulang dan yang lebih karakteristik adalah gambaran
seperti spiral selama dilakukan pemeriksaan lapang pandangan. Kadang-kadang
disertai dengan gejala rangsangan lainnya seperti blefarospasme, memejamkan
mata, dan lakrimasi. Reaksi pupil normaldengan gejala lainnya yang tidak nyata.1,5
8. Migren
Nyeri kepala sebelah yang dapat juga dirasakan di belakang kedua bola
mata yang berdenyut disertai dengan mual, muntah, letih dan fotofobia (yang
paling menonjol) selama 15-50 menit. Kelainan penglihatan ini mendahului
keluhan sakit kepala.1
20
lnsidens pada orang dengan intelektual yang lebih tinggi lebih besar dibanding
pada histeria pada orang dengan predisposisi untuk ini. Klasifikasi :
- migren klasik (10%), sakit kepala yang di dahului 15-50 menit gangguan
penglihatan atau kelainan saraf setempat selintas
- migren visual tanpa sakit kepala, di dahului gejala penglihatan tanpa disusul
sakit kepala
Retinopati serosa sentral adalah suatu keadaan lepasnya retina dari lapis
pigmen epitel di daerah makula akibat masuknya cairan melalui membran Bruch
dan pigmen epitel yang inkompeten. 5
21
Penglihatan biasanya diantara 20120-20180. Dengan uji Amsler terdapat
penyimpangan garis lurus disertai dengan skotoma. Berkurangnya fungsi makula
terlihat dengan penurunan kemampuan melihat warna. 5
Pada funduskopi akan terlihat terangkatnya retina dapat sangat kecil dan
dapat seluas diameter papil. Lepasnya retina dari epitel pigmen akibat masuknya
cairan subretinal ini dapat dilihat dengan pemeriksaan angiografi fluoresein.
Biasanya retinopati serosa sentral akan menyembuh setelah kirakira 8 minggu
dengan tidak terdapatnya lagi kebocoran. Pada keadaan ini cairan subretina akan
diserap kembali dan retina akan melekat kembali pada epitel pigmen tanpa gejala
sisa subyektif yang menyolok. Pada makula masih dapat terlihat gambaran
perubahan pada epitel pigmen. 5
Amaurosis fugaks atau buta sekejap satu mata yang berulang. Gelap
sementara selama 2-5 detik yang biasanya hanya mengenai satu mata pada saat
serangan dan normal kembali sesudah beberapa menit atau jam, disertai dengan
gangguan kampus segmental tanpa rasa sakit dan terdapatnya gejala-gejala sisa.5
Hilangnya penglihatan ini jarang total dan dapat merupakan gejala dini
obstruksi arteri retina sentral. Amaurosis fugaks merupakan tanda yang paling
sering pada insufisiensi arteri karotis atau terdapatnya emboli pada arteri oftalmik
retina. Pada amaurosis fugaks biasanya tidak di temukan kelainan fundus karena
22
pendeknya serangan, kadang-kadang terlihat adanya plaque putih atau cerah atau
suatu embolus di dalam arteriol. 5
Beda dengan TIA (Iransient ischemic attack) adalah pada TIA dapat
mengenai kedua mata. Diagnosis banding adalah dengan migren, papiledema,
miopia, anemia, polisitemia, hipotensi, dan kelainan darah. 5
Koroiditis adalah peradangan lapis koroid bola mata yang dapat disebabkan: 5.
Toxocariasis
Sitomegalovirus
Sindrom histoplasm okuler
Herpes virus
Trauma
Sifilis, kongenital
Herpes simplex
Pasca bedah
Pigmen epitelitis retinal
Toxoplasma, kongenital
23
- Koroiditis difusa atau diseminata, bercak peradangan koroid tersebar di seluruh
fundus okuli
12. Glaukoma
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan
mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil
saraf optik, dan menciutnya lapang pandang.5
- Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau dicelah
pupil (glaukoma hambatan pupil).
24
Klasifikasi Glaukoma5
1. glaukoma primer
2. glaukoma kongenital
3. glaukoma sekunder
- perubahan lensa
- kelainan uvea
- trauma
- bedah
- rubeosis
- steroid dan lainnya
4. glaukoma absolut
1. Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder, (dengan blokade pupil atau
tanpa blokade pupil)
2. Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder,
3. Kelainan pertumbuhan, primer (kongenital, infantil, juvenil), sekunder
kelainan pertumbuhan lain pada mata.
25
2.5 Diagnosis
1. Anamnesis
Usia
Waktu dan durasi kehilangan atau perubahan visual (menit, hari, minggu)
Riwayat trauma
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi wajah dan mata harus diarahkan untuk mencari ptosis, proptosis,
injeksi atau kemosis (edema konjungtiva). Pemeriksaan umum tingkat fungsi dan
kemampuan navigasi pasien dapat menambah informasi yang diperoleh dari
pengujian ketajaman visual formal. Pengujian ketajaman visual harus dilakukan
untuk menilai penglihatan yang ada (mis., Mengenakan kacamata jika pasien
biasanya memakainya), dan menggunakan lubang jarum untuk memperbaiki
kesalahan bias (bahkan jika pasien memakai kacamata). Ini harus dilakukan
sebelum langkah-langkah lain dalam pemeriksaan untuk menghindari gangguan
dari cahaya terang.4
Bidang visual
27
Penilaian pupil
Salah satu bagian terpenting dari pemeriksaan mata adalah penilaian pupil.
Reaksi pupil yang normal membutuhkan fungsi normal dari okulomotor dan saraf
optik. Untuk alasan ini, respons pupil langsung dan konsensual harus dinilai di
setiap mata. Defisit saraf optik halus dapat dideteksi dengan menguji untuk
kelainan pupil aferen relatif (Tabel 2, Gambar 4). Pupil harus secara khusus
diperiksa untuk anisocoria (murid yang tidak sama) karena hal ini mungkin
menunjukkan trauma, kelumpuhan saraf ketiga atau sindrom Horner. Pupil yang
berbentuk tetesan air mata sugestif untuk menembus cedera mata (karena iris
tertarik ke lokasi laserasi), dan pupil yang tidak teratur pada mata merah yang
menyakitkan tanpa riwayat trauma dapat mengindikasikan uveitis anterior akut.4
Pemeriksaan
warna
28
Pemeriksaan lengkap fungsi saraf optik juga membutuhkan penilaian
desaturasi merah, persepsi kecerahan (umumnya dilakukan dengan meminta
pasien untuk membandingkan kecerahan obor yang bersinar di setiap mata), dan
pengujian penglihatan warna Ishihara. Penilaian desaturasi merah dapat dilakukan
menggunakan pin topi merah atau tutup merah botol tetes mata yang melebar.
Pasien ditanya apakah intensitas merah sama di setiap mata. Mata yang
dipengaruhi oleh beberapa bentuk neuropati optik akan merasakan warna merah
kusam atau tidak merah sama sekali.4
Fundoskopi
Disk optik dapat ditemukan dengan mengikuti pembuluh darah dan harus
diperiksa untuk pucat, pembengkakan (Gambar 6), perdarahan (Gambar 7) atau
cupping kotor (Gambar 8). Pembuluh darah retina dapat mengungkapkan tanda-
tanda retinopati hipertensi, emboli (Gambar 9), atau kongesti vena. Makula,
ditemukan temporal ke disk optik, harus diperiksa terakhir. Khususnya pada mata
yang tidak berdasar, ini meminimalkan ketidaknyamanan pasien dan mengurangi
efek penyempitan pupil pada sisa pemeriksaan fundus. Titik merah-ceri (Gambar
10) menunjukkan iskemia retina (karena makula yang dipasok oleh lapisan
vaskular koroid di bawah menjadi lebih menonjol dibandingkan dengan retina
iskemik sekitarnya yang dipasok oleh pembuluh retina).4
29
30
Pemeriksaan lainnya
2.6 Prognosis
Prognosis dari kebutaan mendadak atau penurunan penglihatan mendadak
tergantung dari etiologinya. Umumnya baik sampai buruk.1
31
DAFTAR PUSTAKA
5. Ilyas, Sidarta Prof. dr. spM. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
32