Gangguan Pendengaran Pada Geriatri
Gangguan Pendengaran Pada Geriatri
PADA GERIATRI
KELOMPOK PBL A-5:
■ Pada usia lanjut kelenjar serumen mengalami atrofi yang mengakibatkan jumlah
serumen sedikit dan kering, sehingga sering terjadi serumen prop yang mengakibatkan
tuli konduktif.
TULI SENSORINEURAL PADA GERIATRI
(PRESBIKUSIS)
■ Merupakan tuli sensoneural frekuensi tinggi, simetris kanan dan kiri. Presbikusis dapat
mulai pada frekuensi 1000 Hz atau lebih.
■ Pada koklea terjadi atrofi dan degenerasi sel rambutpanunjang pada organ corti, serta
perubahan vascular pada stria vaskularis. Begitu juga pada sel saraf.
■ Klasifikasi berdasarkan patologik menurut Schuknecht:
NO JENIS PATOLOGI
Lesi terbatas pada koklea. Atrofi organ Corti, jumlah
1 Sensorik
sel rambut dan sel penujang berkurang
Sel-sel neuron pada koklea dan jaras auditorik
2 Neural
berkurang
Atrofi stria vaskularis. Potensial mikrofonik
menurun.
3 Metabolik (Strial presbycusis)
Fungsi sel dan keseimbangan bio-kimia/bioelektrik
berkurang
Terjadi perubahan gerakan mekanik ductus
koklearis.
4 Mekamik (Cochlear presbycusis)
Atrofi ligamentum spiralis.
Membran basilaris lebih kaku.
Manifestasi:
■ Berkurangnya pendengaran secara perlahan, progresif, dan simetris kanan dan kiri.
■ Perkataan orang sekitar dapat didengar tetapi sulit untuk dipahami.
■ Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri, akibat faktor kelelahan
saraf.
■ Telinga berdenging
■ Diagnosis:
1. Pemeriksaan otoskopik = tampak membrane timpani suram, mobilitas turun.
2. Tes penala = didapatkan tuli sensorineural
3. Tes audiometri = pada nada murni menunjukkan tuli saraf nada tinggi, bilateral,
simetris. Pada audiometri tutur terjadi gangguan diskriminasi tutur.
■ Penatalaksanaan
a) Pemasangan alat bantu dengar
b) Latihan membaca ujaran (speech reading)
c) Latihan mendengar (auditory reading)