Anda di halaman 1dari 62

CESTODA

WIBOWO, Skep.Ns.,M.Biomed
SIFAT SIFAT CESTODA

 Cacing dewasa hidup di saluran usus dan


larva di jaringan vertebrata & invertebrata.
 Bentuk pipih dorsoventral, memanjang seperti pita, bersegmen tiap
segmen disebut proglotid, beberapa proglotid disebut strobila
 Tdk mempunyai alat cerna
 Tubuh terdiri dari kepala/skolek (ujung bgn anterior yg berubah
menjadi alat pelekat kait-kait & alat isap) , leher dan strobila
 Hermafrodit tiap segmen mempunyai satu set sistem reproduksi.
 Infeksi umumnya oleh larva dalam kista.
 Ukuran beberapa milimeter s/d beberapa (10) meter
 Telur dilepaskan bersama proglotid/tersendiri melalui lubang uterus)
Kelenjar organ reproduksi.
Infeksi :

1. menelan larva infektif


2. Menelan telur

Klasifikasi

1. Ordo PSEUDO PHYLLIDEA


1. Diphyllobothrium latum
2. Diphllobothrium (Spirometra) mansoni
2. Ordo CYCLOPHYLLIDEA
• Taenia saginata penting di Indonesia
• Taenia solium
• Hymenolepis nana
• Hymenolepis diminuta
• Dipylidium caninum tidak penting di Indonesia
• Echinococcus granulosus
• E. multilocularis
• Multiceps spp.
Phylum : Plathyhelminthes
Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Cestoda Pseudophylidea Diphylobothriidae Diphylobothrium D. latum


D. mansoni/
Spirometra mansoni
(Diphylobothrium binatang

Cyclophylidea Taeniidae Taenia T. saginata


T. solium

Echinococcus E. granulosus
E. multilocularis

Multiceps M. multiceps
Hymenolepididae Hymenolepis H. nana
H. diminuta

Dilepididae Diphylidium D. caninum


Phylum Platyhelminthes
Kelas Cestoda
• Btk badan mmjg spt pita, pipih dorsoventral & beruas-ruas (proglotid)
• Tdk punya rongga badan & tdk punya saluran pencernaan
• Hermaprodit, ccg dewasa berhabitat di sal. intestine manusia & binatang
• Larva hidup di jaringan vertebrata dan invertebrata
• Kepala dilengkapi dgn sucker dgn kait-kait spt mangkok
• Ujung bgn anterior berubah mjd alat pelekat (skoleks)
• Badan ccg dewasa tdr dari 3 bgn (skoleks, leher & strobila)
• Manusia terinfeksi oleh tertelan telur dan larva larva infektif

Ordo Pseudophyllidea Ordo Cyclophyllidea


• Skoleks 2 lekuk isap, lbg genital & uterus di • Skoleks dgn 4 batil isap dgn/tanpa rostellum
tengah-tengah proglotid berkait-kait
• Telur pny operkulum, berisi sel telur & kel. brsm • Lbg genital di pinggir proglotid, unilateral atau
tinja bilateral selang-seling
• Di air sel telur mjd onkosfer, menetas & kel. • Ruang uterus tdk ada
Korasidium • Telur berisi onkosfer tumbuh dlm Hospes
• Hp.I (copepoda) mmkn korasidium & brkmbg dlm perantara dan menjadi bentuk infektif
tbh Hp. II (ikan, kodok) terus mjd sparganum (btk • Di Indonesia jenis yg terpenting: cacing pita sapi
infektif) (T. saginata) & cacing pita babi (T. solium)
• Manusia terinfeksi dgn memkn Hp.II yg mgndg
sparganum
• Yg trmsk jenis ordo ini : D. latum & D. mansoni
Morfologi cacing dewasa dan larva Cestoda
Ordo Pseudophyllidea
Diphyllobothrium latum
 Hospes :
 H. definitif : manusia
 H. Reservoir : anjing, anjing hutan, beruang
 Penyakit : difilobotriasis
 Penyebaran Geografik : Amerika barat , Cina, Jepang, Taiwan, Eropa, dan Afrika
(Madagaskar)
 Habitat Usus halus manusia, mamalia pemakan ikan
Morfologi dan Siklus Hidup
 Cacing dewasa:
 Panjang sampai 10 meter, t.a. 3000-4000 proglotid.
 Skolek : seperti sendok, mempunyai dua lekuk isap
 Proglotid :
 Lebar lebih panjang dari panjangnya
 Lubang uterus di bagian tengah proglotid
 Mempunyai lubang uterus
 Uterus panjang berkelok-kelok membentuk roset.
CACING DEWASA
Diphyllobotrium latum
SKOLEKS Diphyllobothrium latum

BENTUK:
SEPERTI SENDOK
ALAT ISAP :
SEPERTI CELAH 2 BH
 Telur :
 Mempunyai operculum (penutup/bungkus)
 Sel-sel telur
 Menetas dalam air  korasidium
 Memerlukan 2 hospes perantara
 Hospes perantara I : Cyclops dan Diaptomus
 Berisi larva PROCERCOID
 Hospes Perantara II : ikan salem
 Berisi larva PLEROCERCOID atau SPARGANUM
Daur hidup D. latum
TELUR Diphyllobothrium latum

TELUR :
• 45-70
• PUNYA OPERKULUM
• TAK ADA HEK EMBRIO
Morfologi D. latum
Rekapitulasi dari morfologi D. latum
Cara infeksi :
 makan ikan mentah yang mengandung larva pleroserkoid

 Patologi dan gejala klinis


 Tidak menimbulkan gejala berat
 Cacing di permukaan usus halus menimbulkan anemia hiperkrom
makrositer
 Bila jumlah cacing besar  obstruksi usus
 Bervareasi
 Pada infeksi berat defisiensi vit B12Anemia pernisiosa
Diagnosis
 Menemukan telur dalam tinja
 Atau proglotid keluar bersama tinja

Pengobatan
 Atabrin dalam keadaan perut kosong disertai pemberian Na-
bikarbonas.

Epidemiologi
 tidak ditemukan di Indonesia.
 Masak ikan dengan sempurna.
CACING PITA YG PENTING
DI INDONESIA
1. Taenia saginata (cacing pita sapi)
 Hospes definitif : Manusia
 Hospes Perantara : hewan Bovidae mis. sapi, kerbau dll.
 Penyakit : taeniasis saginata
 Penyebaran Geografis : kosmopolit.
Morfologi dan Siklus Hidup
 Habitat : usus halus
 Cacing dewasa :
 Panjang 4 – 12 m, Σ proglotid 1000 - 2000 bh
 Skoleks : 1 - 2 mm, 4 batil isap tanpa kait
 Proglotid : imatur, matur dan gravid
 Proglotid gravid : cabang uterus 15 -30 buah
 Proglotid gravid : keluar sendiri satu per satu secara aktif atau bersama tinja.
 Setiap hari proglotid lepas ± 9 buah proglotid
 Satu buah proglotid gravid berisi 100.000 telur
 Cara infeksi : makan daging sapi yg mengandung Cystisercus bovis yg tdk
dimasak sempurna.
 Skoleks akan keluar dgn cara evaginasi & melekat pd mukosa usus halus
manusia, spt yeyenum.
Stadium Telur
 30 – 40 x 20 - 30 µm
 Dibungkus embriofor yang bergaris-garis radial
 Isi onkosfer dengan 3 pasang kait-kait (embrio heksakan)
 Dimakan hospes perantara >>> sapi
Larva yang keluar membentuk Cysticercus bovis dalam otot sapi: otot
maseter, paha belakang & punggung.
PROGLOTID Taenia saginata

PANJANG : 4 - 8 M
PG : MONOLATERAL
BERGANTIAN

PROGLOTID : 1000 - 2000


LEBAR < PANJ
PG

CAB LAT
UTERUS:
15 - 30
Taenia saginata

Taenia saginata Taenia saginata


mature segment: gravid segment Egg of Taenia sp.
nearly square, longer than broad circular,radiating
bilobed ovary, branched uterus double wall
scattered testis, filled with eggs (H.P).
uterus:median tube (magnifier)
(magnifier)
TELUR & LARVA Taenia saginata
TELUR :
• 35 x 25 
• EMBRIOFOR
• HEKSAKAN
EMBRIO
• GRS RADIER
LARVA:
SISTISER-
KUS BOVIS
Taenia saginata (Cacing pita sapi)
Patologi dan Gejala Klinis
 Gejala klinis yang ringan, spt: sakit ulu hati, perut merasa
tdk enak, mual,muntah, mencret, pusing/gugup.
 Gejala klinis yang berat bisa menyebabkan proglotid
menyasar masuk appendiks, atau illeus (obstruksi oleh
strobila cacing)
 Gejala berkaitan dengan ditemukan cacing yang
bergerak-gerak dalam tinja atau cacing keluar dari anus.
Diagnosis
 Ditemukan proglotid yang aktif bergerak dalam tinja atau
keluar spontan.
 Proglotid dpt diidentifikasi dgn merendam dalam cairan
laktofenol sampai jernih.
 Menemukan telur dalam tinja atau dengan anal swab pd
daerah perianal.
 Tes ELISA >>>>>>>>> tes mendeteksi antigen T.
saginata dlm sampel tinja (copro antigen)
 Tes DNA dot blot >>> membedakan telur berdasarkan
spesies (T. saginata/T. solium)
Pengobatan
 Obat tradisional : biji labu merah, biji pinang
 Obat lama : kuinakrin, amodiakuin, niklosamid
 Obat baru : prazikuantel
Epidemiologi
 Sering di negara yang penduduknya makan daging sapi/kerbau yg tdk
dimasak dgn sempurna (setengah matang).
 Ternak yang dilepas di hutan atau padang rumput lebih mudah diinggapi
cacing dari pada ternak yang diikat dengan tali atau di kandang.
 Kebiasaan makan daging sapi yang dimasak kurang matang
Pencegahan
 Membuang kotoran dengan benar
 Memasak daging sapi dengan sempurna
 Pemeriksaan daging sapi yg terkontaminasi
 Vaksinasi sapi
 Tes ELISA >>> deteksi antibodi spesifik utk Cystisercus
Taenia solium (Cacing pita babi)
 Hospes definitif : Manusia
 Hospes Perantara : babi, monyet, unta, anjing, babi hutan,
domba,kucing , tikus dan manusia.
 Penyakit :
 Stadium dewasa  taeniasis solium
 Stadium larva  sistiserkosis
 Penyebaran geografis : kosmopolit, kecuali di negara-negara
Islam.
Morfologi dan Daur hidup
 Cacing dewasa
 Putih tembus cahaya
 Panjang 2 – 4 m, kk 8 m, tdd 800 – 1000 ruas
proglotid
 Skoleks : ± 1 mm, dgn 4 batil isap, rostelum dgn 2
baris kait-kait
 Proglotid gravid : cabang uterus 7 – 12 buah.
Panjang = lebar
Lbg kelamin terletak pada sisi kiri/kanan, teratur.
Berisi 30.000 - 50.000 telur
 Telur : mirip telur T. saginata
 Larva : pada otot babi (hospes perantara)
disebut Cysticercus cellulose
 Biasanya ditemukan di otot lidah babi, punggung
dan pundak babi.

 Cara infeksi : makan daging babi mentah


/kurang matang yang mengandung Cysticercus
cellulose
 Tertelan telur secara kebetulan (jarang terjadi)
SKOLEKS Taenia solium
PJNG : 2- 4 m

SKOLEKS :
• GLOBULAR
• SUCKER, 4
• ROSTELUM
DNG KAIT
SCOLEKS Taenia solium

ROSTELUM DENGAN
KAIT-KAIT
PROGLOTID Taenia solium

PROGLOTID :
• 800 - 1000
MATURE • LEBAR < PJNG
• UTERUS, CAB
LATERAL 7 - 12
• PG, MONO LAT
• BERGANTIAN

PG

PROG IMMATURE
Taenia solium (cacing pita babi)
Patologi dan Gejala Klinis
 Cacing dewasa
 hanya satu ekor tidak menimbulkan gejala yang berarti (bila
ada hanya berupa nyeri hulu hati, mencret, mual, obstipasi &
sakit kepala).
 Gejala klinik berat dapat timbul bila skoleks dengan kait-
kaitnya menembus dinding usus  peritonitis

 Larva :  sistiserkosis
 Tertelan telur atau regurgitasi isi usus sehingga telur tertelan
masuk usus.
 Dapat menghinggapi jaringan subkutis, mata, jaringan otak,
otot, otot jantung, hati, paru dan rongga perut.
 Pada otak atau medulla spinalis sistiserkus
jarang mengalami kalsifikasi  reaksi jaringan
 epilepsi, meningo-ensefalitis, gejala
tekanan intrakranial meninggi dan kadang-
kadang kelainan jiwa. Dapat terjadi
hidrosefalus internus.
 Sistiserkus tunggal pada ventrikel IV  †
 Diagnosis

 Menemukan telur dan proglotid dalam tinja


 Diagnosis sistioserkosis kulit :
 Biopsi
 Radiologis
 CT scan otak
Pengobatan
 Taeniasis : Prazikuantel dan Mebendazol
 Sistiserkosis : Prazikuantel dan pembedahan

 Prognosis
 Taeniasis baik
 Sistiserkosis tergantung berat ringannya infeksi dan
organ yang dihinggapi
 Epidemiologi

 Penyebaran infeksi dipengaruhi oleh :


 Kebudayaan
 Agama
 Cara mengkonsumsi daging babi.
PERBEDAAN KARAKTERISTIK
T. saginata T. solium

Penyakit Taeniasis Taeniasis dan sistiserkosis


Panjang cacing dws 4-12 m 2-4 m & 8 m
∑ proglotid 1000-2000 800-1000
Skolek Tanpa rostelum/kait-kait Punya rostelum + kait-kait

Proglotid Keluar sendiri scr aktif Keluar bersama tinja 2-3 progl.
satu-satu
Matang Ovarium 2 lobus Ovarium trilobus
Gravid 15-30 cabang lateral 7-12 cabang lateral
∑ telur/proglotid 100.000 30.000-50.000
Larva Cystisercus bovis Cystisercus cellulose
Hospes perantara Sapi Babi dan manusia
Cara infeksi Makan daging sapi yg Makan daging babi yg
mengandung mengandung cystisercus
cystisercus bovis cellulose dan tertelan telur

Anda mungkin juga menyukai