Anda di halaman 1dari 18

ANESTESI UNTUK ANAK-ANAK

DENGAN PENYAKIT HATI


POIN-POIN PENTING

Karakteristik kunci dari penyakit hati kronis adalah sirosis, hipertensi portal, dan gejala-gejala lainnya
yang terkait.

Gagal hati akut (yang termasuk gagal hati fulminan) ditandai dengan koagulopati,
ensefalopati, hipoglikemia , dan asidosis metabolik.

Anak-anak dengan penyakit hati secara fisiologis rentan pada saat menjalani anestesi.

Tujuan utama prosedur anestesi adalah untuk menjaga stabilitas hemodinamik, mendukung
tercapainya target koagulasi, dan pemeliharaan cermat elektrolit dan kadar glukosa.

Transplantasi hepar seringkali merupakan terapi yang sangat bermanfaat untuk penyakit hati
stadium akhir.
PENDAHULUAN

Penyakit hati derajat berat jarang ditemui


pada pada anak-anak
• Akut
• Kronis

Pada berbagai kelompok umur, frekuensi


untuk berbagai etiologi ini berbeda
PENYAKIT HATI KRONIS

Efek mekanis

• Fibrotik -> mendistorsi pembuluh darah hati+ menghambat aliran


darah hati-> hipertensi portal

Ascites

• splinting diafragma
• kapasitas residual fungsional (-), obstruksi saluran udara yang
berukuran kecil, dan peningkatan kerja pernapasan-> hipoksemia
• Faktor risiko peritonitis bakteri spontan->sepsis derajat berat +
pembentukan adhesi peritoneum
PENYAKIT HATI KRONIS

Splenomegali

• pansitopenia; trombositopenia

Varises

• umum pada lambung dan esofagus bagian bawah, rektum, atau


tampak pada dinding perut anterior
• perdarahan spontan-> perdarahan hebat
• Endoskopi reguler dilakukan untuk mendeteksi adanya varises
PENYAKIT HATI KRONIS

Koagulopati

• Pada tahap akhir


• Koagulopati e,c obstruksi bilier ->vitamin K parenteral atau terapi gangguan obstruksi bilier
• koaguleopati sekunder e.c kegagalan hepatoseluler -> tidak dapat diperbaiki

Metabolisme obat

• Sulit ditentukan
• Pergeseran volume kompartemen cairan dan perubahan kadar albumin dan protein plasma
lainnya dapat memengaruhi volume distribusi dan fraksi tak terikat yang tak terduga
• Reaksi fase 1 bervariasi tergantung pada derajat penurunan fungsi hepatoseluler
• Reaksi konjugasi terganggu(variative)
MANIFESTASI EKSTRA-HEPATAL DARI
PENYAKIT HATI KRONIS
Efek hemodinamik Sistem pernapasan

• Sirkulasi sistemik derajat tinggi • Asites dalam derajat berat -


dengan resistensi yang rendah >splinting diafragma + efusi pleura-
• Murmur > mereduksi cadangan pernapasan
• EKG= pembebanan volume dan
pembesaran atrium
• Gangguan jantung (hipertensi
pulmonal obstruksi saluran
ekskresi (kanan atau kiri),
foramen ovale paten ukuran
besar atau defek septum atrium->
memperberat hemodinamik
MANIFESTASI EKSTRA-HEPATAL DARI
PENYAKIT HATI KRONIS

Sindrom hepatopulmoner Gangguan ginjal

• 5-10% • Sindrom hepato-ginjal


• hipoksemia +redistribusi aliran darah • Terapi: transplantasi hati
paru-> ketidakcocokan V / Q, + • Gangguan lain: kerusakan ginjal akut
pembentukan pembuluh darah baru - e.c proses dehidrasi
> shunt kanan-ke-kiri • Manajemen anestesi:
• Paling jelas pada basis paru • status kecukupan hidrasi sebelum
• Tidak secara linier berhubungan operasi
dengan derajat keparahan penyakit • volume yang optimal
hati
• curah jantung yang baik
• status kecukupan tekanan perfusi
MANIFESTASI EKSTRA-HEPATAL DARI
PENYAKIT HATI KRONIS
Ensefalopati Sistem lainnya

• Pada gagal hati akut/kronis • Gangguan elektrolit, :


• Tanda-tanda awal: hyponatremia (peningkatan retensi
• inversi pola tidur siang/malam air oleh ginjal)
• iritabilitas • Status gizi yang buruk :
pemberian makanan enteral
• letargi
• Kegagalan penyerapan vitamin D :
rakhitis dan osteopaenia -> fraktur
patologis tulang.
• Gatal-gatal akibat retensi asam
empedu.
MANIFESTASI EKSTRA-HEPATAL DARI
PENYAKIT HATI KRONIS

Gagal hati akut/fulminan


• Gagal hati yang terjadi dalam interval yang pendek (<8 minggu), mulai dari
munculnya gejala hingga timbulnya ensefalopati.
• Peningkatan sensitivitas terhadap agen anestesi dan sedatif
• Waktu pemulihan anestesi memanjang
• Membutuhkan glukosa IV kontinyu (mengalami kegagalan regulasi glukosa
hepatoselular (glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis))
• Memerlukan terapi dukungan inotropik
• Menyebabkan edema serebral dan herniasi tentorial, kegagalan sirkulasi
dan kegagalan multi-organ, atau sepsis (bakteri atau jamur).
PEMBERIAN ANESTESI

Prosedur minor Intermediet Prosedur besar

• Endoskopi, insersi jalur vena sentral • Permukaan tubuh ekstraperitoneal • Prosedur operatif intraperitoneal
• Penilaian pra operasi : gangguan (perbaikan hernia) • Pemantauan invasif
pernapasan secara signifikan terjadi • Intubasi trakea • Optimalisasi hemodinamik
akibat adanya asites, organomegali, • Pertahankan normotermia • Pemantauan status koagulasi (
atau efusi pleura. dan normovolemia protrombin/INR
• Harus mendapat cairan IV pra- • Pemantauan status volume secara dan thromboelastography (TEG atau
operasi untuk mencegah dehidrasi akurat, analisis gas darah vena yang ROTEM)), faktor pembekuan,
atau hipoglikemia teratur, dan juga pengambilan • Perawatan intensif pasca operasi
• Anak diposisikan dalam posisi head- sampel untuk pemantauan koagulasi
up moderat untuk meminimalkan
penggunaan bidai diafragma, dan
untuk mengurangi risiko aspirasi
• Jalan nafas diamankan dengan
tabung trakea
ANESTESI UNTUK PROSEDUR
HEPATOBILIER SPESIFIK

Atresia bilier dan portoenterostomi Kasai

• Tidak didapatkan adanya saluran empedu intra dan ekstra-hepatik ->kolestasis, fibrosis
hati, dan sirosis
• Gejala: kolestasis ( tinja pucat , gagal tumbuh, malabsorpsi,
dan hiperbilirubinemia terkonjugasi ) muncul segera setelah lahir.
• Prosedur: Perienterostomi Kasai
• Tantangan anestesi:
• Kehilangan cairan,
• Gangguan drainase vena intermiten melalui vena cava inferior dengan retraksi
pembedahan
• Pemberian analgesia pasca operasi yang inadekuat.
ANESTESI UNTUK PROSEDUR
HEPATOBILIER SPESIFIK
Kista Choledochal

• Dilatasi kistik yang berasal dari pohon bilier


• Gejala:
• rasa sakit, penyakit kuning obstruktif, dan massa perut
• Pemeriksaan: ultrasonografi antenatal.
• Terapi :eksisi lengkap kista
• Anestesi: mirip dengan anestesi atresia bilier.

Kolelithiasis

• Penyakit batu empedu relatif


• Sering dikaitkan dengan hemoglobinopati-> batu pigmen
• Remaja ->obesitas-> batu empedu kolesterol
• Terapi: kolesistektomi laparoskopik dan kolesistektomi terbuka
TUMOR HATI

Epidemiologi

• Hepatoblastoma (1 kasus per 1 juta)

Gejala

• massa perut yang jelas, letargi, dan pucat. Fungsi hati biasanya normal.

Terapi:

• kemoterapi (doxorubicin atau cisplatin) diikuti dengan reseksi pembedahan


• Transplantasi hati

Tantangan perioperatif :

• perdarahan
• embolus udara
• insufisiensi hati pasca reseksi
TUMOR HATI

Prosedur:

• Akses =kanula vena sentral dengan lubang besar


• Kateter vena sentral tiga lumen standar untuk obat-obatan dan pemantauan
tekanan
• Vena: vena kava superior
• Perangkat transfusi cepat dan pemanasan cairan
• Filter deplesi leukosit
• Penjepitan intermiten vena porta dan arteri hepatika
• Asidosis metabolik, hipoglikemia, dan koagulopati:suportif
(koreksi hipovolemia dan hipotensi, mempertahankan glukosa darah,
pemberian faktor pembekuan, dan pemberian N-asetilsistein
TRANSPLANTASI HEPAR

Hati yang ditransplantasi hanya perlu dicocokkan dengan golongan darah resipien

Terdiri dari tiga fase:

Fase diseksi Tahap anhepatic Reperfusi

• melibatkan skeletonisasi • dimulai ketika vena porta • Terjadi melalui vena porta
eksplan dan persiapan dan arteri hepatic dijepit • Masalah:
pembuluh hati dan didiseksi ketidakstabilan hemodinami
• Masalah utama :perdarahan • Masalah:
• Peningkatan defisit basa
dan laktat dan penurunan
kadar kalsium dan glukosa
yang terionisasi
TRANSPLANTASI HEPAR

Manajemen anestesi :

• persiapan kehilangan darah masif


• manajemen gangguan elektrolit derajat
berat dan gangguan asam/ basa
• terapi pendukung sirkulasi

Anda mungkin juga menyukai