Anda di halaman 1dari 26

 Khaerul Mutmainnah (1811440001)

 Nur Rahmah Sari (1811441004)


 Andi Khaerunnisa (1811442004)
 Nur Abi Rafdi Syam (1811442009)
Tata Tulis Kata Serapan

Pilihan Kata
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata
bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf
miring, serta penulisan unsur serapan.
• EYD mempunyai fungsi yang cukup penting. antara lain,
berfungsi sebagai:
 Pemersatu, pemakaian EYD dapat mempersatukan
sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.
 Pemberi kekhasan, pemakaian EYD dapat menjadi pembeda
dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.
 Pembawa kewibawaan, pemakaian EYD dapat
memperlihatkan kewibawaan pemakainya.
 Kerangka acuan, EYD menjadi tolak ukur bagi benar
tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok
orang.
 Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam
bahasa Indonesia
Pengertian tata tulis (ejaan) dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
• Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai pelambang
bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi
huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok
kata, atau kalimat.
• Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang
mengatur pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan
dan penggabungannya, yang dilengkapi pula dengan
penggunaan tanda baca.” (Mustakim, 1990 : 1).
“Kaidah ini mengatur tiga hal, yaitu penulisan huruf, penulisan
kata, dan penggunaan tanda baca” (Anshari,dkk , 2013 : 50).
A. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang tidak terikat antara kesatuan yang satu
dengan yang lainnya, dan belum mengalami penambahan imbuhan (Chaier, Abdul:
2006).
Misalnya:
• Kita semua anak Indonesia.
• Kantor pajak penuh sesak.
• Buku itu sangat tebal.
B. Kata Imbuhan
Kata berimbuhan adalah suatu kata yang dibentuk dari kata dasar
dengan menambahkan imbuhan ( awalan, sisipan, atau akhiran ) (Chaeir,Abdul
:2006).
Aturan penulisan kata berimbuhan menurut Permendiknas (2011 :24) sebagai berikut.
a) Kata dasar ditulis serangkai dengan imbuhan ( awalan, sisipan, akhiran )
(Permendiknas, 2011:24). Misalnya:
• Berjalan
• Petani
b) Kalau bentuk dasar merupakan gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya
(Permendiknas, 2011:25). Misalnya:
• bertepuk tangan
• garis bawahi
• Sebar luaskan
• lipat gandakan
c) Kalau bentuk dasar yang berupa gabungan kata yang mendapatawalan
dan akhiran sekaligus, maka unsur gabungan kata tersebutharus ditulis
serangkai (Permendiknas, 2011:25). Misalnya:
• Mengggarisbawahi
• Menyebarluaskan
• Dilipatgandakan
d) Jika salah satu unsur dari gabungan kata itu tidak dapat
berdirisendiri sebagai sebuah kata, maka gabungan kata itu ditulisserangkai
(Permendiknas, 2011:26). Misalnya:
• Adipati
• Aerodinamika
• Mahasiswa
C. Bentuk Ulang
Kata ulang merupakan sebuah bentuk dari hasil mengulang sabuah kata
dasar atau dari sebuah bentuk dasar.Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung (-). (Chaeir,Abdul :2006)
Misalnya:
• anak-anak
• mata-mata
• undang-undang
• mondar-mandir
D. Gabungan Kata
Bentuk kata yang terdiri atas dua kata atau lebih disebut gabungankata
atau kata gabung. (Chaeir,Abdul : 2006)
Menurut Permendiknas(2011: 30) kata gabung di tuliskan denganaturan sebagai
berikut :
a) Unsur-unsur yang membentuk gabungan kata ditulis secara terpisah dengan
lainnya (Permendiknas, 2011:30).Misalnya:
• kantor pos
• orang tua
• buku pelajaran kimia
b) Agar terhindar dari kesalahan pengertian, maka di antara unsur-unsur gabungan
kata dapat di beri tanda hubung agar dapat menegaskan hubungan antara unsur
yang bersangkutan (Permendiknas, 2011:30).
Misalnya :
• Buku sejarah-baru
Dengan arti, “yang baru adalah sejarahnya”
• Buku-sejarah baru
Dengan arti, “yang baru adalah bukunya”
c) Gabungan kata yang sudah dianggap sebagi sebuah kata (satu kata), ditulis
serangkai (Permendiknas, 2011:30).
Misalnya:
• adakalanya
• apalagi
• beasiswa
• matahari
E. Kata Ganti
Kata ganti klitik merupakan kata ganti yang di singkat seperti ku- ,kau- , -ku, -mu, dan –
nya. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; kata
ganti-ku, -mu,dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
(Pemerdiknas, 2010 : 50). Misalnya:
• Dimana kau beli baju itu?
• Ini bukuku, itu bukunya, lalu dimana bukumu?
Kalau digabung dengan kata yang di awali huruf kapital atau
bentukyang berupa singkatan maka kata ganti klitik harus dirangkaikan
dengantanda hubung. (Permendiknas,2011 : 50).
Misalnya :
• KTP-mu
• SIM-nya
F. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata yang biasanya menjadi penghubung antara predikat denganobjek
atau keterangan , dan lazimnya berada di depan sebuah kata bendamerupakan
kata depan. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah darikata yang
mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudahlazim dianggap
sebagai satu kata seperti kepada Dan Daripada (Chaeir,Abdul :2006)
Misalnya:
• Kain itu terletak di dalam lemari.
• Bermalam semalam di sini.
• Dimana Fira sekarang?
• Saya akan ke Surabaya besok.
G. Kata Sandang ( si dan sang)
Dalam menulis kata si dan sang ditulis secara terpisah dari katayang
mengikutinya.(Permendiknas,2010 : 51)Misalnya:
• Sang saka berkibar dimana-mana
• Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

Jika kata si dan sang dimaksudkan sebagai unsur nama diri maka huruf awal
si dan sang di tulis dengan huruf kapital (Permendiknas, 2011:51).Misalnya :
• Serigala itu marah sekali kepada Sang Kancil
• Dalam cerita itu Si Kera mencari kitab suci bersama gurunya.
H. Partikel
Aturan penulisan partikel menurut Permendiknas (2011 : 38) adalah
sebagai berikut.
a) Apabila ada kata yang mendahului partikel -lah, -kah, dan –tah makakata
tersebut ditulis serangkai dengan partikel. Misalnya:
• Baca lah buku itu baik-baik.
• Berangkat lah sekarang juga!
• Bunglah sampah pada tempatnya!
b) Apabila ada kata yang mendahului partikel pun maka kata tersebutditulis
terpisah dari partikel pun (Permendiknas, 2011:38). Misalnya:
• Kapan pun waktunya aku siap.
• Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
• Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
c) Apabila terdapat partikel per yang berarti “mulai”, “demi”, dan ,”tiap”maka
kata yang mengikutinya di tulis terpisah dari partikel
ini(Permendiknas,2011:39).Misalnya:
• Mereka harus membayar SPP Rp950.000,00 per semester.
• Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
• Harga kain ini Rp5.000,00 per helai.
I. Singkatan dan Akronim
Singkatan ialah kependekan kata yang terdiri atas satu huruf
ataulebih.(Permendiknas : 2011, 39)
a) Nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat yang disingkat harus
diikuti dengan tanda titik diakhir singakatan tersebut (Permendiknas,
2011:40).Misalnya:
• Djoko Kentjono, M.A. Djoko Kentjono Master of Art
• R.A. Kartini Raden Ajeng Kartini
b) Jika nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badanatau
organisasi, serta nama dokumen resmi disingkat dengan caramenggabungkan
huruf awal kata maka huruf-hurufnya ditulisdengan huruf besar dan tidak
perlu diikuti tanda titik dibelakangtiap-tiap singkatan itu (Permendiknas,
2011:40).Misalkan :
• DPR Dewan Perwakilan Rakyat
• PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
• SMA Sekolah Menengah Peretama
c) 1). Apabila gabungan kata yang disingkat terdiri dari tiga hurufmaka
singkatan tersebut diikuti tanda titik (Permendiknas, 2011:41).misalkan:
• dst. dan seterusnya
• ybs. yang bersangkutan
• dll. dan lain-lain
2) Gabungan huruf yang merupakan hasil singkatan kata diakhiridengan tanda
titik (Permendiknas, 2011:41).Misalnya :
• jml. jumlah
• hlm. halaman
• tsb. tersebut
3) Apabila gabungan kata yang disingkat terdiri dari dua hurufmaka masing-masing
huruf diikuti tanda titik (Permendiknas,2011:42).Misalnya:
• a.n. atas nama
• u.p. untuk perhatian
• d.a. dengan alamat
4) Apabila singkatan merupakan lambang kimia, singkatan satuan
ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang maka singkatan tersebut tidak perlu
diakhiri tanda titik (Permendiknas,2011:42).Misalnya:
• Cu kuprum
• TNT trinitrotoluena
• Cm sentimeter
Akronim ialah singkatan yang dibentuk oleh huruf-huruf awal yang
digabung ,suku-suku kata yang digabung , ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata yang diperlakukan sebagai sebuah kata. (Mustofa,dkk ,2010 :19)
Aturan penulisan akronim menurut Permendiknas (2011: 42)adalah sebagai berikut:
1) Apabila akronim di bentuk oleh gabungan huruf awal dari deret kata maka ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Akronim ini
merupakan akronim nama diri(Permendiknas, 2011:43).Misalnya:
• IKIP Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
• SIM Surat Izin Mengemudi
2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabunganhuruf
dan suku kata dari deret kata pada huruf awal ditulis dengan huruf
kapital (Permendiknas, 2011:43).Misalnya:
• Bulog Badan Urusan Logistik
• AkabriAkademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
• BappenasBadan Perencanaan Pembangunan Nasional
3) Akronim yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih dan bukan
nama diri ditulis dengan huruf kecil (Permendiknas, 2011:43). Misalnya:
• Tilang bukti pelanggaran
• Pemilu pemilihan umum
• Munas musyawarah nasional
J. Angka dan Bilangan
Angka adalah lambang yang fungsinya sebagai pengganti bilangan.Ada
dua macam angka yang digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu angka Arab dan
angka Romawi.(Permendiknas ,2011 :44) misalkan:
• Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
• Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII,IX, X,
L (50), C (100), D (500), M(1000), V (5000), M (1.000.000).
a) Dalam teks, jika bilangan dinyatakan dalam satu atau dua kata maka bilangan
ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan tersebut dipakaidalam perincian.
(Permendiknas, 2011:44).Misalnya :
• Mereka menonton drama itu sampai tiga kali
• Koleksi perputakaan itu mencapai dua juta buku.
• Di antara 30 murid , 15 murid menyukai pelajaran biologi, 10 murid menyukai
pelajaran matematika, dan 5 murid tidakmenyukai keduanya.
b) Jika bilangan berada pada awal kalimat, maka bilangan tersebut ditulis
menggunakan huruf. Tetapi jika bilangan tersebut lebih dari duakata, maka
susunan kalimat diubah agar bilangan tersebut tidakditempatkan di awal
kalimat. (Permendiknas, 2011:45).Misalnya :
• Dua puluh mahasiswa mengikuti Olimpiade Sains Nasional
• Panitia mengundang 250 orang peserta
Bukan
250 orang peserta diundang oleh panitia.
c) Angka dapat dieja kalau melambangkan bilangan yang jumlahnyaterlalu besar
agar lebih mudah dibaca. (Permendiknas, 2011:45).Misalnya :
• Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah
d) Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas,dan isi; (b)
satuan waktu; (c) nilai uang ; dan (d) jumlah.(Permendiknas, 2011:45).Misalnya :
• 0,5 sentimeter Tahun 1945
• 5 kilogram 14 Juli 1994
• 10 liter 1 jam 20 menit
• 2.000 rupiah Pukul 14.00
e) Angka pada umumnya digunakan untuk melambangkan nomor jalan,rumah,
apartemen, atau kamar pada alamat. (Permendiknas, 2011:45).Misalnya :
• Jalan Tanah Abang I No. 15
• Jalan Wijaya No.14
• Hotel Mahameru, Kamar 169
f) Untuk memberikan nomor pada bagian karangan atau ayat kitab sucidigunakann
angka. (Permendiknas, 2011:46).Misalnya :
• Bab X, Pasal 5, halaman 252
• Surah Yasin: 9
g) Aturan penulisan bilangan dengan huruf sebagai berikut.(Permendiknas, 2011:47).
Bilangan utuh. Misalnya :
• Dua belas (12)
• Lima ribu (5000)
Bilangan pecahan. Misalnya :
1
• Setengah ( )
2
• Satu persen ( 1%)
h) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.(Permendiknas,
2011:48).Misalnya :
• Abad ke-21
• Lantai II
• Lantai ke-2
i) Kalau penulisan bilangan di akhiri dengan –an maka aturan penulisannya sebagai
berikut. (Permendiknas, 2011:48).Misalnya :
• Lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
• Tahun 1960-an (tahun seribu sembilan ratus enam puluhan)
j) Bilangan yang dapat ditulis dengan angka dan huruf sekaligus hanyalah di dalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.(Permendiknas, 2011:49).Misalnya :
• Jumlah siswa 250 orang bukan
• Jumlah siswa 250 (dua ratus lima puluh) orang
k) Bilangan yang di tulis dengan angka dan huruf sekaligus, penulisannya harus tepat.
(Permendiknas, 2011:49).Misalnya :
• Telah di terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima
puluh sen).
Pengertian Kata Serapan

Kata Serapan adalah kata yang berasal dari bahasa


lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang
kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan
dengan penuturan masyarakat Indonesia.
Fungsi Kata Serapan

 Untuk memperkaya kosa kata bahasa


Indonesia.

 Memberikan pengetahuan lebih


tentang bahasa asing kepada pemakai
Bahasa Indonesia.
Syarat Penyerapan
Penyerapan bahasa asing kedalam bahasa Indonesia memiliki
beberapa syarat, antara lain:
1) Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.
Contoh: kata anus konotasinya lebih cocok digunakan dibandingkan
dengan istilah Indonesianya yang berarti lubang pantat.
2) Istilah serapan yang dipilh lebih singkat jika dibandingkan
dengan terjemahan Indonesianya.
Contoh: kata Amputation atau diserap menjadi kata amputasi dipilih
sebab lebih singkat dibanding kata aslinya yang berarti pemotongan
atau pembuangan anggota badan.
3) Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya
kesepakatan jika istilah Indonesianya terlalu banyak
sinomimnya.
Contoh: kata Dysentrery atau disentri lebih tepat digunakan
dibandingkan bahasa Indonesianya yang terlalu banyak sinonimnya
seperti sakit murus, berak darah, dan majen.
Proses Penyerapan Kata Asing
Kata – kata asing yang terserap ke dalam bahasa Indonesia melalui beberapa
cara:
1. Adopsi
Proses adopsi dalam penyerapan kata asing dilakukan dengan cara
mengambil kata asing tanpa merubah pelafalan maupun penulisan. Dengan
kata lain, bunyi maupun penulisannya sama dengan bentuk aslinya.
Contoh : Laptop, Hotdog, Pizza, Supermarket, dan lain – lain.
Contoh kalimat : Andre menjadi gemuk karena suka memakan pizza.
2. Adaptasi
Proses adaptasi adalah proses masuknya kata asing ke dalam bahasa
Indonesia dengan cara mengambil maknanya saja sedangkan penulisan dan
lafalnya dirubah dan disesuaikan ke dalam bentuk kaidah Bahasa Indonesia.
Contoh : Option = Opsi
Communication : Komunikasi
Guitar : Gitar
Organization = Organisasi
Contoh kalimat : Organisasi itu melakukan bakti sosial untuk membantu anak
yatim.
3. Pungutan
Kata serapan yang diambil melalui proses pungutan adalah kata – kata yang
merupakan padanan kata dari bahasa asing itu sendiri. Dengan kata lain kata
serapan yang melalui cara ini adalah kata – kata asing yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
Schedule : Jadwal
Background : Latar belakang
Problem : Masalah
Jenis-Jenis Kata Serapan
2) Kata Serapan dari Bahasa Asing
1. Bahasa Inggris
4. Bahasa China
• Focus = Fokus
• Encing = Tante
• Balloon = Balon
• Encang = Paman
• Aquarium = Akuarium
• Cincau = Cincau
• Bus = Bis
5. Bahasa portugis
2. Bahasa Belanda
• Banco = Bangku
• Docent = Dosen
• Algoz = Algojo
• Chocolade = Coklat
• Bolu = Bolu
• Boezoek = Besuk
• Dieet = Diet
3. Bahasa Arab
• Halal = Halal
• Abad = Abad
• Haram = Haram
• Baligh = Baligh

Anda mungkin juga menyukai