Anda di halaman 1dari 25

FARMASI KOMUNITAS

OLEH : ZUHDI, S.Kep.,Ners.,CWCCA


Kesehatan KOMUNITAS

• KESEHATAN adalah keadaan sehat


(Keseimbangan Struktur & Fungsi), baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis´
(Pasal 1 butir 1 UU No. 36 Tahun 2009 --) SKN
2012)
• Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) -
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat.
• Dapat disimpulkan bahwa KES MASYARAKAT
itu meluas dari hanya berurusan : Sanitasi,
Teknik Sanitasi, Ilmu Kuratif, Ilmu
Pencegahan Sampai Dengan Ilmu Sosial.
Sasaran komunitas
• INDIVIDU
• KELUARGA
• KELOMPOK
• MASYARAKAT
• PUSKESMAS
• RUMAH SAKIT
Tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab terhadap kes.masy.
• DOKTER
• PERAWAT
• FARMASI
• AHLI GIZI
• EPIDEMIOLOG
• SANITARIAN (KES LING)
MASALAH KES.MASY ttg OBAT
• Sampai saat ini di tengah masyarakat seringkali
dijumpai berbagai masalah dalam penggunaan
obat. Diantaranya ialah kurangnya pemahaman
tentang penggunaan obat tepat dan rasional,
penggunaan obat bebas secara berlebihan, serta
kurangnya pemahaman tentang cara menyimpan
dan membuang obat dengan benar. Sedangkan
tenaga kesehatan masih dirasakan kurang
memberikan informasi yang memadai tentang
penggunaan obat.
• Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 35,2%
rumah tangga menyimpan obat untuk
swamedikasi. Dari 35,2% rumah tangga yang
menyimpan obat, 35,7% di antaranya
menyimpan obat keras dan 27,8% diantaranya
86,1% antibiotik tersebut diperoleh tanpa
resep. Hal ini memicu terjadinya masalah
kesehatan baru, khususnya resistensi bakteri
SOLUSINYA…….?????
1.FARMASI KOMUNITAS
LAYANAN FARMASI KOMUNITAS DENGAN KONSEP“
PHARMACEUTICAL CARE “
• Untuk Peranan Apoteker di Farmasi Komunitas di
antaranya meliputi:
1.Tanggung jawab pada obat yang tertulis pada resep.
 Saat ini, pelayanan yang paling utama dari peran
apoteker adalah informasi tentang obat yang
sering kali diperlukan dan dibutuhkanoleh
pasien.
 Untuk memberikan informasi yang benar
tentang obat, seorang apoteker harus selalu
berada di TKP (Tempat Kegiatan Penjualan
&Pelayanan ).
• Kalau Apoteker boleh berkomunikasi dengan
pasien, apakah akan membingungkan pasien
dan dapat menganggu hubungan pasien
dengan dokter yang merawatnya.
• Selama ini tidak banyak masalah-masalah
mengenai obat yang dijumpai di bangsal dan
cukup diselesaikan oleh perawat dan nasehat
dokter.
• Kehadiran Apoteker akan menambah biaya
pengeluaran bagi Rumah Sakit yang selama ini
sudah dirasakan berat oleh pasien dan rumah
sakit.
• Apoteker tidak memiliki pengalaman klinis, keadaan
ini akan menyulitkan komunikasi dengan tenaga
kesehatan lainnya.
• Apakah yang akan dilakukan oleh Apoteker apabila
menjumpai pengobatan yang dianggap
tidak rasional?
• Inilah beberapa komentar yang sering didengar di
antara perawat dan dokter ketika pengenalan
program pelayanan farmasi klinis disosialisasikan di
rumah sakit.
• Begitu asing dan penuh pertanyaan bagi tenaga
kesehatan lainnya di rumah sakit yang selama ini
hanya sebatas layanan farmasi produk
(perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian).
PERKEMBANGAN PRAKTEK KEFARMASIAN
• Sudah terjadi perubahan pekerjaan kefarmasian di
apotek dan peran apoteker lambat laun berubah
dari peracik obat (compounder) dan supplier
sediaan farmasi ke arah pemberian pelayanan dan
informasi dan akhirnya berubah lagi sebagai
pemberi kepedulian pada pasien.
• Disamping itu,ditambah lagi tugas seorang apoteker
adalah memberikan obat yang layak, lebih efektif,
lebih aman serta memuaskan pasien. Pendekatan
cara ini disebut dengan pharmaceutical care
(asuhan kefarmasian).
• Di samping itu juga harus mengetahui tentang:
a. bagaimana obat diminum (penggunaan)
b. bagaimana reaksi samping obat
c. bagaimana stabilitas obat pada berbagai
kondisi
d. toksisitas dan dosis obat
e. rute penggunaan obat
f. ada yang ingin menambahkan ?
2.Tanggung jawab terhadap penjualan obat bebas
Tanggung jawab apoteker juga penting dalam
kasus swamedikasi(pengobatan
sendiri/penggunaan obat tanpa resep).
Apoteker wajib:
a.“menasehati” pasien
b.mengarahkan pasien
Misalnya, apakah obat yang dipilih pasien itu
cocok/sesuai? Atau pasien sebaiknya
berkonsultasi dulu dengan dokter tentang
penyakit dan obat yang sesuai dsb
Pharmaceutical Care Concept
dapat diadopsi secara baik, dengan tujuan utama
pada :
1. Memberikan perlindungan pada masyarakat
agar mendapatkan pelayanan kefarmasian
yang didasarkan pada kebutuhan dan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang farmasi ;
2. Memelihara dan meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar
dan persyaratan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuandan teknologi di bidang farmasi.
Pelayanan kefarmasian
• pelayanan kefarmasian perlu adanya penataan
secara menyeluruh agar dapat memberikan
kepastian hukum dan pelayanan yang
diberikan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuandan teknologi di bidang farmasi.
• Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka
kajian atas hal ini dilakukan kajian menurut
tradisi keilmuan hukum, yaitu kajian
normative.
Fungsi Pharmaceutical care

1. Menyediakan informasi tentang obat-obatan


kepada tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan yang ingin dicapai mencakup :
mengidentifikasikan hasil pengobatan dan tujuan
akhir pengobatan, agar pengobatan untuk terapis,
agar diterapkan penggunaan secara rasional,
memantau efek samping obat , menentukan
metode penggunaanobat.
2. Mendapatkan rekam medis untuk digunakan
pemilihan obat yang tepat.
Profesi Kefarmasian
• Secara historis, profesi kefarmasian mengalami
berbagai perubahan secara drastis dalam kurun
waktu 40 tahun terakhir terjadi di abad ke 20.
• Perkembangan ini dibagimenjadi empat periode
yaitu:
• Periode Tradisional (sebelum 1960),
Periode Transisional (1960-1970),
• Periode Masa kini (Farmasi Klinis),
• Periode Masa Depan (Pharmaceutical Care).
Farmasi Klinis
• Yaitu menguraikan kerja apoteker yang tugas
utamanya berinteraksi dengan tim kesehatan
lain, interview dan menaksir pasien,membuat
rekomendari terapi spesifik, memonitor
respons pasien atas terapi obat dan member
informasi tentang obat.
• Farmasi klinik dipraktekkan terutama pada
pasien rawat inap dimana data hubungan
dengan pasien dan tim kesehatan mudah
diperoleh.
LAYANAN FARMASI KLINIS DI RUMAH
SAKIT
• Layanan farmasi klinis berkembang untuk
menanggapi keprihatianan masyarakat terhadap
tingginya angka morbiditas dan mortilitas yang
terkait dalam penggunaan obat,
• cepatnya peningkatan biaya perawatan kesehatan,
• tingginya harapan yang terkait dalam penggunaan
obat,
• serta ledakan pengetahuan medis dan ilmiah.
• Layanan farmasi klinis merupakan praktek
kefarmasian yang berorientasi kepada pasien
lebih dari pada layanan berorientasi produk.
• Apoteker dapat berkontribusi selama proses
peresepan, yaitu sebelum, selama dan sesudah
resep ditulis.
Peran Farmasis/Apoteker di Komunitas (Puskesmas)

• Peran farmasis/apoteker di puskesmas masih


sangat minim, padahal jumlah penggunaan obat
di puskesmas sangatlah banyak.
• Hampir sebagian besar puskesmas di Indonesia,
tugas-tugas yang berhubungan dengon obat (baik
distribusi atau penggunaan obat) dilaksanakan
bukan oleh farmasis/apoteker,
• padahal seperti kita ketahui bahwa tidak ada
profesi yang tahu dan berkompeten mengenai
obat kecuali farmasis/apoteker.
• Dari segi pengelolaan, farmasis/apoteker mampu
memberikan manfaat berupa peningkatan efisiensi
dalam penyimpanan obat dan menurunkan jumlah
obat yang rusak dan kadaluwarsa. karena
pengaturan dan penyimpanan yang tidak tepat.
• Dalam hal penggunaan obat di puskesmas, peran
farmasis masih sangat minim, padahal
farmasis/apoteker mempunyai bekal yang cukup
untuk meningkatkan rasionalitas terapi suatu
penyakit pada pasien.
• Farmasis/apoteker telah diberi bekal yang cukup
mengenai farmakoterapi, Pharmaceutical care, swa
medikasi maupun farmakoekonomi untuk menuju
terapi yang rasional.
• kendala yang dihadapi profesi
farmasis/apoteker dalam perannya di
puskesmas adalah tidak adanya kebijakan dari
pemerintah pusat ataupun di sebagian
pemerintah daerah yang mengharuskan
adanya farmasis/apoteker untuk bertanggung
jawab terhadap obat yang ada di puskesmas.
THANKS

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai