Anda di halaman 1dari 48

Bacalah al-Quran

dan
Maknanya
Kita semua pasti
menginginkan hidup kita
bahagia, penuh dengan
rahmat dan karunia TUHAN
dalam berbagai jenisnya.
Namun demikian, dalam
kenyataannya, kita justru
seringkali mengalami kesedihan;
kegagalan, penderitaan atau
ketidaknyamanan dalam hidup.
Keluarga kita bermasalah.

Sekolah kita bermasalah.

Keuangan kita bermasalah.


Hubungan sosial kita juga
bermasalah; jauh dari
indahnya persahabatan dan
persaudaraan dengan
sesama.
Mengalami semua
ketidaknyamanan ini, kita pasti
ingin berubah; kita pasti ingin
semua itu tidak terjadi lagi
pada masa yang akan datang.
Tapi, pada saat yang

bersamaan, kita juga sangat

gamang, cemas dan khawatir

tentang masa depan kita.


Kita tidak tahu apa yang

akan terjadi terhadap

diri kita pada masa yang

akan datang.
Kita tidak mengetahui secara
pasti tentang hari esok kita.
Kita gamang karena kita
belum tahu secara persis
bagaimana cara berubah itu.
Kalau kita memang benar-benar
ingin berubah menjadi lebih
baik dan lebih bahagia, maka
satu-satunya cara adalah

MEMPEDOMANI AL-QURAN
Sebab, kesedihan-kesedihan, atau
penderitaan-penderitaan, atau
kegagalan-kegagalan yang kita alami itu
sebenarnya disebabkan oleh sikap dan
perbuatan kita yang bertentangan

dengan petunjuk al-Quran.


Al-Quran menyuruh
ke timur, tetapi kita
malah pergi ke barat.
(QS Al An’am 6 : 153)
6. Al An'aam

153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini)


adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang
lain)[152], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalanNya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

[521]. Maksudnya: janganlah kamu mengikuti


agama-agama dan kepercayaan yang lain dari
Islam.
Al-Quran menyuruh
memaafkan, tetapi kita
.

malah mendendam.
(QS An Nur 24 : 22)
24. An Nuur
22. Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan
kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan
memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang
miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan
hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah
kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[1032],

[1032]. Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa
dia tidak akan memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang
lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri
'Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan
sumpahnya itu dan menyuruh mema'afkan dan berlapang dada
terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka
itu.
Al-Quran melarang
marah, kita malah
mudah tersinggung
(QS Al Anbiya’ 21 : 87)
21. Al Anbiyaa'
87. Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus),
ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan memper-
sempitnya (menyulitkannya), maka ia
menyeru dalam keadaan yang sangat gelap[967]:
"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha
Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah
termasuk orang-orang yang zalim."

[967]. Yang dimaksud dengan keadaan yang


sangat gelap ialah didalam perut ikan, di dalam
laut dan di malam hari.
Al-Quran melarang
bergunjing, kita malah
suka menebarkan
aib orang lain.
(QS Al Hujurat 49 : 12)
49. Al Hujuraat
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena
sebagian dari prasangka itu dosa.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi
Maha Penyayang.
Al-Quran menyuruh kita
meneladani RASUL,
kita malah
meneladani orang lain
(QS Al Ahzab 33 : 21)
Surat 33 AL-AHZAB Ayat 21

ٌ ‫سنَ ة‬ ٌ
َ َ َ ‫َّللا أ‬
‫ح‬ ‫ة‬ ‫و‬ ‫س‬
ْ ُ ِ ‫سو ِل ه‬ ُ ‫ان لَ ُك ْم ِفي َر‬
َ ‫لَقَ ْد َك‬
ِ ‫َّللا َو ْاليَ ْو َم‬
‫اآلخ َر‬ َ ‫ان يَ ْر ُجو ه‬ َ ‫ِل َم ْن َك‬
‫َو َذ َك َر َه‬
ً ‫َّللا َكثِيرا‬
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Al-Quran menyuruh kita
menegakkan salat,
kita malah
melalaikannya
(QS Al Isra’ 17 : 78); QS Al Baqoroh 2 : 45-46
Al-Quran menyuruh kita bangun
malam dan salat tahajjud, kita
malah memperbanyak tidur;
sehingga bukan hanya tahajjud
yang ditinggalkan, salat Subuh
pun menjadi terlewatkan.
(QS Al Isra’ 17 : 79)
Al-Quran menyuruh kita banyak
berdzikir pada waktu
pagi dan petang, kita malah
berleha-leha dengan hal-hal
yang tidak berguna.

(QS Al A’raf 7 : 205)


Surat 007 AL-A'RAF Ayat 205
َ َ ‫َوا ْذ ُك ْر َرب َهك فِي نَ ْف ِس َك ت‬
ً ‫َض عراا ً َو ِخيفَ ة‬
‫صا ِل‬ َ ‫ُون ْال َج ْه ِر ِم َن ْالقَ ْو ِل ِبا ْلغُد ُِو َواآل‬
َ ‫َود‬
َ ‫َوالَ ت َ ُك ْن ِم َن ْالغَافِ ِل‬
‫ين‬
205. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu
dalam hatimu dengan merendahkan diri
dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai.
Al-Quran menyuruh kita membacanya
setiap hari, kita malah
menjadikannya sebagai hiasan;
tidak pernah kita sentuh
sama sekali, apalagi membacanya.

(QS Al A’raf 7 : 204 ; Al Isra’ 17 : 45)

Dan begitulah seterusnya.


agar kita bisa bahagia dan diliputi
berbagai karunia ALLOH, kita harus
benar-benar rajin membaca dan
menyimak al-Quran serta
menghayati makna-maknanya, dan
tentu kemudian mengamalkannya
dengan sungguh-sungguh.
Surat 065 AT-TALAQ Ayat 2-3

ْ ‫م‬
 ‫َخ َرجا‬ ُُُ ‫ل لَه‬
ْ ‫َج َع‬ َ ‫َن يَ هتق ه‬
ْ ‫َّللا ي‬ ْ ‫َوم‬

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah


niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan ke luar.
 ِ ‫الَى ه‬
‫َّللا فَ ُه َو َح ْسبُهُ~ُ ِإ هن‬ َ ‫ب َو َم ْن يَت َ َو هك ْل‬ ُ ‫َويَ ْر ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬
ُ ‫ْث الَ يَ ْحت َ ِس‬
ً ‫َيء ٍ قَ ْدرا‬ ‫َّللا بَا ِل ُغ أ َ ْم ِره ِِِ قَ ْد َجعَ َل ه‬
ْ ‫َّللاُ ِل ُك ِل ش‬ َ‫ه‬

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-


sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
(yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Jadi, sangat jelas, syarat utama agar kita
keluar dari masalah-masalah kita tiada
lain adalah taqwa.

Dan yang dimaksud taqwa tiada lain


adalah beriman dan beramal sholeh,
mengerjakan semua perintah ALLAH
dan meninggalkan semua laranganNya.
Jadi, sekali lagi,  BACALAH

AL-QURAN DAN ARTINYA

Sebab, al-Quran diturunkan

tiada lain adalah sebagai petunjuk

bagi manusia, khususnya bagi orang-

orang yang bertaqwa.


Al-Quran akan menuntun kita

ke mana kita harus

melangkah, apa yang harus

kita lakukan dan apa yang

harus kita tinggalkan


Dan ALLAH sudah

menegaskan bahwa

al-Quran pasti benar; tidak

ada keraguan sama sekali

di dalamnya.
(QS Al Baqoroh 2 : 2)
Oleh karena itu, bacalah al-Quran itu
benar-benar sebagai Buku Petunjuk,
benar-benar sebagai Kitab Suci dari
Dzat Yang Maha Mengetahui dan
Maha Penyayang; bukan sebagai
buku sejarah
Dan pastikan dalam hati dan pikiran kita
bahwa apa pun atau siapa pun
yang keluar dari petunjuk pasti
gagal, rusak dan binasa; dan
sebaliknya, orang-orang yang selamat
dan bahagia hanyalah orang-orang
yang MENGIKUTI PETUNJUK.
 Maka, tidak mengherankan apabila ‘Umar
bin Khattab’ yang terkenal pemberani,
keras dan tegas, ketika mendengar atau
membaca ayat al-Quran, ia sering menangis
tersedu-sedu dan menjadi lemah.

 Al-Quran benar-benar telah memberikan


pengaruh yang luar biasa terhadap diri
dan jiwanya.
 Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab
apabila membaca ayat-ayat al-Quran
tentang siksa neraka atau tentang kematian,
ia seketika menjadi sangat takut, lalu
menangis tersedu-sedu sehingga tubuhnya
terjerembab ke tanah. Setelah itu, ia tidak
keluar rumah selama satu atau dua hari
sehingga orang-orang menyangkanya
sedang sakit.
 Bagi Umar, ancaman siksa neraka yang
termaktub dalam al-Quran itu seolah-olah
hanya ditujukan kepada dirinya, bukan
kepada yang lain.
 Oleh karena itu, kita pun harus
memandang al-Quran seperti itu.
 AL-QUR’AN ITU HANYA DITUJUKAN KEPADA
DIRI KITA, BUKAN KEPADA YANG LAIN.
Rasakan dengan segenap jiwa

bahwa semua pesan al-Quran itu

seakan-akan hanya ditujukan

kepada kita dan bahwa pesan-

pesan itu berlaku sekarang.


Dan rasakan pula bahwa ketika kita

sedang membaca al-Quran,

sesungguhnya ALLAH sendiri yang

seakan-akan langsung berbicara

kepada kita.
Sebab, ALLAH itu maha ghaib,

dan fisik kita tidak memiliki

perangkat yang cukup untuk

berhubungan dengan ALLAH.


Tapi, ketika kita membaca

al-Quran, perangkat fisik kita

bisa bersentuhan langsung

dengan pesan-pesan ALLOH.


Bila kita membaca al-Quran dengan
kesadaran semacam itu, niscaya
pengaruh al-Quran itu menjadi
lebih efektif untuk kita, yaitu
terjadi perubahan akhlaq
dalam diri kita.
Satu hal yang perlu dicatat di sini adalah
bahwa membaca al-Quran dan
maknanya tentu saja mengandung arti
bahwa kita benar-benar membaca
sendiri al-Quran itu sambil
merenungi dan menghayati maknanya
 Dengan demikian, kita tidak akan
terjerumus hanya pada tradisi
membaca al-Quran :
 seperti dalam musabaqah tilawatil quran
atau MTQ yang lebih banyak
mengutamakan aspek kesenian belaka,
 dan seperti dalam tadarrus al-Quran yang
dibaca bergilir dengan suara keras tanpa
diikuti penghayatan terhadap makna-
maknanya.
 Meskipun cara membaca al-Quran seperti
dalam MTQ dan tadarrus itu tetap
mendatangkan pahala,

 Tetapi dua tradisi itu tidak akan


memberikan pengaruh
yang maksimal bagi pembacanya.
Jadi, sekali lagi,

BACALAH AL-QURAN DAN ARTINYA.

Sebab, al-Quran diturunkan

tiada lain adalah sebagai petunjuk


bagi manusia, khususnya bagi
orang-orang yang bertaqwa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai