Anda di halaman 1dari 18

Refarat

Trauma Listrik

disusun oleh :
Laura Dumaria Sormin 218220010
Khatarine M. U. Manik 218220030
Cindy Rita Naomi Sitompul 218220058

Pembimbing :
dr. Agustinus Sitepu, Sp.F
DEFINISI
Luka Listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang merupakan jenis
trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda yang memiliki arus
listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat berubahnya energi
listrik menjadi energi panas.
Bagian-bagian listrik :
1. Arus listrik, tdd : arus listrik searah dan bolak-balik
2. Satuan listrik
3. Tegangan (voltage/V)
4. Tahanan/hambatan listrik
ETIOLOGI
Secara umum, terdapat 2 jenis tenaga listrik:
1. Tenaga listrik alam, seperti petir dan kilat.
2. Tenaga listrik buatan meliputi arus listrik searah (DC) seperti baterai dan accu,
dan arus listrik bolak-balik (AC) seperti listrik PLN pada rumah maupun
pabrik.
Jenis petir yang mengenai manusia :
Type Mechanism
Direct strike Langsung mengenai korban, dapat menyebabkan kematian
Contact voltage Petir mengenai tiang atau mobil yang disentuh korban
Side flash Hantaran arus dari benda yang berada didekat korban
Ground current Petir menyambar tanah lalu arus mengenai korban
Upward streamer Arus petir melewati atas korban
Blast injury Ledakan mendadak disekitar petir yang menyebabkan trauma
tumpul
PATOFISIOLOGI
Jalur listrik yang melalui tubuh menentukan area mana yang akan
terkena. Kebanyakan titik masuk pada tangan, kedua tersering
adalah dikepala. Dan titik keluar tersering adalah kaki arus yang
berjalan dari lengan ke lengan atau dari lengan ke kaki akan
melalui jantung dan lebih berbahaya dibandingkan bila arus hanya
berjalan dari kaki ke tanah. Sebagian besar resistensi tubuh
terkonsentrasi di kulit. Makin tebal kulit, makin besar
resistensinya. Resistensi kulit menurun jika kulit luka maupun
basah. Jika resistensinya tinggi, kebanyakan merupakan kerusakan
lokal saja, yang hanya menyebabkan luka bakar kulit. Jika
resistensi kulit rendah, kerusakan akan mengenai organ internal.
Penyebab kematian pada kasus luka listrik yaitu :
1. Fibrilasi ventrikel
2. Paralisis sentrum medullare (pusat pernapasan).

Faktor-faktor yang mempengaruhi efek listrik terhadap tubuh:


3. Jenis / macam aliran listrik
4. Tegangan / voltage
5. Tahanan / resistance
6. Kuat arus / intensitas /amperage
7. Adanya hubungan dengan bumi / earthing
8. Lamanya waktu kontak dengan konduktor
9. Aliran arus listrik
MANIFESTASI KLINIS
Ada 3 derajat dari beratnya luka bakar pada luka akibat listrik:
1. Luka bakar derajat 1
 Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial)
 Kulit kering, hiperemis berupa eritem
 Tidak dijumpai bulla
 Nyeri karena ujung-ujung saraf sensoris teriritasi
 Sembuh spontan dalam 5-10 hari
2. Luka bakar derajat II
 Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai
proses eksudasi
 Dijumpai bulla
 Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
 Dasar luka berwarna merah atau pucat sering terletak lebih tinggi di atas kulit normal.
 Dibedakan menjadi dua
 Derajat dua A (Superficial)
 Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea masih utuh.
 Penyembuhan spontan dalam 10-14 hari.
 Derajat dua B (Deep)
 Kerusakan hampir seluruh bagian dermis
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat masih ada
 Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung dari biji epitel yang tersisa (biasanya lebih satu bulan).

3. Luka Bakar Derajat III


 Kerusakan seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak.
 Tidak dijumpai bulla
 Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat karena kering letaknya lebih rendah dibanding
kulit sekitar
 Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Luka listrik tegangan rendah
 Gambaran kulitnya merupakan area yang bengkak, dikelilingi dengan area
tertekan yang mengkerut (sering ditemukan)
 Luka bakar pada area oral sering ditemukan pada anak muda yang terkena
aliran alternative tegangan rendah
2. Luka listrik tegangan tinggi
 Pasien umumnya memiliki luka akibat terlempar dari titik kontak
 Luka termal tipe jilatan api (flash type) selalu superficial dan menutupi area
luas yang terkena
 luka bakar pada area fleksor seperti aksilla, siku, pergelangan tangan fossa
poplitea dan antara jari (merupakan yang tersering) akibat aliran listrik yang
melalui jaringan dengan resistensi rendah.
 Sebanyak 25% pasien dengan trauma listrik memiliki disritmia jantung.
Cardiac arrest maupun ventrikel fibrilasi merupakan kondisi tersering.
3. Luka akibat sambaran petir
Akibat yang ditimbulkan oleh petir disebabkan oleh dua hal, pertama arus listrik
berteganggan sangat tinggi dan oleh karena adanya efek ledakan (blast effect) dari
udara yang ekspasi dengan cepat. Penyebab pertama akan menimbulkan luka bakar,
yang biasanya relative terbatas hanya pada permukaan nya saja (superfisial).
Sedangkan blast effect akan dapat menyebabkan robek atau pecahnya pakaian
korban, yang sering menimbulkan kesan akan adanya unsur kejahatan.
Petir bila mengenai tubuh manusia dapat menimbulkan beberapa jenis luka, yaitu,
surface burn, linear burn, dan arborescence/ filigree burn.
Contoh arborescence :
4. Luka kilat
 Trauma ini dapat menyebabkan manifestasi kulit manapun yang terlihat pada
kulit bakar listrik, tetapi dapat juga muncul sebagai luka bakar linear pada
area dimana terdapat keringat saat tersambar listrik.
 Lichtenberg figure dideskripsikan sebagai suatu yang menyerupai pola pohon
pakis atau meyerupai pola pohon natal. Tanda yang mengelupas muncul pada
kulit dalam hitungan jam setelah trauma dan biasanya menghilang dalam 24
jam. Bukan merupakan luka bakar sejati.
 Sepertitrauma listrik, beberapa dislokasi sampai fraktur juga dilaporkan pada
trauma kilat
PEMERIKSAAN KORBAN
1. Pemeriksaan korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Segera matikan arus listrik atau menjauhkan kawat listrik dengan kayu kering.
Korban diperiksa apakah hidup atau sudah meninggal dunia. Bila belum ada lebam
mayat, maka mungkin korban dalam keadaan mati suri dan perlu diberi pertolongan
segera yaitu pernafasan buatan dan pijat jantung dan kalau perlu segera dibawa ke
Rumah sakit
2. Pemeriksaan jenazah
 Pemeriksaan luar
o Electric mark : berbentuk bundar atau oval dengan bagian yang datar dan
rendah di tengah, dikeliilingi oleh kulit yang menimbul
o Joule burn : Dapat terjadi bila kontak antara tubuh dengan benda yang
mengandung arus listrik cukup lama, dengan demikian bagian tengah yang
dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi hitam hangus
terbakar.
o Exogenous burn : terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang
berarus listrik dengan tegangan tinggi, yang memang sudah
mengandung panas; misalnya pada tegangan di atas 330 volt.
Tubuh korban hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat
berat, yang tidak jarang disertai patahnya tulang-tulang.
o Electrische metalisatie : metalisasi terjadi karena metal / logam
dari kabel kawat meleleh atau menguap lalu mengalami deposisi
metal dan menempel pada kulit korban
Pemeriksaan dalam
 Pada Otak, didapatkan perdarahan kecil dan terutama paling banyak adalah pada daerah
ventrikel III dan IV.
Organ jantung, akan terjadi fibrilasi bila dilalui aliran listrik .
Pada paru, didapatkan edema dan kongesti.
Organ viscera menunjukkan kongesti yang merata.
Tulang, Tulang korban meleleh (fusi CaPO4) dan terjadi fraktur
Otot, Otot korban dapat putus akibat perubahan hialin
Perikard, pleura, dan konjungtiva terdapat bintik-bintik perdarahan
Aspek Medikolegal

Kematian oleh arus listrik biasanya terjadi tidak disengaja


dari peralatan listrik rusak atau kelalaian dalam penggunaan
peralatan. Dalam industri, kematian dapat dihasilkan dari
kontak dengan kabel yang berarus, atau dari alat-alat
penerangan, alat-alat elektronik, ataupun saklar-saklar.
PENATALAKSANAAN
1. Airway : pastikan kepatenan jalan napas pasien
2. Breathing : berikan ventilasi adekuat, intubasi dan ventilasi mekanik
perlu dipikirkan
3. Circulation : pertahankan perfusi adekuat ke jaringan.
a. Tentukan kedalaman luka bakar
b. Pasien dengan luka tegangan rendah
c. Pasien dengan luka tegangan tinggi
d. Berikan resusitasi cairan
e. Pasang foley kateter untuk menilai produksi urin. Pertahankan produksi urin
menimal : 30-70cc/kg/jam
MEDIKAMENTOSA
Antibiotik
1. Antibiotik profilaksis : merupakan antibiotik sistemik yang ditujukan untuk
mencegah berkembangnya infeksi saat melakukan tindakan pembedahan. Jenis
antibiotik yang diberikan berdasarkan pola kuman yang paling sering
menimbulkan infeksi dalam kurun waktu tertentu. Diberikan 30 menit sebelum
melakukan tindakan bila diperlukan dilanjutkan 24 jam pertama pada tindakan
2. Antibiotik terapeutik : ditujukan untuk mengatasi infeksi yang terjadi setelah
melakukan tes kultur dan resistensi
3. Antibiotik topikal : akibat trauma panas, mikroorganisme mengkontaminasi
permukaan luka dan tinggal di dalam folikel rambut dan kelenjar keringat
kemudian mulai berploriferasi dengan cepat.
4. Diuretik osmotic : Diuresis diinduksi melalui peningkatan osmolaritas dari
filtrasi glomerulus sehingga menurunkan reabsorbsi air. Berfungsi untuk
mempertahankan output urin dan mengurangi kristalisasi myoglobin dalam
tubulus renalis. Maka diberikan Mannitol, 25 gram/L cairan intravena untuk
mempertahankan diuresis.
5. Analgetik : Nyeri dari luka bakar ditandai dengan ekspos luka terhadap
lingkungan yang dingin. Kontrol nyeri sangat penting dalam perawatan pasien.
Pemberian narkotika dalam dosis kecil melalui jalur intravena selama 4-5 hari.
Morfin sulfat 2-4 mg/IV 2-4 jam prn
6. Vaksin : Semua luka bakar dianggap terkontaminasi dan mutlak diberikan
profilaksis tetanus kecuali diimunisasi 12 bulan sebelumnya. Jika booster
diberikan 10 tahun sebelumnya, maka pemberian 0,5 cc tetanus toksoid akan
memberikan profilaksis yang adekuat
OPERATIF
 Eskarotomi merupakan suatu prosedur pembuangan jaringan mati
(eskar) dengan teknis eksisi tangensial berupa eksisi lapis demi lapis
jaringan nekrotik sampai didapatkan permukaan yang berdarah.
Pemisahan yang adekuat terjadi apabila eskar terpisah dan perfusi
meningkat. Manajement operatif awal pada trauma listrik difokuskan
pada kebutuhan akan fasciotomy/pembebasan kompartemen.
 Skin grafting merupakan metode penutupan luka yang sederhana
bertujuan menghentikan kehilangan panas berlebihan yang
menyebabkan gangguan metabolisme serta mengupayakan agar
proses penyembuhan terjadi sesuai waktunya. Adanya trauma
ekstremitas yang berat memerlukan amputasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai