Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 1:

1. Nadian Wilis Rahmawati (15.02.01.1913)


2. Ainunnia Luthfie Saputri (17.02.01.2437)
3. Amanda Defina (17.02.01.2440)
4. Ayu Nita Sari (17.02.01.2443)
5. Devi Sri Wahyuni (71.02.01.2446)
6. Era Marantika (17.02.01.2449)
7. Heni Sri Utami (17.02.01.2452)
8. Irfanul Ma’arif (17.02.01.2455)
9. Lailatul Mukarromah (17.02.01.2459)
10. Mahfudho Indah Yusriana (17.02.01. 2462)
11. Nanda Rifqi Tri Pamungkas (17.02.01.2465)
12. Nindya Putri Rahmmadhany (17.02.01.2468)
13. Puput Rika Sandi (17.02.01.2468)
14. Ririn Nur Dwi Jayanti (17.02.01. 2475)
15. Shafira Pratiwi (17.02.01.2478)
16. Wahyu Nikmah Turrohmania (17.02.01.2481)
17. Wilujeng Puspitasari (17.02.01.2484)
18. Zahrotin Nisa’ (17.02.01.2487)
INFARK MIOKARD AKUT
(IMA)
Definisi IMA

 Infark Miokard Akut (IMA) adalah penyakit jantung yang


disebabkan oleh sumbatan arteri koroner. Sumbatan akut
terjadi karena adanya aterosklerotik pada dinding arteri
koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan
otot jantung. (M. Black, Joyce, 2014:343)

 Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat


aliran darah ke otot jantung terganggu. (M. Black, Joyce,
2014:343)
Etiologi IMA

okulasi lengkap atau hampir lengkap dari arteri koroner, biasanya dipicu
oleh ruptur plak asterosklerosis yang rentan dan diikuti oleh pembentukan
trombus.
 Ruptur plak dapat menyebabkan:
 Faktor yang dapat memicu ruptur plak.  Paparan aliran darah terhadap inti plak yang
1. Faktor internal kaya lipid

Karakteristik plak
 Masuknya darah kedalam plak,
menyebabkan plak membesar
Kondisi bagaimana plak tersebut terpapar
 Memicu pembentukan trombus
2. Faktor eksternal
 Oklusi parsial
Aktivitas klien
Aktivitas fisik berat dan stress emosional berat (M.Black, Joyce, 2014 : 344)
Peningkatan respon system saraf simpatis
 Lokasi IMA yang Paling sering
Dinding anterior ventrikel kiri didekat apeks, yang terjadi
akibat trombosit dari cabang desenden arteri coroner kiri.
 Lokasi umum
1. Dinding posterior dari ventrikel kiri didekat dasar dan
dibelakang daun katup/ kuspis posterior dari katup
mitral. Infark pada ventrikel kiri posterior terjadi akibat
oklusi arteri coroner kanan atau cabang sirkumfleksi
arteri coroner kiri.
2. Permukaan inferior (diafragmantik) jantung. Infark
inferior terjadi saat arteri coroner kanan mengalami
oklusi.

(M.Black, Joyce, 2014 : 345)


Komplikasi Infark Miokard Akut (IMA)

 Disritmia, 40% sampai 50% kematian setelah IMA


 Syok kardiogenik, 9% kematian akibat IMA.
 Gagal jantung, 22% klien laki-laki dan 46% klien wanita yang mengalami IMA, sepertiga kematian setelah
IMA.
 Emboli paru, terjadi pada 10% sampai 20% klien pada suatu waktu tertentu, saat serangan akut atau pada
periode konvalensi
 Infark miokardium berulang, dalam 6 tahun stelah IMA pertama, 18% laki-laki dan 35% wanita dapat
mengalami IMA berulang, biasanya disebabkan karena olahraga berlebihan, embolisasi, dan oklusi
trombotik lanjutan pada arteri koroner oleh atheroma.
 perikarditis, sekitar 28% klien dengan MI akut transmural akan mengalami perikarditis dini (dalam 2 hingga 4
hari), area yang mengalami infark akan bergesekan dengan permukaan pericardium dan menyebabkan
hilangnya cairan pelumas.

(M.Black, Joyce, 2014: 347- 348)


Pemeriksaan Diagnostik

1. Anamnesa
Nyeri dada tipikal (angina) merupakan gejala kardinal pasien IMA.
Sifat nyeri dada angina sebagai berikut:
a. Lokasi: substernal, retrosternal dan prekordial.
b. Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, terasa terbakar, ditindih
benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.
c. Penjalaran: biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang
bawah, gigi, punggung atau interscapula, perut, dan dada juga
ke lengan kanan.
d. Gejala yang menyertai: Mual, muntah, sulit bernaps, keringat
dingin, cemas dan lemas.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada klien infark miokard akut perlu dikaji mungkin pernah mempunyai riwayat
diabetes mellitus, karena diabetes mellitus terjadi hilangnya sel endotel vaskuler
berakibat berkurangnya produksi nitri oksida sehingga terjadi spasme otot polos
dinding pembuluh darah.

3. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit jantung keluarga, diabetes mellitus, peningkatan kolesterol darah,
kegemukan, hipertensi, yang beresiko diturunkan secara genetik berdasarkan
kebiasaan keluarganya.
Pemeriksaan Penunjang
 Pada pemeriksaan EKG

1. Fase hiperakut (beberapa jam permulaan serangan)

 Elevasi yang curam dari segmen ST

 Gelombang T yang tinggi dan lebar

 VAT memanjang

 Gelombang Q tampak

2. Fase perkembangan penuh (1-2 hari kemudian)

 Gelombang Q patologis

 Elevasi segmen ST yang cembung ke atas

 Gelombang T yang terbalik (arrowhead)

3. Fase resolusi (beberapa minggu / bulan kemudian)

 Gelombang Q patologis tetap ada.

 Segmen ST mungkin sudah kembali iseolektris

 Gelombang T mungkin sudah menjadi normal


(Huda Nurarif dan Kusuma, 2015 : 25)
 Pada pemeriksaan darah (enzim jantung CK , LDH & Troponin)
1. CKMB berupa serum creatinine kinase (CK) dan fraksi MB merupakan indikator
penting dari nekrosis miokard creatinine kinase (CK) meninngkat pada 6-8 jam setelah
awitan infark dan memuncak antara 24 & 28 jam pertama. Pada 2-4 hari setelah
awitan AMI normal.
2. Dehidrogenase laktat (LDH) mulai tampak pada serum setelah 24 jam pertama setelah
awitan dan akan selama 7-10 hari.
3. Petanda biokimia seperti troponin l (Tnl) dan troponin T (TnT) mempunyai nilai
prognostik yang lebihh baik dari pada CKMB. Troponin C, Tnl dan TnT berkaitan
dengan konstraksi dari sel miokard.
 Ekokardiogram
Angiografi koroner: menggambarkan penyempitan arteri koroner. Jika ditemukan sumbatan ,
tindakan lain yang dinamakan angiosplaty dapat dilakukan untuk memulihkan aliran darah
pada arteri.
 Foto dada, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung.
Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaannya adalah:


1. Mengembalikan aliran darah koroner untuk menyelamatkan jantung dari infark miokard
2. Membatasi luasnya infark miokard
3. Mempertahankan fungsi jantung.
4. Pemberian oksigen
Oksigen hanya diberikan bila ada tanda hipoksia dan saturasi oksigen dipertahankan 93-96%
5. Pemberian obat-obatan
a. Pemberian analgesik
Nitrat sublingual atau spray dapat diberikan dalam interval 3-5 menit namun tidak diberikan bila
keadaan hipotensi. Morfin diberikan dengan dosis 2-4 mg secara intravena dan dapat diulang dalam 5-
10 menit.
b. Pemberian aspirin dan klopidogret
Dosis inisial aspirin adalah 160-320 mg yang pada umumnya sediaannya dapat
dikunyah, sedangkan dosis klopidogret inisial adalah 300-600 mg. Selanjutnya, bisa
diberikan aspirin 80 mg per hari dan klopidogret 75 mgg per hari.

6. Tindakan Medis
a. Angiopalsti
Tindakan non- bedah dengan membuka arteri koroner yang tersumbat oleh bekuan
darah.
b. CABG (Coronary Artery Bypass Grafting)
Tindakan pembedahan dimana arteri atau vena diambil dari bagian tubuh lain
kemudiandisambungkan untuk membentuk jalan pintas melewati arteri koroner yang
tersumbat
ASUHAN KEPERAWATAN
INFARK MIOKARD AKUT
(IMA)
Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut berhubungan dengan iskemi miokard


 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
 Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Intervensi Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemi miokard

Noc:

 Tujuan:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3× 24 jam diharapkan intensitas nyeri berkurang, dengan kriteria hasil:

- Mampu mengenali kapan nyeri terjadi

- Mampu melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri

- Mampu mengontrol intensitas nyeri

- Mampu mengenali faktor penyebab nyeri

Nic

- Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensif

- Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien

- Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lainnya mengenai efektifitas tindakan pengontrolan nyeri

- Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetus atau meningkatkan nyeri.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
Nic
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3× 24 jam diharapkan intensitas nyeri berkurang, dengan
kriteria hasil:
- Keseimbangan ventilasi perfusi
- Tidak ada bunyi nafas tambahan
- Pola nafas teratur
-Tidak ada penurunan kesadaran

Noc:
- Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Monitor respirasi dan status O2
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Monitor TTV sebelum,selama,setelah aktivitas.
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.

Nic:
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3× 24 jam diharapkan intensitas nyeri
berkurang, dengan kriteria hasil:
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
- Mampu melakukan aktivitas fisik sehari-hari secara mandiri

Noc:
- Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
- Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
- Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
- Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.
Evaluasi Keperawatan

 Intensitas nyeri berkurang

 Mampu mengontrol nyeri


 Evalusi bersama pasien dan tim kesehatan lain mengenai efeketifitas
tindakan pengontrolan nyeri
 Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
 Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
 Mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai