Anda di halaman 1dari 32

PENGOLAHAN LIMAH

PABRIK GULA MADUKISMO


PT. MADUBARU

KELOMPOK II :
• MUAMMAR KHADAFI H05216014
• ELDA LUTFIA FITRIANI H75216032
PROFIL PERUSAHAAN

1. Sejarah Perusahaan
• tahun Tanggal 14 Juni 1955 dibangun
• Tanggal 28 Mei 1958 diresmikan
• Pada 1958 Pabrik gula Madukismo ini berproduksi
2. Lokasi Pabrik
PG. Madukismo secara geografis terletak ±5 km
sebelah barat daya kota Yogyakarta di Desa
Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul dan mempunyai luas area sekitar
30 hektar
LOKASIH PABRIKA

SUMBER : GOOGLE MAP 2019


BAHAN BAKU

1. BAHAN BAKU UTAMA


- TEBU
2. BAHAN BAKU PENUNJANG
-Sulfur
-Flokulan
-NaOH
-Kapur Tohor (CaO)
-Asam fosfat (H3PO4)
Proses Produksi
Proses Produksi
Bahan Baku
• Mutu bahan baku tebu yang disediakan harus
memenuhi criteria MBS ( Manis, Bersih, Segar )
• Jumlah bahan baku harus disesuaikan dengan kapasitas
giling yang ditetapkan.

Unit gilingan
• Tabu yang telah disiapkan dibawa ke setasiun
Gilingan menggunakan lori, dari lori diangkat
ke Meja Tebu menggunakan Crane, kemudian
diperas di gilingan untuk menghasilkan Nira
Mentah dan memisahkan ampasnya.
Proses Produksi
Unit Pemurnian
• Tujuan utama dari pemurnian adalah memisahkan
kotoran dari nira tebu. Nira yang dihasilkan dari
stasiun penggilingan tidak dapat langsung diolah
menjadi gula kristal putih karna banyak
mengandung kotoran.
• Kapur tohor (CaO) untuk membuat susu kapur yg
berfungsi utuk menjernihkan nira
• Belerang ( untuk membuat gas SO2 ),Kegunaan gas
SO2 adalah sebagai pemucat warna karena
mereduksi senyawa-senyawa berwarna menjadi tak
berwarna
• Flokulant ( untuk mempercepat pengendapan
kotoran atau katalisator)
Proses Produksi
Unit Penguapan

• Stasiun penguapan (evaporasi)


berfungsi untuk mengentalkan nira yang
telah jernih dengan menguapkan
sebagian air yang terkandung didalam
nira encer sampai kandungan air 35%
• Stasiun penguapan (evaporasi)
berfungsi untuk mengentalkan nira yang
telah jernih dengan menguapkan
sebagian air yang terkandung didalam
nira encer sampai kandungan air 35%
Unit Masakan
• Setelah dikentalkan nira akan masuk stasiun
pemasakan. Fungsi dari stasiun pemasakan
adalah untuk mengkristalkan gula.
• Stasiun Masakan bertugas mengambil hasil
gula dan tetes melalui beberapa tingkatan
yaitu dengan cara ACD artinya, Nira Kental
dimasak pertama di masakan A ( dipisahkan
Gula dan Stropnya ) menjadi produksi SHS
dan Strop A, Strop A dimasak kedua di
masakan C, diputar menghasilkan Gula C dan
Strop C, Strop C dimasak di masakan D
kemudian diputar menghasilkan Gula D dan
Tetes.
Proses Produksi
Stasiun Puteran Tujuan utama stasiun putaran adalah
memisahkan kristal gula dari larutan induk.
Stasiun ini berkerja berdasarkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan saat putaran, maka
dari alat ini cairan kental akan terlempar,
sedangkan kristal akan tertinggal pada saringan

Cara kerja Stasuin putaran


1. Masakan A diputar 2 x , artinya masakan A diputar pertama,
menghasilkan Gula A dan Strop A, kemudian gula A diputaran ke
dua menjadi gula SHS dan klare SHS. Gula SHS dikirim ke stasiun
Penyelesaian Akhir/ Sugar Handling, klare SHS dikirim ke
masakan untuk dimasak lagi, sedangkan Strop A dikirim ke
masakan C untuk dimasak lagi.
Lanjutan....
 Cara kerja Stasuin putaran
2. Masakan C diputar 1 x , menghasilkan Gula C dan
Strop C, kemudian gula C Gula C dijadikan bibitan di
Masakan A, sedangkan Strop C dikirim ke masakan D
untuk dimasak lagi.
3. Masakan D diputar 2 x , artinya masakan A diputar
pertama, menghasilkan Gula D1 dan Strop D ( disebut
Tetes ), kemudian gula D1 diputaran ke dua menjadi
gula D2 dan klare D. Tetes setelah ditimbang
dimasukkan ke pemapungan Tetes, lalau klare D dikirim
ke Stasiun Masakan untuk dimasak lagi.
Proses Produksi
Stasiun Akhir
• Stasiun Penyelesaian Akhir/ Sugar
Handling, bertugas mengeringkan Gula
SHS dari stasiun putaran gula
menggunakan Sugar Dryer & Cooler, lalu
disaring, dari hasil penyaringan
didapatkan gula Produk, gula Krikilan dan
gula Abu. Gula Abu dan gula Krikilan
dilembur kembali di stasiun Masakan dolah
kembali menjadi gula. Sedangkan gula
produk dikemas dalam karung 50kg dan
dicek berat Timbangannya dan langsung
dimasukan ke dalam gudang.
LIMBAH YANG DIHASILKAN
1. Limbah Padat
Limbah pada produksi gula yang dihasilkan
berupa:
 Pasir/Lumpur, berupa kotoran yang
dibawa oleh nira mentah
 Abu Ketel Uap, merupakan sisa
pembakaran di stasiun ketel uap
 Debu atau Longes Ketel Uap, merupakan
debu hitam yang keluar cerobong asap
 Blothong, merupakan endapan kotoran dari
nira tebu yang terjadi di stasiun
permurnian nira
LIMBAH YANG DIHASILKAN
2. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan pada barik gula
terdiri dari:
 Bocoran minyak pelumas, berasal dari
pelumas mesin – mesin di stasiun gilingan
dan pelumas yang terbawa pada air cucian
kendaraan garasi pabrik
 Limbah soda, berasal dari cucian papan

penguapan dipabrik gula yang kandungan


COD dan BOD nya cukup tinggi
LIMBAH YANG DIHASILKAN
3. Limbah Gas
Berupa bau belerang dan bau busuk lain yang
dihasilkan selama proses pembuatan gula. Limbah
gas pada pabrik gula umumnya adalah asap
cerobong yang merupakan gas sisa pembakaran dari
ketel uap. Asap cerobong ini dapat digolongkan
sebagai aerosol. Asap yang mengandung partikel-
partikel arang yang berasal dari pembakaran ampas
merupakan asap yang berbahaya sehingga tidak
boleh langsung dibuang ke udara tanpa pengolahan
terlebih dahulu.
LIMBAH YANG DIHASILKAN
4. Kebisingan
kebisingan pada pabrik gula berasal dari mesin-
mesin produksi dalam skala besar. Kebisingan
yang melebihi standar dapat berakibat buruk
terhadap manusia.
Baku Mutu
Baku Mutu Air Limbah
Lanjutan...
Pengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
1. Limbah Padat
 Pasir atau Lumpur, pasir dipisahkan dengan

dorrclone kemudian dimanfatnkan untuk uruk lahan


atas permintaan masyarakat.
 Abu Ketel Uap, abu ditampung dengan lori jading

dan dimanfaatkan juga untuk urug lahan yang


memerlukan,saat ini digunakan untuk bahan baku
pupuk.
Pengolahan Limbah
Limbah Padat
 Pasir atau Lumpur, pasir dipisahkan dengan

dorrclone kemudian dimanfatnkan untuk uruk lahan


atas permintaan masyarakat.
 Abu Ketel Uap, abu ditampung dengan lori jading

dan dimanfaatkan juga untuk urug lahan yang


memerlukan,saat ini digunakan untuk bahan baku
pupuk.
Pengolahan Limbah

 Blotong, dipisahkan dengan alat rotary filter.


Limbah padat blotong dioven pada suhu 105‫﮿‬c
dalam kurun 3 jam sebelum membuangnya,
tujuannya untuk mengurangi kadar air yang
terdapat di blotong tersebut, sehingga tidak
menimbulkan bau pada saat dibuang.
Pengolahan Limbah
Diagram Alir Pengolahan Limbah Cair
Kolam Kolam Penangkap
Spray Pond
Equalizer Minyak

Bak
Clarifier Aerasi Pengendap
Awal

Sludge Drying
Emergency Pond Kolam Effluent
Bed
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Terdiri dari :
 Kolam Equalisasi

Berfungsi untuk mengendalikan fluktasi aliran, sehingga proses


lebih mudah dilakukan dan menurunkan suhu influent dengan
cara mengsirkulasikan air dari kolam equalisasi

 Kolam Penangkap Minyak


Berfungsi untuk memisahkan minyak dengan air sisa dari proses
yang sudah kotor dan diolah menjadi limbah cair
 Spray Pond
Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan oksigen agar
kadar DO meningkat

 Bak Pengendap Awal


Bak pengendap awal digunakan untuk
mengendapkan limbah cair
 Kolam aerasi
Aerasi I
Berfungsi untuk mengurangi kandungan organisme dari limbah cair
dengan memanfaatkan mikroorganisme aerobik kebutuhan oksigen di
suplay dari blower. Dalam kolam Aerasi I terdapat beberapa blower
yang terpasang dibawah kolam yang bertujuan untuk menghasilkan
oksigen, yang dimana akan terjadi reaksi senyawa organik dengan
oksigen. Pada kolam aerasi I ini ditambahkan lumpur aktif dan
mikrostarter Inola 121. Mikroba yang digunakan mendapatkan asupan
nutrien dengan penambahan tetes, urea dan phospat. Penambahan
urea dan phospat ini juga yang nantinya akan membantu proses
pengendapan lebih cepat.
Aerasi II
Berfungsi untuk mengurangi kandungan organisme dari limbah cair dengan
memanfaatkan mikroorganisme aerobik kebutuhan oksigen di surface aerator
serta untuk mengoptimalkan proses aerasi dari kolam aerasi I. Dalam kolam ini
dilengkapi 6 buah surface aerator.

 Clarifier
Berfungsi untuk memisahkan padatan tersuspensi (lumpur aktif) dari air hasil
olahan Aerasi II. Air jernih yang dihasilkan dialirkan ke kolam effluent,
sedangkan endapannya dikembalikan ke kolam aerasi.

 Sludge Drying Bed


Berfungsi untuk menampung lumpur pengolahan dan mengeringkan lumpur
tersebut dengan bantuan penyinaran dari sinar matahari.
 Kolam Effluent
Kolam terakhir sebelum memasuki titik effluent. Terdapat teratai
dan ikan yang dijadikan sebagai parameter biologis kelayakan
kualitas air. Sehingga limbah cair yang keluar dari IPAL
dikategorikan aman untuk lingkungan dan makhluk hidup.

 Emergency Pond
Berfungsi sebagai kolom pengendapan dalam keadaan darurat
dan untuk mengendalikan fluktuasi aliran endapan dan
pendinginan.
Pengolahan Limbah Gas
 Menggunakan alat pemisah,dengan prinsip
pengendapan dengan gravitasi
 Alat pemisah yang juga dapat digunakan adalah

menara percik
Pengendalian Kebisingan
terhadap sumbernya dengan cara:
 Desain akustik, dengan mengurangi vibrasi
 Substitusi alat
 Mengubah proses kerja

Terhadap perjalanannya dengan cara :


 Jarak diperjauh
 Akustik ruangan

Terhadap penerimanya dengan cara:


 Alat pelingdung telinga
 Mengubah schedule kerja (sistem shift)
Limbah Industri Vs Limbah Domestik

Limbah Industri Limbah Domestik


Limbah yang dihasilkan dari suatu Limbah yang dihasilkan dari kegiatan
kegiatan industri yang memiliki jenis dan rumah tangga
karakteristik yang beragam sesuai jenis
industrinya.
Karakteristik limbah industri: limbah cair, Karakteristik limbah domestik: limbah cair
limbah padat, limbah gas dan partikel, domestik dan limbah padat domestik
dan limbah B3
Mengandung senyawa pencemar yang
berdampak pada lingkungan sehingga
memerlukan pengolahan sebelum dibuang
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai