Anda di halaman 1dari 22

Dengue Fever, Dengue

Haemorrhagic Fever
Oleh:
1. Muhammad Wafi E
2. Hasna Okta

Spv: dr. Dewi Indiastari


Sp.PD
Pendahuluan
 Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang di

sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti,

 ditandai dengan demam mendadak selama 2-7 hari tanpa penyebab yang

jelas disertai dengan lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda

perdarahan di kulit berupa bintik merah, lebam (echymosis) atau ruam

(purpura). kadang-kadang disertai dengan mimisan, berak darah, muntah

darah, kesadaran menurun atau renjatan (syok).

 Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi

(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.

 Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam

berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.


 Epidemiologi

Terhitung sejak tahun 1968 hingga


tahun 2009, World Health
Organization (WHO) mencatat negara
Indonesia sebagai negara dengan Indonesia
kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.

Kasus ini tersebar di seluruh 33


propinsi di Indonesia; di 357 dari total
480 kabupaten
Etiologi
Virus Dengue
 genus flavivirus,
famili flaviviridae
 berukuran kecil (50
nm) dan memiliki
single standar RNA
 Ada empat serotipe
 DEN-1, DEN-2,
DEN-3, DEN-4. Vektor
 Virus dengue - Nyamuk Aedes aegypti maupun
memperbanyak diri Aedes albopictus
dan berada dalam - Nyamuk terinfeksi saat
darah selama satu menggigit manusia yang sedang
minggu sakit dan viremia (terdapat virus
dalam darahnya).
- Virus Dengue berpindah
bersama air liur nyamuk pada
saat Nyamuk menggigit manusia.
Manifestasi Klinis
Diagnosis klinis Demam Dengue

Diagnosa klinis demam dengue: demam + ≥ 2


tanda/ gejala lain
 Demam 2-7 hari, mendadak, tinggi, terus
menerus, bifasik
 Manifestasi perdarahan (spontan/dibuat: uji
tourniquet positif)
 Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri orbita
 Leukopeni <4000/mm3
 Trombositopenia <100.000/mm3
 Ada kontak kasus DBD di sekolah/rumah
Diagnosa klinis Demam Berdarah
Dengue
Diagnosa klinis demam berdarah dengue:
demam + ≥ 2 manifestasi klinis + plasma
leakage + trombositopenia
 Demam 2-7 hari mendadak, tinggi, terus menerus
(kontinu)
 Manifestasi perdarahan (spontan/dibuat)
 Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri orbita
 Ada kontak kasus DBD di sekolah/rumah
 Hepatomegali
 Terdapat kebocoran plasma:
- Peningkatan hematokrit >20% dari pemeriksaan
awal atau data populasi menurut umur
- Efusi pleura, asites
- Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
 Trombositopenia <100.000/mm3
Derajat Demam Berdarah (WHO)
Fase Demam Berdarah
Etiopatogenesis
Warning Signs

 Klinis
◦ Demam turun namun keadaan memburuk
◦ Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
◦ Muntah menetap
◦ Letargi, gelisah
◦ Perdarahan mukosa
◦ Pembesaran Hati
◦ Akumulasi cairan
◦ Oliguria
 Laboratorium
◦ Peningkatan kadar hematokrit bersamaan
dengan
◦ Penurunan cepat jumlah trombosit
◦ Hematokrit awal tinggi
Expanded Dengue
Syndrome

 Kelebihan cairan
 Gangguan elektrolit
 Ensefalopati
 Ensefalitis
 Perdarahan hebat
 Gagal ginjal akut
 Haemolytic uremic syndrome (HUS)
 Gangguan jantung :
gangguan konduksi, miokarditis,
perikarditis
 Infeksi ganda
Kriteria Diagnosis Laboratoris
Diagnosis Banding
Tatalaksana
 belum ada obat yang spesifik untuk demam
berdarah
 pengobatan DB bersifat simptomatik dan
supportif, (mengatasi kehilangan cairan
plasma sebagai akibat peningkatan
permeabilitas kapiler dan sebagai akibat
pendarahan).
 Cairan pengganti (rekomendasi WHO) :
Cairan Laktat Ringer.
Cairan Glukosa 5% dalam 0,9% NaCl.
Cairan Glukosa 5% dalam 0,45% NaCl.
Cairan Glukosa 5% dalam'h Laktat Ringer.
Cairan Glukosa 5% dalam 0,3% NaCl.
OUTCOME TERAPI
1.Tampak perbaikan secara klinis
2.Tidak demam selama 24 jam tanpa
antipiretik
3.Tidak dijumpai distres pernafasan
(disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
4. Hematokrit stabil
5. Jumlah trombosit cenderung naik >
50.000/pl
6. Tiga hari setelah syok teratasi
7. Nafsu makan membaik
MONITORING
 TTV: Nadi, TD,RR, Tax harus dievaluasi sampai syok teratasi
 Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sekali sampai
keadaan klinis pasien stabil.
 Jumlah dan frekuensi diuresis
 Pada pengobatan syok, kita harus yakin benar bahwa penggantian
volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik.
Apabila diuresis belum cukup 1 ml/kg/BB, sedang jumlah cairan
sudah melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda overload antara
lain edema, pernapasan meningkat, maka selanjutnya furosemid 1
mg/kgBB dapat diberikan.
 Pemantauan jumlah diuresis, kadar ureum dan kreatinin tetap harus
dilakukan. Tetapi, apabila diuresis tetap belum mencukupi, pada
umumnya syok belum dapat terkoreksi dengan baik, maka
pemberian dopamin perlu dipertimbangkan.
Kriteria KRS
 Tidak demam selama 24 jam tanpa
antipiretik
 Nafsu makan membaik
 Secara klinis tampak perbaikan
 Hematokrit stabil
 Tiga hari setelah syok teratasi
 Jumlah trombosit >50.000/µl
 Tidak dijumpai distres pernafasan
(karena efusi pleura atau asidosis)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai