Anda di halaman 1dari 16

Nikah Beda Agama Dalam

Pandangan Islam
KELOMPOK 6

AUDINA FARADIBA 04031181823019


NOLA RIZKY ADHALIA 04031181823013
SHAFIRA FAUDINA HELMI 02011381823379
 PENGERTIAN PERNIKAHAN
 Pernikahan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada
semua makhluk Allah, baik pada manusia, hewan maupun
tumbuhan. Seperti firman Allah dalam surat yasin:36.

 Artinya : “Mahasuci Tuhan yang telah menciptakan segala


sesuatu berjodoh-jodohan, baik tumbuh- tumbuhan maupun
diri mereka sendiri dan lain-lain yang tidak mereka ketahui.”
 Pernikahan merupakan suatu cara yang dipilih Allah sebagai
jalan bagi manusia untuk beranak, berkembang biak dan
kelestarian hidupnya, setelah masing- masing pasangan
siap melakukan peranannya yang positif dalam mewujudkan
tujuan pernikahan.
HIKMAH DAN DASAR HUKUM NIKAH
 Menurut Mardani, tujuan nikah yaitu sebagai berikut:
•• Menghalalkan
Menghalalkan hubungan
hubungan kelamin
kelamin untuk
untuk memenuhi
memenuhi
tuntutan
tuntutan
hajat
hajat tabiat
tabiat kemanusiaan.
kemanusiaan.
•• Membentuk
Membentuk rumah
rumah tangga
tangga yang
yang bahagia
bahagia dan
dan kekal
kekal
berdasarkan
berdasarkan Ketuhanan
Ketuhanan Yang
Yang Maha
Maha Esa.
Esa.
•• Memperoleh
Memperoleh keturunan
keturunan yang
yang sah.
sah.
•• Menumbuhkan
Menumbuhkan kesungguhan
kesungguhan berusaha
berusaha mencari
mencari
rezeki
rezeki
penghidupan
penghidupan yang
yang halal,
halal, memperbesar
memperbesar rasarasa
tanggung
tanggung
jawab.
jawab.
•• Membentuk
Membentuk rumah
rumah tangga
tangga yang
yang sakinah
sakinah (tentram),
(tentram),

mawaddah
mawaddah (penuh
(penuh cinta
cinta kasih),
kasih), dan
dan rahmah
rahmah (kasih
(kasih
sayang).
sayang).
•• Ikatan
Ikatan perkawinan
perkawinan sebagai
sebagai mitsaqan
mitsaqan ghalizan
ghalizan ((QS
QS
An-Nisa‟
An-Nisa‟
ayat 21) sekaligus
ayat 21) sekaligus mentaati
mentaati perintah
perintah Allah
Allah Swt,
Swt,
•• Menghindari
Menghindari perzinaan,
perzinaan, sehingga
sehingga terhindar
terhindar dari
dari ancaman
ancaman
 Sedangkan
penyakit
penyakit hikmah nikah menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi di
antaranya akibat
akibat zina,
: seperti
zina, seperti HIV/AIDS.
HIV/AIDS.
•• Merendahkan
Merendahkan pandangan
pandangan mata
mata dari
dari melihat
melihat perempuan
perempuan yg yg
diharamkan.
diharamkan.
•• Menumbuhkan
Menumbuhkan kemantapan
kemantapan jiwa.
jiwa.
•• Memperoleh
Memperoleh setengah
setengah dari
dari agama.
agama.
•• RumahRumah tangga
tangga teratur
teratur akan
akan menentramkan
menentramkan kehidupan
kehidupan
manusia
manusia
•• Laki-laki
Laki-laki dan
dan perempuan
perempuan adalah
adalah dua
dua sekutu
sekutu yang
yang berfungsi
berfungsi
memakmurkan
memakmurkan dunia dunia masing-masing
masing-masing dengan
dengan ciri
ciri khasnya
khasnya
berbuat
berbuat dengan
dengan
berbagai
berbagai macam
macam pekerjaan.
pekerjaan.
•• Sesuai
Sesuai tabiatnya,
tabiatnya, manusia
manusia cenderung
cenderung mengasihi
mengasihi orang
orang yang
yang
dikasihi.
dikasihi.
•• Manusia
Manusia diciptakan
diciptakan dengan
dengan memiliki
memiliki rasa
rasa ghirah
ghirah
(kecemburuan)
(kecemburuan) untuk untuk
menjaga
menjaga kehormatan
kehormatan dandan kemuliaannya.
kemuliaannya.
•• Pernikahan
Pernikahan akan
akan memelihara
memelihara keturunan
keturunan serta
serta menjaganya.
menjaganya.
•• Berbuat
Berbuat baik
baik yang
yang banyak
banyak lebih
lebih baik
baik dari
dari pada
pada berbuat
berbuat baik
baik
sedikit.
sedikit.
• Jika amal terputus ketika mati, maka anak akan menyambung
 SYARAT DAN RUKUN NIKAH
 Syarat Nikah
Dalam akad nikah ada empat macam syarat, yaitu:
1. Menentukan suami dan isteri.
2. Kerelaan masing-masing pihak terhadap
pasangannya.
3. Hendaklah yang menikahkan wanita tersebut
adalah walinya.
4. Kesaksian terhadap akad nikah.
 Rukun Nikah
 Calon Suami
 Islam
 Laki-laki
 Jelas orangnya
 Tidak memiliki isteri empat
 Tidak sedang melakukan ihram
 Calon isterinya rela (tidak dipaksa) untuk melakukan pernikahan
 Dapat memberikan persetujuan
 Tidak terdapat halangan perkawinan

 Calon Isteri

 Islam
 Perempuan
 Jelas orangnya
 Dapat dimintai persetujuan
 Rela dan tidak karena unsur paksaan
 Tidak dalam ikatan perkawinan dan tidak masih dalam masa’iddah
 Tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah
 Tidak terdapat halangan perkawinan
 Wali Nikah
 Laki-laki
 Dewasa
 Mempunyai hak perwalian
 Tidak terdapat halangan perwalian
 Saksi Nikah
 Minimal dua orang laki-laki
 Hadir dalam ijab-qabul
 Dapat mengerti makhsud akad
 Islam
 Dewasa
 Ijab-qabul
 Tidak sah jika menggunakan kata selain kawinkan atau nikahkan.
 Shighat ijab disampaikan secara sempurna dan shighat qabul harus
disampaikan segera setelah pernyataan ijab.
 Nikah harus diniatkan untuk selamanya
 Diucapkan dengan sharih (jelas).
 HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

Menurut hukum Islam seorang Muslim, baik pria


maupun wanita menikah dengan orang yang
berbeda agama? Masalah perkawinan beda agama
telah mendapat perhatian serius para ulama di
Tanah Air. Hukum nikah demikian tidak sah,
sebagaimana telah diputuskan dalam Muktamar NU
tahun 1962 dan Muktamar Thariqah Mu’tabarah
tahun 1968.
 JENIS-JENIS NIKAH BEDA AGAMA

Ada 2 jenis menikah beda agama :


1. Perempuan beragama Islam menikah
dengan laki-laki non-Islam.
2. Laki-laki beragama Islam menikah dengan
perempuan non-Islam.
1. Perempuan beragama Islam menikah dengan
laki-laki non-Islam
 Hukum mengenai perempuan beragama Islam menikah dengan
laki-laki non- Islam adalah jelas-jelas dilarang (haram). Dalil
yang digunakan untuk larangan menikahnya muslimah dengan
laki-laki non Islam adalah Surat Al Baqarah(2):221.
Artinya :
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik,
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang
mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik
hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih
baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya.”
2. Laki-laki beragama Islam menikah dengan
perempuan non-Islam
2.1. Lelaki Muslim dengan perempuan Ahli Kitab.
Yang dimaksud dengan Ahli Kitab di sini adalah agama Nasrani dan
Yahudi (agama samawi). Hukumnya boleh, dengan dasar Surat Al
Maidah(5):5.

Artinya :“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan


(sembelihan) orang- orang yang diberi Al Kitab itu halal
bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan
dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga
kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-
orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak
dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-
gundik.’’
2.2 Lelaki Muslim dengan perempuan non Ahli Kitab
Untuk kasus ini, banyak ulama yang melarang, dengan dasar Al
Baqarah(2):221.

Artinya : “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik,


sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang
mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik
hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita -wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik
walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka,
sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.’’
 PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG PERNIKAHAN BEDA
AGAMA

 Pertama, para ulama di Tanah Air memutuskan bahwa pernikahan


wanita Muslim dengan laki-laki non-Muslim hukumnya haram. Kedua,
seorang laki-laki Muslim diharamkan mengawini wanita bukan Muslim.
Perkawinan antara laki-laki Muslim dengan wanita ahlul kitab memang
terdapat perbedaan pendapat. "Setelah mempertimbangkan bahwa
mafsadatnya lebih besar dari maslahatnya, MUI memfatwakan
perkawinan tersebut hukumnya haram," ungkap Dewan Pimpinan
Munas II MUI, Prof Hamka, dalam fatwa itu.

 Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah juga telah menetapkan


fatwa tentang penikahan beda agama. Secara tegas, ulama
Muhammadiyah menyatakan bahwa seorang wanita Muslim dilarang
menikah dengan pria non-Muslim. Hal itu sesuai dengan surat al-
Baqarah ayat 221, seperti yang telah disebutkan di atas. "Berdasarkan
ayat tersebut, laki-laki Mukmin juga dilarang nikah dengan wanita non-
Muslim dan wanita Muslim dilarang walinya untuk menikahkan dengan
laki-laki non- Muslim," ungkap ulama Muhammadiyah dalam fatwanya.
 Ulama Muhammadiyah memang mengakui adanya
perbedaan pendapat tentang bolehnya pria Muslim
menikahi wanita nonMuslim berdasarkan surat al-
Maidah ayat 5. "Namun, hendaknya pula dilihat surat Ali
Imran ayat 113, sehingga dapat direnungkan ahli kitab
yang bagaimana yang dapat dinikahi laki-laki Muslim,"
tutur ulama Muhammadiyah.

 Dalam banyak hal, kata ulama Muhammadiyah,


pernikahan wanita ahli kitab dengan pria Muslim
banyak membawa kemadharatan. "Maka, pernikahan
yang demikian juga dilarang." Abdullah ibnu Umar RA
pun melarang pria Muslim menikahi wanita non-Muslim.
TERIMA KASI H

Anda mungkin juga menyukai