Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN KEBIDANAN

KELOMPOK 2 :
EGA ANNA PUTRI
ANCE MARLINA
GHINA REVIA PUTRI
BELA PUJI YANTI
WINDA OKTARIANA
DOSEN PEMBIMBING:
YENI DILLA ROZA, SKM
Konsep Dan Prinsip Manajemen Secara Umum
Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai.
Manajemen adalah mengungkapkan apa yang hendak
dikerjakan, kemudian menyelesaikannya.
Manajemen adalah menentukan tujuan dahulu secara pasti dan
mencapainya.
Prinsip-prinsip manajemen:
 Efisiensi
Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya
menggunakan sarana yang perlu, atau dengan menggunakan
sarana sesedikit mungkin.
 Efektivitas
Efektivitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau
telah tercapai, efektivitas merupakan sesuatu yang hendak
ditingkatkan oleh manajemen.
 Rasional Dalam Mengambil Keputusan
Keputusan merupakan suatu pilihan dari dua atau lebih
tindakan.
Manajemen kebidanan
Buku 50 tahun IBI, 2007, Manajemen
Kebidanan adalah pendekatan yang
digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis
data, diagnosis kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan
adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, keterampilan dalam rangkaian
atau tahapan yang logis untuk
Langkah-langkah Manajemen
Kebidanan
Tahap Pengumpulan Data Dasar (Langkah I)
Untuk memeroleh data dilakukan dengan cara:
 Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan
biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, bio-
spiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan klien.
 Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi:
Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi).
Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan
catatan terbaru serta catatan sebelumnya).
Interpretasi Data Dasar (Langkah II)
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi
terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar tersebut kemudian
diinterpretasikan sehingga dapat
dirumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun
masalah, keduanya harus ditangani.
Meskipun masalah tidak dapat diartikan
sebagai diagnosis, tetapi tetap
membutuhkan penanganan.
Identifikasi Diagnosis/Masalah
Potensial dan Antisipasi
Penanganannya (Langkah III)
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.
Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap mencegah
diagnosis/masalah potensial ini menjadi
kenyataan. Langkah ini penting sekali
dalam melakukan asuhan yang aman.
Menetapkan Perlunya Konsultasi dan
Kolaborasi Segera Dengan Tenaga
Kesehatan Lain (Langkah IV)
Pada tahap ini dalam melakukan suatu tindakan
harus disesuaikan dengan prioritas
masalah/kondisi keseluruhan yang dihadapi klien.
Setelah bidan merumuskan hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mengantisipasi
diagnosis/masalah potensial pada langkah
sebelumnya, bidan juga harus merumuskan
tindakan emergensi/darurat yang harus dilakukan
untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan ini
mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan
secara mandiri, kolaborasi, atau besifat rujukan.
Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh
(Langkah V)
kerangka pedoman antisipasi untuk klien Pedoman
antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal
yang akan terjadi berikutnya; apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah bidan perlu
merujuk klien bila ada sejumlah masalah terkait
sosial, ekonomi, kultural, atau psikologis.
Semua keputusan yang telah disepakati
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh.
Asuhan ini harus bersifat rasional dan valid
didasarkan pada pengetahuan, teori terkini (up
to date), dan sesuai dengan asumsi tentang apa
yang akan dilakukan klien.
Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan
Efisien dan Aman (Lahkah VI)
Pada langkah keenam, rencana asuhan
menyeluruh dilakukan dengan efisien dan
aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
melakukan sendiri, namun ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (misalnya dengan
memastikan bahwa langkah tersebut benar-
benar terlaksana).
Evaluasi (Langkah VII)
Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi
keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. Ini meliputi evaluasi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan:
apakah benar-benar telah terpenuhi
sebagaimana diidentifikasi di dalam
diagnosis dan masalah. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
Asuhan untuk keluarga yang
Lingkup Praktik Kebidanan
mengasuh anak
Pembinaan kesehatan keluarga
Pelayanan kebidanan: asuhan
Kebidanan komunitas
bagi perempuan mulai dari;
Persalinan dirumah
Pranikah
Kunjungan rumah
Prakehamilan
Deteksi dini kelainan pada ibu
Selama kehamilan
dan anak
Persalinan
Nifas
Sasaran pelayanan
Menyusui
kebidanan:
Interval antara masa kehamilan
Individu
Menopause
Keluarga
Termasuk asuhan bayi baru
Masyarakat
lahir, bayi dan balita
 
Lahan Praktik Pelayanan
Pelayanan KB:
Kebidanan
Konseling KB
BPS/dirumah
Penyediaan berbagai jenis alat
Masyarakat
kontrasepsi
Puskesmas
Nasehat dan tindakan bila
Polindes/PKD
terjadi efek samping
RS/RB
Pengorganisasian Praktik Asuhan Kebidanan
 Pelayanan Mandiri
Layanan kebidanan primer yang dilakukan oleh
seorang bidan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab bidan.
 Kolaborasi
Layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan
atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses
kegiatan layanan.
 Rujukan
Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke sistem layanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai