Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam hasil bumi yang menjadi incaran para penjajah.
Salah satunya, buah pala. Buah pala di Indonesia yang terkenal berasal pulau Banda Naira.
Banda Naira, pulau di wilayah timur Indonesia ini merupakan penghasil buah pala terbaik di
dunia. Di pulau yang sempat menjadi tempat pengasingan dua tokoh nasional, Bung Hatta dan
Sjahrir ini, bisa dikatakan menjadi tempat sejarah Indonesia bermula.
Pala dikenal sebagai buah yang digunakan untuk menambah cita rasa makanan, menjaga
daging tetap baik dalam waktu lama jika dibalurkan pala sebelum disimpan, hingga umumnya,
pala dikenal sebagai penyedap atau pengawet alami. Namun, pada kenyataannya, buah pala
menyimpan khasiat lain, baik untuk kecantikan, kesehatan, dan penenang.
Tanaman pala adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari Pulau Banda.
Tanaman ini termasuk salah satu tanaman rempah-rempah yang menjadi rebutan bangsa-bangsa
yang datang ke Indonesia, antara lain bangsa Portugis tahun 1511. Biji dan fulinya (bunga pala)
dibawa ke daratan Eropa dan dijual dengan harga yang sangat mahal. Harga yang tinggi ini
merupakan perangsang bagi bangsa-bangsa lain untuk datang ke Indonesia. Tanaman pala
kemudian dikembangkan ke daerah Minahasa dan Kepulauan Sangir Talaud, Sumatra Barat dan
Bengkulu tahun 1748, kemudian menyusul di Jawa, Aceh, dan Lampung. Pada zaman kekuasaan
Inggris, tanaman ini disebarkan pada beberapa daerah jajahannya tetapi tidak berhasil baik.
Tanaman ini merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang hingga lebih dari
100 tahun. Tanaman pala tumbuh dengan baik di daerah tropis, selain di Indonesia terdapat pula
di Amerika, Asia, dan Afrika. Pala termasuk family Myristicaceae yang terdiri atas 15 genus
(marga) dan 250 spesies (jenis). Dari 15 marga terdapat 5 marga di antaranya berada di daerah
tropis Amerika, 6 marga tropis Afrika dan 4 marga tropis Asia. Daerah penghasil utama pala di
Indonesia adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Nangroe Aceh
Darusalam, Jawa Barat, dan Papua.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Buah Pala


Pala (Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli
Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala menyebar ke Pulau
Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271
sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatera.

2.2 Jenis- Jenis Tanaman Buah Pala


Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari
kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji
pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut
dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas
di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Pulau Grenada). Istilah pala juga dipakai
untuk biji pala yang diperdagangkan.
Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina.
Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning,
berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila
masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna
merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat. Pala dipanen biji, salut bijinya
(arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam
bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging
buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun
setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun.
Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.
Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan
ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam
proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam
biji dijual sebagai pala.

2
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk
roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga
dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.
Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain:
1. Myristica fragrans Houtt
2. Myristica argentea Ware
3. Myristica fattua Houtt
4. Myristica specioga Ware
5. Myristica Sucedona BL
6. Myristica malabarica Lam

2.3 Manfaat Tanaman Buah Pala


Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak
atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik.
1) Kulit batang dan daun
Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar.
Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri.
2) Fuli
Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman pala,
disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual didalam negeri.
3) Biji pala
Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempahrempah. Buah pala
sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan oleh
kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala sangat baik untuk obat
pencernaan yang terganggu, obat muntahmuntah dan lain-lainya.
4) Daging buah pala
Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi
makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala, kKristal daging
buah pala.

3
2.4 Khasiat Buah Pala
Khasiat dari pala diantaranya adalah :
1. Pereda sakit perut
Buah pala ternyata sejak zaman dulu dikenal sebagai obat alami untuk mengatasi
gangguan pencernaan, diare, dan kembung. Minyak esensial dan zat kimiawi alami lainnya yang
ada di dalam buah ini membantu kelancaran saluran pencernaan. Untuk membantu masalah
pencernaan, taburkan sedikit, tak lebih dari setengah sendok teh dalam semangkuk oatmeal
sarapan setiap hari selama 2 minggu.
2. Membantu tidur
Jika Anda memiliki masalah untuk tidur, tuangkan segelas susu hangat dan sedikit pala
bubuk. Susu mengandung tryptophan, asam amino yang berubah menjadi serotonin dalam tubuh,
sementara buah pala membantu serotonin bertahan lebih lama, begitu penjelasan dari Michael
Murray, ND, pengarang The Encyclopedia of Healing Foods.
3. Pereda sakit gigi
Bagi yang pernah merasakan sakit gigi, pasti pernah merasakan obat yang dioleskan
dokter pada gigi. Rasanya pedas seperti pala. Ya, karena buah pala memang sudah sejak lama
digunakan untuk meredakan sakit gigi dan gusi meradang. "Coba pijatkan satu-dua tetes minyak

4
pala pada gusi jika terasa sakit atau meradang," saran Sara Snow, pengarang Sara Snow's Fresh
Living. Tambahannya, zat dalam minyak pala membantu memerangi bakteri dalam mulut yang
bisa menyebabkan gigi berlubang.
PaIa dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan sebagai obat perut. Kulit dan
daunnya mengandung minyak terbang dengan wangi pala yang menyenangkan. Pala Irian
dipakai sebagai obat pencahar sedangkan pala jantan dipakai sebagai obat rnencret dan obat
perangsang. Bunga kering (kembang Pala) dipakai pada pelbagai campuran jamu.
Getah segar yang berwarna kehijau-hijauan dari buahnya (beserta air) dipakai sebagai obat
kumur untuk mengobati sariawan. Sabun Pala beguna untuk mengobati encok. Kegunaan khusus
dari biji Pala, yarig dikenal sebagai Nux moschata M.moschata adalah sebagai obat homoeo-
pathi. Biji kerasnya setelah dicuci untuk menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur
(direndam dalam alkohol) atau tepung. Obat homoeopathis berguna untuk mengobati sakit
histeri, sembelit, mencret dan penyakit sulit tidur atau perut kembung.
Biji PaIa telah terbukti berhasil mengobati mencret pada manusia maupun pada hewan. Di India
maupun di Indonesia, biji Pala sudah umum dipakai sebagai obat mencret. Berdasarkan
pembuktikan di labolatorium bahwa biji pala bereaksi dengan prostaglandin-prostaglandin.
Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka akan menimbulkan efek merangsang (hampir
mendekati keracunan), karena biji pala menimbulkan efek membius dan menimbulkan
rangsangan yang kuat pada urat-saraf disusul oleh depresi dan tanda-tanda keracunan seperti
sakit kepala, kejang, halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan sebagainya. Biji pala menyebabkan
rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering, gemetaran, hilang ingatan dan rasa berat di kepala
Asam miristat merupakan komponen utama dalam biji pala. Sekitar 76,6 % kandungan asam
miristat dalam biji pala. Pada percobaan kali ini untuk mendapatkan asam miristat dilakukan
dengan cara ekstraksi soxhlet dari biji pala.
Mula-mula biji pala dihancurkan sampai benar-benar halus kemudian ditimbang, sekitar
67,3582 gr kemudian dibungkus dengan kertas saring yang di ikat kencang dan kemudian
dimasukan kedalam soxhlet. Dengan menggunakan larutan kloroform pada rangkaian alat
soxhlet tersebut kemudian di panaskan dengan menggunakan alat penangas yang diletakan
dibawahnya, serbuk halus biji pala tersebut diekstraksi secara sempurna sampai menghasilkan
larutan bening yakni sebanyak 7 kali sirkulasi. Setelah itu labu di dinginkan, dari hasil ekstrak
tersebut kemudian ditambahkan 50 ml aseton dan dipanaskan lagi pada penangas air sekitar 1

