Anda di halaman 1dari 17

BAKTERIAL VAGINOSI

S
Disusun Oleh:
Muhamad Wilianto 1102014164
Pembimbing : dr. Hadi Firmansyah, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD DR. SLAMET GARUT
2020
DEFINISI

“ Vaginosis bakterial (VB) merupakan sindrom klinis, yang disebabkan


oleh bertambah banyaknya organisme komensal dalam vagina (yaitu
Gard- nerella vaginalis, Prevotella, Mobiluncus spp.) serta
berkurangnya organisme laktobasilus teru- tama Lactobacillus yang
menghasilkan hidrogen peroksida.

Pada vagina yang sehat, laktobasilus ini mempertahankan


suasana asam dan aerob. Penyebab spesifik vaginosis

bakterial ini masih belum diketahui pasti.
EPIDEMIOLOGI
a n d Text.
ere photo
s
Vaginosis bakterial paling sering ditemukan e xt H s,
You r T
n g e color
a
pada perempuan usia reprodutif, aktif seksual , to ch
Easy
termasuk lesbian, dan banyak ditemukan pada
perempuan yang memeriksakan diri untuk
layanan ginekologik.

Prevalensi meningkat pada perempuan yang


datang ke klinik IMS. Keadaan ini juga dapat
ditemukan pada ibu hamil. Perempuan yang
memakai alat kontrasepsi dalam rahim
ETIOLOGI
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

Sebanyak 50% perempuan yang menderita vaginosis bakterial tidak


menunjukkan keluhan atau gejala (asimtomatik). Bila ada keluhan , umumnya
berupa duh tubuh vagina abnormal yang berbau amis , yang seringkali terjadi
setelah hubungan seksual tanpa kondom.

Pada pemeriksaan klinis menunjukkan duh tubuh vagina berwama abu-


abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau amis , melekat di dinding
vagina, seringkali terlihat di labia dan fourchette, pH sekret vagina berkisar antara
4,5-5,5.lidak ditemukan tanda peradangan. Gambaran serviks normal.
DIAGNOSIS
Anamnesi
s
• Cairan vagina
abnormal
• Bau vagina yang
khas (fishy odor)
• Gatal, iritasi, dan
rasa terbakar
• Kemerahan dan
edema pada vulva
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Fisik
• Sekret vagina tipis,
berwarna putih atau abu –
abu
• Viskositas rendah atau
normal, homogen, dan
jarang berbusa
• Melekat pada dinding
vagina sebagai lapisan tipis
• Gejala peradangan umum
tidak ada
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan pH vagina
pH normal vagina 3,8 – 4,2 (BV ditemukan pH > 4,5)
• Whiff test
Positif bila muncul bau amine ketika cairan vaginal dicampur dengan satu tetes
10 – 20 % KOH pelepasan amine dan asam organik
• Pemeriksaan Preparat basah
Meneteskan satu atau dua tetes cairan NaCl 0,9 % pada secret vagina diatas
objek glass kemudian ditutup dengan coverslip.
Mikroskopik  clue cell (sel epitel vagina yang diselubungi dengan bakteri)
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

“CLUE CELL”
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• KULTUR
VAGINA

• DETEKSI
HASIL
METABOLIK

• Variety DNA
Based Testing
Methods

“Nugent Gram Stain test”


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

DIAGNOSIS KLINIS: KRITERIA


AMSEL
(1) Abnormal gray discharge PENEGAKAN
(2) pH > 4.5 DIAGNOSIS:
(3) Positif amine test Ditemukan 3
(4) Terdapat clue cells > 20% pada dari 4 gejala
sediaan basah
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan oral: Metronidazole harus diberikan dalam dosis 2 x
500 mg dua kali sehari (selama 7 hari)
• Pilihan lain : Clindamycin oral 2 x 300 mg (selama 7 hari)
• Pengobatan intravaginal  metronidazole gel (5 hari) dan cream
clindamycin (7 hari)
PENCEGAHAN
Limit your
number of
sexual
partners

Do not douche

Avoid vaginal
irritation

Alter your diet


KOMPLIKASI
• Ascending genital tract infection
• Postabortion dan postpartum endometritis
• Pelvic inflammatory disease (PID)
• Kelahiran preterm, premature rupture of membranes
• Rentan terinfeksi Trichomonas vaginalis,
Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis,
HSV-2 dan HIV-1

PROGNOSIS
• Perbaikan spontan > sepertiga kasus
• Kesembuhan tinggi pada pengobatan
metronidazole dan clindamicin (84 – 96 %)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai