KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2019 Anatomi Ginjal DEFINISI • Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai dengan abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. PGK ditandai dengan satu atau lebih tanda kerusakan ginjal yaitu albuminuria, abnormalitas sedimen urin, elektrolit, histologi, struktur ginjal, ataupun adanya riwayat transplantasi ginjal, juga disertai penurunan laju filtrasi glomerulus (Aisara Sitifa et al, 2018). EPIDEMIOLOGI • PGK merupakan penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Hasil Riskesdas 2013, populasi umur ≥ 15 tahun yang terdiagnosis gagal ginjal kronis sebesar 0,2%. Hasil Riskesdas 2013 juga menunjukkan prevalensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur, dengan peningkatan tajam pada kelompok umur 35-44 tahun dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun. (Kemenkes RI, 2017). KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI Derajat GFR Penjelasan 140−𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑥 𝐵𝐵 Cockcroft-Gault sebagai berikut: GFR= 72 𝑥 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 I ≥90 Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat II 60-89 Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR ringan
IIIa 45-59 Kerusakan ginjal dengan GFR
menurun ringan-sedang
IIIb 30-44 Kerusakan ginjal dengan GFR
menurun sedang-berat
IV 15-29 Kerusakan ginjal dengan GFR
menurun berat Tabel 1 kategori GRF V <15 Gagal ginjal/kidney failure KDIGO 2012 Contoh penyakit sistemik yang Contoh penyakit ginjal primer (tanpa mempengaruhi ginjal adanya penyakit sistemik) Tabel 2 diagnosis etiologic Penyakit Diabetes, autoimun, infeksi sistemik, Difuse,focal/cressentic proliferative GN, Glomerulus obat, neoplasia membranous nephropathy
Penyakit Infeksi sistemik, autoimun, ISK, batu, obstruksi
Tubelointerstitial sarcoidosis, obat
Penyakit vaskular Aterosklerosis, hipertensi, iskemi, Fibromuskular displasia
kolestrol, vaskulitis
Cystic dan Alport sindrom, fabry disease Kerurenal dysplasia, podocytopathies
kongenital
Tabel 3 klasifikasi berdasarkan albuminuria
Kategori AER ACR Keterangan
(mg/24jam) mg/mmo mg/g l KDIGO2012 A1 <30 3 <30 Normal atau sedikit meningkat A2 30-300 3-30 30-300 Meningkat sedang A3 >300 >30 >300 Meningkat berat PATOFISIOLOGI • Pengurangan massa ginjal hipertrofi struktural dan fungsional nefron sebagai kompensasi (diperantarai sitokin+ growth factor)peningkatan aktivitas renin-angiotensin-aldosteron intrarenal hiperfiltrasi peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus adaptasi maladaptasisklerosis nefron penurunan fungsi nefron progresif. • Hal lain yang berperan dalam progresifitas CKD : albuminuria, hipertensi,hiperglikemia,dyslipidemia Wudoyo Aru.W et al. 2009 MANIFESTASI KLINIS • Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti DM, infeksi traktus urinasrius,batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemi, lupus eritomatosus sistemik dan sebagainya • Sindrom uremia seperti lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost, pericarditis, kejang sampai koma • Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrrofi renal, payah jantung, asidosis metabolic, gangguan keseimbangan elektrolit (Na, K, Cl) Wudoyo Aru.W et al. 2009 DIAGNOSIS Berlangsung selama 3 bulan (KDIGO, 2012) 1.Tanda kerusakan ginjal • Albuminuria AER ≥ 30 mg/ 24 jam, ACR ≥ 30 mg/g (≥ 3 mg/mmol) • Abnormalitas sedimen urin • Abnormalitas elektrolit akibat kelainan tubuler • Abnormalitas struktur ginjal dari pemeriksaan pencitraan. • Riwayat transplantasi ginjal 2.GFR <60 ml/min/1,73m2 Laboratorium • Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan penurunan LFG yang dihitung menggunakan rumus kockcroft-gault. • Kelainan hasil pemeriksaan darah lengkap meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik. • Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, leukosituria, cast, isosisteinuria. Wudoyo Aru.W et al. 2009 Gambaran Radiologi Gambar 1. Film polos konvensional abdomen yang disebut KUB (Ginjal, Ureters, Kandung Kemih) yang diperoleh setelah pemberian kontras IV untuk urografi IV menunjukkan sistem pengumpulan normal. Calyces (panah), renal pelvis (P), ureter (*) dan bladder (B) Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio opak. Pielografi retrograde dilakukan sesuai dengan indikasi USG Gambar 2. Pasien pria lansia ini mengalami gejala penyakit ginjal medis. Sonografi ginjal mengungkapkan: 1) ginjal echogenik bilateral (korteks ginjal hyperechoic) 2) kedua ginjal tampak berukuran kecil (atrofi) 3) mengurangi ketebalan (penipisan) korteks ginjal (10mm.) 4) pengurangan diferensiasi kortiko-meduler Gambar-gambar USG ini merupakan diagnostik penyakit ginjal medis kronis (atau gagal ginjal kronis). Semua gambar USG di atas (diambil menggunakan sistem pencitraan Doppler Warna Toshiba Nemio-XG, oleh Joe Antony, MD, India. TATALAKSANA Penatalaksanaan PGK meliputi • Terapi spesifik terhadap penyakit dasar • Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid • Memperlambat perburukan fungsi ginjal • Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardivaskuler • Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi • Terapi pengganti ginjal berupa dialysis atau transplantasi ginjal Wudoyo Aru.W et al. 2009 PROGNOSIS • Prognosis penyakit ginjal kronis tergantung pada penyebab, GFR, kadar albuminuria dan kondisi komorbid lainnya. Penyakit ginjal kronis tidak dapat disembuhkan sehingga prognosis jangka panjangnya buruk. Penatalaksanaan yang dilakukan sekarang ini, bertujuan hanya untuk mencegah progesivitas penyakit. KDIGO 2012 TERIMA KASIH