Anda di halaman 1dari 10

Shigelosis

( disentri basiller)
Definisi

• Shigellosis atau disentri basiler merupakan penyakit infeksi saluran


pencernaan yang ditandai dengan diare cair akut atau dan disentri
(tinja bercampur darah, lender, dan nanah), pada umumnya disertai
demam dan nyeri perut (Krugman, et al., 1992; Levine, 2000)
• Disentri merupakan kumpulan gejala penyakit seperti diare
berdarah, lendir dalam tinja, dan nyeri saat mengeluarkan tinja.
• Penyakit ini ditularkan melalui jalan fekal-oral dengan masa
inkubasi 1-7 hari, untuk terjadinya penularan tersebut diperlukan
dosis minimal penularan 100 bakteri Shigella sp. ( Lima, et al., 1997;
Zinner, et al., 2000; Sack, et al., 2014).
Epidemiologi
 Kasus total per tahun dari tahun 1966-1997
diperkirakan adalah 165 juta, 69% dari kasus ini
terjadi pada anak < 5 th.
 Jumlah kematian tahunan diperkirakan berkisar
antara 500.000 hingga 1,1 juta.
 Shigelosis pada hakikatnya adalah penyakit
endemik, dengan 99% kasus terjadi di negara-
negara yg sedang berkembang dan terutama
banyak terjadi di derah miskin, tempat higiene
pribadi dan umum di bawah standar
Etiologi
 Bakteri yang menyebabkan disentri yang paling sering
adalah Shigella, terutama S. Flexneri dan S. Dysenteriae
tipe 1.
 Penyebab lainnya adalah Campylobacter jejuni, terutama
pada bayi, dan yang lebih jarang adalah Salmonella
 Enteroinvasif Escherichia coli bersama dengan Shigella dan
dapat menyebabkan disentri yang berat, kemudian
Entamoeba histolytica dapat menyebabkan disentri pada
anak anak usia lebih dari 5 tahun
Shigella sp
 Berdasarkan aspek biokimia dan serologi, Shigella sp.
dibagi menjadi 4 spesies, yaitu S.dysentriae (serogroup
A), S.flexneri (serogroup B), S.boydii (serogroup C) dan
S.sonei (serogroup D) (Krugman, et al., 1992; Guerrant, et
al., 2000, Jawetz, et al., 1995)

 Bakteri ini termasuk dalam suku Enterobacteriaceae dan


merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk
batang/basil (Heymann, 2008). Selain itu bakter ini
bersifat anaerob fakultatif, yang berarti dapat hidup
tanpa atau dengan adanya oksigen (Hale & Keusch, 1996)
Gambaran klinis

• Manifestasi awal khas ( demam singkat, diare cair terbatas, malaise,


dan anoreksia)
• Muntah
• Keram perut hebat
• Tinja mukopurulen berdarah yang sedikit disertai tenesmus
• Kolitis akut mengenai kolon distal dan rektum (endoskopi : mukosa
edematosa dan hemoragik, dg ulserasi dan mungkin eksudat
diatasnya mirip pseudomembran )
Diagnosis banding
• Diare akibat bakteri invasif patogen lain (Salmonella
enteritidis, Campylobacter jejuni, Clostridium difficile,
Yersinia enterocolitica) , atau parasit (Entamoeba
histolytica)
• Penyakit crohn atau kolitis ulseratif

Px mikrokopis apusan tinja


 E. Histolytica : ada trofozoit eritrofagositik dg PMN
sangat sedikit
 Shigella : PMN meningkat setiap lapang pandang
Terapi
 Pemberian cairan dan elektrolit
- Idealnya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5
g Natrium klorida, dan 2,5 g Natrium bikarbonat,
1,5 g kalium klorida, dan 20 g glukosa per liter air.
- Dua buah pisang atau 1 cangkir jus untuk
pengganti kalim
 Pemberian nutrisi
- Pada bayi harus tetap diberi ASI selama anak sakit
Pencegahan

 Cuci tangan dengan sabun setelah BAB


 Cuci tangan sebelum dan setelah makan
 Tutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan
 Menjaga sumber air agar tetap bersih dan terhindar dari
kontaminasi tinja
 Menjaga kebersihan alat-alat rumah tangga untuk masak
 Air minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai