Anda di halaman 1dari 3

Penyebab kemunduran Kerajaan Aceh 

· Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1636 


tidak ada raja-raja besar yang mampu 
mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas. Di 
bawah Sultan Iskandar Thani (1637-1641 M), 
kemunduran itu mulai terasa dan terlebih lagi 
setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani. 
· Timbulnya pertikaian yang terus-menerus di Aceh 
antara golongan bangsawan (teuku) dengan 
golongan ulama (teungku) yang mengakibatkan 
melemahnya Kerajaan Aceh. 
· Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang 
melepaskan diri seperti Johor, Pahang, Perak, 
Minangkabau dan Siak. Yang pasti kemunduran kerajaan aceh disebabkan oleh kedatangan Belanda, tapi
memang ada beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan Aceh akhirnya dikuasai Belanda pada awal
abad 20

yang pertama, tidak adanya raja-raja besar yang bisa mengendalikan wilayah aceh yang besar
menggantikan Iskandar Muda yang wafat pada tahun 1636. Kemunduran semakin terlihat setelah
meninggalnya Iskandar Thani pada tahun 1641 yang menggantikan raja sebelumnya Iskandar Muda

Kedua, timbul pertikaian antara golongan bangsawan dan golongan ulama yang berlangsung hingga
berkepanjangan. Pertikaian internal kerajaan ini melemahkan kerajaan aceh. Pertikaian ini sendiri terjadi
karena masalah perbedaan aliran agama (antara syiah dan sunnah wal jamaah)

Ketiga, Karena lebih sibuk dengan persoalan internal banyak daerah-daerah kekuasaan yang melepaskan
diri seperti johor, perlak, minang kabau, siak dan pahang. Banyak wilayah yang memilih memerdekakan
diri dengan dibantu oleh pihak belanda dengan harapan memperoleh keutungan dalam bidang
perdagangan yang lebih besar.

Kerajaan Aceh

a.   Letak Geografis

Letak geografis terletak di Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur pelayaran dan perdagangan
internasional saat itu.

b.   Kehidupan politik

Corak pemerintahan Aceh adalah pemerintahan sipil dan pemerintahan atas dasar agama. Pendiri
kerajaan Aceh adalahMudzaffar Syah. Raja yang pernah memerintah kerajaan Aceh adalah Sultan Ali
Mughayat Syah, Sultan Salahudin,Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar Muda, Sultan Iskandar Thani.

c.   Kehidupan ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat. Daerahnya yang subur banyak
menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah-daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah
jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan
bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan lada yang dihasilkan di daerah itu.

d.  Kehidupan sosial

Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas keagamaan dan kepemilikan
harta benda. Mereka yang menduduki jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri,
lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah. Sedangkan lapisan berbasis
keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang
dalam kehidupan keagamaan. Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai
keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang
laki-laki bergelar Sayyed, dan yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang
peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya
adalah rempah-rempah, dan yang terpenting adalah lada.

e.   Kehidupan budaya

Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke Indonesia
melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini. Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan
mereka sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama merupakan
salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam yang sangat kuat juga tampak dalam aspek
bahasa dan sastra Aceh. Peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh,
seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17
; Kitab Tarjuman al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf
Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin karyaHamzah Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat berperan
dalam pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya, seperti Hikayat Prang
Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, merupakan
bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh.

f.    Faktor kemajuan

Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :

1.     Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514.

2.     Letaknya strategis di pintu gerbang pelayaran internasional.

3.     Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang baik.

4.     Aceh kaya akan tanaman lada.

5.     Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis.


6.     Para pedagang Islam memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke Aceh. Aceh mencapai
kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1635). Karena menjadi pusat agama
Islam, Aceh sering disebut Serambi Mekah.

g.   Faktor kemunduran

Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :

1.     Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629).

2.    Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap.

3.    Permushan antara kaum muda.

4.    Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.

Anda mungkin juga menyukai