Anda di halaman 1dari 32

LogoType

Fathul W
Plasmodium vivax
Mufidah
Tiyastuti dan
Plasmodium ovale
Yana V.F

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Plasmodium vivax

• Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (malaria


tertiana begigna).
• Vektor : Nyamuk Anopheles betina 16 species di Indonesia
• Hospes resorvoar : Manusia
Morfologi Plasmodium vivax

a. Bentuk cincin :
1. Ukuran 1/3 eritrosit
2. Bentuk cincin tebal
3. Kromatin masa padat berbatas jelas
4. Bentuk accole kadang – kadang
5. Pigmen tidak ada.
b. Bentuk Tropozoit :
1. Ukuran besar
2. Bentuk sangat irregular, vakuola nyata
3. Kromatin titik – titik atau benang – benang
4. Pigmen halus, warna kuning coklat
5. Penyebaran partikel halus
6. Penyebaran tersebar.

c. Bentuk Skizon Imature


1. Bentuk hampir mengisi seluruh eritrosit
2. Bentuk sedikit amoeboid
3. Kromatin banyak berupa masa ireguler
4. Pigmen tersebar
6.A Gambar skematik tropo
zoit, sitoplasma parasit ame
boid dan sitoplasma eritrosit
terdapat titik Maurer's
(Jeffrey & Leach, 1975)

6.B Stadium tropozoit (am


eboid)

6.C Stadium tropozoit

6.D Stadium tropozoit tua


Bentuk Skizon Mature :
1. Mengisi Eritrosit
2. Bentuk bersegmen
3. Merozoit 14 – 16, rata – rata 16
4. Ukuran sedang
5. Pigmen berkumpul ditengah ( kuning coklat )
7.A Gambar skematik ski
zon matang (Jeffrey & Le
ach, 1975)

7.B Stadium skizon mata


ng

7.C Stadium skizon mata


ng

7.D Merozoit yang akan


menginfeksi eritrosit baru
Bentuk Mikrogametosit :
1. Waktu timbul 3 – 5 hari
2. Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar
3. Bentuk bulat/ ovale dan padat
4. Sitoplasma biru pucat
5. Kromatin fibril dengan delondong, daerah sekitar yang tidak berwarna
6. Pigmen tersebar.
Bentuk Makrogametosit :
1. Waktu timbul 3 – 5 hari
2. Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar
3. Bentuk bulat/ovale dan padat,
4. Sitoplasma biru tua
5. Kromatin merupakan massa padat di perifer
6. Pigmen small round perifer.
8.A Gambar skematik m
akrogametosit (Jeffrey &
Leach, 1975)

8.B Stadium makrogam


etosit (gametosit betina)

8.C Gambar skematik m


ikrogametosit (Jeffrey & L
each, 1975)

8.D Stadium mikrogame


tosit (gametosit jantan)
Diagnosa Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa pasti penyakit
malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk
menemukan parasit Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis
akan memberikan gambaran bentuk parasit yang lebih baik dan sempurna
morfologinya,namun perlu ketelitian dan kesabaran dalam melakukan
pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat proses ident
ifikasi Plasmodium walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat sediaan
apus.
Tes serologi untuk malaria bisa dilakukan dengan IHA ( Indirect Hema
glutination Test ) dan ELISA ( Enzym Linked Immuno Sobent Assay ).
Perkembangbiakan Plasmodium vivax
Plasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual ,tergantung pada
tahap siklus hidupnya.
• Plasmodium pada nyamuk : seksual (Fasesporofitdangeneratif )
Secara Seksual :
Tahap seksual Plasmodium vivax sebagai berikut :
1. Transfer ke nyamuk
2. Gametogenesis Mikrogamet dan Makrogamet
3. Pembuahan
4. Ookinite
5. Oocyst
6. Sporogony
• Plasmodium pada manusia : aseksual (Fasegametofitdanvegetatif)
Secara Aseksual :
1.Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1
/ 3 dari diameter dari sel darah merah
2.Trofozoit dewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai
amoeboid); pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran
halus pigmen coklat (pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal
dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi.
3.Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah
merah yang normal, sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih
besar dari biasanya. Ada merozoit sekitar enam belas.
Cara infeksi Plasmodium vivax
Penularan Secara Alamiah
Penularan secara alamiah yaitu infeksi terjadi melalui paparan gigitan nyamuk
Anopheles betina yang infektif.
Sumber infeksi malaria pada manusia selalu sangat dekat dengan seseorang, apakah
sebagai penderita malaria atau karier (pembawa).

Penularan Bukan Alamiah


1. Malaria bawaan (konginetal)
Merupakan malaria pada
bayi yang baru lahir, yang disebabkan ibunya menderita malaria.
Penularan ini diakibatkan
adanya kelainan pada sawar plasenta (selaput yang menghalangi plasenta), sehingga
tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta, penula
ran juga bisa melalui tali pusat.
Cara infeksi Plasmodium vivax
2. Penularan secara mekanik
Penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi darah atau jarum
suntik. Infeksi malaria melalui tranfusi darah menghasilkan siklus
eritrositer karena tidak melalui sporozoit (siklus hati) sehingga dapat
dengan mudah diobati
Gejala klinik malaria vivax
i. Serangan pertama didahului gejala prodromal pada permulaan
penyakit demam tak teratur karena adanya beberapa kelompok parasit
yang berbeda saat sporulasinya. (jumlah parasit sedikit)
ii. Setelah 2-4 hari demam menjadi demam teratur tiap 48jam.(jumlah pa
rasit banyak)
Gejala lain:
o Mual,muntah, sakit kepala
o Anemia (tahap lanjut) pada serangan pertama tidak jelas.
o Splemomegali (tampak pada minggu ke-2) sangat besar dan keras s
etelah menjadi kronis.
Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi akibat rel
apsnya bisa menyebabkan kondisi yang menurun pada penderita.
Patologi dan Gejala Klinis malaria
Plasmodium vivax
Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung,
mual dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian menjadi
intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi dan kemudian
turun menjadi normal. Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi karena
kelemahan penderita yang disebabkan oleh relapsnya.
Limpa pada serangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai
teraba pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar ,keras dan kenyal. Pada
permulaan serangan pertama , jumlah parasit Plasmodium vivax kecil dalam peredaran darah tepi,
tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya bertambah besar. Kira–kira satu minggu
setelah serangan pertama , stadium gametosit tampak dalam darah.
Plasmodium ovale
Poin Diagnostik pada sediaan darah tipis:
1. Eritrosit membesar, berbentuk bulat atau oval dan salah satu/kedua ujungnya fimbrieted
2. Sitoplasma eritrosit terdapat titik james (james’s dots)
3. Sering ditemukan cornet forms
4. Sitoplasma parasit kompak
5. Skizon matang mirip dengan P. malarie
Morfologi Plasmodium ovale
1. Fase cincin
• Ukuran 2 mikron (1/3 eritrosit)
• Memiliki titik Schuffner (titik James) terbentuk dini dan terlihat jelas
• Berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen
• Eritrosit agak membesar dan berbentuk oval, pinggir eritrosit bergerigi, di pinggir
(salah sastu ujungnya)  titik schuffner menjadi lebih banyak

2. Tropozoit (berkembang/tua)
• Ukuran kecil,
• Bentuk padat
• Kromatin mempunyai kelompok besar irregular
• Pigmen kasar Partikel kasar tersebar
16.A Gambar ring forms (Jeffrey & L
each, 1975)
16.B Ring forms
17.A Gambar skematik
trofozoit, eritrosit fimbri
eted dan sitoplasma erit
rosit terdapat titik Jame
s's
(Jeffrey & Leach, 1975)

17.B Stadium tropozoi


t

17.C Comet forms

17.D Tropozoit
3. Schizon
a. muda :
• Ukuran hampir mengisi eritrosit
• bentuk padat
• inti sudah membelah
• kromatin merupakan masa irreguler
• pigmen tersebar
b. Tua :
• Bentuk tak beraturan
• Ukuran ¾ eritrosit
• Jumlah merozoit rata-rata 8
• Pigmen berkumpul ditengah
16.A Gambar skizon muda
(Jeffrey & Leach, 1975)

16.B Stadium skizon muda


(dari dr. Arthur P. Kawilaran
g M.Kes)

16.C Gambar skizon tua


(Jeffrey & Leach, 1975)

16.D Stadium skizon tua


(dari dr. Arthur P. Kawilaran
g M.Kes)
4. Mikrogametosit ( Jantan)
• Ukuran sebesar malaria
• Bentuk bulat padat
• Sitoplasma biru
• Inti sentral pucat
• Pigmen malaria tesebar

5. Makrogametosit (Betina)
• Ukuran sebesar Eritrosit
• Bentuk bulat
• Inti eksentris
• Pigmen malaria
19.A Gambaran skem
atik makrogametosit
(Jeffrey & Leach, 1975)

19.B Stadium makrog


ametosit

19.C Gambaran skem


atik mikrogametosit
(Jeffrey & Leach, 1975)

19.D Stadium mikrog


ametosit
Diagnosa Laboratorium

• Identifikasi mikroskopis adalah metode yang paling sering digunakan


untuk menunjukkan infeksi aktif .
• Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa
pengobatan.
• Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan parasit P. ovale
dalam sediaan darah yang dipulas dengan Giems.
Patologi dan Gejala Klinis malaria
Plasmodium ovale

Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivaks. Serangannya


sama hebat tetapi penyembuhannya sering secara spontan dan
Relapsnya lebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah
(periode laten) dan mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih virulen.
Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap. Infeksi
campur P. ovale sering terdapat pada orang yang tinggal di daerah
tropic Afrika dengan endemi malaria.
1. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian
mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
3. Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian
menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru.
Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
4. Gejala demam terjadi ketik amerozoit melisiskan sel darah merah dalam
jumlah banyak.
5. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam
jumlah banyak.
6. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah
penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan
masuk kedalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit dan
mikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet
(sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis.
DIGANTI GAMBAR
Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
7. Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk se
mentara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (oo
kista).
8. Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga
terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.
9. Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit
tersebar keseluruh tubuh nyamuk, di antaranya adalah kedalam
kelenjar ludah.
10. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu
nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Pencegahan

• Menjaga kebersihan perseorangan dan lingkungan sekitar agar tidak menjadi


tempat bersarangnya parasit.
• Memutuskan rantai siklus hidup parasit tersebut.
• Menghindari gigitan nyamuk.
Terima kasih^^

Anda mungkin juga menyukai