Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESPONSI

Oleh :
Tio Wisnu Pradana Putra

222011101014

Pembimbing :
dr. Bagas Kumoro, Sp. M

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB ILMU KESEHATAN MATA

RSD dr. SOEBANDI JEMBER


2023
1. Pembagian grading katarak mulai dari insipient, imatur, matur dan
hipermatur

(Khurana, 2021)
2. Kemungkinan penyakit dengan LP – dan visus 1/300
Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk gangguan pada
mata atau kerusakan pada saraf optik. Beberapa kemungkinan penyakit
mata yang dapat menyebabkan light perception negative antara lain:
• Katarak hipermatur: Katarak adalah kondisi ketika lensa mata
menjadi keruh. Jika katarak cukup parah dan melibatkan seluruh
lensa mata, maka cahaya tidak akan dapat masuk ke dalam mata dan
individu tersebut akan mengalami light perception negative.
• Retinopati diabetik: Pada kasus retinopati diabetik yang parah,
kerusakan pada pembuluh darah di retina dapat menyebabkan
hilangnya penglihatan dan pada akhirnya light perception negative.
• Glaukoma absolut: Glaukoma adalah kondisi yang ditandai oleh
peningkatan tekanan di dalam mata yang merusak saraf optik. Jika
glaukoma mencapai tahap terminal di mana kerusakan saraf optik
sangat parah, maka seseorang dapat mengalami light perception
negative.
• Degenerasi makula terkait usia (age-related macular
degeneration/AMD): AMD adalah kondisi yang umum terjadi pada

2
usia lanjut di mana pusat penglihatan (makula) menjadi rusak. Jika
AMD mencapai tahap lanjut yang disebut "makula basah,"
seseorang dapat mengalami light perception negative.
• Trauma mata berat: Cedera parah pada mata, misalnya akibat
kecelakaan atau trauma fisik, dapat merusak struktur mata atau saraf
optik, menyebabkan light perception negative.

Visus 1/300 mengacu pada kondisi penglihatan yang sangat buruk di mana
seseorang hanya dapat melihat dengan ketajaman sekitar 1/300 dari apa yang
dianggap normal. Ada beberapa kemungkinan penyakit mata yang dapat
menyebabkan tingkat penglihatan yang rendah ini, antara lain

• Degenerasi makula terkait usia (age-related macular degeneration/AMD):


AMD adalah kondisi di mana pusat penglihatan (makula) di mata rusak
secara bertahap. Ini dapat menyebabkan penglihatan kabur, kesulitan
melihat detail, dan dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan penglihatan
yang sangat buruk seperti visus 1/300.
• Retinitis pigmentosa: Ini adalah kelompok penyakit mata yang ditandai oleh
kerusakan progresif pada sel-sel penglihatan di retina. Gejala termasuk
penurunan penglihatan perifer, kesulitan melihat dalam kondisi
pencahayaan rendah, dan dalam kasus yang parah, visus rendah seperti
1/300.
• Katarak matur: Katarak adalah kondisi ketika lensa mata menjadi keruh.
Jika katarak sangat parah, dapat menghalangi cahaya masuk ke dalam mata
dengan baik, menyebabkan penurunan signifikan dalam kemampuan
melihat dan visus rendah.
• Glaukoma Kronis : Glaukoma adalah kondisi di mana tekanan di dalam
mata meningkat dan merusak saraf optik. Jika glaukoma tidak terkontrol
dan mencapai tahap lanjut, dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan
pada penglihatan dan visus rendah seperti 1/300.
• Retinopati diabetic : Retinopati diabetik adalah komplikasi yang disebabkan
oleh diabetes yang tidak terkendali dan melibatkan kerusakan pembuluh

3
darah di retina. Pada tahap yang lanjut, dapat menyebabkan kerusakan
penglihatan yang signifikan dan visus rendah (Michael Schunke, 2020).
3. Jenis-jenis bentuk iris
Radier dan iradier pada iris sering dijumpai pada semua orang, radier
mengacu pada bentuk bulat pada mata dengan kompaksitas pada iris
sedangkan iris iradier sering dijumpai pada bentuk kelainan iris (Khurana,
2019).
4. Kripta pada iris itu apa
Kripta iris mata merujuk pada cekungan atau lipatan pada
permukaan iris yang terbentuk oleh lipatan-lipatan jaringan iris. Kripta-
kripta ini dapat terlihat sebagai lubang-lubang kecil atau lipatan pada
permukaan iris saat dilihat dengan cahaya yang tepat. Kripta iris adalah fitur
alami pada struktur iris dan merupakan variasi anatomi normal yang
dimiliki oleh sebagian besar orang. Kripta iris bisa memiliki ukuran dan
kedalaman yang bervariasi antara individu. Mereka dapat ditemukan di
berbagai area iris dan memberikan tekstur atau pola yang khas pada
permukaannya. Kripta iris bukanlah kondisi medis atau penyakit, tetapi
lebih merupakan varian anatomi yang unik pada individu. Penting untuk
dicatat bahwa dalam beberapa kasus, kripta iris dapat menjadi tempat
penumpukan pigmen iris atau debris kecil, seperti protein atau sel darah
putih. Hal ini dapat memberikan tampilan yang sedikit berbeda pada iris
saat diamati dengan mata telanjang atau pada pemeriksaan mata yang
mendalam. Namun, keberadaan kripta iris itu sendiri bukanlah tanda adanya
masalah kesehatan mata yang serius (Khurana, 2019).
5. Rubeosis Iridis muncul pada
• Diabetes melitus: Rubeosis iridis dapat terjadi sebagai komplikasi
dari retinopati diabetik, yaitu kerusakan pembuluh darah di retina
akibat diabetes yang tidak terkontrol. Pertumbuhan pembuluh darah
baru yang tidak normal di iris bisa terjadi sebagai respons tubuh
terhadap penurunan oksigen di dalam mata.

4
• Retinopati vaskular: Penyakit pembuluh darah retina, seperti
penyumbatan vena sentral retina atau retinopati hipertensif, dapat
menyebabkan rubeosis iridis.
• Trombosis vena sentral retina (Central Retinal Vein
Occlusion/CRVO): Terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
vena sentral retina dapat mengganggu aliran darah dan
menyebabkan rubeosis iridis.
• Neovaskularisasi iris: Kondisi ini dapat terjadi akibat penyakit mata
seperti degenerasi makula terkait usia (age-related macular
degeneration/AMD), retinopati diabetik proliferasi, atau retinopati
hipertensif.
• Iskemia retina: Kondisi di mana aliran darah ke retina terganggu
dapat menyebabkan penurunan oksigen di dalam mata, yang
kemudian merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru yang
tidak normal di iris (Riordan, 2019).
6. Syarat pemeriksaan iris shadow dan interpretasinya
syarat iris shadow : pupil dilebarkan, krn klu gk lebar sulit dievaluasi, trus
pencahayaan cukup, disarankan di ruangan yg dim light/remang2
Selama pemeriksaan tersebut, bayangan mungkin terbentuk pada iris jika
cahaya yang digunakan dalam pemeriksaan memancar dari sumber cahaya
dan jatuh pada iris mata. Dokter mata akan menggunakan alat yang
memungkinkan mereka untuk melihat iris secara jelas dan mengidentifikasi
perubahan atau kelainan yang dapat terlihat pada iris. Bayangan ini akan
muncul pada lensa dengan kekeruhan. Biasanya akan muncul pada katarak
insipient dan imatur (Blomquist, 2019).
7. Refleks cahaya indirek tidak muncul pada
• Kelainan pada saraf optik: Jika terjadi kerusakan pada saraf optik,
misalnya karena trauma, penyakit saraf, atau glaukoma, refleks
cahaya indirek dapat terganggu atau tidak muncul.

5
• Kerusakan pada nukleus saraf kranial: Nukleus saraf kranial yang
mengendalikan refleks cahaya indirek dapat terpengaruh oleh
berbagai penyakit atau kondisi, seperti stroke, tumor otak, atau
infeksi, yang dapat mengganggu respons normal terhadap cahaya.
• Penggunaan obat-obatan: Beberapa obat atau zat tertentu, seperti
obat penganggu sistem saraf pusat, dapat mempengaruhi refleks
cahaya indirek dan menyebabkan respons yang tidak normal atau
tidak muncul sama sekali.
• Anisokoria: Anisokoria adalah ketidakseimbangan ukuran pupil di
antara kedua mata. Jika terjadi anisokoria yang signifikan, salah satu
mata mungkin tidak menunjukkan refleks cahaya indirek yang
normal (Blomquist, 2019).
8. Segmen posterior yang dievaluasi pada lensa keruh
Dapat menggunakan USG mata
• Detak jantung retina (retinal detachment): USG mata dapat
mengidentifikasi adanya retinal detachment, yaitu kondisi di mana
lapisan retina terpisah dari lapisan yang mendukungnya.
• Hemophthalmus: Ini adalah kondisi ketika terdapat darah di dalam
bola mata. USG mata dapat membantu mengidentifikasi adanya
perdarahan di dalam mata dan menentukan penyebabnya.
• Tumor mata: USG mata dapat membantu mengidentifikasi dan
mengevaluasi tumor di dalam mata, termasuk melanoma koroid,
retinoblastoma, atau tumor lainnya.
• Kista atau lesi intraokular: USG mata dapat membantu dalam
mengidentifikasi adanya kista atau lesi di dalam bola mata.
• Trauma mata: USG mata dapat digunakan untuk mengevaluasi
cedera pada struktur mata, seperti retinal tear, fraktur orbital, atau
perdarahan di dalam mata (Blomquist, 2019).
9. Mengapa latanoprost hanya diberikan sekali pada malam hari
Latanoprost merupakan obat golongan analog prostaglandin topikal pada
mata yang memiliki efek menurunkan kadar aquos humor pada BMD

6
dengan cara mengkontraksikan otot siliaris sehingga sudut pada trabecular
meshwork terbuka dan outflow aquos humor meningkat. Latanoprost hanya
boleh diberikan 1x sehari dikarenakan apabila melebihi 1x sehari efek dari
obatnya akan berkurang diakibatkan karena ada efek paradoksal pada obat
ini, dan latanoprost harus diberikan pada malam hari dikarenakan
latanoprost akan mencapai efek maksimalnya jika diberikan pada malam
hari.
10. Efek dari hiperkalemia dan hipokalemia
Hiperkalemia:
• Gangguan irama jantung: Tingginya kadar kalium dalam darah
dapat mempengaruhi fungsi listrik jantung dan menyebabkan
aritmia, seperti bradikardia (denyut jantung lambat) atau gangguan
konduksi jantung.
• Kelemahan otot: Hiperkalemia dapat mengganggu kontraksi otot,
yang dapat menyebabkan kelemahan otot, kram, atau bahkan
kelumpuhan.
• Gangguan sistem saraf: Tingginya kadar kalium dapat
mempengaruhi fungsi normal sel-sel saraf, yang dapat menyebabkan
gejala seperti kebingungan, kelesuan, atau kesulitan bernapas.
• Gangguan gastrointestinal: Hiperkalemia dapat menyebabkan
gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, atau diare.

Hipokalemia:

• Gangguan irama jantung: Kekurangan kalium dapat menyebabkan


gangguan irama jantung, seperti aritmia ventrikel atau gangguan
konduksi jantung.
• Kelemahan otot: Hipokalemia dapat menyebabkan kelemahan otot,
terutama pada otot-otot rangka. Ini dapat menyebabkan kelelahan,
kram otot, atau bahkan kelumpuhan.

7
• Gangguan sistem saraf: Kekurangan kalium dapat mempengaruhi
fungsi sel-sel saraf dan menyebabkan gejala seperti kebingungan,
kesulitan berkonsentrasi, atau gejala neurologis lainnya.
• Gangguan gastrointestinal: Hipokalemia dapat menyebabkan
gangguan pada motilitas usus, yang dapat menyebabkan sembelit
atau gangguan pencernaan lainnya.
• Selain efek-efek ini, hiperkalemia dan hipokalemia juga dapat
mempengaruhi fungsi ginjal, keseimbangan asam-basa dalam tubuh,
dan gangguan tekanan darah.
11. Glaukoma fakolitik dan fakomorfik
Glaukoma fakomorfik: Glaukoma fakomorfik, juga dikenal sebagai
glaukoma akut fakomorfik, terjadi sebagai komplikasi akut setelah
pembedahan katarak. Hal ini terjadi ketika lensa intraokular yang baru
ditempatkan (implan lensa) memblokir aliran cairan mata (humor akues).
Pada glaukoma fakomorfik, tekanan intraokular tiba-tiba meningkat,
menyebabkan gejala yang parah seperti nyeri mata, penglihatan kabur,
mual, dan muntah. Kondisi ini memerlukan penanganan segera untuk
mengurangi tekanan mata yang tinggi.

Glaukoma fakolitik: Glaukoma fakolitik terjadi sebagai respons inflamasi


yang kuat setelah pecahnya katarak matang dalam mata. Pecahnya katarak
membebaskan zat-zat yang menyebabkan peradangan, yang kemudian
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Gejala-gejala yang
mungkin muncul termasuk nyeri mata, penglihatan kabur, kemerahan, dan
peningkatan tekanan mata. Pengobatan biasanya melibatkan pengendalian
peradangan dan pengurangan tekanan intraocular (Blomquist, 2019).

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Khurana AK. Disease of orbit in comprehensive ophtalmology. 7th ed.


Delhy: New Age International Publisher; 2019. 389–390 p.

2. Michael Schunke. et al. PROMETHEUS; ATLAS ANATOMI MANUSIA, Organ Dalam.


5th ed. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 2020.

3. Riordan-eva, P. Witcher J. VAUGHAN & ASBURY’S GENERAL OPHTHALMOLOGY,


17TH EDITION. Edisi. 2019. 468 p.

4. Blomquist, P. H. (2019). Practical Ophthalmology: A Manual for Beginning


Residents Seventh Edition.

Click or tap here to enter text.

Anda mungkin juga menyukai