Anda di halaman 1dari 74

e1 e2

Manaf

Graph Hamilton dan


Permasalahan Tour
NurOptimal
Lina Sutarni
Dosen Pembina:
Prof. Dr. Nurdin Arsyad,
e
M.Pd. 4 e3
Hj. Juliyati
A.Graph Hamilton
Misalkan G sebuah graph, sebuah sikel di G yang
memuat semua titik di G disebut sikel Hamilton.
Jika G memuat sikel Hamilton maka G disebut
grap Hamilton.
V7
V2 V6 V8
V1 V3 V1 V5

V5 V4 V3
G V2 G V4
V2
V1 V3
Perhatikan graph H
pada sikel(v1,v2,v3,v4,v5,v1)
adalah sebuah sikel
Hamilton di H, begitu juga
sikel (v1,v3,v2,v4,v5,v1) V5 H V 4
adalah sikel Hamilton di H.
V7
Jadi H adalah graph
V 6 V8
Hamilton. Sedangkan di G V1 V5
tidak ada sikel Hamilton
maka G bukan graph
Hamilton.
V3
V2 G V4
Graph sederhana G disebut graph maksimal
non Hamilton. Jika G non Hamilton dan
penambahan sebuah sisi sebarang yang
menghubungkan 2 titik yang tidak
berhubungan langsung di G menghasilkan
graph baru yang Hamilton
V2 V2 V2
V1 V3 V1 V 3 V1 V3

V5 V4 V5 V4 V5 V4
G1 G2 G3
Tetapi G11 bukan graph V2
maksimal non Hamilton, karena V1 V3
penambahan sisi baru pad G11
yang menghubungkan titik v22
dan titik v44, akan menghasilkan
V5 V4
graph non Hamilton G22. G1

Begitu juga graph G22 bukan


V2
graph maksimal non Hamilton,
V1 V3
karena penambahan sisi baru
pada G22 yang menghubungkan
titik v22 dan titik v55 akan
menghasilkan graph non – V 5 G2 V 4
Hamilton
V2
penambahan sebuah sisi
baru pada G2 yang
V1 V3
menghubungkan titik v2 dan
titik v5 akan menghasilkan
gaph non Hamilton G3.
V 5 G2 V 4
Sekarang penambahan
sebuah sisi sebarang pada G3 V2
yang menghubungkan dua titik V1 V3
yang tidak berhubungan
lansung, maka akan
menghasilkan graph baru yang
Hamilton. Jadi G3 adalah graph
V5 V4
maksimal – non – Hamilton G3
V2 V2
V1 V3 V1 V3

V5 V4 V5 V4
G (V1,V5,V3,V4,V2,V1) G (V1,V5,V4,V3,V2,V1)
V2 V2
V1 V3 V1 V3

V5 V4 V5 V4
G (V1,V5,V2,V4,V3,V1) G
Misalkan G sebuah graph. Sebuah
lintasan di G yang memuat semua titik di G
disebut lintasan Hamilton. Graph non
Hamilton yang memuat lintasan Hamilton
disebut graph semi – Hamilton.

V2
V1 V3

V5 V4
G (V5,V1,V2,V3,V4)
Perhatikan bahwa, jika graph G memuat sikel
Hamilton,maka G pasti memuat lintasan Hamilton.Tetapi
sebaliknya tidak berlaku, artinya jika G memuat lintasan
Hamilton belum tentu G memuat sikel Hamilton. Misalnya,
graph G11 pada gambar di bawah memuat lintasan Hamilton P
= (v55,v11,v22,v3,3,v44) tetapi G11 tidak memuat sikel Hamilton. Jadi G 11
adalah graph semi-Hamilton. Begitu juga, G 22 dan G33 adalah
graph – graph semi – Hamilton.

V2 V2 V2
V1 V1 V1 V3
V3 V3

V5 G 1 V 4 V5 G2 V 4 V5 V4
G3
Syarat Cukup Graph Hamilton

Teorema 7.1 :
Jika G graph sederhana dengan n titik
(n ≥ 3) dan untuk setiap dua titik u
dan v yang tidak berhubungan
langsung di G berlaku
d (u) + d (v) ≥ n, maka G graph
Hamilton.
V2
Bukti : Andaikan G bukan
V1 V3
graph Hamilton, karena

n ≥ 3 maka G
bukan graph komplit Knn.
Akibatnya, terdapat dua V5 V4
titik G yang tidak G
berhubungan langsung.
V2
Bentuk graph G11 dan G V1 V3
dengan menambahkan
sebuah sisi yang
berhubungan dua titik
yang tidak berhubungan V5 G V 4
langsung. Jika G11 bukan
graph hamilton, maka V2
graph G11 bukan graph V1 V3
komplit, sehingga ada
dua titik yang tidak
berhubungan langsung
di graph G11.
V 5 G1 V 4
Bentuk graph G2 dari G1 V2
dengan cara V1 V3
menambahkan sebuah sisi
yang menghubungkan dua
titik yang tidak
berhubungan langsung V 5 G2 V4
tersebut. Jika G2 bukan
graph Hamilton maka di G2 V2
bukan graph komplit, V1 V3
proses penambahan sisi ini
bisa dilanjutkan sampai
diperoleh graph maksimal
non – Hamilton Gk.
V5 V4
G3
Penambahan sisi dengan cara
seperti di atas menghasilkan
graph sederhana yang baru
dengan n titik, n ≥ 3, dan

dGk(u) + dGk(V) ≥ n, u,v €E(Gk)............(1)


V2
Karena Gkk non V1
v
Hamilton,maka terdapat
dua titik di Gkk yang tidak
berhubungan langsung u V4
sedemikian hingga bentuk
Gk
graph G* sedemikian
hingga G* = Gkk + uv. V2
V1 v
Maka graph G* adalah
graph Hamilton dan setiap
sikel Hamilton di G* pasti
memuat sisi uv. u V4
G*
Teorema 7.2: (Teorema Dirac). Jika G
graph sederhana dengan n titik,
n ≥ 3 dan d (v) ≥ n/2 untuk setiap v
V(G), maka G graph Hamilton.

Bukti:Karena untuk setiap v ∈ V(G) berlaku


d (v) ≥ n/2 , maka untuk setiap dua titik u
dan v yang tidak berhubungan langsung
berlaku d(u)+d(v) ≥ n/2 + n/2 = n
Berdasarkan teorema 7.1, maka G graph
Hamilton. Teorema terbukti.
Teorema 7.3: jika G graph
sederhana beraturan k dengan
2k–1 titik, maka G graph
Hamilton.

Bukti: Karena G beraturan-k, maka


untuk setiap V £ V(G)
d(V) = k ≥ (2k-1)/2. Berdasarkan
teorema 7.2 disimpulkan G graph
Hamilton
Teorema 7.4: Misalkan G
graph bipartisi dengan bipartisi
(A,B). Jika G graph Hamilton,
maka

Bukti : Karena G grapah bipartisi, maka setiap sikel di


G panjangnya genap. Misalkan C = ( v1, V2,...,V1)
Sikel Hamilton di G, karena panjang C adalah n, maka
n genap. Tanpa mengilangkan keumuman, misalkan
titik Vi ϵ A1 karena V1V2 E(C) himp.bagianE(G) dan G
bipartisi, maka V2 ϵ B. Karena V2V3 E(C)
himp.bagianE(G) dan G bipartisi, maka V3 ϵ A
karena V3V4 E(C) himp.bagianE(G) dan G bipartisi,
maka V4 ϵ B. Karena V1 di A dan V1Vn E(C)
himp.bagianE(G) dan G bipartisi, maka Vn ϵ B.
Perhatikan bahwa titik-titik C yang berindeks ganjil
terletak di A dan titik C yang berindeks genap
terletak di B

Sehingga, A = (v1,V3,V5,...,Vn-1) dan


B = (v2,V4,V6,...Vn), jelaskan bahwa
IAI = n/2 = IBI. Teorema terbukti
Sebelum Membuktikan
Teorema 7.5:
Teorema ini, Mari kita
Jika G graph dengan n PerhatikanIlustrasi
titik, n ≥ 3, Berikut.
sedemikian hingga
untuk setiap bilangan
bulat j dengan
1≤ j ≤ n/2

banyaknya titik-titik
yang berderajat tidak
     melebihi j adalah
kurang dari j, maka
graph G Hamilton.
Pehatikan graph G pada gambar
di samping dalam hal ini
banyaknya titik G adalah n = 5
dan
1≤ j ≤ 2/5
Untuk j = 1, banyaknya titik G
yang bederajat tidak melibihi 1
adalah 0 dan 0 < j. Untuk j = 2,
banyaknya titik G yang bederajat
tidak melibihi 2 adalah 1 dan 1 <
j. Dengan demikian berdasarkan
teorema di atas G graph
Hamilton, kenyataannya ada sikel
Hamilton di G yaitu (v1, v4, v5, v3,
v2, v1).
Bukti Teorema 7.5 : Andaikan G tidak
Hamilton dan n ≥ 3 dan untuk setiap bilangan
bulat j dengan 1≤ j ≤ n/2 , berlaku
banyaknya titik yang berderajat tidak melebihi
j adalah kurang dari j. Maka ada graph non
Hamilton G yang mempunyai sisi maksimum
yang memenuhi premis, karena n ≥ 3 maka G
bukan graph komplit. Karena G tidak komplit
maka ada dua titik v11 dan vnn di G yang tidak
berhubungan langsung sedemikian hingga,
d(v11) + d(vnn) maksimum.
Misalkan d(v11) ≤ d(vnn), karena G non Hamilton
dengan sisi maksimum maka graph G + v11vnn
Hamilton dan setiap sikel Hamilton di graph G
+ v11vnn pasti memuat sisi v11vnn. Akibatnya, titik-
titik v11 dan vnn merupakan titik akhir dari lintasan
Hamilton P = (v11, v22, ... , vnn) di G. Jika sebuah
titik v11 , 2 ≤ i ≤ n berhubungan langsung
dengan titik v11, maka titik vii –– 11 tidak
berhubungan langsung dengan vnn di G. Sebab
jika tidak maka terbentuk sikel Hamilton C =
(v11, vii, vii ++ 1,1, ... , vnn, vi-1
i-1
, vii –– 22, ... , v11) di G,
kontradiksi.
Sehingga d(vnn) ≤ n – 1 – d(v11), akibatnya
d(v11) ≤ d(vnn) ≤ n – 1 – d(v11), sehingga

d(v11) ≤ (n – 1)/2

Dari pemilihan v11 dan vnn, maka


d(v ii -- 11) ≤ d(v11), untuk
semua yang tidak berhubungan langsung
dengan vnn, maka terdapat paling sedikit
d(v11) titik-titik yang mempunyai derajat
tidak melebihi d(v11), karena 1 ≤ d(v11) < n/2
maka dari hipotesis terdapat kurang dari
d(v11) titik-titik yang mempunyai derajat
tidak melebihi d(v11). Kontradiksi.
Teorema 7.6: Misal G sebuah
graph planar n titik dengan sikel
Hamilton C. Maka terdapat sikel C
diperoleh
10

Ʃ (i – 2) (ri –r’i) = 0
i=3
Bukti : Pertama-tama, pandang muka-muka G di
dalam C, jika d menyatakan banyaknya diagonal
dari G di dalam interior C, maka terdapat d + 1
muka G yang terletak di interior C.
Sehingga

Ʃ
i=3
ri =d+1
n

d= Ʃ
i=3
ri - 1 ...................... (1)
Misalkan banyaknya sisi-sisi yang membatasi
muka di dalam C dijumlah untuk semua d + 1
muka, dilambangkan dengan N.
Maka
n

N= Ʃ i ri
i=3
Sama dengan jumlah dari batas semua daerah
yang dibatasi i sisi.
Dalam menghitung nilai N setiap diagonal
dihitung dua kali dan setiap sisi C dihitung satu
kali, sehingga diperoleh,
n

N= Ʃ ir
i=3
i = 2d + n...............(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh
n n

Ʃ i ri = 2 ( Ʃ ri - 1 ) + n
i=3 i=3

Setelah Disederhanakan diperoleh

Ʃ ( i - 1 ) = n – 2 ........................(3)
i=3
Selanjutnya, dipandang muka-muka G diluar C,
dengan argument yang sama seperti
sebelumnya, diperoleh
n

Ʃ ( i - 2 )r’ = n – 2 ........................(4)
i=3

Dengan (3) dan (4) diperoleh


n n

Ʃ ( i - 2 )ri = Ʃ ( i - 2 )r’i
i=3 i=3

Ekuivalen dengan
n

Ʃ (i – 2) ( ri –r’i ) = 0
i= 3
Dengan demikian, teorema terbukti
B. Permasalahan Tour Optimal

Sebagai ilustrasi
V2
perhatikan graph V1 2 3
V3
2
komplit K5 2

berbobot berikut. 3
2
4 1

2
V5 V4
Graph komplit G =K5 berbobot
Terdapat (5-1)! = 4!
= 24 sikel hamilton
yang berbeda yang V2
berawal dan berakhir V1 2
di titik v1 pada graph 2
3
V3
2
komplit K5. Dan
2
masing –masing sikel 3
4 1
Hamilton tersebut
mempunyai bobot. 2
Beberapa diantaranya V5 V4
adalahsebagai Graph komplit G =K5 berbobot
berikut.
V2
Sikel Hamilton C1 = (v1,v2,v3,v4,v5,v1)
dengan bobot w (C1) = 12 2 3
Sikel Hamilton C2 = (v1,v2,v3,v5,v4,v1)
dengan bobot w (C2) = 12 V 1 2
2
V 3
Sikel Hamilton C3 = (v1,v2,v4,v5,v3,v1)
dengan bobot w (C3) = 9 2
3
Sikel Hamilton C4 = (v1,v2,v5,v4,v3,v1) 1
4
dengan bobot w (C4) = 8
Sikel Hamilton C5 = (v1,v4,v5,v2,v3,v1)
2
dengan bobot w (C5) = 11
Sikel Hamilton C6 = (v1,v3,v2,v5,v4,v1) V 5 V 4
dengan bobot w (C6) = 11 Graph komplit G =K5 berbobot
Sampai saat ini belum ada algoritma
untuk mendapatkan sikel Hamilton
minimal pada graph bobot komplit.
Algoritma yang dibicarakan berikut
tidak menjamin diperolehnya sikel
Hamilton yang minimal. Kalau titik
graph itu cukup banyak tentu cara
seperti di atas sangat tidak efisien
dan tidak efektif
1. Tekhnik memilih ’tetangga terdekat’
yang dikenal dengan algoritma
serakah (greedy algorithm)
V2
Pertama – tama pilih sebuah titik v
2 3
di G; kemudian pilih titik G yang
lain selain y dan v yang terdekat
V1 2
2 V3
dengan y; dan seterusnya sampai
2
semua titik terpilih. Sebagai contoh 3
penerapan strategi ini pada graph 4 1
bobot G pada gambar di samping
2
jika dimulai dari titik v11,diperoleh
sikel hamilton C =
V5 V4
(v11,v33,v44,v55,v22,v11) dengan bobot Graph komplit G =K5
berbobot
w(C) = 1+1 +2+2 +2 = 8.
sikel hamilton C = (v11,v33,v44,v55,v22,v11) dengan
bobot w(C) = 1+1 +2+2 +2 = 8.

v22
2
1 v33
v11

2
1

2
v55 v44
Jika dimulai dari titik v2 V2
mungkin diperoleh sikel 2 3
Hamilton
C’=(v2,v4,v3,v1,v5,v2) V1 2
2
V3
dengan bobot w(C’)= 2
2
+ 1 + 1 + 4 + 2 = 10. 3
Dari sini, kiranya jelas 4 1

bahwa tekhnik tersebut


tidak menjamin 2

diperolehnya sikel V5 V4
Hamilton dengan bobot Graph komplit G =K5
minimum. berbobot
C’=(v22,v44,v33,v11,v55,v22) dengan bobot
w(C’)= 2 + 1 + 1 + 4+2= 10.

v22

1
v11 v33

1 2
1
1

v55 v44
2. Tekhnik Penyisipan Titik

Untuk itu kita sepakati sebuah titik akan


dipandang sebagai sikel – 1 dan jalan
tutup dengan panjang – 2 dipandang
sebagai sikel -2. Di samping itu digunakan
konsep jarak titik v ke sikel atau jalan C,
ditulis d (v,C), didefinisikan   sebagai
berikut:
d(v,C)= min {d(v,u)/u∈V(C)}.
Sebuah titik v di luar C dikatakan terdekat
ke C, jika d(v,C) ≤ d (x,C), ∀x∈V(C).
Algoritma Penyisipan – titik
INPUT : Graph bobot komplit dengan
n titik, n > 3

STEP 1 : Pilih sebuah titik G


sebarang untuk membentuk sikel
– 1 C1 di G
STEP 2 : Jika sikel – k Ck di G telah terbentuk
dan 1 ≤ n < k,maka tentukan sebuah
titik vk yang tidak terletak di Ck
terdekat kesebuah titik uk dan pergi
ke STEP 3.
Jika k = n, maka Ck
sikel Hamilton yang dikehendaki
STEP 3 : Misal Ck + 1 adalah sikel – (k+I) yang
didapat dengan menyisipkan titik Vk
persis sebelum uk dan Ck dan kembali ke
STEP 2
V2
Dengan menerapkan 2 3
Algoritma di atas, pada V1 2
2 V3
graph G gambar
2
disamping, pertama 3
4 1
tulis C11 = v11. Karena v33
adalah titik yang 2

terdekat ke C11, maka V5 V4


diperoleh Graph komplit G =K5
berbobot
C22 = (v11,v33,v11).
V2
Selanjutnya, titik v44 2 3
adalah titik di luar C22 V1 2 V3
2
yang terdekat ke C22
dan v33 adalah titik di C22 3
2
4 1
yang terdekat ke v44,
maka sisipkan titik v44 2

sebelum titik v33, V5 V4


Graph komplit G =K5
diperoleh sikel
berbobot
C33=(v11,v44,v33,v11)
1
v1 v3

3 1

C3 v4
V2
V1 2
2
3
V3
2
2
Berikutnya, titik v22 4
3
1
adalah salah satu 2
titik terdekat ke titik V5 V4
v44 di C33 ; maka Graph komplit G =K5
berbobot
sisipkan v22 sebelum
v2
titik v44, diperoleh
2
sikel
1
C44= (v11,v22,v44,v33,v11) v1 v3
2
1
C4
v
Terakhir dititik v55 terdekat
V2
ke titik v44 di C44, maka 2 3
sisipkan v55 sebelum titik V1 2
2 V3
v44, didapat sikel
C55=(v11,v22,v55,v44,v33,v11). Jadi 2
3
C55 adalah sikel Hamilton 4 1
minimal (mendekati
minimal) pada graph G 2
dengan bobot 8. Dalam V5 V4
hal ini, faktanya sikel C
merupakan sebuah sikel Graph komplit G =K5
Hamilton minimal di graph berbobot
G.
v2

sikel
2
C55=(v11,v22,v55,v44,v33,v11).
Jadi C55 adalah sikel 1 v3
v1
Hamilton minimal
2 1
(mendekati minimal)
pada graph G dengan
v5 v4
bobot 8 2

C5
3. Metode Dua-Sisi Optimal

Kita sajikan langkah-langkah algoritma


tersebut secara sistematis berikut ini.
Algoritma dua-sisi Optimal

INPUT : G graph komplit berbobot


dengan n titik
STEP 1 : Misalkan C = (v11, v22 , ... , vnn,
v11) sebuah sikel Hamilton di G
dengan bobot W = w(v11v22) +
w(v22v33) + ..... + w(vnnv11)
STEP 2 : Tulis i = 1
STEP 3 : Tulis j = i + 2
STEP 4 : Modifikasi sikel Hamilton C
menjadi sikel Hamilton Cijij sedemikian
sehingga Cijij = (v11, v22 , ... , vii, vjj, vj-1
j-1
, ... ,
vi+1
i+1
, vj+2
j+2
, ... , vnn, v11). Misalkan wijij < w,
ganti w dengan wijij, label ulang titik-titik
C yang baru dengan v11, v22 , ... , vnn;
dan kembali ke Step 1)
STEP 5 : Tulis j = j + 1.
Jika j ≤ n, kerjakan STEP 4 ; jika
tidak tulis i = i + 1.
Jika i ≤ n – 2, kerjakan STEP 3 ;
jika tidak STOP.

V2
Sebagai contoh V1 2 3
penerapan 2 2 V3
algoritma ini, 3
2
1
perhatikan kembali 4

graph G pada 2

gambar di samping
V5 V4
Graph komplit G =K5
berbobot
STEP 1 : Misalkan pertama kita pilih sikel
Hamilton C = (v11, v22 , v33, v44, v55, v11) dengan
w(C) = w = 2 + 3 + 1 + 2 + 4 = 12.

V2
V1 2 3
V3
2
2

2
3
4 1

2
V5 V4
Graph komplit G =K5 berbobot
Untuk v2
mempermud
ah kita label 2 3
C sebagai
v1 v3
berikut
C=
(v11, v22 , v33, 4 1
v44, v55, v11)
v5 2 v4
=(1,2,3,4,5,1) C
STEP 2 : i =1
STEP 3 : j=i+2=3
STEP 4 : Konstruksi C13
13
= (1,3,2,4,5,1)
= (v11, v33 , v22, v44, v55,
v11);
w13
13
= 1 + 3 + 2 + 2 + 4 = 12
Karena w13 13
≥ w, maka C tetap.
v2
3

1 v3
C13 v1
13
4 2

v5 v4
2
STEP 5 : j = 3 + 1 = 4 ≤ 5 = n.
STEP 4 : Konstruksi C14 14
= (1,4,3,2,5,1)
= (v11, v44 , v33, v22, v55, v11);
w1414
= 3 + 1 + 3 + 2 + 4 = 13
Karena w14 14
≥ w, maka C tetap.

v2
3

2 v3
C14 v1
14
4 1
3 v4
v5
STEP 5 : j
= 4 + 1 = 5 ≤ n.
STEP 4 :Konstruksi C15 15
= (1,5,4,3,2,1) =
(v11, v55, v44 , v33, v22, v11);
w15
15
= 4 + 2 + 1 + 3 + 2 = 12
Karena w15 15
≥ w, maka C tetap.

v2
2 3

v1 v3
C15
15
4 1
v4
v5 2
STEP 5 : j = 5 + 1 = 6 > n.
Tulis i = 1 + 1 = 2. Karena i = 2 ≤ n – 2, ke STEP 3
STEP 3 : j = i + 2 = 2 + 2 = 4
STEP 4 : Konstruksi C24 24
= (1,2,4,3,5,1) = (v11, v22, v44 , v33, v55, v11);
w24
24
= 2 + 2 + 1 + 2 + 4 = 11
Karena w24
24
= 11 < 12 = w, maka diperoleh C yang baru dengan
C = C24
24
= (v11, v22, v44 , v33, v55, v11) dan w = w2424
= 11. Ke STEP 1.

v2
2
2
v1 v3
C24
24
4 1
2
v4
v5
STEP 1 : Sikel Hamilton yang baru
C=
(v11, v22, v44 , v33, v55, v11)
= (1,2,4,3,5,1) dan
w = 11

v2
2
2
v1 v3

4 1
2
v4
v5 C
STEP 2 : i =1
STEP 3 : j=i+2=3
STEP 4 : Konstruksi C13
13
= (1,3,2,4,5,1)
= (v11, v44 , v22, v33, v55,
v11);
w13
13
= 3+ 2 + 3 + 2 + 4 = 14
Karena w13 13
≥ w, maka C tetap.
v2
3

2 v3
C13 v1
13 3
4 2

v5 v4
STEP 5 : j = 3 + 1 = 4 ≤ 5 = n
STEP 4 : Konstruksi C14
14
= (1,4,3,2,5,1)
= (v11, v33 , v44, v22, v55,
v11);
w1414
= 1+ 1 + 2 + 2 + 4 = 10
Karena w14 14
= 10≤11 =w, maka C
ganti dng C14
14
dan W dng w14 14

v2
2
1 v3
C14 v1
14
4 2 1

v5 v4
Sehingga C = C14
14
= (v11, v33 , v44, v22, v55, v11);
w(c) = w14
14
= 10 Ke Step 1

v2
2
1 v3
v1
4 2 1

v5 v4
C
STEP 1 : Sikel Hamilton yang baruSehingga
C = (v11, v33 , v44, v22, v55, v11)
= ( 1,2,3,4,5 )
dan w = 10

v2
2
1 v3
v1
4 2 1

v5 v4
C
STEP 2 : i =1
STEP 3 : j=i+2=3
STEP 4 : Konstruksi C13
13
= (1,3,2,4,5,1)
= (v11, v44 , v33, v22, v55,
v11);
w13
13
= 3+ 1 + 3 + 2 + 4 = 13
Karena w13 13
≥ w, maka C tetap.
v2
3
2
v1 v3
C13
13
4 3 1
v5 v4
STEP 5 : j = 3 + 1 = 4 ≤ 5 = n
STEP 4 : Konstruksi C14
14
= (1,4,3,2,5,1)
= (v11, v22 , v44, v33, v55,
v11);
w15
15
= 2+ 2 + 1 + 2 + 4 = 11
Karena w14 14
> w, maka C tetap

v2
2
2 v3
C14 v1
14
4 2 1
v5 v4
STEP 5 : j = 4 + 1 = 5 ≤ 5 = n
STEP 4 : Konstruksi C14
14
= (1,5,4,3,2,1)
= (v11, v55 , v22, v44, v33,
v11);
w15
15
= 4+ 2 + 2 + 1+ 1 = 10
Karena w15 15
≥ w, maka C tetap

v2
2
1 v3
C15 v1
15
4 2 1

v5 v4
STEP 5 : j=5+1=6>5=n
Tulis i = 1 + 1 = 2. Karena i=2≤ n-2, ke step
3
STEP 3 : j = i + 2 = 2+ 2 =4
Step 4 : Konstruksi C2424
= (1,2,4,3,5,1)
= (v11, v33 , v22, v44, v55, v11); w24
24
= 1+ 3 + 2
+ 2+ 4 = 12
Karena w24
24
= 11 ≥ 10= w, maka C tetap
v2
3
1 v3
C24 v1
24
4 2

v5 2 v4
STEP 5 : j = 4 + 1 = 5 ≤ 5 = n
STEP 4 : konstruksi C25
25
= (1,2,5,4,3,1)
= (v11, v33 , v55, v22, v44,
v11);
w25
25
= 1+ 2 + 2 + 2+ 3 = 10
Karena w25 25
≥ w, maka C tetap

v2

2
1 v3
C25 v1
25
3 2
2
v5 v4
STEP 5 : j = 5 + 1 = 6 > n.
Tulis i = 2 + 1 = 3. Karena i = 3 ≤ n – 2, ke STEP 3
STEP 3 : j = i + 2 = 3 + 2 = 5
STEP 4 : Konstruksi C35 35
= (1,2,3,5,4,1) = (v11, v33, v44 , v55, v22, v11);
w35
35
= 1 + 1 + 2+ 2 + 2= 8
Karena w3535
= 8 < 10 = w, maka diperoleh C yang baru dengan C
= C35
35
= (v11, v33, v44 , v55, v22, v11) dan w = w35 35
= 8. Ke STEP 1.

v2
2
1 v3
v1
C35
35
2 1
2
v4
v5
STEP 1 : Sikel Hamilton yang Baru

C= (v11, v33, v44 , v55, v22, v11)


= (1,2,3,5,4,1)
w=8

v2
2
1 v3
v1
2 1
2
v4
v5
C
STEP 2 : i =1
STEP 3 : j=i+2=3
STEP 4 : Konstruksi C13
13
= (1,3,2,4,5,1)
= (v11, v44 , v33, v55, v22,
v11);
w13
13
= 3+ 1 + 2+ 2 + 2 = 10
Karena w13 13
≥ w, maka C tetap.
v2
2
2
v1 v3
C13
13
3 1
v5 2 v4
STEP 5 : j = 3 + 1 = 4 ≤ 5 = n
STEP 4 : konstruksi C14
14
= (1,4,3,2,5,1)
= (v11, v55 , v44, v33, v22,
v11);
w14
14
= 4+ 2 + 1 + 3+ 2 = 12
Karena w14 14
≥ w, maka C tetap
v2
3
1

v1 v3
C14
14
4 1
v5 v4
2
STEP 5 : j = 4+ 1 = 5 ≤ 5 = n
STEP 4 : konstruksi C15
15
= (1,5,4,3,2,1)
= (v11, v22 , v55, v44, v33,
v11);
w15
15
= 2+ 2 + 2 + 1+ 1 = 8
Karena w15 15
≥ w, maka C tetap
v2

2
2
v1 v3
C15
15 1
1
v5 v4
2
STEP 5 : j=5+1=6>5=n
Tulis i = 1 + 1 = 2. Karena i=2≤ n-2, ke step
3
STEP 3 : j = i + 2 = 2+ 2 =4
Step 4 : Konstruksi C2424
= (1,2,4,3,5,1)
= (v11, v33 , v55, v44, v22, v11); w24
24
= 1+ 2 + 2
+ 2+ 2 = 9
Karena w24
24
= 9≥ 8= w, maka C tetap
v2
2
1 v3
C24 v1
24
4 2
v5 2 v4
STEP 5 : j = 4+ 1 = 5 ≤ 5 = n
STEP 4 : konstruksi C25
25
= (1,2,5,4,3,1)
= (v11, v33 , v22, v55, v44,
v11);
w25
25
= 1+ 3 + 2 + 2+ 3 = 11
Karena w25 25
≥ w, maka C tetap
v2
3
2
v1 v3
C25
25 1
2
v5 v4
2
STEP 5 : j=5+1=6>5=n
Tulis i = 2 + 1 = 3. Karena i=3≤ n-2, ke step
3
STEP 3 : j = i + 2 = 3+ 2 = 5
Step 4 : Konstruksi C3535
= (1,2,3,5,4,1)
= (v11, v33 , v44, v22, v55, v11); w35
35
= 1+ 1 + 2
+ 2+ 4 = 10
Karena w35
35
≥ w, maka C tetap
v2
2
1 v3
C35 v1
35
4 2 1
v5 v4
STEP 5 : j = 5 + 1 = 6 > 5 = n
Tulis i = 3 + 1 = 4. Karena
i=4 > n-2, ke step 3 , maka STOP

Jadi sikel Hamilton C= (v11, v33, v44 , v55, v22, v11)


adalah sebuah sikel Hamilton’ mendekati’ optimal
di graph G dengan bobot 8. Kenyataannya,
C= (v11, v33, v44 , v55, v22, v11) adalah sikel
optomal pada graph G.
Sikel Hamilton C= (v11, v33, v44 , v55, v22, v11)
w=8

v2
2
1 v3
v1
2 1
2
v4
v5
C
e1 e2
Manaf

Sekian
&
Nur Lina Sutarni
Terima Kasih

e4 e3
Hj. Juliyati

Anda mungkin juga menyukai