Anda di halaman 1dari 10

2.

3 Sifat-Sifat Produk Parenteral


Ada bermacam macam cara untuk memberikan suatu obat kepada pasien,
secara garis besar dibagi menjadi rute pemberian per oral dan parenteral.
Berikut sifat-sifat produk parenteral dengan beberapa cara rute
pemberian injeksi.
1.Injeksi Intravena (i.v)
Pemberian obat secara intravena , larutan air disuntikkan kedalam vena
dan biasanya diberikan kedalam vena pada lengan depan dan merupakan
penggunaan khusus pada keadaan daurat dimana diinginkan kerja obat
yang segera. Setelah penyuntikan pada intravena akan diperoleh kadar
obat yang optimum dalam darah dengan tepat dan cepat.
2. Injeksi Intramuskuler (i.m)
Injeksi intramuskuler diberikan penyuntikan obat kedalam lapisan otot,
umumnya pada otot pinggul atau pinggang. Larutan air, minyak atau
suspensi dapat digunakan secara intramuskuler, biasanya rute ini
digunakan jika diinginkan efek obat yang lambat/pelan untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
3. Injeksi Intratekal
Injeksi intratekal biasanya diberikan ke bagian tulang
belakang, misalnya penggunaan obat bius regional.
4. Injeksi Subkutan
Pemberian subkutan (Hipodermik) injeksi ini melalui lapisan
kulit kedalam jaringan longgar dibawah kulit. Injeksi
subkutan biasanya diberikan pada lengan depan, pangkal
lengan, paha dan nates. Sesudah penyuntikan, obat masuk ke
tempat yang terdekat sekitar pembuluh darah dan
memasukinya dengan cara difusi atau filtrasi. Penyampaian
darah ke tempat daerah penyuntikan merupakan faktor
penting dalam menentukan kecepatan absorpsi obat, karena
semakin dekat kapiler ke tempat penyuntikan makin cepat
masuknya obat kedalam sirkulasi.

(Ansel, 2011)
2.8 Bahaya dan Komplikasi Sediaan Parenteral
1. Bahaya dan Komplikasi Umum
a. Sepsis,Trombis ( i.v intra-arterial)
b. Reaksi terhadap bahan asing yang tak terlarut ( i.v intra-arterial)
c. Ketidak tercampuran dan reaksi karena pH serta tonisitas ekstrim
d. Reaksi hipersensitivitas, over dosis, emboli udara ( i.v dan intra-arterial)
( Agoes, 2009).
2. Bahaya dan komplikasi khusus
Disebabkan oleh senyawa yang disuntikkan, meliputi beberapa efek samping
yang sifatnya idiosinkratik terhadap senyawa yang diberikan (trombositopenia,
anemia, neutropenia), imunosupresi, aritmia,dan rasa nyeri
( Agoes, 2009).
2.9 Persyaratan Esensial Produk Injeksi
A. Persyaratan Sediaan Parenteral
1. Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada di dalam sediaan dengan pernyataan
tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas selama penyimpanan akibat
kerusakan obat secara kimiawi dan sebagainya.
2. Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak hanya memungkinkan sediaan tetap
steril, tetapi juga mencegah terjadinya antara bahan obat dengan material dinding
wadah.
3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi
4. Bebas kuman
5. Bebas pirogen
6. Isotonis
7. Isohidris
8. Bebas partikel melayang
( Ansel, 1989)
B. Persyaratan Produk Steril Injeksi
1. Sediaan obat harus jernih, maksudnya tidak ada partikel yang tidak larut dalam
sediaan tersebut. Jadi, meskipun sediaan berwarna tetap terlihat jernih (tidak
keruh)
2. Tidak berwarna, maksudnya sediaan larutan bisa saja berwarna, namun warna
larutan sama dengan warna zat aktifnya sehingga tidak ada campuran warna lain
dalam sediaan itu.
3. Bebas dari partikel asing, partikel asing yang bukan penyusun obat. Sumber
partikel bisa berasal dari air, bahan kimia, personil yang bekerja, serat atau alat
dari pakaian personil, alat-alat, lingkungan, dan pengemas (gelas dan plastik).
4. Keseragaman volume atau berat
5. Memenuhi uji kebocoran, terutama untuk injeksi yang dikemas dalam ampul.
6. Stabil yang artinya sediaan tidak mengalami degradasi fisika. Misal jika bentuk
sediaan larutan maka sediaan tersebut tetap berada dalam bentuk larutan (bukan
suspensi)
( Agoes, 2009)
2.9.1 Persyaratan Pelarut Produk Injeksi
1. Pelarut Air
Air merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam sediaan
injeksi karena sifatnya yang dapat bercampur dengan cairan fisiologis
tubuh. Air mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi sehingga dapat
melarutkan senyawa anorganik, seperti elektrolit. Air juga mempunyai
kempuan membentuk ikatan hidrogen sehingga air dapat melarutkan
sejumlah senyawa organik seperti alkohol, aldehid, keton, dll.
a. Harus dibuat segar dan bebas pirogen
b. Jumlah zat padat terlarut total tidak boleh lebih dari 10 ppm.
c. pH 5,0-7,0
d. Tidak boleh mengandung ion-ion klorida, sulfat, kalsium, amonium,
nitrat, nitrit.
e.Bebas logam berat
f. Batas bahan-bahan organik seperti tanin dan lignin
g. Bata jumlah partikel
(Anonim,2016)
2. Pelarut non air yang dapat bercampur dengan air
Digunakan pelarut non air apabila zat aktif tidak larut dalam pembawa air, zat aktif
terurai dalam pembawa air, dan diinginkan kerja depo dari sediaan. Pelarut non air
digunakan sebagai co-solven dalam sediaan injeksi untuk meningkatkan kelarutan
suatu obat yang kurang larut dalam air. Pelarut non air yang biasa digunakan dalam
sediaan injeksi yaitu, etanol, propilen glikol, polietilen glikol, dan gliserin. Berikut
persyaratan pemilihan pelarut non air:
a. Tidak toksik, tidak mengiritasi dan tidak menyebabkan sensitisasi
b. Dapat tersatukan dengan zat aktif
c. Tidak memberikan efek farmakologi yang merugikan
d. Stabil dalam kondisi di mana sediaan tersebut biasanya digunkan
e. Viskositasnya harus sedemikian rupa sehingga dapat disuntikkan dengan mudah
f. Pelarut tersebut harus tetap cair pada rentang suhu yang cukup lebar.
g. Mempunyai titik didih yang tinggi sehingga dapat dilakukan sterilisasi yang
menggunakan panas.
h. Dapat bercampur dengan air atau cairan tubuh
(Anonim, 2016)
2.9.2 Jenis Sediaan Parenteral
Sediaan parenteral dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Sediaan parenteral volume kecil
Sediaan parenteral volume kecil diartikan sebagai obat steril yang dikemas dalam
wadah 100 ml. Berikut kategori sediaan parenteral volume kecil :

a. Produk farmaseutikal yang teridiri dari bahan kimia organik dan anorganik dalam
larutan, suspensi, emulsi, produk freezedried atau sebagai serbuk kecil.
b. Produk biologi yang disiapkan dari sumber biologi meliputi vaksin, toksoid, dan
ekstrak biologi.
c. Zat pendiagnosa seperti media kontras sinar x
d. Produk radiofarmasi untuk deteksi dan diagnosis
e. Produk gigi seperti anestetik lokal
f. Produk bioteknologi
g. Produk liposom dan lipid
(Priyambodo, 2007)
2. Sediaan parenteral volume besar
Sediaan cair steril yang mengandung obat dan dikemas dalam wadah 100 ml
atau lebih dan ditujukan untuk manusia. Berikut tujuan penggunaannya:

a. Bila tubuh kekurangan air, elektrolit dan karbohidrat maka kebutuhan


tersebut harus cepat diganti.
b. Pemberian infus memiliki keuntungan karena tidak harus menyuntikkan
pasien berulangkali.
c. Mudah mengatur keseimbangan keasaman dan kebasaan obat didalam
darah.
d. Sebagai penambah mutrisi bagi pasien yang tidak fdapat makan secara
oral.
e. Berfungsi sebagai dialisa pada pasien gagal ginjal
(Priyambodo, 2007)
Beikut Syarat-syarat parenteral volume besar :

a. Steril
b. Bebas pirogen
c. Bebas dari bahan pertikulat jernih, karena dapat menyebabkan emboli
d. Dikemas dalam wadah dosis tunggal
e. Tidak mengandung bahan bakterisid karena volume cairan terlalu
besar
f. Isotonis dan isohidris
(Agoes, 2009)

Anda mungkin juga menyukai