Addison Desease
Addison Desease
Oleh:
Dwiki Istanto
Ezza Isfi Tsany
Pendahuluan
• Menurut Jurnal Addison’s Disease
(Ayling Sanjaya, 2012) Penyakit
Addison atau Addison’s
disease adalah suatu kelainan
hormonal yang disebabkan oleh
kurangnya produksi hormon
kortisol oleh korteks kelenjar
adrenal dan hormon aldosteron
pada beberapa kasus.
• Keadaan tersebut mungkin
disebabkan oleh gangguan di
kelenjar itu sendiri (insufisiensi
adrenal primer) atau gangguan
sekresi ACTH oleh kelenjar
hipofisis (insufisiensi adrenal
sekunder).
Algoritma Keperawatan
- Dehidrasi
- Hipertonsitas plasma
- Asidosis
- Penurunan volume sirkulasi
- Hipotensi
- Ganggaun metabolism karbohidrat, lemak dan protein
- Hiponatremia
- Hiperkalemia
- Kelemahan otot jantung
- Kegagalan sirkulasi
Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan
1. Data Demografi
2. Riwayat Penyakit
Pada pasien dengan penyakit Addison gejala
yang sering muncul ialah pada gejala awal :
kelemahan, fatigue, anoreksia, nausea, muntah,
BB turun, hipotensi dan hipoglikemi. Pasien
lemah yang berlebih, hiperpigmentasi, rambut
pubis dan axila berkurang pada perempuan,
hipotensi arterial (TD : 80/50 mm/Hg)
- Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita
tuberkulosis, hipoglikemia maupun Ca paru,
payudara dan limpoma.
Integritas ego
• Gejala:
– Adanya riwayat faktor stres yang baru dialami,
termasuk sakit fisik/pembedahan, perubahan
gaya hidup.
– Ketidakmampuan menghadapi stres.
– Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak
stabil.
Eleminasi
- Gejala:
• Diare sampai dengan adanya kontipasi
• Kram abdomen.
• Perubahan frekuensi dan karateristik urine.
• Diuresis yang diikuti dengan oliguria.
Makanan/cairan
- Gejala:
• Anoreksia berat (gejala utama), mual/muntah
• Kekurangan zat garam
• Berat badan menurun dengan cepat.
• Turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
Neurosensori
- Gejala:
• Pusing, sinkope (pingsan sejenak), gemetar.
• Sakit kepala yang berlangsung lama yang diikuti
oleh diaforesis, kelemahan otot.
• Penurunan toleransi terhadap keadaan dingin
atau stres. Kesemutan/baal/lemah.
• Disorentasi terhadap waktu, tempat, dan ruang
(karna kadar natrium rendah), latergi, kelemahan
mental, peka rangsang, cemas, koma (dalam
keadaan krisis)
• Parastesia, paralisis (gangguan fungsi motorik
akibat lesi), astenia (pada keadaan krisis).
• Rasa kecap/penciuman berlebihan, ketajaman
pendengaran meningkat.
Nyeri/kenyamanan
- Gejala:
Pernapasan
- Gejala:
– Dipsnea
Seksualitas
• Gejala:
– Adanya riwayat menopouse dini, amenorea.
– Hilangnya tanda-tanda seks sekunder (misal:
berkurangnya rambut-rambut pada tubuh
terutama pada wanita.
– Hilangnya libido.
Pemeriksaan Diagnostik
Kadar hormon
- Kortisol plasma: menurun dengan tanpa respond
pada pemberian ACTH secara IM (primer)atau
ACTH secara IV.
- ACTH: meningkat secara mencolok (pada primer)
atau menururn (sekunder).
- ADH: meningkat.
- Aldosteron: menurun.
• Elektrolit: kadar dalam serum mungkin normal
atau natrium sedikit menururn, sedagkan kalium
sedikit meningkat. Walaupun demikian, natrium
dan kalium yang abnormal dapat terjadi sebagai
akibat tidak adanya aldesteron dan kekurangan
kortisol (mungkin sebagai akibat dari krisis).
– Glukosa: hipoglikemia.
– Ureum/kreatinin: mungkin meningkat (karena
terjadi penurunan perfusi ginjal).
– Analisis gas darah: asidosis metabolik.
– Eritrosit: normositik, anemia normokromik
(mungkin tidak nyata/terselubung dengan
penurunan volume cairan) dan hematokrit
meningkat (karena hemokosentrasi). Jumlah
limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat.
• Sinar x: jantung kecil, klasifikasi kelenjar
adreanal, atau TB (paru, ginjal) mungkin akan
ditemukan. (Doenges, Marilynn. 2000)
Diagnosa Keperawatan
1.Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif
(D.0023)