Anda di halaman 1dari 28

PEMERIKSAAN

KESEHATAN HAJI

dr.virani rizatania
Pelaksanaan ibadah haji
• Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk
memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen
penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah
haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan
nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji
dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga
diperoleh haji mabrur.
Tantangan kondisi jamaah haji
• meningkatnya jumlah calon jemaah haji risiko tinggi
• beragamnya latar belakang pendidikan, etnis dan sosial
budaya
• kondisi fisik yang kurang baik
• kondisi lingkungan di Arab Saudi yang berbeda secara
bermakna dengan kondisi di tanah air
• perbedaan musim (panas, dingin)
• kelembaban udara yang rendah
• perbedaan lingkungan sosial budaya
Pelaksanaan ibadah haji
• Pemeriksaan Kesehatan I
• Pemeriksaan Kesehatan II
Pemeriksaan kesehatan I
• Pemeriksaan kesehatan I dilaksanakan di
puskesmas oleh dokter puskesmas sebagai
pemeriksa kesehatan, dibantu tenaga
keperawatan dan analis laboratorium puskesmas
sebelum melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji
(BPIH) ke Bank Penerima Setoran (BPS)
Pemeriksaan kesehatan I
• Pemeriksaan kesehatan I dilakukan untuk
mengetahui faktor risiko calon jemaah haji dan
selanjutnya dilakukan manajemen terhadap
faktor risiko tersebut sehingga calon jemaah haji
mencapai kesehatan yang optimal untuk
menunaikan ibadah haji.
Pemeriksaan kesehatan I
• Pada saat pemeriksaan kesehatan I tersebut, foto harus
sudah ditempel pada lembar Surat Keterangan
Kesehatan yang akan diserahkan ke BPS dan sesuai
dengan wajah calon jemaah haji. Selanjutnya calon
jemaah haji diingatkan bahwa setelah memperoleh kursi
(seat) atau terdaftar di Siskohat, calon jemaah haji harus
kembali ke puskesmas untuk dilakukan pembinaan lebih
lanjut dan dibuatkan buku kesehatan
Pemeriksaan kesehatan I
• Pasfoto yang ditempel pada buku
kesehatan dan surat keterangan kesehatan
harus sama dengan pasfoto yang
digunakan untuk paspor haji dan berukuran
4 x 6 cm kemudian dibubuhi stempel
puskesmas dan harus mengenai pasfoto.
Pemeriksaan kesehatan I
• Bila yang diperiksa calon jemaah haji wanita
sebaiknya pemeriksa kesehatan adalah dokter
wanita. Apabila yang memeriksa dokter pria
harus didampingi oleh perawat wanita.
• Data hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah
haji harus ditulis dengan lengkap dan benar
dalam BKJH dan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya sesuai dengan lembar I Petunjuk
Pengisian Buku Kesehatan Jemaah Haji terlampir
Pemeriksaan kesehatan I
• Tenaga kesehatan harus mengisi kode diagnosis sesuai
dengan hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji,
sesuai dengan lembar II petunjuk pengisian terlampir.
Calon jemaah haji yang hasil pemeriksaan kesehatannya
BAIK atau KURANG BAIK kesehatannya, tetapi besar
harapan dapat disembuhkan sebelum keberangkatannya,
maka buku kesehatannya dapat ditanda tangani langsung
oleh dokter pemeriksa dengan catatan harus mengikuti
pengobatan dan pembinaan kesehatan secara teratur
Pemeriksaan Kesehatan I
• Khusus untuk calon jemaah haji wanita pasangan usia
subur (PUS) perlu dilakukan pemeriksaan tes kehamilan
(bagi puskesmas yang sudah mampu). Bagi yang tidak
hamil ditekankan untuk mengikuti keluarga berencana
(KB), untuk mencegah kehamilan sampai keberangkatan.
Kemudian menanda tangani surat pernyataan pada buku
kesehatan bahwa jika ternyata hamil menjelang saat
keberangkatan bersedia menunda keberangkatannya ke
Arab Saudi
Pemeriksaan Kesehatan I
• Bagi wanita hamil dengan usia kehamilan kurang dari 14
minggu dan lebih dari 26 minggu harus menunda
keberangkatannya sesuai dengan Surat Keputusan
Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Kesehatan
serta peraturan penerbangan Internasional
• Bagi wanita hamil dengan usia kehamilan antara 14 s/d
26 minggu dan telah divaksinasi Meningitis meningokokus
tetravalen sebelum hamil diizinkan berangkat dengan
syarat menanda tangani surat pernyataan bersedia
menanggung segala risikonya
Pemeriksaan Kesehatan I
• Khusus bagi calon jemaah haji usia lanjut (Usia
>60 tahun ) selain dilakukan pemeriksaan
laboratorium (darah dan urin) perlu dirujuk ke
Rumah Sakit Kabupaten/ Kota untuk dilakukan
pemeriksaan EKG, foto thorak dan kimia darah
sesuai indikasi. Hasil pemeriksaan dilampirkan
pada Buku Kesehatan Jemaah Haji
Pemeriksaan Kesehatan I
• Bagi calon jemaah haji yang batuk lebih dari 3 minggu,
dilakukan pemeriksaan laboratorium Basil Tahan Asam
(BTA) dan foto thorak. Apabila hasilnya positif maka diberi
pengobatan sesuai dengan ketentuan Program
Pemberantasan TB Paru Nasional
Pemeriksaan Kesehatan II
• Pemeriksaan kesehatan II dilaksanakan oleh Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota dengan
penanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota yang anggotanya terdiri dari Dinas Kesehatan dan
Rumah Sakit Umum Kabupaten/ Kota
• Pemeriksaan kesehatan II dilakukan terhadap seluruh
calon jemaah haji untuk menentukan layak tidaknya calon
jemaah haji berangkat ke Arab Saudi
Pemeriksaan Kesehatan II
• Pelaksana pemeriksaan kesehatan II dan rujukan adalah
dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya (dinas
kesehatan dan rumah sakit) dan atau dokter yang pernah
bertugas sebagai Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
atau Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD) yang ditetapkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
• Tim Pelaksana Penerima Rujukan Kabupaten/ Kota
adalah dokter spesialis yang ditetapkan oleh Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota
Pemeriksaan Kesehatan II
• Pada saat memeriksa calon jemaah haji, tenaga
kesehatan harus memeriksa dengan teliti apakah calon
jemaah haji yang diperiksa sesuai dengan foto yang
terdapat dalam BKJH
• Bagi calon jemaah haji wanita pasangan usia subur harus
dilakukan tes kehamilan sebelum divaksinasi Meningitis
meningokokus tetravalen
Pemeriksaan Kesehatan II
• Dokter pemeriksa kesehatan II harus menentukan
kesimpulan sesuai dengan hasil pemeriksaan, yang
dinyatakan BAIK atau TIDAK BAIK
• Bagi calon jemaah haji yang BAIK kesehatannya
diberikan imunisasi Meningitis meningokokus tetravalen.
BKJH diisi dengan lengkap dan ditanda tangani oleh
dokter pemeriksa kesehatan II dan selanjutnya dianjurkan
untuk mengikuti pembinaan kesehatan hingga waktu
keberangkatan ke pelabuhan Embarkasi Haji
Pemeriksaan Kesehatan II
• Bagi calon jemaah haji yang TIDAK BAIK
kesehatannya tetapi menurut dokter pemeriksa kesehatan
dapat disembuhkan sebelum keberangkatan maka
kesimpulan hasil pemeriksaan ditentukan setelah
pengobatan terakhir dan apabila sampai dengan
pengobatan terakhir tidak sembuh maka dinyatakan tidak
baik kesehatannya dan ditunda/ ditolak
keberangkatannya
Pemeriksaan Kesehatan II
• Bagi calon jemaah haji penderita penyakit menular
yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain,
dilakukan pengobatan hingga tidak membahayakan lagi.
Jika memerlukan pengobatan yang lama dan diperkirakan
tidak sembuh hingga saat keberangkatan ke Arab Saudi,
maka dokter pemeriksa kesehatan II bersama Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota
memutuskan menunda/ menolak keberangkatan calon
jemaah haji tersebut
Pemeriksaan Kesehatan II
• Bagi calon jemaah haji berumur lebih dari 60 tahun dan
sesuai dengan indikasi agar dilengkapi dengan hasil foto
thorak, EKG, dan laboratorium kimia darah, hasilnya
ditulis dan dilampirkan pada BKJH
Pelayanan Medis Jamaah Haji
• Di Tanah Air
• Puskesmas – pemeriksaan awal
• Rumah Sakit Kabupaten / Kota – pemeriksaaan
lanjutan
• Embarkasi / Debarkasi Haji
• Di Pesawat - petugas kesehatan kloter
• Di Arab Saudi
• Pelayanan Medis Petugas TKHI Kloter
• Pelayanan obat di Sektor dilaksanakan oleh dokter
Aspiran
• Pelayanan Medis di BPHI oleh PPIH bidang kesehatan
Imunisasi meningitis
• Tujuan imunisasi meningitis meningokokus tetravalen untuk
memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit Meningitis
meningokokus tertentu, sesuai dengan vaksin yang diberikan
pada calon jemaah haji
• Bila imunisasi diberikan kurang dari 10 hari sejak
keberangkatan ke Arab Saudi harus diberikan profilaksis
dengan Ciprofloxacin 500 mg dosis tunggal
• Pelaksanaan imunisasi bersamaan dengan pemeriksaan
kesehatan II di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
• Daya lindung/ proteksi kekebalan : 2 tahun, antibody terbentuk
10 hari setelah imunisasi.
• Imunisasi ulang dilakukan setelah 2 tahun.


Imunisasi Meningitis
• Tidak boleh diberikan kepada Wanita hamil, panas tinggi
serta bagi mereka yang peka atau alergi terhadap phenol
• Kejadian ikutan pasca imunisasi hampir tidak ada,
kadang-kadang timbul bercak kemerahan (skin rash)
yang sangat ringan dan dapat terjadi Syok Anaphilaksis
(renjatan)
• Bagi calon jemaah haji yang tidak mempunyai bukti
imunisasi Meningitis meningokokus tetravalen harus
imunisasi di pelabuhan Embarkasi dan diberi kartu ICV
serta minum Cyprofloxacin 500 mg dosis tunggal sebagai
profilaksis.
Hal hal yang harus dipersiapkan
• Ditanah air
• Mengikuti semua pemeriksaan kesehatan dengan seksama dan
sesuai prosedur yang ada
• Menjaga kesehatan dan menjaga pola makan
• Latihan fisik dan olahraga rutin sesuai kemampuan
• Untuk pasien pasien lansia dengan penyakit metabolik dengan
pengobatan rutin (ex. Diabetes, hipertensi, dll) mulai mengatur
waktu pengaturan obat dengan konsultasi dokter
Hal hal yang harus diperhartikan
• Dipesawat
Hal hal yang harus diperhatikan
• Diarab saudi
• Mengikuti semua prosedur sesuai jadwal kegiatan di
mekkah n madinah
• Makan teratur sesuai jadwal konsumsi
• Liat dan cermati label kadaluarsa pada tempat makan
jatah konsumsi, tukar bila tanggal/jam yg tertera sudah
melebihi
• Banyak mengkonsumsi buah dan sayur
• Banyak minum air putih/zam zam dan hindari minuman
bersoda

Anda mungkin juga menyukai