Anda di halaman 1dari 25

Analisa Pemilihan Jenis Kerja Lembur Terbaik Terkait

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pekerja Konstruksi di PT. XYZ


Surabaya

ADE ROCHMANU
NRP: 9116202316

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. Bustanul Arifin Noer, M.Sc
Dr. Indung Sudarso, ST, MT

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI


BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PROYEK
FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN TEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
OUTLINE
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3
METODOLOGI
LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN PENELITIAN
BAB 1
PENDAHULUAN MANFAAT
PENELITIAN

BATASAN MASALAH

JADWAL PENELITIAN
Latar Belakang
Proyek
Tunjungan Plaza 6
Proyek Tunjungan Plaza 6 terdiri dari kompleks ritel,
kondominium dan menara perkantoran. Awal kontrak
26 Mei 2015 hingga sampai saat ini total progress PT.
XYZ sebesar 72%. Untuk Mall progress 90%,
Kondominium 84% sedangkan perkantoran sebesar
42%. Direncanakan proyek tunjungan plaza 6
keseluruhan akan berakhir pada bulan Juni 2017. akan
tetapi karena banyak faktor sehingga mengalami
keterlambatan. Agar meminimalkan keterlambatan
tidak dari PT. XYZ, maka PT. XYZ terus malaksanakan
pekerjaan kontrak dan kerja tambah kurang secepat
mungkin.
PT. XYZ pada proyek ini mengerjakan pekerjaan
elektrikal seperti supply dan instalasi kabel main
feeder, small cable, panel distribusi dan instalasi
lampu.
Latar Belakang
PT. XYZ Surabaya
Perusahaan PT. XYZ merupakan salah satu kontraktor mekanikal dan elektrikal di Surabaya yang didirikan pada
tahun 1988. PT. XYZ juga merupakan salah satu kontraktor PMA berasal dari Korea Selatan.

Total Kerja Lembur Rata - Rata Kondisi Pekerja


30 25

25
20

20

15

15

10

10

5
5

0 0
Pelaksanaan Lembur Kondisi pekerja

Lembur Sore Lembur Malam Dini Hari Lembur Minggu Absen Pulang Awal Terlambat

Karena banyaknya pekerja yang terlambat, pulang awal dan absen yang salah satunya disebabkan oleh banyaknya
kerja lembur yang diterapkan oleh PT. XYZ, maka perlu adanya penelitian mengenai pengaruhnya kerja lembur
terhadap kinerja pekerja di PT. XYZ.
Latar Belakang
PT. XYZ Surabaya
Peraturan pengupahan pekerja proyek pada PT. XYZ adalah sabagai berikut
Upah basic pekerja per jam Uang MESS per hari Uang Makan per hari
Foreman Rp. 12.000,- Foreman Rp. 15.000,- Foreman Rp. 15.000,-
Kepala Rp. 10.000,- Kepala Rp. 13.000,- Kepala Rp. 15.000,-
Tukang Tukang Tukang
Skill Rp. 9.000,- Skill Rp. 10.000,- Skill Rp. 15.000,-
Semi Skill Rp. 8.000,- Semi Skill Rp. 10.000,- Semi Skill Rp. 15.000,-
Helper Rp. 7.000,- Helper Rp. 7.000,- Helper Rp. 15.000,-

Peraturan upah lembur pekerja proyek pada PT. XYZ adalah sabagai berikut

Pukul 16.00 – 18.00 1.5 kali upah basic pekerja

Pukul 19.00 – 22.00 2 kali upah basic pekerja + Uang Makan Rp.
10.000,-

Pukul 22.00 – 05.00 2 kali upah basic pekerja + Uang Makan Rp.
10.000,-

Minggu / Hari Libur 2 kali upah basic pekerja + Uang Mess per
Nasional hari + Uang Makan Rp. 15.000,-
Perumusan Masalah
1. Berapa besar pengaruh faktor – faktor jenis kerja lembur yaitu motivasi, kelelahan,
kesehatan dan stres kerja terhadap kinerja pekerja PT. XYZ?
2. Berapa besar pengaruh masing - masing jenis kerja lembur terhadap kinerja pekerja PT.
XYZ?
3. Mencari usulan perbaikan mengenai pelaksanaan kerja lembur bagi perusahaan.

