Tujuan
1. Melindungi pasien terhadap segala tindakan medik yang dilakukan tanpa
sepengetahuan pasien
2. Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap akibat yang tak terduga
dan bersifat negatif.
Aspek Medikolegal Persetujuan Tindakan
Kedokteran
Elemen persetujuan tindakan kedokteran
Menurut Beuchamp dan Childress, persetujuan tindakan kedokteran (baca: Informed
consents) memiliki 3 elemen, yaitu:
◦ (A) Threshold elements (precondition)
1. Competence (to Understand & decide)
2. Voluntariness (un deciding)
◦ (B) Information elements
1. Disclosure (of material information)
2. Recommendation (of a plan)
3. Understanding (of 3 & 4)
◦ (C) Consent elements
1. Decision (in favor of a plan)
2. Authorization (of the chosen plan)
◦ Informasi yang diberikan harus dapat membuat pasien
memahami akan situasi dan kondisi penyakitnya, memahami
risiko atas keputusan yang akan dibuatnya dan berkomunikasi
dengan dokter perihal keadaannya dengan dasar pemahaman.
Telah ditegaskan bahwa informasi ini harus diberikan baik diminta
atau tidak diminta oleh pasien atau keluarga.
◦ Informasi ini harus diberikan sedemikian rupa sehingga dapat
dijadikan acuan bagi pasien atau keluarganya untuk mengambil
keputusan, yaitu menerima atau menolak tindakan medis
◦ Dalam pasal 45 ayat 3 UU No. 29/2004 penjelasan atau
pemberian informasi kepada pasien sekurang- kurangnya
mencakup:
1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan
3. Alternatif tindakan lain dan risikonya
4. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
Bentuk persetujuan tindakan kedokteran