DHONY 201670124
HANDY SURYANTA
Kenapa KFC melakukan aksi No Straw Movement?
Merdeka.com - KFC Indonesia sudah sejak dua tahun lalu mengajak konsumen untuk mengurangi pemakaian
sedotan plastik melalui program No Straw Movement, yang menjadikan KFC Indonesia sebagai restoran cepat saji
pertama yang berkomitmen untuk tidak lagi menyediakan dispenser sedotan plastik sekali pakai di seluruh
gerainya.
Sejak Mei tahun 2017 lalu, aksi No Straw Movement telah berdampak nyata. Berawal dari hanya 6 gerai, sudah
berhasil mengurangi penggunaan sedotan plastik hingga 28 %
Akhir 2017 program ini dilebarkan ke 250 gerai di Jabodetabek dan telah berhasil mengurangi penggunaan
sedotan hingga 46 % di setiap gerainya atau meningkat hampir 65%
Dan pada akhir tahun 2018 lalu, No Straw Movement diterapkan ke seluruh 690 gerai KFC, dengan pencapaian
yang luar biasa. Penggunaan sedotan plastik di KFC Indonesia turun hingga 91%
Komitmen KFC Indonesia terhadap lingkungan adalah dukungan terhadap pelaksanaan Indonesian Youth
Marine Debris Summit (IYMDS). Kegiatan tahunan Divers Clean Action (DCA) ini bertujuan untuk mempertemukan
anak-anak muda Indonesia, dimana mereka akan mendiskusikan dan mengadakan aksi terkait marine debris atau
sampah laut yang menjadi masalah penting yang dihadapi oleh Indonesia saat ini.
PT SINAR MAS (ASIA PULP & PAPER)
Asia Pulp & Paper (APP) berdiri pada tahun 1972, ketika perusahaan Tjiwi Kimia didirikan oleh Eka
Tjipta Widjaja sebagai produsen soda kaustik kecil. Pada bulan Mei 1986, Sinar Mas Group
mengakuisisi 67% dari total saham Indah Kiat atas perintah Singgih Wahab Kwik (Kowik). Chung Hwa
dan Yuen Foong Yu memiliki 23% dan 10% saham masing-masing.
Liputan6.com Jakarta- Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas kembali berkolaborasi dengan
Pemerintah Indonesia, International Tropical Timber Organization (ITTO), Belantara Foundation,
perwakilan bisnis dari Jepang dan Indonesia, dan masyarakat setempat untuk menanam 10.000 bibit
pohon lokal dan berbagai pohon buah-buahan lokal di area seluas 20 ha di Desa Teluk Rimba,
Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau. (3 september 2019)
Inisiatif penanaman pohon tahunan yang telah berjalan untuk keenam kalinya ini merupakan
salah satu wujud komitmen APP Sinar Mas untuk mendukung perlindungan dan restorasi hutan di
Indonesia. Masyarakat setempat juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dan akan membantu
perusahaan untuk melindungi kawasan tersebut dari perambahan ilegal. Di masa depan, tambahnya,
masyarakat ini juga akan mendapat manfaat dari hutan yang telah dipulihkan melalui produk-produk
non-kayu seperti getah pohon dan buah.
Kenapa APP melakukan ini? Industri kami mengambil bahan baku dari
hutan, yang mana jadi satu bagian dengan konservasi. Dengan konservasi,
ekosistem yang ada di hutan bisa terjaga dengan baik, dan induatri kita bisa
membangun ekonomi di sini
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sudah menyerahkan laporan sementara analisa transaksi
keuangan PT. First Travel kepada pihak kepolisian. Untuk melacak kasus ini lebih jauh, PPATK berencana menghubungi otorita
berwenang di Amerika dan Inggris, antara lain Financial Crimes Enforcement Network atau FinCEN. FinCEN adalah biro di
bawah Departemen Keuangan Amerika yang bertujuan melindungi sistem keuangan dari penggunaan illegal dan sekaligus
memerangi praktek-praktek pencucian uang dengan mengumpulkan, menganalisa dan menyebarluaskan intelijen
keuangan, lewat kerjasama dengan otorita keuangan strategis. Diwawancarai VOA beberapa saat lalu, Ketua PPATK Kiagus
Ahmad Badaruddin mengatakan telah mengutus dua direkturnya untuk menyerahkan langsung laporan dimaksud kepada
Direktur Tindak Pidana Umum Herry Rudolf Nahak. Ketua PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin menolak merinci lebih jauh
transaksi keuangan yang ditemukannya, tetapi mengisyaratkan bahwa ada aliran dana ke New York dan London. PPATK
mengatakan yakin bisa mengungkap pelanggaran hukum yang dilakukan PT. First Travel yang nilainya diperkirakan
mencapai lebih dari 848 miliar rupiah. Untuk aliran uang ke luar Indonesia, antara lain ke New York, PPATK berencana
menghubungi otorita intelijen keuangan Amerika.
Etika Profesi akuntansi memiliki 8 prinsip yaitu :
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral
dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan
tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban
untuk mempertahankan pengetahuan.
6. Kerahasiaan
Prinsip ini menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
8. Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, berkewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas
dan obyektivitas.
PT. First Travel dan manajemen serta akuntan publik yang mengaudit laporan
keuangan PT. First Travel telah melakukan pelanggaran etika profesi akuntansi, yaitu
pelanggaran tanggung jawab profesi, pelanggaran kepentingan publik, pelanggaran
integritas, pelanggaran objektivitas, pelanggaran kompetensi, pelanggaran perilaku
profesional, dan pelanggaran standar teknis.