Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS SEORANG PASIEN HERNIA

INGUINALIS LATERALIS DEXTRA

Oleh :
dr. Diana Pratiwi

Pembimbing:
dr. I Wayan Harnaya. Sp.B FINACS
dr. Irwin Prijatna Kusumah, Sp.PD
dr.Aufa Ni’ami

RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK DRIYOREJO


2019 1
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.S
Umur : 50 tahun
Alamat : Gresik
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Petani
Status : Sudah menikah
No. RM : 492021
MRS : 01/08/2019
KRS : 03 /08/ 2019

2
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Benjolan di pelipatan paha kanan.

Riwayat penyakit sekarang : Benjolan di pelipatan paha kanan


sejak 3 bulan yang lalu.Benjolan hilang timbul. Awalnya
benjolan kecil dan jarang timbul,tapi lama kelamaan benjolan
makin besar dan makin sering timbul. Benjolan muncul jika
pasien mengedan, mengangkat benda berat atau bersin,
benjolan menghilang saat berbaring dan istirahat. Pasien
menyangkal adanya keluhan mual,muntah,susah BAB,perut
kembung ataupun nyeri.Pasien sering mengangkat benda2
berat.
3
Riwayat penyakit sebelumnya :
 Riwayat hipertensi tidak ada.
 Riwayat DM tidak ada.
 Riwayat batuk lama (-)
 Riwayat operasi dengan keluhan yang sama (-)

4
5
KU : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 456
Vital Sign:
-Nadi : 88 x/menit
-Respiratory Rate : 20x/menit ,
-Tekanan Darah : 120/90mmHg,
-Suhu : 36.70C
K/L : a-/i-/c-/d-, pembesaran KGB (-)
Thorax : Gerak simetris, retraksi (-/-)
Cor : S1S2 tunggal, batas jantung (dbn), Gallop (-), Murmur (-)
Pulmo : ves /ves, Ronkhi -/-,Wheezing-/-

6
Abdomen :
I : flat simetris, distended (-), sikatriks bekas
operasi (-)
A : BU (+)N
P : soepel, nyeri tekan -
P : timpani (+)
Ext: Akral Hangat Kering Merah, CRT < 2 detik

7
STATUS LOKALIS REGIO INGUINALIS DEXTRA :
I : MASSA (+) SESUAI WARNA KULIT
P : MASSA (+) UKURAN ± 5 CM,KENYAL,NYERI (-)
FINGER TEST (+)

8
POST OP
Kaudal

Kranial

9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
 Hemoglobin 12.3 g/dL 12-14
 Leukosit 10.20 /mL 4000-10.00
 Hematokrit 35.6 % 37-47
 Eritrosit 4.09 juta/mL 3.8-5.2
 Trombosit 222.000 /mL 150.000-450.000

Index Eritrosit
 MCV 83.0 fL 80-100
 MCH 28.2 pg 26-34
 MCHC 34.1 g/dL 32-36

IMUNOSEROLOGI
• HBsAG Kromatografi Negatif Negatif
• Anti HIV Non reaktif Negatif

KIMIA KLINIK
Ureum 43 mg/dl 10-50
Kreatinin 1.03 mg/dl 0.7-1.13
10
GDAS 130
HASIL EKG

11
 Diagnosis Kerja :
Hernia inguinalis lateralis dextra reponible

 Diagnosis Banding :
- Hernia Inguinalis medialis dextra
- Limfadenopati Inguinal
- Hernia femoralis dextra

 Terapi:
-Konsul dr.Wayan, sp. B
-Inf.RL 1500cc/24jam
-Profilaksis inj.cefotaxime 1 g
-Pro hernioplasty

 Prognosis
12
Dubia ad bonam
FOLLOW UP PASIEN MRS

13
Tanggal 01-08-19 02-08-19 03-08-19

Dokter dr.Iship Diana Dr.I Wayan Harnaya Sp.B Dr.I Wayan Harnaya Sp.B
S Benjolan di lipat paha ± 1 Nyeri post operasi Pasien tidak ada keluhan
tahun
O Ku : cukup GCS: 456 Ku : cukup GCS: 456 Ku : cukup GCS: 456
TD:120/90,N: 88x/mnt TD:120/80,N: 80x/mnt TD:110/70,N: 85x/mnt
RR:20x/mnt, Temp:36,7° RR:20x/mnt, RR:20x/mnt,temp:36,8°
Status Lokalis Regio
Temp:37° Status Lokalis Regio Inguinalis
Inguinalis Dextra:
Status Lokalis Regio Dextra:
I : Massa (+) Warna kulit
Inguinalis Dextra : I : Luka Baik
P : Massa (+) Ukuran ± 5
I : Luka Baik P : Nyeri (-)
cm, kenyal, nyeri (-),
finger tes (+) P : Nyeri (+)

A
Hernia inguinalis Hernia Inguinalis Post Hernioplasty H-1
lateralis dextra Lateralis dextra

P -Konsul Sp.B Terapi Post Op : ACC KRS


-Infus RL 1500/24 jam -Infus RL : D5 : 2 : 1 Aff infus
-Inj Cefotaxime 1x1 gram -Inj Cefotaxime 3x1 Kontrol poli bedah
Pro Hernioplasty gram PO : Cefixime 1x1
-Konsul Sp.An -Inj Santagesic 3x1amp Asam Mefenamat 3 x1 14
-ACC operasi
PEMBAHASAN

15
Hernia merupakan tonjolan dari organ intra peritoneal
keluar dari rongga abdomen melalui lubang (defect) dan
masih diliputi peritoneum.

Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis


dan hernia ingunalis medialis.
HIL ditemukan lebih banyak 2/3 dari HIM

Aiken jj, 2011 16


 Kanalis inguinalis, dindingnya:
a. Dinding anterior
 Aponeurosis musculus
obliquus abdominis
eksternus dan obliquus
abdominis internus
b. Dinding posterior
Aponeurosis transversus
abdominis dan fascia
transfersalis
c. Superior
 Serabut yang elengkung
dari musculus obliquus
abdominis internus dan
transversus abdominis
d. Inferior
 Ligamentum inguinale
dan ligamentum lakunare

Karnadihardja, W 2014 17
ANATOMI

Trigonum inguinale ( Hesselbach ):

• tepi lateral muskulus rektus


Medial abdominis (linea semilunaris)

• arteri dan vena epigastrika


Lateral
• Ligamentum inguinale
Inferior
Karnadihardja, W 2014 18
Karnadihardja, W 2014 19
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan yang masih diliputi
peritoneum.
Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi dari hernia
tersebut.

DEFINISI HERNIA

Sjamsuhidajat & Jong. 2010. 20


Pada pria, 97 % dari hernia terjadi di daerah
inguinalis, 2 % sebagai hernia femoralis dan 1%
sebagai hernia umbilicalis. Pada wanita variasinya
berbeda, yaitu 50 % terjadi pada daerah inguinalis,
34 % pada canalis femoralis dan 16 % pada
umbilicus.

Rasjad C, 2010

21
Penyebab Hernia Inguinalis:
A. Kelemahan otot dinding abdomen
1. Kelemahan jaringan
2.Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3.Trauma
B.Peningkatan tekanan intra abdominal
1. Obesitas
2. Mengangkat benda berat
3. Mengejan atau konstipasi
4. Kehamilan
5. Batuk Kronik
6.Hipertrofi prostat

Akinlolu O, O. 2012 22
Berdasarkan
Berdasarkan Berdasarkan
letak
Etiologi Sifat Klinis
penonjolan
Hernia
Hernia Hernia
Inguinal
kongenital reponibel
Lateral

Hernia
Hernia Hernia
Inguinal
didapat ireponibel
Medial

Sabiston D, C.2010 23
Omar F dan Moffat D. 2014 24
PATOFISIOLOGI
Mekanisme pd orang sehat:
• Kanalis inguinalis yg berjalan miring
• Adanya Musculus oblique internis abdominalis yg menutup
anulus internus ketika berkontraksi
• Fasia transversa yg menutup trigonum Hasselbach

Jika terjadi gangguan pd mekanisme diatas disertai :


peningkatan tekanan intra abdomen + kelemahan otot
dinding abdomen (faktor predisposisi pada kasus ini:
pekerjaan dan riwayat dahulu pernah seperti ini )

Terjadi hernia; muncul benjolan di lselangkangan


kanan dan kadang turun sampai skrotum

Bisa bersifat reponibel, irreponibel,


strangulata atau inkarserata

Sabiston D, C.2010 25
FASE-FASE HERNIA

FASE REPONIBILIS

FASE IRREPONIBILIS

FASE STRANGULATA /
INKARSERATA

Sabiston D, C.2010 26
MANIFESTASI KLINIS

• Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul


pada waktu mengedan, batuk, bersin, berdiri,
mengangkat berat dan hilang setelah berbaring
(apabila masih reponibel)

HIL
• Nyeri atau rasa tidak enak di daerah
epigastrium atau para umbilical sewaktu
segmen usus halus masuk ke kantong hernia
• Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi
ataupun strangulasi

• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala


HIM yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis

Sjamsuhidajat & Jong. 2010 27


Diagnosis Hernia dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.

28
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK

PALPASI PERKUSI
INSPEKSI
Hernia reponibel : benjolan Titik tengah antara SIAS Bila didapatkan perkusi
dilipat paha muncul pada dengan tuberkulum pubicum perut kembung maka harus
waktu berdiri, batuk, bersin ditekan lalu pasien disuruh dipikirkan kemungkinan
atau mengedan dan mengejan. Jika terjadi hernia strangulata atau
menghilang setelah penonjolan di sebelah medial inkarserata.
berbaring maka itu HIM.
HIL: muncul benjolan di Titik yang terletak di
regio inguinalis yang berjalan AUSKULTASI
sebelah lateral tuberkulum
dari lateral ke medial, Hiperperistaltis didapatkan
pubikum ditekan lalu pasien
tonjolan berbentuk lonjong.
disuruh mengejan jika pada auskultasi abdomen
HIM : tonjolan biasanya terlihat benjolan di lateral pada hernia yang mengalami
terjadi bilateral, berbentuk obstruksi usus (hernia
titik yang kita tekan maka
bulat.
itu HIL. inkarserata).

Ruhl CE dan Everhart JE. 2012 29


PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test
Pemeriksaan Ziemen Test Pemeriksaan Thumb Test
Menggunakan jari ke 2 atau
Posisi berbaring, bila ada Anulus internus ditekan
jari ke 5. Dimasukkan lewat
benjolan masukkan dulu. dengan ibu jari dan
skrotum melalui anulus
Hernia kanan diperiksa penderita disuruh mengejan,
eksternus ke kanal inguinal.
dengan tangan kanan. bila keluar benjolan
Penderita disuruh batuk: Bila
Penderita disuruh batuk bila berartiHIM. Bila tidak
impuls diujung jari berarti
rangsangan pada jari ke 2 keluar benjolan berarti HIL
HIL. Bila impuls disamping
merupakan HIL, jari ke 3
berarti jari HIM.
merupakanHIM, jari ke 4
merupakan hernia femoralis.

Ruhl CE dan Everhart JE. 2012 30


DIAGNOSIS BANDING: BENJOLAN DI
REGIO INGUINALIS/SCROTALIS

Ruhl CE dan Everhart JE. 2012 31


32

A. KONSERVATIF :
-Reposisi bimanual
- Sabuk hernia

B.OPERATIF :
-Herniotomi
-Hernioplasty

Doherty GM dan Way LW. 2013 32


33
PENATALAKSANAAN : HERNIOTOMI D/S
-Insisi kulit inguinal Dextra
-Canalis inguinalis dibuka
-Kantong hernia dicari,
kemudian dikunci
-Herniotomi setinggi internal
inguinal

Doherty GM dan Way LW. 2013 34


DILANJUTKAN DENGAN HERNIOPLASTY D/S

-Preparasi/diseksi untuk
pemasangan Prolene Mesh
-Canalis inguinalis ditutup kembali
-Luka operasi ditutup lapis demi
lapis

Doherty GM dan Way LW. 2013 35


Doherty GM dan Way LW. 2013 36
DUBIA AD BONAM

37
Seorang pasien Ny.S usia 50 tahun datang ke poli bedah dengan
keluhan ada benjolan di pelipatan paha kanan sejak 3
bulan,hilang timbul,tidak nyeri.Benjolan muncul jika pasien
mengedan, mengangkat benda berat atau bersin, benjolan
menghilang saat berbaring dan istirahat.Status lokalis regio
inguinalis dextra pada inspeksi didapatkan massa sesuai warna
kulit sekitarnya,palpasi didapatkan massa ukuran ± 5
cm,kenyal,tidak nyeri,
finger test (+).Tatalaksana pada pasien ini dilakukan tindakan
hernioplasty.Prognosisnya dubia ad bonam.

38
TERIMA KASIH

39
DAFTAR PUSTAKA
Sabiston D, C.2010. Buku Ajar Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia.
Doherty GM dan Way LW. 2013. Current Surgical Diagnosis and Treatment, 12th
edition. McGraw-Hill. U.S.A
Sjamsuhidajat & Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Buku KedokteranEGC.
Ruhl CE dan Everhart JE. 2012. Risk Factor for Inguinal Hernia among Adults
in The US Population. America Journal Of Epidemiology. U.S.A.
Omar F dan Moffat D. 2014. At Glance Anatomi. Erlangga. Jakarta. Indonesia.
Karnadihardja, W. Dinding Perut, Hernia, Retroperitoneum, Omentum. Buku Ajar
Ilmu Bedah,edisi ke 2: Jakarta; 2014. Hal. 519-540.
Aiken JJ, Oldham KT. Chapter 338: Inguinal hernias. In: Kleigman RM,
Stanton BF, St. Geme JW, Schor NF, Behrman RE, eds. Nelson Textbook of
Pediatrics. 19th ed.
Akinlolu O, O. 2012. Risk Factors for Inguinal Hernia in Adult Male. PubMed

40

Anda mungkin juga menyukai