Pembimbing:
dr. I Putu Gede Karyana, Sp.A(K)
dr. IGN Sanjaya Putra, Sp.A(K)
dr. Ni Nyoman Metriani Nesa, M.Sc., Sp.A
ANALISA FESES
DEFINISI
• Feses bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui
anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan disepanjang sistem
saluran pencernaan (tractus digestifus)
• Feses (tinja) juga merupakan hasil pemisahan dan terdiri dari sisa-sisa
makanan yang tidak dapat dicerna, pigmen dan garam empedu, sekresi
intestinal termasuk mucus, leukosit yang bermigrasi dari aliran darah,
epitel, bakteri, material inorganic terutama kasium dan fosfat, makanan
yang tercerna (dalam jumlah yang sangat sedikit) dan gas
INDIKASI PEMERIKSAAN
Adanya ikterus
2. KONSISTENSI
• Pada keadaan normal ukuran feses dan konsistensi
menggambarkan keadaan lumen dan kolon
• Jenis makanan serta gerak peristaltic mempengaruhi bentuk dan
jumlah maupun konsistensi feses
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK
Kuning coklat tinja dibiarkan pada udara menjadi lebih tua urobilin lebih banyak dan
urobilinogen yang dieksresikan lewat usus
Hijau dipengaruhi oleh sayuran mengandung klorofil atau bayi baru lahir yang
disebabkan oleh biliverdin dan porphyrin dalam meconium
Kelabu (akholis) tidak ada urobilinogen dalam saluran pencernaan terdapat pada ikterus
obstruktif
Hitam disebabkan obat yang mengandung zat besi, bismuth atau melena akibat
perdarahan usus bagian atas
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK
3. BAU
• Indol, skatol, H2S (asam butirat) menyebabkan bau normal pada tinja
• Bau busuk seperti bau bacin pada disentri baciller pembusukan protein
yang tidak dicerna oleh kuman
• Bau tengik disebabkan oleh peragian (fermentasi) zat-zat gula yang tidak
dicerna
• Bau amis pada penderita askariasis
6. PARASIT
Diperiksa adanya caxing ascaris, anylostoma dan lain-lain yang mungkin
didapatkan dalam tinja
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK
7. SISA MAKANAN
Sisa makanan dapat dilihat berupa serat atau sayur yang tidak dicerna
8. pH
• pH sangat dipengaruhi oleh fermentasi usus dan proses pembusukan
yang akan menghasilkan indol, skatol yang menyebabkan bau pada
feses
• Makanan yang mengandung karbohidrat akan mengubah pH menjadi
asam
• Protein akan mengubha pH menjadi basa
• Lemak akan menyebabkan bau tengik
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
1. Pemeriksaan protozoa
Biasanya didapatkan dalam bentuk kista, bila konsistensi tinja cair akan
didapatkan bentuk trofozoit
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
2. Telur cacing dan larva cacing ada empat jenis telur cacing yang biasa
ditemukan
• telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
• telur cacing tambang (Necator americanus dan Acylostoma
dudodenale)
• telur cacing cambuk (Thricuris trichiura)
• telur cacing pita ( Taenia saginata dan Taenia solium)
3. Leukosit
Pada disentri basiler, colitis ulserosa dan peradangan didapatkan
peningkatan jumlah leukosit, leukosit menandakan adanya peradangan
4. Eritrosit
Hanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon, rektum atau anus. Adanya
eritrosit dalam tinja selalu berarti abnormal
5. Epitel
Dalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel epitel yaitu berasal
dari dinding usus bagian distal
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
6. Kristal
• Pada tinja normal akan terlihat Kristal fosfat, kalsium oksalat dan asam
lemak
• Kristal Charcot Leyden didapat pada ulkus saluran pencernaan seperti
amubiasis
• Pada perdarahan saluran pencernaan akan didapatkan Kristal
hematoidin
7. Sel ragi
Hampir selalu dapat ditemukan pada keadaan normal
8. Makrofag
Sel besar berinti satu dengan daya fagositosis dalam sitoplasmanya sering
dapat dilihat bakteri selain eritrosit, leukosit
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
Lendir Negatif
Darah Negatif
Leukosit 0-2
Eritrosit 0-1
Amoeba Negatif
Vegetatif (TL) Negatif
Helminth Negatif
Tes Guaiac
Negatif : tidak berubah
Pada keadaan normal tubuh warna
kehilangan darah 0.5-2 ml/hari, +1 :hijau
namun keadaan abnormal dengan
tes darah samar positif (+) tubuh +2: hijau kebiruan
kehilangan darah >2 ml/hari +3: biru
+4: biru tua
2. Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin akan negative pada tinja normal karena bilirubin
dalam usus akan berubah menjadi urobilinogen dan kemudian oleh udara
akan teroksidasi menjadi urobilin
Tes Fungsi Hati
Latar Belakang
Fungsi Organ Hati
• Hati organ yang memiliki berbagai jenis fungsi, utamanya sintesis dan ekskresi
sehingga tidak ada pemeriksaan biokimia tunggal yang dapat mendeteksi fungsi global hati.
Manfaat
• Deteksi adanya penyakit hati, membantu menengakkan diagnosis, mencari etiologi suatu
penyakit, dan menilai hasil dari pengobatan penyakit.
Pola penyakit
Membantu membedakan hepatitis virus akut, berbagai
gangguan kolestatik dan penyakit hati kronis (chronic liver
disease)
Lain-lain: pankreatitis
Toksisitas obat Hati: sirosis alkoholik akut
Albumin
g/ dl +SD
1-3 bulan 3.41 0,72
4-6 bulan 3.46 0.36
7-12 bulan 3.62 0.60
13-24 bulan 3.63 0.80
25-36 bulan 4.11 0.78
3-8 tahun 4.0 0.65
9-18 tahun 4.25 0.70
Globulin
• Disintesis dalam hati
• Pengangkut beberapa jenis hormon, lipid, logam dan
antibodi
• Peningkatan peningkatan sintesis antibodi
• Penurunan penurunan imunitas, malnutrisi, malabsorbsi,
penyakit hati, penyakit ginjal
Bilirubin
• Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin di
sistem retikuloendotelial.
• Bilirubin menyebabkan pewarnaan kuning pada
kulit, sklera, atau membran mukosa, sebagai akibat
penumpukan bilirubin yang berlebihan pada
jaringan
Kadar Bilirubin Total pada Bayi dan Anak
Sesuai dengan Usia
Sintesis faktor ll, Vll, lX, dan X tergantung pada suplai vitamin K, suatu vitamin larut
lemak yang mungkin tidak diabsorbsi dengan baik pada pasien kolestasis, yang
adekuat.