Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Siapa yang tidak kenal dengan si merah nan manis ini. Di
sebagian wilayah Indonesia buah ini sering disebut ceri. Nama-
nama lainnya di beberapa negara adalah datiles, aratiles,
manzanitas (Filipina); mât sâm (Vietnam); khoom sômz, takhôb
(Laos); takhop farang (Thailand); krâkhôb barang (Kamboja);
dan kerukup siam (Malaysia).
Dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito
(bahasa Spanyol); Jamaican cherry, Panama berry, Singapore
cherry (Inggris) dan nama yang tidak tepat, Japanse kers
(Belanda), yang lalu dari sini diambil menjadi kersen dalam
bahasa Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Muntingia
calabura.
Pohon kersen sering berguna sebagai pohon peneduh di
pinggir jalan. Pohon kecil ini awalnya sering tumbuh sebagai
semai liar di tepi jalan, selokan, atau muncul di tengah retakan
tembok lantai atau pagar, dan akhirnya tumbuh dengan cepat
(biasanya dibiarkan saja) membesar sebagai pohon naungan.
Kersen dapat tumbuh baik pada ketinggian sampai 1000
m dpl. Di Asia Tenggara, kersen merupakan salah satu jenis
pohon pinggir jalan yang umum sekali dijumpai, terutama di
wilayah-wilayah yang kering seperti di Jawa bagian timur.
Kersen tumbuh sendiri di pekarangan yang terinjak-injak dan
sepanjang halaman muka toko, di tempat yang tak ada pohon
lain dapat tumbuh.
Kersen sendiri sesungguhnya memiliki beberapa khasiat
dibidang kesehatan, diantaranya adalah sebagai obat alternatif
asam urat, antiseptik, isotonik, dan pencegah cidera otot,
meskipun demikian belum banyak orang yang tahu mengenai
khasiatnya. Terlebih  rasa dari ceri jawa itu terlalu manis,
sehingga beberapa orang tidak menyukainya. Selain itu, olahan
dari buah kersen juga jarang ditemukan disekitar kita.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memberi inovasi
pembuatan “Teh Daun Kersen”. Inovasi ini merupakan salah
satu penganekaragaman hasil olahan kersen seiring dengan
perkembangan teknologi. Hal tersebut juga tidak lepas dari
kandungan gizi yang bermanfaat pada buah kersen. Dalam
100g buah kersen mengandung zat besi (1,18g); fosfor (84mg);
serat (4,6g); vitamin C (867,5g); protein (0,384g). Sehingga
peneliti berharap teh daun kersen dapat dijadikan sebagai
alternatif obat asam urat.

Rumusan Masalah
1.) Apa saja kandungan gizi atau zat dalam buah
kersen?
2.) Bagaimana membuat Teh daun kersen sebagai
alternatif obat asam urat yang aman dalam rangka
menumbuhkan kreatifitas berwirausaha dengan
menciptakan peluang bisnis?
3.) Bagaimana memanfaatkan daun kersen sebagai
alternatif minuman kesehatan yang dapat dikonsumsi oleh
masyarakat dengan biaya yang terjangkau?

Tujuan penelitian
1. Mengetahui kandungan dari buah kersen.
2. Mengetahui khasiat dari buah kersen untuk mengobati
penyakit asam urat.
3. Memanfaatkan tanaman-tanaman yang terdapat di sekitar
kita secara maksimal.
4. Mendeskripsikan kersen menjadi produk minuman yang
berkhasiat mengobati asam urat.
5. Memanfaatkan kersen sebagai alternatif minuman
kesehatan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat
dengan biaya yang terjangkau.

Manfaat Penelitian
1) Dapat mengetahui bahwa tanaman Kersen (Muntingia
calabura) yang lebih dikenal sebagai tanaman peneduh
jalanan, ternyata dapat dibuat menjadi bahan olahan yang
bergizi sekaligus menjadi obat untuk beberapa penyakit.
2) Dapat dijadikan salah satu bisnis wirausaha yang baik.
Mengingat tanaman Kersen dapat dijumpai dimana-mana
dan tak kenal musim.
3) Dapat mengetahui kandungan dan manfaat dari tanaman
Kersen.
4) Dapat mengetahui cara pengolahan Kersen menjadi
produk olahan tertentu agar bisa lebih dinikmati banyak
orang.
5) Membantu masyarakat yang mengalami permasalahan
dengan kesehatan. Diantaranya yaitu sebagai obat sakit
kepala, obat turun panas, obat radang, sebagai antiseptik
dan obat untuk asam urat.

Anda mungkin juga menyukai