5
jam. Setelah itu larutan dalam tabung tersebut didinginkan lagi selama ± 1 jam sebab
penghablurannya berjalan lambat.
Kemudian campuran tersebut kembali didinginkan dalam air es selama 1 jam.
Selanjutnya disaring dengan cara Buchner, namun hal ini tidak menghasilkan endapan ( tidak
terbentuk kristal ). Akibatnya untuk memperoleh asam miristat gagal. Sebab kristal yang
diperoleh dari hasil penyaringan tersebut nantinya setiap 0,5 gr kristal akan ditambahkan NaOH
GM dan 20 ml ethanol, selanjutnya direfluks selama 1 jam kemudian ditambahkan lagi dengan
20 ml asam klorida pekat tetes demi tetes yang akan membentuk endapan putih, kemudian akan
disaring dan dicuci dengan 10 ml air. Dari hasil tersebut diuji titik lelehnya untuk mendapatkan
asam miristat.
Pada percobaan telah dilakukan sebanyak 2 kali, namun hasilnya tidak juga didapatkan
yaitu berupa endapan/kristal setelah penyaringan. Hal mungkin saja adanya kesalahan prosedur
kerja yang ada pada penuntun praktikum.

2.5 Zat Yang Terkandung Di Dalam Buah Pala


Biji pala mengandung 73 % gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-komponen asam
lemak : asam laurat 1,5 %, asam miristat 76,6 %, asam palmitat 10,5 %, asam oleat 10,5 % dan
asam linoleat 1,3 %. Proporsi asam miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida
menunjukan bahwa senyawa trigliserida, dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah atau
proporsi yang sama dengan asam mirista. Jika asam palmitat dan asam laurat dibandingkan
relatif terhadap asam miristat, maka proporsi trimiristin didalam gliserida adalah kira-kira 77 %
atau 55 % dari lemak total. Bomer dan Ebark berhasil mengisolasi 40 % trimiristin dengan cara
mentransasi biji pala.
Trimiristin adalah suatu gliserida atau lebih tepat trigliserida yang terbentuk dari gliserol
dan asam miristat.
Nama lain dari asam miristat adalah asam tetra tetradekanoar wujudnya berupa kristal
berwarna putih agak berminyak. Sangat larut dalam alkohol dan eter.
Asam miristat pertama kali di isolasi oleh Playfair pada tahun 1841 dan sekaligus
menemukan bahwa asam miristat merupakan komponen utama biji pala ditemukan pula bahwa
asam miristat terdapat dalam semua spesies myritica tetapi dalam jumlah yang tidak begitu besar
dibandingkan dengan pala.

6
Meskipun asam miristat larut dalam alkohol dan eter, ia tidak larut dalam air. Sifat ini
digunakan untuk mengkristalkan asam miristat dari hasil hidrolisa trimiristin. Kegunaan asam
miristat adalah untuk sabun, kosmetik, farfum, dan ester sintesis untuk flafor dan aditif pada
makanan.
Prosedur dan tehnik pemisahan asam miristat dari biji pala pada dasarnya adalah
ekstraksi trimiristin dari biji pala menggunakan pelarut yang sesuai untuk mendapatkan
trimiristin sebanyak-banyaknya. Karena trimiristin ini terdapat dalam biji pala dengan kadar
tinggi, maka hasil ekstraksi yang murni dapat dicapai dengan cara ekstrasi sederhana dan
kristalisasi. Setelah didapatkan kristal trimiristin yang murni tahap selanjutnya adalah
menghidrolisa trimiristin dalam suasana basa sehingga dihasilkan asam miristat dan gliserol.
Asam miristat kemudian dipisahkan dengan cara kristalisasi.
Buah pala mengandung zat-zat : minyak terbang (myristin, pinen, kamfen (zat membius),
dipenten, pinen safrol, eugenol, iso-eugenol, alkohol), gliseda (asam-miristinat, asam-oleat,
borneol, giraniol), protein, lemak, pati gula, vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung
trimyristin.
Biji pala dikenal sebagai Myristicae Semen yang mengandung biji Myristica Fragrans dengan
lapisan kapur, setelah fulinya disingkirkan. Bijinya mengandung minyak terbang, dan memiliki
wangi dan rasa aromatis yang agak pahit. Sebanyak 8 – 17% minyak terbang yang ditawarkan
merupakan bahan yang terpenting pada fuli.

7
2.6 Hukum Memakan Buah Pala Menurut Agama Islam

Namun, HalalMUI mendapatkan informasi bahwa pala dapat memabukkan (muskir)


sehingga ada yang menyebutkan buah ini haram dikonsumsi.
Apakah benar demikian? Bagaimana sebenarnya hukum mengonsumsi atau memakan
buah pala? Berikut penjelasannya HalalMUI.
Karena nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala menjadi
komoditas perdagangan yang penting sejak masa kolonial Belanda.
Menurut Dr. K. H. Maulana Hasanuddin, M.A. (Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat);
dan Drs. H. Sholahudin Al-Aiyub, M.Si. (Wakil Sekretaris Umum MUI Pusat Bidang Fatwa),
berkenaan dengan buah ini, pertama-tama perlu dipahami terlebih dahulu.
Pada dasarnya, penetapan hukum dalam Islam itu sederhana, yaitu merujuk pada
ketentuan yang disebutkan di dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Perhatikanlah makna tiga ayat
berikut:

“Dia-lah (Allah) yang telah menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap.” (QS. Al-Baqarah: 29)

“Dan Dia telah menundukkan (memudahkan) untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Al-Jatsiyah: 13)

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-nikmat-Nya lahir
dan batin (yang tampak maupun yang tidak tampak).” (QS. Luqman: 20)

Ketiga ayat tersebut, dan beberapa ayat lainnya jelas dan tegas menyebutkan bahwa Allah
telah menyediakan segala sesuatu di bumi ini untuk manusia. Inilah nash yang bersifat umum
tentang kehalalan segala sesuatu, sebagai kaidah asal.

8
Lalu para ulama merumuskan Kaidah Fiqhiyyah yang menyebutkan:
“Al-ashlu fi al-asy-ya’i al-ibaahah, illaa maa dalla daliilu ‘alaa tahriimihi” (Segala
sesuatu pada dasarnya adalah mubah atau boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya).

Kalau ada dalil nash yang shahih (valid) dan sharih (tegas) dari Allah sebagai Asy-Syari’
(yang berwenang membuat hukum itu sendiri), juga adanya penjelasan dari Rasulullah Saw.
dalam haditsnya, barulah hukumnya bisa berubah menjadi terlarang, makruh, atau haram.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Buah pala mengandung zat-zat : minyak terbang (myristin, pinen, kamfen (zat membius),
dipenten, pinen safrol, eugenol, iso-eugenol, alkohol), gliseda (asam-miristinat, asam-oleat,
borneol, giraniol), protein, lemak, pati gula, vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung
trimyristin.
Biji pala dikenal sebagai Myristicae Semen yang mengandung biji Myristica Fragrans
dengan lapisan kapur, setelah fulinya disingkirkan. Bijinya mengandung minyak terbang, dan
memiliki wangi dan rasa aromatis yang agak pahit. Sebanyak 8 – 17% minyak terbang yang
ditawarkan merupakan bahan yang terpenting pada fuli.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, tentunya penulis menyadari bahwa dalam pembuatannya
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik dari
pembaca yang bersifat membangun demi kelancaran dan kesempurnaan tugas makalah
berikutnya.

10
DAFTARA PUSTAKA

1) http://id.wikipedia.org/wiki/Pala

2) http://female.kompas.com/read/2010/10/16/11093032/Khasiat.Rahasia.Si.Buah.Pala

3) http://industri17imafa.blog.mercubuana.ac.id/tag/mengisolasi-trimiristin-dari-biji-pala/

4) Agusta A. 2000. Komponen kimia minyak atsiri pala maba (Myristica succedanea). Majalah
Farmasi Indonesia 11. 2: 103-110.

5) Drazat, 2007. Meraup Laba Dari Pala.Agromedia Pustaka. Jakarta

6) Santoso,Hieronimus Hadi.1998.Tanaman Obat Keluarga.Yogyakarta:Teknologi Tepat Guna

7) Sunanto,Hatta. 1993. Budidaya Pala Komoditas Ekspor . Yogyakarta: kanisius

8) Qodir Hadi.2011.Tanaman Investasi Pendulang Rupiah

9) https://muslimobsession.com/buah-pala-halal-atau-haram-simak-penjelasan-mui/

11

Anda mungkin juga menyukai