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh yang paling dominan antara faktor – faktor jenis kerja lembur yaitu
motivasi, kelelahan, kesehatan dan stres kerja terhadap kinerja pekerja PT. XYZ.
2. Mengetahui besarnya pengaruh yang dominan antar masing - masing jenis kerja lembur
terhadap kinerja pekerja PT. XYZ.
3. Mendapatkan usulan perbaikan mengenai pelaksanaan kerja lembur bagi perusahaan.
Manfaat Penelitian
1. Pengetahuan pengaruh yang paling dominan faktor – faktor jenis kerja lembur yaitu
motivasi, kelelahan, kesehatan dan stres kerja terhadap kinerja pekerja PT. XYZ.
2. Pengetahuan pengaruh yang paling dominan antar masing - masing jenis kerja lembur
terhadap kinerja pekerja PT. XYZ.
3. Pengukuran kinerja pada jam kerja lembur akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif
berupa peningkatan kinerja jam lembur.

Batasan dan Asumsi Masalah


1. Penelitian dilakukan pada proyek Tunjungan Plaza 6 Surabaya.
2. Penelitian mengambil data primer pada pekerja di kontraktor PT. XYZ Surabaya dan data
sekunder dari penelitian terdahulu.
3. Hanya mengamati variabel motivasi, kelelahan, kesehatan dan stres kerja pada kerja lembur.
4. Pengaruh eksternal tidak diperhitungkan pada study kasus ini.
DEFINISI KERJA
LEMBUR

FAKTOR – FAKTOR
KERJA LEMBUR

INDIKATOR FAKTOR
KERJA LEMBUR
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA REGRESI LINEAR
BERGANDA & FGD

PENELITIAN
TERDAHULU

POSISI PENELITIAN
Definisi Kerja Lembur
1. Menurut Thomas (2002), Pengertian kerja lembur adalah pekerjaan tambahan yang
dilakukan di luar jam kerja yang melebihi 40 jam kerja per minggu atau kerja yang
dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak mungkin diselesaikan dalam hari kerja
normal.
2. Menurut Hanna et. al (2005), jam kerja lembur adalah bekerja lebih dari 8 jam per hari dan
40 jam per minggu. Jam kerja lembur dapat memiliki variasi jadwal jam kerja yaitu 10 jam
per hari dalam 5 hari kerja, 8 jam per hari dalam 7 hari kerja, 6 jam per hari dalam 10 hari
kerja atau 10 jam per hari dalam 7 hari kerja
Faktor – Faktor Kerja Lembur
No Judul & Author Metode Variabel Hasil
1. Working overtime hours: Multivariate Analysis 1. Overtime Kerja lembur akan berdampak
Relations with fatigue, work of Covariance 2. Job demands negatif pada kelelahan dan
motivation, (MANCOVA) 3. Job variety motivasi rendah apabila
and the quality of work 4. Decision latitude lingkungan kerja merugikan
Debby G. J. Beckers et, al 5. Fatigue
(2004) 6. Work motivation
7. Age
8. Gender
9. Salary level

2 The impact of overtime and Hypothesis Testing Gender, Race, Marietal Status, Bekerja lembur dikaitkan dengan
long work hours On Regression Analysis Region, Urban, Occupation, tingkat bahaya cedera 61% lebih
occupational injuries and Industry, Injury, Satisfaction, Age, tinggi dibandingkan pekerjaan
illnesses: new evidence from Family income, Family size, tanpa waktu lembur.
the United States Education, Salary Bekerja setidaknya 12 jam per hari
Dembe et. al (2005) dikaitkan dengan tingkat bahaya
Macam cedera dan penyakit yang meningkat 37% dan bekerja
Musculoskeletal conditions, minimal 60 jam per minggu
Fractures, Cuts & bruises, Burns, dikaitkan dengan tingkat bahaya
Other traumatic injuries, Peripheral kenaikan 23%.
nervous system disease,
Miscellaneus

3 Impact of Overtime and Stres Data laporan defect 4 Estimated person hours, Overtime Tingkat stres yang tinggi
on Software Quality proyek selama 2 tahun person Hours dan defect menghasilkan kualitas yang lebih
rendah dan tingkat stres yang
Balaji Akula & James Cusick tinggi dapat dihasilkan oleh
(2014) tingginya waktu lembur
Faktor – Faktor Kerja Lembur
No Judul & Author Metode Variabel Hasil
4 Distinguishing between Analyses of covariance 1. Overtime Motivasi pada karyawan yang
overtime work and long work (ANCOVA) 2. Job demands tidak bekerja lembur sama sekali
hours among full-time and part- 3. Job variety paling rendah, Motivasi pada
time workers 4. Decision latitude mereka bekerja lembur yang relatif
Debby G. J. Beckers (2007) 5. Fatigue rendah, lebih tinggi dibanding
6. Work motivation karyawan yang tidak bekerja
lembur sama sekali, Motivasi pada
7. Age
karyawan yang bekerja dengan
8. Gender
relatif lembur paling tinggi.

5 What Motivates Construction importance and 15 variabel motivasi dan 12 variabel variabel yang paling memotivasi
Craftsmen gratification ranks of demotivasi pada proyek konstruksi adalah:
in Developing Countries? A the entire sample keadilan pembayaran; hubungan
Case Study of Indonesia baik dengan rekan kerja,
Peter F. Kaming (1998) pembayaran lembur, bonus dan
program keselamatan yang baik.
Pekerja di negara maju dan negara
berkembang memiliki nilai
(kebutuhan) yang sangat mirip
untuk kepemilikan, penghargaan
dan aktualisasi diri.

6 Possible Broad Impacts of Long Sintesa Jurnal Kondisi pekerja, keluarga, pemberi Long Work Hours meningkatkan
Work Hours kerja, dan masyarakat. risiko pekerja terhadap penyakit &
Claire C. Caruso (2006) cedera, sedikit waktu untuk
keluarga, kenaikan biaya produksi
dan penurunan kualitas barang dan
jasa, pekerja yang kelelahan
membuat kesalahan
Indikator Faktor Kerja Lembur
Indikator
Variabel Motivasi Definisi Operational Sumber
Kerja
Motivasi Kebutuhan Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar kehidupan manusia, seperti P.F. Kaming et al,
Kerja fisik makanan, tempat tinggal, pakaian, dan kebutuhan-kebutuhan dasar 1998
lainnya.
Kebutuhan Kebutuhan ini terpenuhi melalui suasana kerja dimana para anggotanya P.F. Kaming et al,
sosial dapat saling memberi dan menerima. 1998
Kebutuhan Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan kekuasaan, status, harga diri, P.F. Kaming et al,
akan prestige, dimana orang merasa perlu untuk mendapat pengakuan dari 1998
penghargaan orang lain.
Kebutuhan Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk menunjukkan potensi P.F. Kaming et al,
akan jati diri kemampuan yang berbeda dan lebih baik dari yang lain dalam 1998
menyelesaikan sesuatu.

Indikator
Variabel Definisi Operational Sumber
Kelelahan
Kelelahan Kelelahan Fisik Keadaan yang ditandai mudahnya seseorang merasa lelah, mudah Leatz & Stolar
menderita sakit kepala, mudah merasa mual, mengalami perubahan pola (1993)
makan dan tidur, dan merasa terkuras tenaganya secara berlebihan
Kelelahan Dimensi yang ditandai munculnya depresi, frustrasi, merasa terpenjara oleh Leatz & Stolar
Emosional pekerjaannya, apatis, mudah sedih, dan merasa tidak berdaya. (1993)
Kelelahan Berupa prasangka negatif dan sinis terhadap orang lain dan berpandangan Leatz & Stolar
Mental negatif terhadap diri sendiri serta pekerjaannya. (1993)
Indikator Faktor Kerja Lembur
Indikator
Variabel Kesehatan Definisi Operational Sumber
Kerja
Kesehatan Keadaan dan Keadaan dan kondisi karyawan adalah keadaan yang dialami oleh Gary Dessler, 1997
Kerja Kondisi karyawan pada saat bekerja yang mendukung aktivitas dalam bekerja.
Karyawan
Lingkungan Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari tempat kerja Gary Dessler, 1997
Kerja yang mendukung aktivitas karyawan dalam bekerja.
Perlindungan Perlindungan karyawan merupakan fasilitas yang diberikan untuk Gary Dessler, 1997
Karyawan menunjang kesejahteraan karyawan.

Indikator Stres
Variabel Definisi Operational Sumber
Kerja
Stres Kerja Sikap/ perilaku Suka lupa, kurang perhatian terhadap segala sesuatu, tidak Pines & Maslach
berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas, cenderung celaka dan lain (1978)
sebagainya.
Emosional Mudah tersinggung, cemas, depresi/ tertekan dan lain sebagainya Pines & Maslach
(1978)
Indikator Variabel Kinerja

Indikator
Variabel Definisi Operational Sumber
Kinerja
Kinerja Kualitas Mutu yang harus dihasilkan dalam pekerjaan. Menurut Robbins, 2006
Pekerja Kualitas yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik
tidaknya). Kualitas mencerminkan bentuk
keluaran.

Kuantitas Jumlah yang harus diselesaikan dan dicapai Menurut Robbins, 2006
dalam pekerjaan, serta keluaran dari proses
atau pelaksanaan kegiatan. Kuantitas terkait
jumlah keluaran yang dihasilkan.
Regresi Linear Berganda
Menurut Kutner et. al., (2004), analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam
statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan
meramal suatu variabel. Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi
linier berganda (multiple linear regression model).

Focus Group Discussion


Menurut Paramita dan Kristiana (2013), FGD adalah salah satu teknik pengumpulan data
kualitatif yang didesain untuk memperoleh informasi keinginan, kebutuhan, sudut pandang,
kepercayaan, dan pengalaman peserta tentang suatu topik, dengan pengarahan dari seorang
fasilitator atau moderator.
Penelitian Terdahulu
No Judul & Author Metode Variabel Hasil
1. Pengaruh Motivasi terhadap Regresi 1. Kebutuhan untuk berprestasi Terdapat pengaruh positif dan
Performansi 2. Kebutuhan untuk berfiliasi signifikan antara Motivasi dengan
Kerja Karyawan 3. Kebutuhan akan kekuasaan Performansi
Muhammad Hertanto Putra, 4. Kebutuhan akan Kerja
Rinandita Wikansar (2017) 5. penghargaan
6. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

2 Pengaruh Pelatihan dan Hypothesis Testing Pelatihan (X1), motivasi kerja (X2) Pelatihan (X1) dan motivasi kerja
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Regression Analysis dan kinerja (Y) (X2) berpengaruh positif dan
Karyawan CV Haragon Surabaya signifikan terhadap kinerja
Leonando Agusta dan Eddy karyawan (Y) pada CV Haragon
Madiono Sutanto (2013) Surabaya

3 Pengaruh Stres Kerja Dan Hypothesis Testing stress kerja (X1), motivasi kerja (X2) Variabel stress kerja (X1) dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Regression Analysis dan kinerja (Y) motivasi kerja (X2) secara
Karyawan simultan mempunyai pengaruh
PT. Perkebunan Minanga Ogan yang positif dan signifikan
Baturaja terhadap kinerja karyawan (Y)
Noviansyah & Zunaidah (2011)
4 Hubungan Kecenderungan Hypothesis Testing kecenderungan Ada hubungan negatif yang sangat
Burnout dengan Kinerja Pada Regression Analysis burnout (X1) dan kinerja (Y) signifikan antara kecenderungan
Karyawan burnout dengan kinerja pada
Erna Yuni H (2012) karyawan.

5 The Assessment of Chronic linear multiple Allergies, Arthritis, Asthma, Neck Penyakit memiliki dampak yang
Health Conditions on Work regression Disorder, Breathing Disorder, signifikan terhadap produktivitas
Performance, Absence, and Depression, Diabetes, Heart or pekerja kita di semua jenis
Total Economic Impact for Circulatory, Migraines, Stomach pekerjaan.
Employers
JJ. Collins (2005)
Posisi Penelitian

Pengaruh Stres Kerja Dan


Pengaruh Motivasi terhadap
Motivasi Kerja Terhadap
Performansi Kerja Karyawan
Kinerja Karyawan
Muhammad Hertanto
PT. Perkebunan Minanga
Putra, Rinandita Wikansar
Ogan Baturaja Noviansyah &
(2017)
Zunaidah (2011)
Analisa Pemilihan Jenis Kerja
Lembur Terbaik Terkait Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Pekerja Konstruksi
di PT. XYZ Surabaya

Pengaruh Pelatihan dan Hubungan Kecenderungan


Motivasi Kerja Terhadap Burnout dengan Kinerja
Kinerja Karyawan CV Pada Karyawan
Haragon Surabaya Erna Yuni H (2012)
Leonando Agusta dan Eddy
Madiono Sutanto (2013) The Assessment of
Chronic Health
Conditions on Work
Performance,
Absence, and Total
Economic Impact for
Employers
JJ. Collins (2005)
DIAGRAM ALUR

POPULASI

SAMPLE
BAB 3
METODOLOGI
KUESIONER

MODEL PENELITIAN

HIPOTESIS
PENELITIAN
Diagram Alur Penelitian
Populasi
Populasi penelitian ini adalah pekerja yang terlibat dalam proyek konstruksi Tunjungan Plaza
6 Surabaya di PT. XYZ

Sampel
Sampel orang yang bekerja pada kontraktor PT. XYZ di Surabaya pada proyek Tunjungan
Plaza 6 sebanyak 50 pekerja.

Kuesioner
Nilai Kriteria Penjelasan
Responden sangat setuju terhadap pernyataan karena sangat sesuai
5 Sangat Setuju (SS)
dengan keadaan yang dirasakan oleh responden.

4 Setuju (S) Responden menganggap sesuai dengan keadaan yang dirasakan.


Responden tidak dapat menentukan dengan pasti apa yang
3 Kurang Setuju (KS)
dirasakan.
Responden tidak menganggap sesuai dengan keadaan yang
2 Tidak Setuju (TS)
dirasakan.

Sangat Tidak Setuju Responden sangat tidak setuju terhadap pernyataan karena sangat
1
(STS) tidak sesuai dengan apa yang dirasakan responden.
Model Penelitian
Hipotesis Penelitian
T-1 : Bagaimana pengaruh variable X1 (Motivasi) terhadap Y (Kinerja)?
H1 = Variabel X1 (motivasi) berpengaruh positif terhadap variable Y (kinerja).
T-2 : Bagaimana pengaruh variable X2 (Kelelahan) terhadap Y (Kinerja)?
H2= Variabel X2 (kelelahan) berpengaruh negatif terhadap variable Y (kinerja).
T-3 : Bagaimana pengaruh variable X3 (Kesehatan) terhadap Y (Kinerja)?
H3 = Variabel X3 (kesehatan) berpengaruh positif terhadap variable Y (kinerja).
T-4 : Bagaimana pengaruh variable X4 (Stres Kerja) terhadap Y (Kinerja)?
H4 = Variabel X4 (stres kerja) berpengaruh negatif terhadap variable Y (kinerja).
T-5 : Bagaimana pengaruh keseluruhan variable yang terdiri dari variabel X1 (Motivasi), X2 (Kelelahan),
X3 (Kesehatan) dan X4 (Stres Kerja) terhadap Y (Kinerja)?
H0 = Variabel X1 (Motivasi), X2 (Kelelahan), X3 (Kesehatan) dan X4 (Stres Kerja) berpengaruh signifikan
terhadap variable Y (kinerja).
H5 = Variabel X1 (Motivasi), X2 (Kelelahan), X3 (Kesehatan) dan X4 (Stres Kerja) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel Y (kinerja).
Daftar Pustaka
1. Ayala Pines and Christina Maslach, (1978). Characteristics of Staff Burnout in Mental Health Setting,
hospital & community psychiatry, DOI: 10.1176/ps.29.4.233.
2. Balaji Akula and James Cusick, (2008). Impact of Overtime and Stress on Software Quality, Conference
Paper, DOI: 10.13140/RG.2.2.12815.59041.
3. Claire C. Caruso, (2006). Possible Broad Impacts of Long Work Hours, Industrial Health, 44, 531–536.
4. Debby G.J. Beckers, Dimitri van der Linden, Peter G.W. Smulders, Michiel A. J. Kompier, Marc J.P.M. van
Veldhoven and Nico W. van Yperen, (2004). Working Overtime Hours: Relations with Fatigue, Work
Motivation, and the Quality of Work, American College of Occupational and Environmental Medicine,
DOI: 10.1097/01.jom.0000147210.95602.5.
5. Erna Yuni Hastuti (2012). Hubungan Antara Kecenderungan Burnout Dengan Kinerja Pada Karyawan,
Skripsi, Fakultas Psikologi – Universitas Muhammadiyah Surakarta.
6. Felix Hidayat, (2004). Motivasi Pekerja pada Proyek Konstruksi di Kota Bandung, Media Teknik Sipil,
Volume IX, Januari 2009.
7. J M Harrington, (2001). Health Effects of Shift Work and Extended Hours of Work, Occupational
Environmental Medicine, Med 2001;58;68-72.
8. Peter F. Kaming, Paul O. Olomolaiye, Gary D. Holt, Frank C. Harris, (1997). What Motivates Construction
Craftsmen in Developing Countries? A Case Study of Indonesia, Building and Environment. Vol. 33, Nos
2-3, pp. 131-141, 1998.
Thank you…

Anda mungkin juga menyukai