Anda di halaman 1dari 26

DEMAM CHIKUNGUNYA

Definisi

■ Chikungunya adalah penyakit akibat infeksi virus yang ditransmisikan melalui nyamuk,
ditandai dengan demam tinggi mendadak dan polyathralgia.
Epidemiologi

■ Di Indonesia, KLB penyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan dan tercatat pada
tahun 1973 terjadi di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan di DKI Jakarta
■ Tahun 1982 di Kuala Tungkal Provinsi Jambi dan tahun 1983 di Daerah Istimewa
Yogyakarta
■ Penyebaran penyakit Chikungunya biasanya terjadi pada daerah endemis Demam
Berdarah Dengue. Banyaknya tempat perindukan nyamuk seringberhubungan dengan
peningkatan kejadian penyakit Chikungunya.
■ KLB sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan.
■ Penyakit Chikungunya sering terjadi di daerah sub urban
Etiologi

 virus Chikungunya adalah Arthopod borne virus yang ditransmisikan oleh beberapa
spesies nyamuk.
 Hasil uji Hemaglutinasi Inhibisi dan uji Komplemen Fiksasi, virus ini termasuk genus
alphavirus( “Group A” Arthropod-borne viruses) dan family Togaviridae.
 Sedangkan DBD disebabkan oleh“Group B” arthrophod-borne viruses (flavivirus)
Vektor
■ Vektor utama sama dengan DBD : nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopicus.
Habitat Perkembangbiakan
 Tempat penampungan air untuk kepentingan sehari-hari : drum, tempayan, bak mandi/wc dan
ember.
 Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari : vas bunga, tempat pembuangan air
kulkas/dispenser, barang bekas (kaleng, botol,plastic,dll)
 Tempat pembuangan air alamiah : lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa,
potongan bamboo,dll.
Perilaku Nyamuk Dewasa
■ Nyamuk Aedes sp jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga
■ Nyamuk betina mengisap darah (untuk pematangan sel telur)
■ Aktivitas menggigit: 09.00-10.00 dan 16.00-17.00
■ Setelah menghisap darah,nyamuk beristirahat pada tempat gelap dan lembab di dalam atau luar
rumah sampai telur matang (3-4 hari)
■ Tiap bertelur menghasilkan ± 100 butir.
■ Telur ditempat kering dapat bertahan ±6 bulan
■ Kemampuan terbang nyamuk Aedes spp betina rata-rata 40 m
■ Aedes spp tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis
■ Nyamuk Aedes spp dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian ± 1000 m dpl
Mekanisme Penularan
■ Nyamuk dapat mengandung virus
chikungunya pada saat menggigit
manusia pada fase viremia (2 hari
sebelum demam s/d 5 hari setelah
demam timbul)
■ Virus berkembang biak di kelenjar liur
(8-10 hari (extrinsic incubation periode))
■ Di tubuh manusia virus menglalami
periode inkubasi 3-7 hari.
Gejala Klinis

■ Demam >38,5°C ( fase akut 2-3 hari , dilanjutkan penurunan suhu 1-2 hari, kemudian naik
lagi membentuk kurva “sadle back fever”). Bisa disertai mengigil dan muka kemerahan.
■ Sakit persendian ringan-berat
■ Nyeri otot (fibromyalgia) : otot leher , bahu, dan anggota gerak
■ Bercak kemerahan pada kulit (maculopapular) : hari ke 4-5 demam pada daerah
muka,badan, tangan dan kaki.
■ Kejang dan penurunan kesadaran
■ Manifesteasi perdarahan
■ Gejala lain : kolaps PD kapiler dan pembesaran KGB
Diagnosis

■ Kriteria klinis : demam mendadak > 38,5°C dan nyeri persendian hebat dan atau dapat
disertai ruam
■ Kriteria epidemiologis : bertempat tingggal atau pernah berkunjung ke wilayah yg
sedang terjangkit chikungunya dg sekurang-kurangnya 1 kasus + RDT/px serologi
lainnya dalam waktu 15 hari sebelum timbul gejala.
■ Kriteria laboratoris : sekurang-kurangnya salah satu diantara px berikut ( isolasi virus,
terdeteksinya RNA virus dg RT-PCR, terdeteksi Ab IGM spesifik virus chikungunya pd
sampel serum, peningkatan 4x titer IgG pada fase akut dan fase konvaselen
Berdasarkan kriteria diatas, diagnosis demam chikungunya digolongkan dalam 3 kategori ;
1. Possible case : penderita dg kriteria klinis
2. Probable case: kriteria klinis+kriteria epidemiologi
3. Confirmed case : kriteria laboratoris
Diagnosis Banding
Tata Laksana

1. Simptomatis
Antipiretik : Parasetamol atau asetaminofen (untuk meredakan demam)
Analgetik : Ibuprofen, naproxen dan obat Anti-inflamasi Non Steroid(AINS) lainnya (untuk
meredakan nyeri persendian/athralgia/arthritis)
Catatan: Aspirin (Asam Asetil Salisilat) tidak dianjurkan karena adanyaresiko perdarahan
pada sejumlah penderita dan resiko timbulnya Reye’s syndrome pada anak-anak <12 th
2. Suportif : bedrest, batasi pergerakan, minum banyak,fisioterapi
3. Pencegahan penularan : penggunaan kelambu selama masa viremia (sejak timbul gejala
sampai 7 hari)
Prognosis

■ Penyakit ini bersifat self limiting disease, tidak pernah dilaporkan adanya kematian.
Keluhan sendi mungkin berlangsung lama.
■ Brighton meneliti pada 107 kasus infeksi Chikungunya, 87,9% sembuh sempurna, 3,7%
mengalami kekakuan sendi atau mild discomfort, 2,8% mempunyai persistent residual
joint stiffness, tapi tidak nyeri, dan 5,6% mempunyai keluhan sendi yang
persistent,kaku dan sering mengalami efusi sendi
Komplikasi

■ Dalam literatur belum pernah dilaporkan kematian, kasus neuroinvasif atau perdarahan
■ Pada anak komplikasi dapat terjadi : kolaps PD, renjatan, miokarditis, ensefalopati dsb,
tapi jarang ditemukan.
Pengendalian Vektor

■ Insektisida
■ Manajemen lingkungan ( 3M+ menyemprot,memelihara ikan predator, menabur
lavrvasida, dll ) dan
■ menghambat pertumbuhan vector (menjaga kebersihan lingkungan rumah, mengurangi
tempat-tempat yg gelap dan lembab)
Referensi

■ Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya, Edisi 2, Kementerian Kesehatan RI 201


2-Ditjen PP dan PL;
FILARIASIS
Definisi

■ Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit yg disebabkan ole cacing filaria yag
dapat menular dengan perantara nyamuk sebagai vector.
■ Vektor utama filaria adalah nyamuk Anophelse, Culex, Mansonia dan Aedes.
Epidemiologi

■ Di Indonesia: 14.932 penderita kasus kronis yg tersebar di 418 kabupaten/kota di 34


provinsi
■ Di daerah-daerah endemic 80% penduduk bisa terinfeksi tetapi hanya sekitar 10-20% yg
menunjukkan gejala klinis
■ Di seluruh dunia, infeksi filaria mencapai 250 juta orang
Etiologi

■ Beberapa spesies filaria yg menyerang manusia diantaranya Wuchereria


bancroti,Brugia malayi, Brugia timori, dan Onchocerca volvulus.
■ W. bancrofti dan B.timori banyak ditemukan di Asia selatan, Asia Tenggara, dan Afrika,
sedangkan O. volvulus banyak terdapat di Afrika
Penularan
Gejala klinis

■ Asimptomatis
■ Fase akut : demam 3-4 hari
■ Benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak dan teraba garis seperti urat dan
berwarna merah
■ Pembengkakan skrotum dan kaki (elephantiasis)
Tata laksana

1. Dietilkarbamazin (DEC) 6 mg/KgBB SD


2. Albendazol 400 mg SD
 diberikan 1x setahun selama 5 tahun berturut-turut
Pencegahan

■ Pemberantasan tempat perkembangbiakan nyamuk


■ Menggunakan obat anti nyamuk
■ Memasang kelambu
■ Memasang kasa pada ventilasi udara
Referensi

■ Penyakit Tropis epidemiologi, penularan, pencegahan dan pemberantasannya, Edisi 2.

Anda mungkin juga menyukai